Anda di halaman 1dari 20

METODE GOELISTRIK

TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)


BY KELOMPOK 7
MUHAMMAD IHSAN
MUH. ARRIJAL AKRAM
ROBBY NUHUNG
KHAERUDDIN YUSRAN
M U H A J I R N AT Z I R
IMAM MUCHLISH ADIPUTRA
M U H . I R Z A L A FA N D I

PENDAHULUAN

Tujuan
a. Memahami konsep
jenis.
b.
Memahami
menginterpretasi.

tahanan
cara

TINJAUN PUSTAKA

Bumi ini terdiri dari berbagai macam


lapisan. Lapisan itu juga terdiri dari
berbagai macam kandungan seperti
batuan, mineral dan tanah.
Batuan dan mineral yang ada di bumi
memiliki
sifat-sifat
listrik
seperti;
potensial listrik alami, konduktivitas
listrik, dan konstanta dielektrik.

LANJUTAN

Ada berbagai metode yang dilakukan


untuk mengetahui kondisi di bawah
permukaan tanah. Salah satunya adalah
metode geolistrik. Metode ini dapat
dijadikan cara untuk menyelidiki sifat
listrik di dalam bumi melaui respon yang
ditangkap dari dalam tanah berupa beda
potensial, arus listrik, dan medan
elektromagnetik. Salah satu dari metode
geolistrik ini adalah metode tahanan jenis.

LANJUTAN

Metode resistivitas umumnya digunakan


untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 500
m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus
listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui
dua elektroda arus, sedangkan beda
potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran
arus dan beda potensial listrik, dapat
diperoleh variasi harga resistivitas listrik
pada lapisan di bawah titik ukur.

LANJUTAN
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum
Ohm yaitu arus yang mengalir (I) pada suatu medium
sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan
berbanding terbalik dengan resistansi (R) mdium, atau
dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium
yang dialiri (x), dan berbanding terbalik dengan luas
bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang
menghasilkan harga resistivitas semu app (apparent
resistivity) dirumuskan oleh :
app = K array . V / I

KONFIGURASI ELEKTRODA
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa
metoda pengambilan data sesuai dengan
peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini
berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian
resistivity
yang
kita
lakukan.
Adapun
aturan/metoda tersebut antara lain :

1. Metoda Wenner
2. Metoda Schlumberger

KONFIGURASI WANNER

Skema konfigurasi Wenner

Konfigurasi Wenner digunakan pada jarak yang sama


antara elektroda. Dalam konfigurasi ini AM = MN =
NB. Pada konfigurasi ini persamaan relativitasnya
menjadi
Dengan K = 2a

LANJUTAN
Pada konfigurasi ini, jarak antar elektroda a harus
seragam untuk setiap pengukuran. Bila jarak
elektroda AB 12 m, maka jarak elektroda MN 4 m dan
demikian seterusnya. Sedangkan menurut referensi
yang diperoleh konfigurasi Wenner-Schlumberger
adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang
konstan dengan catatan faktor n untuk konfigurasi
ini adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1
(atau C2-P2) dengan spasi antara P1-P2 seperti pada
Gambar diatas, Jika jarak antar elektroda potensial
(P1 dan P2 adalah a maka jarak antar elektroda
arus(C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses penentuan
resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang
diletakkan dalam sebuah garis lurus (Sakka, 2001).

Pengaturan Elektroda konfigurasi Wenner Schlumberger

Cara pengukuran metode resistivitas yang


biasa digunkan dalam akuisisi data lapangan
memiliki fungsi yang berbeda beda. Disini akan
dibahas tentang Lateral Mapping dan Vertical
Sounding.
1. Lateral Mapping
Pada lateral mapping cara ini digunakan untuk
mengetahui kecenderungan harga resistivitas di
suatu areal tertentu. Setiap titik target akan
dilalui beberapa titik pengukuran. Ilustrasinya
ditunjukkan pada gambar di bawah.

Gamba. Teknik akuisisi Lateral mapping


Gambar diatas menunjukkan skema akuisisi data secara
mapping dengan menggunakan konfigurasi Wenner.
Untuk pengukuran pertama ( n=1), spasi antar elektroda
dibuat sama besar a. Setelah pengukuran pertama
dilakukan, elektroda selanjutnya digeser ke kanan sejauh
a ( C1 bergeser ke P1, P1 bergeser ke P2, P2 bergeser C1
) sampai jarak maksimum yang diinginkan.

2. Vertical Sounding
Cara ini digunakan untuk mengetahui
distribusi harga resistor di bawah suatu
titik sounding di permukaan bumi. Cara
ini sering disebut sounding 1-D sebab
resolusi yang dihasilkan hanya bersifat
vertical. Ilustrasi ditujukkan oleh
gambar.

Gambar 5. Teknik akuisisi vertical Sounding

Pada skema ini akuisisi data secara


sounding dengan menggunakan konfigurasi
Schlumberger, pengukuran pertama dilakukan
dengan jarak antar spasi C1-P1 dan C2-P2
adalah a. Dari pengukuran tersebut diperoleh
satu titik pengukuran kedua ( n-2) sampai
kedalaman atau jarak yang diinginkan.

CONTOH TABEL DATA HASIL PENGUKURAN


n
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
4
4
5

A
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
0
6
12
18
24
0
9
18
0
12
0

M
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
39
6
12
18
24
30
9
18
27
12
24
15

N
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
39
42
12
18
24
30
36
18
27
36
24
36
30

B
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
39
42
45
18
24
30
36
42
27
36
45
36
48
45

I (A)
0.00078
0.00036
0.0006
0.0005
0.00039
0.00046
0.00044
0.00051
0.00054
0.00029
0.0003
0.00035
0.00049
0.00062
0.00053
0.00045
0.00074
0.00057
0.00058
0.00031
0.00029
0.00056
0.00031
0.00047

V0 (V)
0.016
0.029
0.016
0.003
0.002
0.002
0.005
0.095
0.04
0.011
0.029
0.054
0.094
0.395
0.023
0.098
0.155
0.066
0.101
0.204
0.081
0.57
0.79
0.07

V (V)
7.594
3.831
4.494
2.557
2.698
1.978
1.545
5.715
2.3
2.139
2.111
2.856
5.076
4.785
3.637
32.902
4.695
3.514
4.279
2.316
1.829
4.25
2.35
4.44

k
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
18.84
75.36
75.36
75.36
75.36
75.36
169.56
169.56
169.56
301.44
301.44
471

R ()
9735.897
10641.67
7490
5114
6917.949
4300
3511.364
11205.88
4259.259
7375.862
7036.667
8160
10359.18
7717.742
6862.264
73115.56
6344.595
6164.912
7377.586
7470.968
6306.897
7589.286
7580.645
9446.809

183424.3
200489
141111.6
96347.76
130334.2
81012
66154.09
211118.8
80244.44
138961.2
132570.8
153734.4
195167
581609
517140.2
5509988
478128.6
464587.8
1250944
1266777
1069397
2287714
2285110
4449447

datum
4.5
7.5
10.5
13.5
16.5
19.5
22.5
25.5
28.5
31.5
34.5
37.5
40.5
9
15
21
27
33
13.5
22.5
31.5
18
30
22.5

TABEL NILAI RESISTIVITAS


Rock
Common rocks
Topsoil
Loose sand
Gravel
Clay
Weathered
bedrock
Sandstone
Limestone
Greenstone
Gabbro
Granite
Basalt
Graphitic schist
Slates
Quartzite
Ore minerals
Pyrite (ores)
Pyrrhotite
Chalcopyrite
Galena
Sphalerite
Magnetite
Cassiterite
Hematite

Resitivitas
Common rocks
50100
5005000
100600
1100
1001000
2008000
50010 000
500200 000
100500 000
200100 000
200100 000
10500
500500 000
500800 000
Ore mineral
0.01100
0.0010.01
0.0050.1
0.001100
0.011 000 000
0.011000
0.00110 000
10001 000 000

Material Bumi

Material Bumi

Jangkauan(Ohm-m)
Resistivitas Semu

Logam
Tembaga
Emas
Perak
Gafit
Besi
Nikel
Timah
Batuan
Kristalin
Granit
Diorit
Gabro
Andesit
Basalt
Sekis
Gneiss

Resistivitas Semu

Batuan
Sedimen
Batu lempung
Batu pasir
Batu gamping
Dolomit

1.7 x 10-8
2.4 x 10-8
1.6 x 10-8
10-3
10-7
Material Bumi
Material Bumi
-8
7.8 x 10
Jangkauan(OhmSedimen
1. x 10-8
m)

Resistivitas Semu

Lepas

102-106
104-105
103-106
102-104
10 -107
10 -104
104-106

Jangkauan(Ohm-m)

Pasir
Lempung
Air Tanah
Air sumur
Air payau
Air laut
Air Asin
(garam)

10 -103
1 -108
50 -107
102-104
Jangkauan(Ohm1 -103
m)
2
1
-10
Resistivitas Semu

0.1-103
0.3-1
0.2
0.05-0.2

CONTOH DATA HASIL PENGOLAHAN

Anda mungkin juga menyukai