Anda di halaman 1dari 12

ep

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

PUTUSAN

ng

No.57 P/HUM/2006

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


MAHKAMAH AGUNG

gu

memeriksa dan memutus permohonan keberatan Hak Uji Materiil terhadap Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak No.SE-10/PJ-6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995

tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Atas Perguruan Tinggi

Swasta (PTS), karena Pemohon menilai Surat Edaran tersebut isinya sangat

ub
lik

ah

bertentangan dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah


diubah dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan pada tingkat pertama dan terakhir telah mengambil putusan sebagai

am

berikut dalam permohonan keberatan antara :

Dr. IR. H. SUHARYADI, M.S.,

Ketua Umum Asosiasi

ep

Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (APTISI) ber-

ah
k

dasarkan Keputusan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta


Indonesia

No.30/SK/PP-APTISI/VIII/2005

tentang

In
do
ne
si

Penyempurnaan susunan Pengurus Pusat Harian Asosiasi

Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Periode 2003-2007,

A
gu
ng

dalam hal ini memberikan kuasa kepada :


1. HS. PRAMONO, SH.,
2. GASPAR GANGGAS, SH, M.S. ,

3. SUHARIWANTO, SH. M.Hum,

Kesemuanya tergabung dalam Komisi Hukum Asosiasi


Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah VII

Jawa Timur yang berkantor di Jalan Arief Rachman Hakim

lik

ah

No.103 Surabaya, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa


tanggal 12 Desember 2006 bertindak untuk dan atas nama

ub

serta mewakili kepentingan ASOSIASI PERGURUAN TINGGI


SWASTA SESLURUH INDONESIA (APTISI) berkedudukan

ka

di Jakarta Jalan Menteng Raya No.29 Lantai II, berdasarkan

ep

kekuatan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Desember 2006,

es
on

Hal. 1 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

ng

ah

untuk selanjutnya disebut sebagai PEMOHON ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 1

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

melawan:

DIREKTURAT JENDERAL PAJAK, berkedudukan di Jalan


Subroto

Jakarta,

selanjutnya

ng

Gatot

Termohon ;

Mahkamah Agung tersebut ;

gu

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

disebut

sebagai

Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan dalam surat permohonannya

ub
lik

ah

tanggal 14 Desember 2006 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung

pada tanggal 26 Desember 2006, dan diregister dengan No.57 P/HUM/Th.2006


.telah mengajukan keberatan dengan dalil-dalil pada pokoknya sebagai berikut :

am

I. Latar belakang :

Bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

ep

Tahun 1945 telah memberi amanat pada Pemerintah untuk melindungi segenap

ah
k

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta

In
do
ne
si

dan keadilan sosial ;

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

A
gu
ng

Bahwa atas dasar amanat Pembukaan Undang Undang Dasar 1945

tersebut,

Pemerintah

telah

bertekat

untuk

mengusahakan

dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional guna meningkatkan


keimanan dan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Masa Esa serta akhlak yang
mulia dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia ;

Bahwa oleh sebab itu sistem pendidikan nasional harus mampu


warga

negara

untuk

memperoleh

pemerataan

kesempatan

lik

pendidikan, peningkatan mutu yang relevan dengan tuntutan perubahan


kehidupan lokal, nasional dan internasional; Dalam rangka itulah diperlukan

ub

usaha pembaharuan kurikulum secara terus menerus, terencana, terarah dan


berkesinambungan ;

Bahwa guna menjamin pemerataan kesempatan pendidikan secara


terencana, terarah dan berkesinambungan tersebut, pemerintah membuka

ep

ka

ah

menjamin

peluang bagi warga masyarakat untuk mendirikan lembaga pendidikan mulai

sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

pemerintah

dalam

upaya

mencerdaskan

on

membantu

Hal. 2 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

sangat

gu

pendidikan

ng

Sistem Pendidikan Nasional. Partisipasi warga masyarakat mendirikan lembaga

es

dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi dengan syarat memenuhi kualifikasi

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

kehidupan bangsa. Dengan demikian seharusnya pemerintah memberi ruang

gerak seluas-luasnya kepada lembaga pendidikan untuk lebih consent

ng

meningkatkan kualitas pendidikannya yang saat ini sangat tertinggal dengan


negara lain termasuk dengan Negara tetangga di Asia Tenggara ;

Bahwa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai salah satu institusi

gu

pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikannya mempunyai fungsi sosial


dalam upaya ikut berperan serta meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

Karena itu semestinya pemerintah tidak memberi beban pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) kepada lembaga pendidikan melalui Surat Edaran Dirjen

ub
lik

ah

Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995 ;

Bahwa di dalam UUD 1945 khususnya Pasal 23 ayat (2), mengatur


dengan tegas "Pengenaan Pajak harus berdasarkan Undang Undang". Di dalam

am

Undang Undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, Pasal 3 ayat (1)

ep

huruf (a) dinyatakan bahwa Institusi Pendidikan termasuk Obyek Pajak yang

ah
k

tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan. Karena Institusi Pendidikan masuk
dalam Kualifikasi Institusi yang bergerak dibidang Pelayanan Kepentingan

In
do
ne
si

Umum yang tidak mencari Keuntungan (NIRLABA). Dengan demikian

pengenaan Pajak PBB kepada PTS melalui Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-

A
gu
ng

10/PJ.6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995 jelas-jelas bertentangan dengan UU


Pajak Bumi dan Bangunan karena itu harus dicabut ;

Bahwa di samping itu, dalam Undang Undang Republik Indonesia

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan

pengganti Undang Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dalam Ketentuan Pasal 53 ayat (3) nya mengatur dengan tegas

lik

secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan". Dengan demikian


pongenaan Pajak Bumi dan Bangunan atas lembaga pendidikan yang prinsip

ub

pengelolaannya adalah prinsip Nirlaba juga jelas-jelas sangat membebankan


lembaga pendidikan ;

Bahwa keluarnya Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak sebagaimana


tersebut di atas, bila dicermati secara sungguh-sungguh merupakan produk

ep

ka

ah

"Badan Hukum Pendidikan Berprinsip NIRLABA dan dapat mengelola dana

hukum yang tidak saja tidak mempunyai payung lebih tinggi di atasnya tetapi

1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.12 Tahun 1994

ng

yang secara khusus mengatur tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan Undang-

on

Hal. 3 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

undang tersebut hingga saat ini masih berlaku ;

es

juga isinya sangat kontradiktif dengan substansi Undang-undang No.12 Tahun

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa selain itu substansi dasar pengenaan Pajak Bumi dan

ng

Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak sebagaimana disebutkan di

atas, sama sekali tidak mencerminkan asas demokrasi dan rasa keadilan,
karena ada diskriminasi antara Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi

gu

Negeri. Surat Edaran Dirjen Pajak ini hanya berlaku untuk Perguruan Tinggi
Swasta, sedangkan Perguruan Tinggi Negeri tidak ditetapkan sebagai Subyek

Pajak untuk PBB. Diskriminasi seperti itu tidak mencerminkan kesetaraan antara
PTN dan PTS padahal baik PTN maupun PTS sama-sama mempunyai

ub
lik

ah

tanggung jawab yang sama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa ;


II. Kedudukan Hukum dan Kepentingan Pemohon :

Bahwa Pemohon adalah Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh

am

Indonesia (APTISI) Pusat yang berkedudukan di Jakarta Jalan Menteng Raya


No.29 Lantai II; yang mewadahi seluruh APTISI di daerah-daerah yang

ep

mempunyai kepedulian menjalankan aktivitas untuk membantu pemerintah guna

ah
k

memajukan cita-cita yang diamanatkan Pembukaan Undang Undang Dasar


1945 yakni

Ikut serta dalam upaya Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" ;

In
do
ne
si

Bahwa Pemohon adalah pihak yang sangat dirugikan dengan adanya

Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tanggal 24 Februari 1995,

A
gu
ng

karena substansi atau materi muatan Surat Edaran Dirjen Pajak tersebut
bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi tingkatannya,
yaitu Undang-Undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan ;
Bahwa

Pemohon

menilai

Surat

Edaran

Dirjen

Pajak

No.SE-

10/PJ.6/1995, tanggal 24 Pebruari 1995 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) Atas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sangat memukul dan

lik

Dan jika hal itu dibiarkan berlangsung terus dan tidak segera dihentikan cepat
atau lambat Perguruan Tinggi Swasta yang merupakan mitra Pemerintah untuk

ub

mewujudkan bangsa yang cerdas akan lemah dalam memenangkan persaingan


untuk memberi layanan pendidikan yang berkualitas ;
Bahwa
sebagaimana

berdasarkan
Pemohon

ketentuan

kemukakan

di

hukum

dan

atas,

maka

ep

ka

ah

berdampak Negatif bagi tumbuh dan perkembangan Perguruan Tinggi Swasta ;

dasar

argumentasi

jelaslah

Pemohon

mempunyai kedudukan hukum dan dasar kepentingan untuk mengajukan

Pajak No.SE-I0/PJ.6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995 tentang Pengenaan Pajak

ng

Bumi dan Bangunan (PBB) atas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) karena

on

Hal. 4 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

substansi atau materi muatan Surat Edaran Dirjen Pajak tersebut sangat

es

permohonan "Judicial Review" terhadap pemberlakuan Surat Edaran Dirjen

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

bertentangan dengan UU yang masih berlaku dan merugikan kepentingan


pemohon ;

ng

III. Kompetensi Mahkamah Agung :

Bahwa untuk menguji suatu peraturan perundang-undangan dibawah

Undang-undang terhadap Undang-undang, menurut undang-undang yang

gu

berlaku adalah merupakan kewenangan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Hal tersebut diatur di dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b Undang-undang Republik

Indonesia No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 31 ayat

(1) Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2004 Tentang Perubahan

ub
lik

ah

Atas Undang-Undang No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung ;

Bahwa permohonan Pengujian peraturan perundang-undangan di


bawah undang-undang terhadap undang-undang diajukan langsung oleh

am

Pemohon atau kuasanya kepada Mahkamah Agung dan dibuat secara tertulis
dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut secara tegas diatur di dalam Pasal 31 A

ep

Undang-Undang No.5 Tahun 2064 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

ah
k

No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung ;


Bahwa hak uji materiil (Judicial Review) yang diajukan oleh Pemohon

In
do
ne
si

adalah Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No.SE-10/PJ-6/1995 tanggal 24

Pebruari 1995 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas

A
gu
ng

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terhadap Undang-undang No.12 Tahun 1985


sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.12 Tahun 1994 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan ;
Bahwa

berdasarkan

uraian-uraian

tersebut

di

atas,

Pemohon

berkeyakinan kuat, Mahkamah Agung mempunyai kewenangan absolut untuk


memeriksa dan sekaligus memutuskan permohonan hak uji materiil (Judicial

lik

IV. Argumen-Argumen Hukum "Judicial Review" :

Bahwa pada tanggal 24 Pebruari 1995, merupakan awal pengenaan

ub

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan
dasar hukum : Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE10/PJ.6/1995. Dalam Surat
Edaran tersebut Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dianggap sebagai Subyek

ep

Pajak, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagaimana disebutkan dalam


angka 4 Surat Edaran Dirjen yang menetapkan sebagai berikut :

Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan pungutan lainnya dengan Hama

on

ng

Hal. 5 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu
A

es

apapun rata-rata >= Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) satu tahun ;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Review) yang diajukan oleh Pemohon ;

Halaman 5

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Luas bangunan >= 2.000 m2 ;

Lantai/tingkat bangunan >=4 lantai ;

ng

Luas tanah >= 20.000 m2 ;

Jumlah mahasiswa >= 3.000 mahasiswa ;

Bahwa penetapan kriteria sebagaimana disebutkan dalam angka 4

gu

Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tersebut di atas, substansi atau

materi muatannya disamping dapat menghambat dan mempersempit ruang

gerak pertumbuhan Perguruan Tinggi Swasta (PTS); juga pemohon menilai


materi muatan atau substansi surat edaran Dirjen Pajak tersebut bertentangan

ub
lik

ah

dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi tingkatannya (lex superiors


derogat lex inferior) ;

Adapun ketentuan lebih tinggi yang dilanggar oleh Surat Edaran Dirjen

am

Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995 adalah sebagai berikut :


1. UUD 1945 khususnya Pasal 23 ayat (2), yang dengan tegas menyatakan

ep

"Pengenaan Pajak harus berdasarkan ketentuan Undang-undang. Menurut

ah
k

UU Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan secara tegas
menyatakan "Lembaga pendidikan termasuk subjek pajak yang dikecualikan

In
do
ne
si

dari kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan" artinya lembaga

pendidikan seperti PTS tidak dipungut PBB. Dengan demikian materi muatan

A
gu
ng

Surat Edaran Dirjen Pajak tersebut jelas sangat bertentangan dengan UU


yang lebih tinggi mengatur tentang Pajak Bumi dan Bangunan ;

2.

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

khususnya Pasal 53 ayat (3) yang dengan tegas menyatakan bahwa "Badan

Hukum Pendidikan berprinsip Nirlaba dan dapat mengelola dana secara

mandiri untuk memajukan satuan pendidikan". Pengenaan dana biaya


pendidikan

peserta

didik

(mahasiswa)

dilakukan

untuk

lik

ah

melaksanakan aktivitas pendidikan, bukan mencari profit, sebab kalau dana


tersebut dapat dihemat juga dikembalikan untuk pengembangan program
dalam

memacu

kualitas

yang

sudah

sangat

tertinggal

ub

pendidikan

dibandingkan dengan Negara lain di Asia Tenggara. Isi Surat Edaran Dirjen

ka

Pajak No.SE-10/PJ.6/1994 tanggal 24 Pebruari 1995 tersebut jelas

ep

bertentangan dengan prinsip NIRLABA yang diatur di dalam UU Nomor 20


Tahun 2003 khususnya Pasal 53 ayat (3) tersebut ;

Undang-undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan


khususnya Pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bahwa Obyek Pajak yang

ng

on

Hal. 6 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Obyek Pajak :

es

3.. Undang-undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

kepada

Halaman 6

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ng

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang


tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan ;

b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis itu ;

gu

c. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman

nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai desa, dan tanah negara

d. Digunakan oleh

perwakilan

diplomatik

konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal batik ;

ub
lik

ah

yang belum dibebani suatu hak ;

e. Digunakan oleh atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan


oleh Menteri Keuangan ;

am

Penjelasan pasal 3 (1) selengkapnya adalah " Yang dimaksud dengan tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan adalah bahwa obyek itu

ep

diusahakan untuk melayani kepentingan umum dan nyata-nyata tidak digunakan

ah
k

untuk mencari keuntungan. Hal ini dapat diketahui antara lain dari anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga dan Yayasan Ibadah yang bergerak dalam

In
do
ne
si

bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional

tersebut. Termasuk pengertian ini adalah hutan wisata milik negara sesuai

A
gu
ng

Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1987 tentang Ketentuan-ketentuan pokok

Kehutanan. Bahwa sudah sangat jelas bahwa pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan terhadap Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

sangat bertentangan ketentuan Pasal 3 ayat 1 UU Nomor 12 Tahun 1994,


karena itu Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-10/PJ.6/1995 adalah tidak sah

serta tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dan karenanya harus di

lik

Bahwa Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tanggal 24


Pebruari 1995 selain bertentangan dengan beberapa peraturan perundang-

ub

undangan di atas, juga sangat bertentangan dengan azas hukum yang berlaku
khususnya azas hukum Lex Superiors Derogat Legi Inferiors. Azas hukum
tersebut pada intinya menyatakan jika isi aturan yang lebih rendah bertentangan

ep

dengan aturan yang lebih tinggi, maka aturan yang lebih rendah tidak berlaku.
Berdasarkan azas hukum tersebut, maka Surat Edaran Dirjen Pajak tersebut

yang bertentangan dengan beberapa Undang-undang di atas adalah tidak sah

on

Hal. 7 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

ng

es

dan karena itu harus dicabut ;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

cabut ;

Halaman 7

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa kriteria yang ditetapkan dalam Surat Edaran Dirjen Pajak


No.SE-10/PJ.6/1995

tersebut

juga

bertentangan

dengan

"Legal

Spirit"

ng

Ketentuan dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989, khususnya penjelasan

Pasal 51 yang berbunyi "Pengelolaan Satuan Pendidikan Jalur Sekolah yang


diselenggarakan Oleh Masyarakat yang Lazim disebut Perguruan Swasta

gu

dilakukan oleh suatu badan yang bersifat Sosial, sedangkan Pengelolaan Jalur
Pendidikan Luar Sekolah dapat pula oleh perorangan". Dan bertentangan

dengan Undang Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, yang pada Pasal 53 nya secara tegas menyatakan "Sifat Nirlaba" dari

ub
lik

ah

lembaga pendidikan untuk lebih memperjelas dikutip selengkapnya Ketentuan


Pasal 53 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 sebagai berikut :

(1). Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh

am

Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan ;


(2). Badan Hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berfungsi

ep

memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik ;

ah
k

(3). Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berprinsip
nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan

In
do
ne
si

satuan pendidikan ;

(4). Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan undang-undang

A
gu
ng

tersendiri ;

Undang Undang yang mengatur Badan Hukum Pendidikan sebagaimana

diamanatkan oleh Ketentuan Pasal 53 ayat (4) Undang-Udang No.20 Tahun


2003 tersebut, materi muatannya harus sejalan dan sejiwa dengan Undang-

Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut,


Sebab Badan Hukum Pendidikan adalah Subyek Hukum yang diberikan

lik

Sosial atau Nirlaba ;

Bahwa dalam Surat Edaran Dirjen Pajak tersebut dinyatakan, yang

ub

dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Perguruan Tinggi Swasta yang
cenderung memperoleh Keuntungan. Dan disamping itu ditegaskan pula,
apabila

sebuah

Perguruan

Tinggi

Swasta

dapat

membuktikan

dalam

kegiatannya, nyata-nyata tidak memperoleh keuntungan, maka Peruguruan

ep

ka

ah

kepercayaan untuk menyelenggaraan Satuan Pendididkan yang bertujuan

Tinggi Swasta tersebut dapat mengajukan permohonan pembatalan Surat

Bangunan dalam suratnya No.S-991/PJ.6/1995 yang ditujukan kepada Ketua

ng

Umum BM-PTSI memberi penjelasan yang tidak jauh berbeda dengan Surat

on

Hal. 8 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

Edaran Dirjen Pajak tersebut, dengan menyatakan bahwa terhadap Perguruan

es

Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT); lebih lanjut Direktur Pajak Bumi dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Tinggi Swasta yang hanya semata-mata melayani kepentingan umum di bidang


Pendidikan nyata-nyata tidak untuk mencari keuntungan dapat mengajukan

ng

Permohonan Pembatalan SPPT. Berkaitan dengan isi Surat Edaran Dirjen

Pajak tersebut Prof. Dr. Suwoto Mulyosudarmo, dalam Harian Surabaya Post,
Minggu 30 Juli tahun 1995 Hal. 3 Kolom 5 menyatakan : "Pelaksanaan

gu

Pemungutan Pajak Bagi Yayasan Pendidikan yang memperoleh Keuntungan


sebagaimana

disebutkan

dalam

Surat

Edaran

Dirjen

Pajak

tersebut

mengandung "Contra Dictio Interments" artinya Badan pengelolaan Perguruan


Tinggi Swasta adalah Yayasan, sedangkan setiap yayasan adalah badan yang

ub
lik

ah

bersifat sosial yang tidak pernah bermaksud memperoleh keuntungan ;

Bahwa Prof. Dr. Suwoto Mulyosudarmo (Almarhum) Guru Besar Hukum Tata
Negara dan Hukum Administrasi Negara, juga menyatakan " Ada satu sifat

am

mendasar yang membedakan praktik pengelolaan Yayasan Pendidikan dengan


Badan Usaha Komersial, Yayasan hanya dibenarkan menggunakan sisa dana

ep

pengelolaan untuk pengembangan yayasan sesuai dengan tujuan yang tertera

ah
k

dalam AD/ART, sedangkan usaha Komersial berbagi Keuntungan dari sisa hasil
usaha. Jika terjadi penyimpangan, dalam pengelolaan Yayasan Pendidikan

In
do
ne
si

yang "Cenderung mencari Keuntungan; hal tersebut menjadi Kompetensi


Absolut Mendiknas untuk melakukan fungsi kontrol/pengawasan; Bukan

A
gu
ng

dikenakan PBB ;

Jadi sebenarnya keinginan Dirjen Pajak memungut PBB bagi Perguruan Tinggi

Swasta (PTS) yang memperoleh keuntungan sama halnya dengan melegalisasi


suatu penyimpangan. Praktik seperti ini tidak boleh terjadi ;

Bahwa dengan berdasar Ketentuan Pasal 23 ayat (2) 1945 Jis Undang-

Undang No.12 Tahun 1994 Jis Undang-Undang No.20 Tahun 2003, maka Surat

lik

diibaratkan seperti pohon yang "di atas tidak berdaun lebat, sedangkan di
bawah tidak berakar kuat", Karena Surat Edaran Pajak ini bertentangan dengan

ub

Peraturan Perundangan yang lebih tinggi derajatnya "Lex Superiors Derogat


Lex Inferiors".

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Pemohon Hak Uji Mareriil

ep

mohon kiranya Mahkamah Agung RI memberikan putusan sebagai berikut :


1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan "Judicial Review" ini ;

Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Atas Perguruan Tinggi Swasta
(PTS), sebagai Bertentangan dengan Pasal 23 (2) UUD 1945 Jis Undang

ng

on

Hal. 9 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang Undang

es

2. Menyatakan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-10/PJ.6/1995 tentang

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Edaran Dirjen Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995 dapat

Halaman 9

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Jis Undang

Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

ng

Nasional ;

3. Menyatakan Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-10/PJ.6/1995 tentang


Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Atas Perguruan Tinggi Swasta

gu

(PTS) sebagai tidak mempunyai Kekuatan Hukum yang mengikat dan tidak
berlaku, serta batal demi hukum sejak dikeluarkan Surat Edaran Dirjen.

ah

4. Memerintahkan

Kepada

Pemerintah

Republik Indonesia c.q Menteri

Keuangan Republik Indonesia c.q Direktorat Jenderal Pajak untuk mencabut

ub
lik

Pajak tersebut ;

dan menyatakan tidak berlaku Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE10/PJ.6/1995 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Atas

am

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ;

ep

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :

ah
k

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah


sebagaimana tercantum dalam duduk perkara tersebut di atas ;

In
do
ne
si

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan substansi permohonan

keberatan yang diajukan, maka terlebih dahulu perlu dipertimbangkan apakah

A
gu
ng

permohonan keberatan yang diajukan tersebut masih dalam tenggang waktu


yang ditentukan dalam Pasal 2 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01
Tahun 2004, sebagai aturan dasarnya ;
Menimbang, bahwa menurut ketentuan

Pasal 2 ayat (4) Peraturan

Mahkamah Agung No.01 Tahun 2004, permohonan keberatan diajukan dalam

tenggang waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak ditetapkan peraturan

lik

Menimbang, bahwa Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No.SE10/PJ-6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan

ub

Bangunan (PBB) Atas Perguruan Tinggi Swasta (PTS), karena Pemohon


menilai Surat Edaran tersebut isinya sangat bertentangan dengan UndangUndang No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

ep

No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang dijadikan obyek
permohonan keberatan Hak Uji Materiil dalam perkara ini ditetapkan pada

on

Hal. 10 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

ng

es

tanggal 24 Pebruari 1995 ;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

perundang-undangan yang bersangkutan ;

Halaman 10

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa permohonan keberatan Hak Uji Materiil Pemohon


didaftarkan di Kepaniteraan Mahkamah Agung pada tanggal 26

Desember

ng

2006, dengan demikian apabila tenggang waktu dihitung sejak Surat Edaran
Direktorat Jenderal Pajak No.SE-10/PJ-6/1995 tanggal 24 Pebruari 1995

tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Atas Perguruan Tinggi

gu

Swasta (PTS), karena Pemohon menilai Surat Edaran tersebut isinya sangat

bertentangan dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan

Bangunan yang merupakan obyek permohonan keberatan a quo ditetapkan

24 Pebruari 1995 ternyata telah melampaui tenggang waktu 180

ub
lik

ah

tanggal

(seratus delapan puluh) hari ;

Menimbang, bahwa oleh karena itu permohonan keberatan Hak Uji

am

Materiil yang diajukan Pemohon telah tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 2
ayat (4) PERMA No.01 Tahun 2004 tersebut di atas, oleh karenanya

ep

permohonan a quo secara formil tidak dapat diterima, sehingga pemeriksaan

ah
k

permohonan tidak dapat dilanjutkan dan permohonan Pemohon haruslah

dinyatakan ditolak ;

Pemohon haruslah dibebani membayar biaya perkara ini ;

In
do
ne
si

Menimbang, bahwa karena permohonan Pemohon ditolak, maka

A
gu
ng

Mengingat Undang-Undang No.4 Tahun 2004, Undang-Undang No.14

Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.5 Tahun

2004, PERMA No.01 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain


yang bersangkutan ;

MENGADILI:

Menolak permohonan keberatan Hak Uji Materiil dari Pemohon :

lik

Seluruh Indonesia (APTISI) tersebut ;

Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang timbul

Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) ;

ub

dalam permohonan keberatan Hak Uji Materiil ini ditetapkan sebesar

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


Agung pada hari Rabu, tanggal 13 Pebruari 2008 oleh Prof. DR. H. Ahmad

ep

ka

ah

Dr. Ir. H. SUHARYADI, MS. Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta

Sukardja,SH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

Sastrohardjono, SH. M.Sc, Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan

oleh

tersebut, dan dibantu oleh

on

Hakim-Hakim Anggota

itu juga

Hal. 11 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

Majelis beserta

gu

Ketua

ng

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari

es

sebagai Ketua Majelis, H. Imam Soebechi, SH. MH. dan Widayatno

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

A. Karim Manap, SH. MH., Panitera-Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh para

ng

pihak ;

Hakim-Hakim Anggota :

Ketua:

Ttd.

Ttd.

gu

H. Imam Soebechi, SH. MH.

Prof. DR. H. Ahmad Sukardja, SH.

Ttd.

ub
lik

ah

Widayatno Sastrohardjono, SH. M.Sc.

Panitera-Pengganti :
Ttd.

ep

Biaya-biaya :

ah
k

1. M e t e r a i. Rp.

6.000,-

2. R e d a k s i Rp.

Rp. 993.000,-

3.Administrasi

1.000,-

A
gu
ng

Jumlah : Rp.1.000.000,-

Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI.
a.n. Panitera

ah

( ASHADI, SH )

es
on

Hal. 12 dari 12 hal. Put. No.57 P/HUM/2006

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

NIP. : 220 000 754

lik

Panitera Muda Tata Usaha Negara

In
do
ne
si

am

A. Karim Manap, SH. MH.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai