Anda di halaman 1dari 3

Nama

NIM
Tugas

: Rezky Rahmayanti
: J1C111043
: Evolusi

Dosen: Muhamat, S.Si., M.Sc.

MACAN DAHAN (Neofelis diardi)

Gambar 1. Macan Dahan (Neofelis diardi)

Macan dahan memiliki nama latin Neofelis diardi. Ini adalah jenis kucing
liar endemik Indonesia berukuran medium yang hanya dapat ditemukan di Pulau
Kalimantan dan Pulau Sumatera. Meskipun namanya adalah macan dahan, pada
kenyataannya kucing liar ini tidaklah ada hubungan dengan macan tutul. Kucing
ini diberi nama Neofelis diardi untuk menghormati naturalis dan penjelajah
Prancis yang bernama Pierre-Mdard Diard. Berikut adalah klasifikasi dari
Macan dahan tersebut:
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Chordata

Classis

: Mammalia

Ordo

: Carnivora

Familia

: Felidae

Genus

: Neofelis

Species

: Neofelis diardi

Dulunya, macan dahan sumatera diklasifikasikan sebagai subspecies dari


macan dahan (Neofelis nebulosa). Namun sejak tahun 2006 kucing eksotis ini
diklasifikasikan sebagai satu spesies tersendiri. Dan pada 14 Maret 2007, sesuai
dengan sebuah artikel yang diterbitkan oleh WWF, kucing ini diberi nama macan
dahan kalimantan. Dalam artikel yang diterbitkan WWF tersebut seorang yang

Nama
NIM
Tugas

: Rezky Rahmayanti
: J1C111043
: Evolusi

Dosen: Muhamat, S.Si., M.Sc.

bernama Dr. Stephen OBrien dari U.S. National Cancer Institute mengatakan
Hasil

kajian

genetik

jelas-jelas

menunjukkan

bahwa macan

dahan

Kalimantan harus dianggap sebagai spesies yang terpisah.


Macan dahan kalimantan merupakan spesies kucing terbesar di Kalimantan.
Kucing ini memiliki berat badan sekitar 12 hingga 25 kg, dengan panjang tubuh
sekitar 90 cm. Habitat Macan dahan kalimantan adalah di hutan hujan dataran
rendah dengan ketinggian di bawah 1500 mdpl di Kalimantan. Sedangkan apabila
macan dahan Sumatera, mereka menghuni daerah perbukitan dan pegunungan.
Macan dahan kalimantan berburu di permukaan tanah. Kemampuan memanjatnya
yang baik, lebih digunakan untuk melarikan diri dari bahaya. Belum banyak yang
diketahui dari kucing langka ini. Namun diperkirakan, macan dahan kalimantan
adalah binatang soliter.
Menurut Lembaga Konservasi Internasional Red List IUCN tahun 2008,
populasi macan dahan kalimantan masuk dalam status Rentan (terancam
punah). Berkurangnya jumlah macan dahan jenis ini diyakini akibat kebakaran
hutan, pembakaran ilegal, dan perburuan liar. Sebenarnya macan dahan
kalimantan sudah dilindungi oleh Undang-Undang. Namun penegakan atas
hukum yang sudah ditentukan tidaklah berjalan sebagaimana mestinya.

FAKTA
Sebuah cerita yang terjadi di daerah tempat saya berasal yaitu Kota Muara
Teweh Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah. Menurut informasi yang saya
dapatkan dari daerah tempat saya berasal. Siang hari seperti biasa pada tanggal 1
September 2008, seorang masyarakat bernama Suta pergi ke hutan di sekitar
tempat tinggalnya di Desa Butong, Kecamatan Muara Teweh Tengah, Kabupaten
Barito Utara, Kalimantan Tengah, untuk melihat perangkap (jerat) yang dipasang
untuk menangkap babi. Berburu babi dengan jebakan yang disebut warga
setempat jipah merupakan pekerjaan rutinnya selain bertani karet. Betapa
kagetnya Suta karena bukan babi yang terjerat, tapi seekor binatang yang kulitnya
bercorak awan (bulat-bulat) berwarna abu-abu dengan panjang tubuh satu meter.
Saat saya melepas dari jerat perangkap, binatang itu tanpa meronta,
padahal taringnya cukup panjang sekitar 10 cm, kata Suta, lelaki berusia 40

Nama
NIM
Tugas

: Rezky Rahmayanti
: J1C111043
: Evolusi

Dosen: Muhamat, S.Si., M.Sc.

tahun yang tinggal di RT 5 Desa Butong. Binatang itu kemudian dibawa ke


desanya yang berjarak tiga kilometer dengan tas terbuat dari rotan yang ditaruh
dipunggung (lanjung) biasa dijadikan alat untuk mengangkut hasil kebun warga
setempat. Tertangkapnya binatang liar yang ternyata macan dahan (Neofelis
diardi) itu langsung membuat gempar masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
yang tidak jauh dari SDN 1 Butong. Macan dahan hidup dari pohon ke pohon di
dalam hutan lebat.
Semula binatang itu akan diserahkan kepada Pemkab Barito Utara untuk
dipelihara, tapi tiga hari setelah ditangkap, macan itu melarikan diri dengan
merusak papan kayu yang dijadikan kurungan dan diletakkan di bawah
rumah. Padahal, Suta tengah mempersiapkan sangkar dari besi. Sementara itu,
Alwis Gandrung, warga Muara Teweh, mengatakan kepercayaan masyarakat
setempat dengan tertangkapnya hewan langka berjenis kelamin jantan yang
disebut satua panjang buntut atau binatang panjang ekor oleh warga suku Dayak
setempat sebagai tanda kenaasan atau sial, baik bagi penemu maupun binatang
tersebut. Menurut dia (Alwis Gandrung), binatang ini sulit ditemukan sehingga
bagi orang yang bisa mendapatkannya berarti binatang tersebut mengalami sial
atau disebut warga setempat dengan nama kepuhunan. Bahkan kepercayaan
orang Dayak binatang ini merupakan hewan jadi-jadian atau mahluk halus dan
baru kali ini macan dahan bisa ditangkap, kata Alwis.
Namun pada hakikatnya secara ilmiah hewan yang ditemukan warga desa
bernama Suta tadi adalah hewan macan dahan yang telah teridenfikasi yang
dikenal dengan nama ilmiah Neofelis diardi.

Referensi:
Cagar Alam PARARAWEN I/II. Barito Utara, Kalimantan Tengah, 5.855,00 ha,
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 85/Kpts-II/1999,
25 Februari 1999
Cagar Alam Bukit Sapat Hawung. Murung Raya, Gunung Mas, Kalimantan
Tengah, 239.000,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor:
174/Kpts/Um/3/83, 8 Maret 1983.

Anda mungkin juga menyukai