DISUSUN OLEH :
Dosen Pembimbing :
Prof. drg. Moh Dharmautama, Sp Pros
Aspek medikolegal
UU Pradok
Sesudah diterbitkannya Undang-Undang Praktik kedokteran (UU Pradok) tahun 2004, norma
disiplin menjadi hal baru yang perlu diperhatikan dan dikaji, karena didalam Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) ada lembaga yang disebut sebagai Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI) dengan tujuan menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran
Disiplin kedokteran adalah norma kepatuhan aturan-aturan/ketentuan penerapan keilmuan dalam
pelaksanaan
pelayanan
atau
lebih
khusus
kepatuhan
menerapkan
kaidah-kaidah
Malpraktek
Kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu
pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran di lingkungan yang sama.
Sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan, apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut
Diartikan pula dengan melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medik
Menurut Hubert W. Smith tindakan malpraktek meliputi 4D, yaitu:
Duty of Care (melanggar kewajiban perawatan/profesi)
Dereliction of That Duty (penyimpangan kewajiban)
Damage (kerugian)
Direct Causal Relationship (harus ada kaitan kausal antara tindakan yang
dilakukan dengan kerugian yang diderita )
Dokter dikatakan melakukan malpraktek jika :
Dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah berlaku umum dikalangan
profesi kedokteran
Memberikan pelayanan kedokteran dibawah standar profesi (tidak lege artis)
Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak hatihati
Melakukan tindakan medik yang bertentangtan dengan hukum
Klasifikasi
1. Kriminal malpraktik terjadi, bila seorang Dr dlm menangani suatu kasus tlh melanggar
hukum pidana & menempatkan dirinya sbg seorang tertuduh, Contoh :
Seorang Dokter yang melupakan kewajibannya untuk melaporkan kepada polisi bahwa
dia merawat seorang penjahat yang harus dilaporkan
2. Civil malpraktik terjadi, bila seorang Dokter telah menyebabkan pasiennya menderita
luka atau mati tetapi tidak dapat dituntut secara pidana. Dalam hal ini dapat digugat
secara perdata oleh pasien maupun keluarganya Contoh :
-
Ini berdasarkan prinsip De minimis noncurat lex , yang berarti hukum tidak
mencampuri hal-hal yang dianggap sepele
Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan
merenggut nyawa orang lain, maka ini diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa
lata), serius dan kriminil
Tolak ukur culpa lata :
Bertentangan dengan hukum
Akibatnya dapat dibayangkan
Akibatnya dapat dihindarkan
Perbuatannya dapat dipersalahkan
Tuntutan
Penggugat harus dapat membuktikan adanya 4 unsur berikut :
Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien
Dokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim dipergunakan
Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya
Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah standar
Terkadang penggugat tidak perlu membuktikan adanya kelalaian yang tergugat. Dalam
hukvum terdapat kaedah yang berbunyi Res Ipsa Loquitur yang berarti faktanya telah
berbicara
Misalnya : kain kassa yang tertinggal di rongga perut pasien, sehingga menimbulkan komplikasi
pasca bedah
Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan kematian orang lain, diancam dengan
pidana penjara 5th atau kurungan paling lama 1th
Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan orang lain menderita luka berat, diancam
dengan pidana penjara plg lama 5th atau kurungan plg lama 1tahun
MEDIKOLEGAL
KRITERIA PIDANA
Seorang dokter dapat dikenakan sanksi pidana, bilamana berbuat kriminal seperti:
Doktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah
orang / salah organ, product liability
PROSEDUR MEDIKOLEGAL
Prosedur mediko-legal yaitu tata-cara atau prosedur penatalaksanaan & berbagai aspek yg
berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, sumpah dokter dan etika
kedokteran.
LINGKUP PROSEDUR MEDIKOLEGAL
Pengadaan visum et repertum
Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.
Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan & pemberian keterangan ahli
di dalam persidangan .
Kaitan Visum et Repertum dengan rahasia kedokteran
Tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik.
Tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik.
KRITERIA PIDANA
TINDAKAN PELANGGARAN
PASAL KUHP
dalam bahaya
Euthanasia
Penyerangan seksual
Pelanggaran kesopanan
Informed consent
Menurut permenkes no 290/menkes/per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 pasal 45 serta
manual persetujuan tindakan kedokteran KKI tahun 2008
Persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya
setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut
Lampiran SKB IDI no. 319/p/ba./88 dan permenkes no 585 /men.Kes /per/IX /1989
tentang persetujuan tindakan medis pasal 4 ayat 2 menyebutkan dalam memberikan
- 46 % pasien takut
- 40 % pasien menerima keadaannya
- 24 % pasien sedih
- 15 % pasien tidak khawatir
Breaking bad news
menyampaikan berita buruk atau tidak menyenangkan kepada pasien yang merupakan
tanggung jawab dokter.
Komunikasi efektif kurang mendapat perhatian dalam praktik kompetensi. Dengan kata lain
ketrampilan klinis lebih diutamakan.
Komunikasi efektif penting utk membangun hubungan harmonis, membangun
kepercayaan dan rasa aman dokter, pasien, dan keluarga
Keberhasilan penyampaian informasi dipengaruhi oleh :
Ketrampilan berkomunikasi
Profesionalisme seorang dokter
Pengetahuan & kemampuan analisis
Akhlak atau budi pekerti
Kecerdasan emosi
Kecerdasan spiritual
Kesulitan yg dihadapi
Faktor Dokter :
-
Takut disalahkan
-
Ketika pelayanan medis gagal itu akan menjadi kesalahan dokter blame the
messenger
Sistem medis mendorong bahwa hasil buruk dan kematian adalah kegagalan dari
terapi yg telah diberikan
4. Membagi informasi
Hindari menggunakan istilah kedokteran yg tidak dimengerti
menggunakan bahasa yg selevel dengan bahasa yg digunakan pasien
menyampaikan informasi bertahap
5. Berespon terhadap emosi pasien
Jangan memotong luapan emosi pasien baik itu berupa dia marah, nangis,
mengeluh, dsb.
mengamati selalu ekspresi dan emosi pasien
6. Negosiasikan langkah follow up yg diperlukan pasien
Contoh : Minggu depan, kita konsultasi lagi ya pak
Summary
Akhir percakapan, mereview kembali keseluruhan
Menyimpulkan dengan ringkas dan jelas
Memberikan pasien kesempatan bertanya atau menanggapi
P atients Perception
I nvite patient to share Information
K nowledge transmission
E - xplore Emotions and Empathize
S ummarize & Strategize