LAPORAN AUDIT
Proyek ENB-02
KM 70 Cabdin Dompu, Sumbawa
Kata Pengantar
Laporan ini menjelaskan tugas yang telah dilakukan oleh Cardno Emerging Markets
(Australia) Pty Ltd yang telah dilaksanakan melalui kegiatan Proyek Konsultan Audit Teknis
dan Keuangan - EINRIP Technical and Financial Audit Consultant Project untuk
mendukung Kemitraan Australia Indonesia untuk kegiatan Rekonstruksi dan Pembangunan.
Pelaksanaan dan pengelolaan proyek, seperti yang dijelaskan di dalam laporan ini, sesuai
dengan Cakupan Layanan yang telah disepakati di dalam Kontrak antara Cardno Emerging
Markets (Australia) dan Australian Agency for International Development (AusAID). Cakupan
Layanan ditentukan berdasarkan Permohonan dari Klien, batasan-batasan waktu, dan
anggaran yang ditentukan oleh klien dan berdasarkan ketersediaan akses ke lokasi Proyek.
Laporan ini dipersiapkan atas nama, dan hanya untuk digunakan secara ekslusif oleh pihak
Klien sesuai yang dipersyaratkan untuk kegiatan perencanaan berkelanjutan dan keperluan
pelaksanaan kegiatan serta sebagai bahan kegiatan konsultasi antara Tim Proyek dan
Instansi Pemerintah Indonesia yang terlibat di dalam EINRIP. Pelaporan dilakukan sesuai
dengan persyaratan yang ada di Kontrak Utama untuk pelayanan seperti ini. Laporan ini
disesuaikan dengan dan dikeluarkan terkait dengan ketentuan kesepakatan antara Cardno
Emerging Markets (Australia) dan Klien. Cardno Emerging Markets (Australia) tidak
bertanggungjawab dalam bentuk apapun atas ataupun untuk akibat dari penggunaan
laporan ini oleh pihak ketiga.
Isi dari laporan ini beserta rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan mungkin bisa
digunakan sesuai dengan keperluan Proyek.
Laporan ini aslinya tertulis dalam Bahasa Inggris dan diserahkan kepada AusAID.
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia ini hanyalah disediakan untuk memudahkan
pemahaman isi laporan ini bagi para pemangku kepentingan setempat/dari Indonesia.
Apabila terdapat perbedaan interpretasi antara kedua bahasa, laporan asli versi bahasa
Inggris adalah yang berlaku.
Batasan Audit
Tidak semua hal yang didefinisikan di dalam Cakupan Layanan bisa dilakukan dalam kurun
waktu yang disediakan untuk kegiatan inspeksi di lapangan. Persyaratan-persyaratan terkait
pencegahan HIV yang ada di dalam kontrak tidak ditelaah.
AF
Audit Form
AusAID
CWC
EINRIP
EMU
GoI
Government of Indonesia
GCC
GS
General Specification
PMSC
PMU
QAP
QCP
RSC
TFAC
TOR
ii
Daftar Laporan
Report No.
Name of Report
A001
Inception Report
A002
B001
B002
B003
B004
B005
B006
B007
B008
iii
DAFTAR ISI
BAGIAN A TEMUAN-TEMUAN AUDIT ..................................................................... 1
A1
PENGANTAR ...................................................................................................... 1
A2
PENGANTAR .................................................................................................... 17
B1.1
Proyek-proyek EINRIP ..................................................................... 17
B1.2
Tujuan Proyek .................................................................................. 17
B1.3
Ketentuan-Ketentuan Audit .............................................................. 17
B1.4
Tujuan Audit untuk Paket ENB-02 .................................................... 18
B1.5
Komentar Umum Terhadap Paket ENB-02....................................... 19
B2
B2.5
B2.5.1
B2.5.2
B2.5.3
B2.5.4
B2.5.5
B2.5.6
B2.5.7
Pelaksanaan .................................................................................... 22
Sumber Material ...................................................................................... 22
Produksi Bahan ....................................................................................... 23
Setting out Pekerjaan .............................................................................. 27
Drainase .................................................................................................. 28
Konstruksi ............................................................................................... 32
Persiapan Permukaan Jalan ................................................................... 36
Prime Coat .............................................................................................. 36
iv
B2.5.8
B2.5.9
B2.6
B2.7
B2.8
B2.9
B2.10
B2.11
B2.11
B2.12
B2.13
B.
C.
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................ 1
LAMPIRAN-1 HASIL PENGUJIAN MATERIAL DI LABORATORIUM .............................. 1
LAMPIRAN-2 FORMULIR AUDIT.................................................................................... 1
LAMPIRAN-3 DAFTAR HADIR ....................................................................................... 1
BAGIAN A
TEMUAN-TEMUAN AUDIT
A1 PENGANTAR
Audit Paket ENB 02 KM 70 Dompu Dompu, Sumbawa, dilaksanakan antara tanggal 4
and 9 Maret 2011 oleh tim audit TFAC. Rapat Penutupan Audit diselenggarakan pada 10
Maret 2011.
a) Temuan-temuan Audit
Laporan ini menggambarkan temuan-temuan audit. Temuan-temuan ini didukung oleh
laporan teknis dan keuangan TFAC, data pengujian lapangan dan laboratorium
independen TFAC, serta proses Rapat Penutupan Audit dimana pihak yang diaudit
berkesempatan untuk menanggapi temuan-temuan ini. Beberapa tindakan perbaikan
mungkin sudah dimulai, baik oleh Instruksi tertulis dari Direksi Pekerjaan/Engineer atau
oleh tindakan lain yang diusulkan pihak yang diaudit saat Rapat Penutupan.
Temuan-temuan yang dibahas di dalam Rapat Penutupan serta tanggapan dari pihakpihak yang diaudit disajikan/ditulis di dalam Formulir Audit yang ada di Lampiran-2.
b) Saran-saran untuk Tindakan Perbaikan dan Metode Kerja
Saran-saran diberikan untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan dan peningkatan
cara kerja (Method of Work) yang perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangankekurangan yang telah diamati pada masing-masing temuan Audit yang disajikan di
dalam Bagian A2.
Auditor mengiidentifikasi permasalahan Metode Kerja biasanya berkaitan dengan
ketidaksesuaian persyaratan pekerjaan. Permasalahan Metode Kerja ini yang ditemukan
akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan berikutnya namun tidak berkaitan dengan
ketidaksesuaian pekerjaan saat ini, turut disajikan dalam laporan ini.
c) Fokus Audit
Fokus temuan awal audit adalah untuk menemukan permasalahan utama yang harus
segera diselesaikan demi kesuksesan proyek. Laporan Teknis menyajikan gambaran
luas mengenai masalah-masalah yang dihadapi proyek. Tidak ada permasalahan serius
pada audit keuangan.
d) Struktur Temuan Audit
Temuan-temuan dikelompokkan ke dalam lima kategori. Tidak semua kategori diwakili
oleh temuan-temuan dalam audit ini:
Pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai (tidak memenuhi ketentuan)
Pengujian material dan ketidak sesuaian lainnya
Permasalahan terkait metode pekerjaan
Permasalahan pada pengelolaan/manajemen
Desain
e) Pelaksanaan Tindakan-tindakan Perbaikan
Kontraktor (CWC) dan Engineer harus mengatasi sejumlah permasalahan untuk
memperbaiki cacat-cacat pekerjaan dan mencapai hasil proyek yang baik. Prosedur
manajemen mutu harus ditangani secara menyeluruh/komprehensif.
Laporan Audit ini juga berisi temuan-temuan dan rekomendasi tambahan terkait data
pengujian laboratorium yang tidak tersedia pada saat Rapat Penutupan maupun yang
terkait perihal lainnya.
Suatu proses pelaporan resmi dan reguler, yang dapat diakses semua pihak, harus
diterapkan untuk memantau penyelesaian permasalahan ketidaksesuaian dan
implementasi rekomendasi-rekomendasi yang disepakati.
f) Distribusi Laporan
Direkomendasikan bahwa laporan ini disampaikan juga kepada Manajer Proyek EINRIP,
EINRIP-PMU, PMSC, RSC dan para Kontraktor Pekerjaan Sipil.
A2 TEMUAN-TEMUAN AUDIT
Temuan Audit 1: Drainase (saluran) samping yang tidak cukup
Temuan Audit
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
Saran
Kontraktor harus memastikan bahwa semua pekerjaan harus cukup drainasenya dengan; menyelesaikan drainase permanen bilamana memungkinkan,
menyediakan drainase-drainase sementara bila drainase permanen tidak
dapat dipasang dengan memastikan bahwa semua saluran-saluran drainase
pembuangan (outlet) selalu berfungsi dan penyediaan titik-titik pembuangan
sementara ke sistem drainase permanen bilamana perlu yang dikarenakan
elevasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan lebih rendah dari pada elevasi
final atau untuk alasan-alasan lainnya.
Engineer (Direksi Pekerjaan) hendaknya mengeluarkan instruksi mengenai hal
ini dan memastikan pemenuhannya terhadap persyaratan. Permasalahan ini
terjadi di sepanjang proyek.
Pendukung Temuan
Dari Sta. 4+500 sampai ke Sta. 4+800 Kontraktor telah membuat bench
(galian bertangga untuk pelebaran jalan) pada satu sisi dari lebar perkerasan
jalan eksisting. Kedalaman galian bertangga tersebut berkisar antara 300500mm di sebelah perkerasan eksisting. Patok-patok tanda batas telah
dipasang dengan interval yang rapat di sepanjang tepi galian perkerasan ini,
namun meskipun begitu masih diperlukan adanya rambu-rambu tambahan
untuk disediakan seperti rambu-rambu peringatan lanjutan, tanda panah
berukuran besar, pita garis polisi dan rambu lampu suar agar lebih jelas
terlihat baik pada siang maupun malam hari.
Situasi yang sama terjadi di dua lokasi lainnya.
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
Saran
Engineer (Direksi Pekerjaan) hendaknya mengatur/mengadakan ramburambu yang diperlukan atas biaya Kontraktor (GS 1.8.6.2) dan hendaknya
menahan/menangguhkan pembayaran di bawah Mata Pembayaran 1.8 jika
perlengkapan keselamatan terus menerus tidak memadai. Permasalahan ini
terjadi di sepanjang proyek.
Nilai kekuatan (kuat desak) beton cor di tempat di bawah (kurang dari) batas
yang telah ditentukan.
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Spesifikasi Umum
7.1.3.2. b) Dalam penakaran agregat untuk struktur dengan beton kurang dari
a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 7.1.3.2,
atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh,
perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22),
SNI 03-4810-1998 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI
03-2458-1991 (AASHTO T141)..
7.1.4.3. b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru.
Dampak
Saran
Pendukung Temuan
Pada segmen pelebaran perkerasan yang sedang dikerjakan mulai dari Sta.
4+000 ke depan telah dibuat galian bertangga (bench) dan sebagian Agregat
Kelas B telah dihampar, namun galian bertangga tersebut tidak terlihat telah
dipadatkan sebelum material agregat dihampar. Selain itu material timbunan
dihampar secara lapisan-lapisan yang lebih tebal dari 200mm.
Dokumen Kontrak
Acuan
Spesifikasi Umum
tidak
dilaksanakan
sesuai
dengan
Saran
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
1. Gambar-gambar Design
2. Gambar-gambar Standar
Spesifikasi Umum 3.2.3.2 Penghamparan Timbunan
Spesifikasi Umum 3.2.3.3 Pemadatan Timbunan
Dampak
Saran
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Spesifikasi Teknik
Dampak
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
Saran
10
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Gambar-gambar rencana.
Spesifikasi Umum 3.2.3.2 Penghamparan Timbunan.
Spesifikasi Umum 3.2.3.3 Pemadatan Timbunan.
Dampak
Tidak akan ada dampak yang muncul pada proyek jika material (timbunan) ini
dibongkar dan kemudian rekonstruksi perkerasan dilakukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dokumen kontrak.
Saran
11
Weep hole pada saluran-saluran beton bertulang tertutup oleh mortar dan
tidak/belum dibersihkan.
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Gambar-gambar Desain
Dampak
Pendukung Temuan
Dokumen Kontak
Acuan
Spesifikasi Umum
1.21.1 Umum - Pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu,
Saran
12
Beberapa segmen guard rail telah dipasang secara dini tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan desain.
Pendukung Temuan
Guard Rail telah dipasang pada beberapa lokasi. Dipahami bahwa hal ini
telah dilakukan tanpa persetujuan RSC. Guard rail tersebut dipasang terlalu
tinggi. Konstruksi perkerasan jalan pada lokasi-lokasi yang terpengaruh sudah
dimulai sehingga menjadi sulit untuk memeriksa ketinggian. Hanya sekitar
50% dari tiang-tiang guard rail yang telah dipasang. Meskipun demikian guard
rail-guard rail ini telah dipasang tanpa persetujuan dan sebelum penyelesaian
pekerjaan perkerasan dan bahu jalan sebagaimana disyaratkan di dalam
dokumen kontrak. Pada tahap ini hal ini merupakan ketidak-sesuaian
(terhadap persyaratan yang ada).
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
Pada tahap ini tidak ada dampak yang bersifat merugikan. Tidak akan ada
dampak jangka panjang asalkan pemasangan final sesuai dengan desain dan
spesifikasi. Jika tidak dipasang secara benar maka akan merupakan masalah
bagi keselamatan lalu lintas secara ketinggian guard rail tersebut didesain
untuk menahan kendaraan yang tidak terkendali pada situasi / kondisi
khusus/spesifik.
Akan terjadi duplikasi biaya pekerjaan bagi Kontraktor sebagai akibat dari
keputusan untuk memasang guard rail secara dini.
Saran
13
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
Saran
14
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
Proses penyaringan yang ada pada saat ini dimana agregat batu bulat /
natural secara langsung masuk kedalam aliran pencampuran bisa
menghasilkan Agregat Base dengan permukaan bidang pecah yang tidak
cukup untuk memenuhi persayaratan spesifikasi. Proses tersebut juga
memungkinkan terjadinya kelebihan agregat halus masuk ke dalam
campuran. Oleh karenanya prosedur ini tidak cocok untuk produksi Agregat
Base A dan mungkin tidak cocok juga untuk Base B.
Saran
15
Pendukung Temuan
Dokumen Kontrak
Acuan
Dampak
16
BAGIAN B
LAPORAN TEKNIS
B1 PENGANTAR
B1.1 Proyek-proyek EINRIP
Kemitraan Australia Indonesia untuk Rekonstruksi dan Pembangunan Partnership for
Reconstruction and Development (AIPRD) dijalanan oleh Australian Agency for
International Development (AusAID) yang bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia
(GOI). Sebagai bagian dari kegiatan AIPRD ini kedua belah Pemerintahan telah
memberikan komitmen atas dana pinjaman (A$300 juta) bagi kegiatan Proyek
Pembangunan Jalan Nasional Indonesia Timur Eastern Indonesia National Road
Improvement Project (EINRIP). EINRIP mendukung sebuah program untuk proyekproyek pengembangan Jalan dan Jembatan Nasional dengan fokus utama untuk
peningkatan kelas jalan dari yang pada waktu sebelumnya sebagai jalan Provinsi atau
Jalan Non-Status menjadi Jalan Nasional dan peningkatan kapasitas jalan (capex)
secara terbatas. Kurang lebih 4.300 km panjang jalan telah terimbas kegiatan ini (telah
dilakukan study), dimana sepanjang sekitar 500 km diantaranya (termasuk 14 buah
jembatan rangka baja pada Paket-paket ESU-01, ESH-01 dan ESR-02) sedang/akan
ditangani di dalam proyek ini.
EINRIP mencakup 24 buah kontrak pekerjaan peningkatan jalan dan jembatan dengan
rata-rata nilai kontrak sebesar A$10 juta, yang terletak di sembilan provinsi di Indonesia:
Sulwesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Bali, NTB dan NTT. Proyek ini mendukung program
Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sejumlah ruas jalan nasional yang telah
diseleksi dan untuk memastikan bahwa jaringan jalan nasional yang ada dapat
memberikan tingkat pelayanan dan aksesibilitas yang bisa diterima, serta mampu
mendukung pembangunan ekonomi lokal dan regional. Program EINRIP merefleksikan
pendekatan berskala atas (up-scaled approach) untuk memberikan keluaran yang
berkualitas dan untuk pengawasan peraturan serta pemeriksaan berimbang. AusAID
dan Pemerintah Indonesia telah mengembangkan/menerapkan sebuah sistem kontrak
dan komponen-komponennya untuk memastikan bahwa standard-standar yang telah
ditetapkan dapat dicapai dan kedua pihak pemerintahan akan mendapatkan hasil/nilai
yang sepadan dengan uang yang dikeluarkan (value for money).
17
pada saat ini sedang diterapkan pada proyek-proyek peningkatan jalan di Indonesia.
Termasuk dalam hal ini:
Meningkatkan mutu proses penyiapan proyek - perencanaan, FED dan dokumendokumen tender;
Tujuan utama proyek yang lain adalah memastikan bahwa semua pekerjaan dikerjakan
dengan tingkat kualitas yang tinggi, dan tingkat perhatian yang tinggi akan diarahkan
pada cara untuk memastikan bahwa layanan pengawasan konstruksi diberikan sesuai
dengan standar profesionalisme yang semestinya.
Pimpinan Tim (Team Leader) Konsultan Pengawas Regional (Regional Supervision
Consultant / RSC) ditugaskan sebagai Direksi Pekerjaan (Engineer) untuk kontrakkontrak yang ada, yang didelegasikan oleh Pemilik (Employer) dengan tugas dan
wewenang sebagaimana ditetapkan oleh Syarat-Syarat Umum Kontrak FIDIC (FIDIC
General Conditions of Contract), versi tahun 2006. Masing-masing Chief Supervision
Engineer, sebagai Asisten Engineer, akan bertanggungjawab atas empat hingga lima
paket kontrak Pekerjaan pada waktu yang sama (pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung
secara bersamaan). Staf Tim-tim Pengawas Lapangan - Field Supervision Teams (FST)
- untuk masing-masing proyek akan mendapatkan pendelegasian sebagai Engineers
Assistants dengan tugas dan wewenang sebagaimana ditetapkan oleh Engineer.
Meskipun demikian, Engineer tetap bertanggungjawab secara keseluruhan.
Rencana Penjaminan Mutu (Quality Assurance Plan / QAP) untuk dilaksanakan oleh
Tim-tim Pengawasan harus digunakan untuk menunjukkan kinerja dari tim-tim pengawas
lapangan.
QAP ini juga akan menentukan jenis-jenis pengujian, frekuensi pengujian, persyaratanpersyaratan untuk penerimaan dan pengawasan terhadap Holding Points yang telah
ditetapkan oleh Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus.
Semua pengujian rutin yang telah ditetapkan akan dilakukan oleh kontraktor di
laboratorium lapangan atau di laboratorium komersial yang berada di luar lapangan.
RSC akan memiliki fasilitas untuk melakukan pengujian laboratorium secara
independen, untuk melakukan audit terhadap kualitas material di lapangan.
18
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
19
panjangnya tidak boleh dibiarkan dalam kondisi terbuka. Dan juga adalah hal penting
bahwa semua pemrograman pekerjaan hendaknya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pernyataan Metode Pekerjaan
Produksi Agregat
Hanya ada 7 (tujuh) item pernyataan metode pekerjaan (method statement) yang
terdapat di lokasi proyek. Status kemajuan proyek ini adalah di bawah skedul (terlambat)
dan kondisi alinyemen melintang jalan memiliki beberapa tipe terain yang berbeda
dengan kondisi tanah yang bervariasi mulai dari tanah lunak sampai batu. Keadaan
semacam ini menghadirkan tantangan khusus/tersendiri bagi staf/pelaksana konstruksi,
oleh karenanya merupakan hal yang penting bahwa pernyataan metode kerja (method
statements) yang jelas, terinci dan efektif untuk semua aktivitas utama hendaknya
tesedia di proyek (di lapangan). Dalam hal tertentu terkait dengan proporsi agregat kotor
yang ada di proyek dan pentingnya produk ini dalam proses konstruksi, suatu
pernyataan metode kerja yang terinci dan lengkap sangatlah penting dan perlu untuk
disusun/dikembangkan untuk semua proses produksi agregat.
Pelebaran Perkerasan
Aktivitas pelebaran perkerasan merupakan tahapan kritis dan kebutuhan utama bagi
integritas dan umur dari struktur perkerasan di masa mendatang. Adalah penting bahwa
method statement yang tepat, jelas dan terinci hendaknya dibuat/disusun untuk
pekerjaan ini sesegera mungkin mengingat pekerjaan di lapangan memerlukan lebih
banyak perhatian dalam hal prosedur yang benar untuk mendapatkan hasil pekerjaan
sebagaimana telah direncanakan.
Pekerjaan Beton
Semua pencampuran beton dilakukan secara manual (menggunakan tangan) dengan
metode penakaran berdasarkan volume. Proses ini mudah menyebabkan kekeliruan
dalam campuran dan yang kemudian menyebabkan kekuatan beton yang rendah.
Kontraktor hendaknya dianjurkan untuk menggunakan unit/alat penakaran berdasarkan
berat/timbangan untuk pekerjaan/pencampuran beton ini. Type peralatan ini tersedia
dalam ukuran / kapasitas seperti peralatan yang pada saat ini digunakan di lapangan
untuk penakaran berdasarkan volume.
.
20
B2 RINGKASAN PROYEK
B2.1 Lingkup Pekerjaan Kontrak
Peningkatan Jalan 14.10km
Rehabilitasi 6 buah Jembatan
Pekerjaan Goroong-Gorong (baru, perpanjangan dan penggantian)
Lokasi Paket ENB-02 adalah seperti dirinci dengan koordinat sebagai berikut:
Awal Proyek
Akhir Proyek
E620871.516
E629449.573
N9042961.578
N9042679.775
RSC (dalam hal ini adalah tim supervisi lapangan) hanya memiliki sebagian
dokumen Rencana Penjaminan Mutu di lapangan dan belum diperbarui.
B2.4.2
B2.4.3
B2.4.4
21
B2.5 Pelaksanaan
B2.5.1
Sumber Material
Sumber-sumber material Kontraktor yang ada pada saat ini adalah berasal dari
deposit batu bulat (boulder) alluvial tua di lokasi base camp mereka.
Material-material asal ini sangatlah kotor, dan meskipun Kontraktor telah dan
sedang mencoba untuk membersihkannya dengan cara melewatkan materailmaterial (boulder) tersebut pada saringan kisi-kisi besar, namun dengan jenis
kontaminasi kotor tersebut proses ini tidak berhasil. Material kontaminasi yang
ada adalah lempung yang sangat lengket yang menyelimuti permukaan batubatu bulat (boulder) tersebut jika mereka meninggalkannya menjadi kering di
bawah sinar matahari sebelum dilewatkan pada saringan kisi-kisi.
Ukuran maks
Boulder sekitar
400mm ALD
B2.5.1.1
Pada saat ini agregat base kelas B diproduksi dari sumber batu (quarry) ini dan
agregat tersebut sangatlah kotor.
22
Tercuci oleh
hujan
Deposit terbaru dari
Blending Plant
B2.5.1.2
Agregat Aspal
Diharapkan bahwa agregat aspal pada saatnya dibutuhkan akan dihasilkan dari
sumber batu yang sama. Suatu sistem pencucian yang baik sangatlah diperlukan
guna memperbaiki situasi yanga pada saat ini.
B2.5.1.3
Agregat Beton
Agregat beton telah diproduksi dari sumber batu ini dan hal ini telah dicatat
menjadi sangat kotor di lapangan dimana material ini digunakan untuk membuat
beton untuk saluran beton bertulang.
B2.5.2
Produksi Bahan
B2.5.2.1
Laboratorium Bahan
B2.5.2.2
Agregat Kelas B pada saat ini sedang diproduksi di quarry. Agregat Kelas A dan
Agregat Kelas S belum diperlukan di lapangan. Keadaan material yang ada pada
saat ini (yang sangat kotor) menunjukkan bahwa adalah tidak mungkin bagi
Kontraktor untuk dapat memproduksi Agregat Kelas A sesuai Spesifikasi hingga
proses pencucian agregat secara efektif dilakukan.
Doc. ID: B008 ENB-02 Audit Report
23
Agregat Kelas B memiliki indeks plastisitas (PI) yang relatif tinggi, hingga 10%.
Namun, observasi terhadap jumlah kandungan material kohesif yang membalut
batu-batu asli (bahan mentah) ini di tempat penyimpanan (stockpile) di quarry
adalah meragukan meskipun dapat dicapai secara teratur tapi tanpa proses
pencucian yang lebih efektif.
Foto-foto berikut ini menunjukkan penyelimutan material kohesif yang melekat
pada contoh batu. Sebagian sampel batu memiliki ukuran dimensi terkecil rata
(ALD) sekitar 350-400mm .
Gambar 4 Material kohesif yang melekat pada bahan mentah batu sekitar 400mm
ALD
Pernyataan metode kerja (method statement) yang terinci dan lengkap adalah
sangat penting untuk di susun / dikembangkan untuk semua proses produksi
agregat.
B2.5.2.3
Kontraktor belum sampai pada tahapan memerlukan aspal beton, akan tetapi
dimengerti bahwa niatnya adalah menggunakan agregat dari sumber yang sama
seperti yang tersebut di atas, oleh karenanya adalah persyaratan penting untuk
menyortir dan memisahkan agregat kotor yang ada.
Pernyataan metode kerja terinci secara lengkap untuk produksi aspal perlu
disusun sebelum Kontraktor diijinkan untuk memulai aktivitas ini.
B2.5.2.4
Beton Semen
24
Gambar 5 Agregat beton yang kotor digunakan di lapangan pada salah satu dari
beberapa lokasi pekerjaan konstruksi beton
B2.5.2.5
25
26
Namun demikian, terdapat satu hal yang perlu mendapat perhatian terkait
dengan instalasi pencampuran ini. Pada salah satu cold bin, Kontraktor telah
memasang sebuah saringan (kisi-kisi) besar dengan celah antar jeruji kisi-kisi
sekitar 50mm. Material yang tidak pecah dapat lolos melewati celah saringan ini
dan porsi material yang tersaring jatuh masuk ke dalam cold bin menjadi bagian
dari agregat akhir. Yang menjadi perhatian dengan proses ini adalah bahwa
persentase bidang pecah yang disyaratkan oleh spesifikasi tidak akan benar /
tidak terpenuhi.
Jika diproduksi dari gravel / kerikil, tidak kurang dari 100% dari berat agregat
kasar haruslah partikel yang yang memiliki sedikitnya satu bidang pecah untuk
Agregat Base Kelas A dan tidak kurang dari 60% dari berat agregat kasar
haruslah partikel yang memiliki sedikitnya satu bidang pecah untuk Agregat
Kelas B.
Tim TFAC telah mengambil contoh agregat yang telah dicampur untuk dianalisa.
B2.5.3
27
Selain itu penandaan as jalan telah pula di pasang pada interval dan
mencantumkan angka interval tertentu di sepanjang proyek dengan
mencantumkan angka koordinat dan elevasi.
B2.5.4
Drainase
B2.5.4.1
Lokasi saluran buangan sistem drainase jalan yang berfungsi tampaknya tidak
menyebabkan masalah pada pekerjaan yang sudah dilaksanakan. Hal ini
sebagian karena medan perbukitan dimana jalur jalan berada. Namun, ada
beberapa lokasi berada dalam lembah yang elevasinya hampir setara ketinggian
muka air laut, dimana saluran buangan yang bisa berfungsi mungkin sulit
ditemukan. Engineer dan Kontraktor perlu memeriksa lokasi-lokasi ini dengan
hati-hati untuk menentukan panjang saluran buangan yang diperlukan agar
didapatkan saluran buangan yang efektif dengan kemiringan yang memadai agar
system drainase dapat bekerja semestinya.
B2.5.4.2
Kontraktor telah membuat selokan samping jalan dari beton yang cukup panjang.
Dari pemeriksaaan visual, selokan ini pada umumnya sesuai persyaratan
geometris dari desain.
28
Namun, produksi beton untuk struktur drainase ini dinilai Auditor kurang baik dan
hasil uji pukul lapangan terhadap beton memastikan penilaian ini bahwa hasil
kuat tekan beton menunjukkan 76% dari beton yang dibuat memiliki nilai kurang
dari 250 kg/sqm. Ringkasan hasil pengujian beton terdapat dalam Lampiran-2.
Patut dicatat pula bahwa pemadatan beton kurang memadai dimana beberapa
bagian beton menjadi porous/berlubang. Masalah ini tampaknya hanya terbatas
pada satu lokasi pekerjaan saja.
29
B2.5.4.3
Gorong-gorong/Culvert
30
saluran buangan
Culvert 2 laras
Lokasi gorong-gorong 6 laras
31
saluran buangan
Culvert Kotak 2 laras
Kajian singkat terhadap gambar menunjukkan lokasi kedua culvert yang berbeda
tersebut ternyata benar sesuai kutipan gambar desain di bawah ini.
Progress konstruksi kedua culvert ini sudah cukup banyak. Namun, SSE
disarankan agar pemeriksaan dilakukan di saluran buangan daerah tangkapan
air untuk memastikan bahwa culvert kotak 2 laras tersebut cukup memadai,
mengingat jaraknya terhadap culvert 6 laras hanya 59.0 m dan culvert ini hanya
melayani daerah tangkapan air yang lebih kecil, dimana akan menghadapi pola
cuaca dan intensitas hujan yang sama terkait lokasinya yang berdekatan.
B2.5.4.4
Tampaknya tidak ada masalah drainase utama di lokasi proyek sepanjang masa
audit.
B2.5.5
Konstruksi
B2.5.5.1
32
Setting out dan control pekerjaan tanah dan/atau perkerasan secara umum
tampak sesuai dengan persyaratan desain. Ketinggian garis tengah badan jalan
telah ditentukan pada interval teratur, ditandai, dan paku disematkan ke dalam
perkerasan jalan existing.
Galian Batu
Kontraktor dan Engineer menyatakan kekhawatiran mereka mengenai jumlah
galian batu yang diperlukan pada proyek ini.
Tim TFAC bersama Kontraktor dan Engineer, memeriksa singkapan batuan (rock
outcrop) di beberapa lokasi. Sebagian besar singkapan ini terdiri dari dua jenis
struktur batuan (i) batuan penutup (overburden) yang terdiri dari batuan lapuk
(weathered) yang dapat digolongkan sebagai batuan lunak dan (ii) batuan induk
pokok (underlying parent rock), tidak lapuk (unweathered) dan pastinya batuan
keras.
Di beberapa lokasi, pemotongan tanah terdiri dari tiga jenis material (i) batuan
penutup berupa batuan lapuk yang digolongkan sebagai batuan lunak, (ii) batuan
induk pokok, tidak lapuk dan berupa batuan keras, dan (iii) batuan yang berada
di antara kedua jenis batuan ini berupa serpihan konglomerat yang terikat oleh
material sift matrix.
33
Pelebaran perkerasan telah dimulai dari KM4+000 dan seterusnya. Selama audit,
tampak bahwa potongan awal trap/tangga untuk pelebaran perkerasan tidak
dipadatkan sebelum penambahan material. Di samping itu, Base Klas B
dihamparkan di atas potongan tangga/trap tanpa adanya indikasi telah dilakukan
pemadatan setiap lapisan seperti yang dipersyaratkan.
B2.5.5.2
Kajian terhadap dokumen lapangan menunjukkan masalah ini tidak tercatat dan
Auditor menyarankan agar Engineer membuat bukti tertulis kepada Kontraktor
yang mencatat persyaratan terkait pekerjaan sementara ini.
B2.5.5.3
Persiapan tanah dasar yang telah dilakukan sejauh ini di proyek ini bisa dianggap
senagai kegiatan yang menyangkut pemotongan bench/trap untuk jalan dan
34
Gambar 27 Benching untuk pelebaran bahu jalan dan perkerasan jalan di KM4+500
Sebuah Pernyataan Metode Kerja yang baik diperlukan untuk kegiatan persiapan
tanah dasar.
B2.5.5.4
Konstruksi Base B
B2.5.5.5
Konstruksi Base A
35
B2.5.5.6
Konstruksi Base S
B2.5.6
B2.5.7
Prime Coat
Kontraktor belum sampai pada tahap memulai pekerjaan konstruksi prime coat.
Pernyataan Metode Kerja yang rinci diperlukan untuk kegiatan ini sebelum
pekerjaan diperbolehkan untuk dimulai dan harus termasuk berbagai langkahlangkah berikut ini:
Pemeriksaan permukaan existing terhadap kesiapan pelapisan prime coat
Situasi cuaca
Kondisi Bitumen Distributor
Jenis prime coat yang digunakan adalah benar
Kecepatan pelapisan (Application rate)
Tingkat keahlian operator alat
Pengaturan lalu lintas dan peralatan yang dibutuhkan
Dan lain-lain.
B2.5.8
Tack Coat
Kontraktor belum sampai pada tahap memulai pekerjaan pelapisan tack coat.
Sebuah Pernyataan Metode Kerja Dasar perlu dipersiapkan untuk pekerjaan ini.
B2.5.9
Kemajuan proyek hingga kini menunjukkan bahwa hanya tersedia sedikit waktu
untuk dimulainya kegiatan ini di lapangan.
Walau demikian, pekerjaan ini sangatlah penting sehingga sebuah pernyataan
metode kerja yang sangat rinci perlu disiapkan sebelum kegiatan ini dimulai.
Kontraktor sudah membeli Alat Pencampur Aspal (AMP) baru buatan Cina. Alat
ini sedang dirakit di lapangan dan akan dioperasikan oleh supplier dari Cina saat
pemasangan selesai.
36
Gambar 29 AMP baru buatan Cina sedang dirakit di base camp Kontraktor
37
38
Belum ada peralatan konstruksi aspal (dipahami akan tiba bulan Maret 2011)
B2.10
Kontraktor memiliki jumlah rambu lalu lintas yang mencukupi untuk kegiatan di
siang hari. Namun tidak ada rambu yang terang di proyek untuk memperingatkan
pengguna jalan di malam hari. Walau demikian, beberapa rambu dicat dengan
warna-warna yang berpendar saat terkena cahaya lampu kendaraan di malam
hari.
Kontraktor saat ini sedang melaksanakan pekerjaan pelebaran perkerasan jalan
dengan jarak yang cukup panjang. Galian mempunyai tepian berkedalaman 300500 mm. Patok-patok tanda tepian terpasang di tepian bukaan galian pada
bagian-bagian pekerjaan ini. Kontraktor disarankan untuk memasang ramburambu yang lebih mudah terlihat di lokasi-lokasi strategis sepanjang bukaan
galian ini untuk memperingatkan pengguna jalan atas adanya turunan curam di
sisi jalan, terutama di malam hari.
B2.11
Permasalahan Keselamatan
39
B2.11
Permasalahan Lingkungan
B2.12
Pemeliharaan Jalan
40
B2.13
Tim TFAC telah melakukan pengujian lapangan dan mengambil sampel untuk
pengujian laboratorium. Hasil dan analisa tes terdapat dalam Lampiran-1.
41
BAGIAN C
AUDIT KEUANGAN
Oleh KAP Bayu Susilo
Per 31 Desember 2010
Berikut ini adalah laporan audit keuangan Proyek Peningkatan Jalan Nasional Indonesia
Wilayah Timur - Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) pada
ruas jalan KM 70 Batas Cabdin Dompu, Nusa Tenggara Barat per tanggal 31
Desember 2010.
Direktorat Jenderal Bina Marga telah menandatangani kontrak dengan PT Sumbersari
Ciptamarga (the Kontraktor) pada tanggal 14 Desember 2009 dengan menggunakan
kontrak nomor No.04-23/ENB-02/NR/A/L002/1209 untuk melakukan pembangunan ruas
jalan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kontrak tersebut menyatakan proyek tersebut
sebagai Paket No ENBL-02, KM 70 Batas Cabdin Dompu. in terpisah dari proyek
Paket No ENB-01AB dan ENB-01C, yang diaudit dan dilaporkan secara terpisah..
Kontrak asli tidak pernah mengalami perubahan, dan oleh karenanya penilaian
kemajuan pekerjaan yang ada dilakukan berdasarkan kontrak asli. Kontraktor telah
menyiapkan sertifikat-sertifikat bulanan untuk periode antara 1 April 2010 hingga 31
Desember 2010, seperti yang bisa dilihat di bagian C dari laporan ini dan sertifikatsertifikat itu telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Bina Marga untuk
mendapatkan pembayaran.
Kontraktor juga telah menyiapkan laporan-laporan kemajuan pekerjaan untuk bulan
Januari dan Februari 2011. Akan tetapi, laporan-laporan ini masih belum diserahkan
kepada Direktorat Jenderal Bina Marga untuk proses pembayaran, dan oleh karenanya
tidak di-audit dan tidak disajikan di dalam laporan ini.
A.
Pelaksanaan proyek ini disupervisi oleh Egis BCEOM International, Perancis (Direksi
Pekerjaan), dan persetujuan serta penerimaan akhir proyek ini harus bisa didapatkan
dari Dirjen Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum. Kontraktor telah ditunjuk melalui
tender terbuka dan prosedur penunjukan kontraktor tidak termasuk dalam cakupan dari
laporan ini.
A.1
42
43
asli, (iii) addendum terakhir, (iii) bobot, (iv) kemajuan pekerjaan, dan (v) perhitungan
jumlah yang bisa dibayarkan.
Informasi di dalam Sertifikat Bulanan meliputi (i) jumlah yang bisa dibayarkan kepada
Kontraktor (ii) pajak pertambahan nilai, hanya untuk porsi yang menjadi
tanggungjawab pemerintah Indonesia (mata uang Rupiah), sementara bagian yang
menjadi tanggungjawab AusAID terbebas dari PPN ini, (iii) segala bentuk
pemotongan, seperti misalnya pembayaran kembali atas Uang Muka yang telah
dilakukan oleh pihak DJBM kepada Kontraktor, dana yang ditahan, pengurangan
karena hal lainnya, (iv) ditandatangani oleh para Kontraktor (PT Sumbersari
Ciptamarga), dan Direksi Pekerjaan (Egis BCOM International) serta Perwakilan dari
Pemilik (Employer), yaitu Penjabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jalan dan
Jembatan Sumbawa Barat.
Setiap item yang disebutkan di dalam Serifikat Bulanan hendaknya juga didukung
oleh sebuah lampiran yang ditandatangani oleh pihak Kontraktor, Direksi Pekerjaan,
dan disetujui oleh Koordinator Lapangan dari pihak DJBM. Sertifikat Bulanan juga
digunakan oleh pihak DJBM sebagai media untuk melakukan penyesuaian terhadap
kemajuan bulanan yang ada sebelumnya.
3. Kontraktor kemudian mengeluarkan surat Permohonan Pembayaran (Invoice), PPN
dari invoice tersebut dan juga kwitansi kepada pihak DJBM dengan tembusan
kepada Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Non Vertikal Pembangunan Jalan dan
Jembatan Sumbawa berdasarkan jumlah yang telah disetujui di dalam Sertifikat
Bulanan.
4. DJBM mempersiapkan Berita Acara Pembayaran (BAP) berdasarkan klaim yang
dilakukan pihak Kontraktor dengan melampirkan ringkasan dari kontrak yang ada.
BAP ini mencatat jumlah yang diklaim oleh pihak Kontraktor, spesifikasi pekerjaan,
ringkasan atas pembayaran kontrak, dan sumber pembiayaan (AusAID-89% dan
Pemerintah Indonesia GOI-11%). BAP ini kemudian harus ditandatangani oleh pihak
DJBM (Pejabat Pembuat Komitment Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa
Barat) dan Kontraktor (Perwakilan Bersamanya). Dokumen ini memiliki setidaknya
dua buah salinan dan keduanya merupakan salinan asli, masing-masing satu untuk
DJBM dan satu untuk Kontraktor.
5. Berdasarkan BAP itu, DJBM kemudian mempersiapkan sebuah dokumen yaitu
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Anggaran dalam hal ini adalah Kepala Satuan Kerja Pembangunan Jalan
dan Jembatan Sumbawa. Dokumen ini memiliki 3 (tiga) buah salinan.
6. Berdasarkan semua dokumen-dokumen yang disebutkan diatas, DJBM kemudian
mempersiapkan Surat Permintaan Pembayaran yang ditujukan kepada Pejabat
Penerbit Surat Perintah Membayar Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa. Dokumen ini mencakup jumlah yang
harus dibayarkan, tujuan pembayaran, jenis pembayaran, referensi kontrak, referensi
anggaran, dana yang tersedia, jumlah yang digunakan untuk pembayaran, anggaran
yang masih tersisa. Dokumen ini kemudian diusulkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa dan diterima oleh
Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar. Dokumen ini memiliki 3 (tiga) buah
salinan.
7. Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (PPSPM), surat yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Anggaran Penguji Penerbit Surat Perintah Membayar atas
nama Kementerian Pekerjaan Umum, menerbitkan Surat Perintah Pembayaran,
dengan 3 lembar salinan, kepada Petugas Bendahara Umum Negara KPPN. Surat
Perintah Pembayaran ini mencantumkan jumlah serta rekening bank yang akan
menerima transfer dana tersebut, serta informasi mengenai pihak yang dibayar,
44
termasuk di dalamnya rekening bank pihak tersebut. Surat Perintah Pembayaran ini
akan dikeluarkan setelah semua dokumen-dokumen asli yang disebutkan di dalam
poin 1-6 di atas, yang merupakan bukti pendukung bagi pembayaran, telah
dilengkapi.
8. Jika semua dokumen-dokumen asli untuk pembayaran seperti yang dibahas pada
poin 1-7 di atas telah dilengkapi, maka sang petugas, atau yang dikuasakan, dari
Bendahara UmumNegara KPPN, Direktorat Perbendaharaan Negara Kementerian
Keuangan mengeluarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD) untuk melakukan
pembayaran atas jumlah yang diklaim oleh pihak Kontraktor beserta pajak yang
terkait dengan pembayaran tersebut. Sang petugas, atau yang diberikan kuasa, dari
Bendahara Umum Negara KPPN menahan serta membayarkan PPN serta
melakukan pemotongan pajak tersebut atas nama DJBM kepada bank untuk
disalurkan kepada Direktorat Jenderal Pajak. SPD ini terdiri dari rangkap tiga dan
mencatumkan informasi mengenai pihak yang menerima pembayaran serta rekening
banknya, jumlah dan referensi pembayaran.
A.2
A.2.1
Di dalam melakukan audit, kami melaksanakan audit dengan dua tujuan, yaitu (i)
menguji pengendalian internal terkait dengan pembayaran untuk memastikan bahwa
pengendalian yang ada berjalan sebagaimana mestinya, dan (ii) menguji keakuratan
dan keabsahan pembayaran. Selama periode sejak saat permulaan proyek pada
tanggal 31 Desember 2010, pengeluaran yang dilakukan terdiri atas dua (2)
pembayaran yaitu 10% uang muka dan 6 pembayaran untuk kemajuan pekerjaan,
yang masing-masing menggunakan porsi dana baik dari Pemerintah Indonesia
maupun dari AusAID. Pembayaran untuk kemajuan pekerjaan dilakukan
berdasarkan 9 Sertifikat Bulanan yang dikeluarkan oleh pihak DJBM. Dikarenakan
volume transaksi yang terjadi kecil, maka kami memutuskan untuk melakukan audit
100% kepada semua pengeluaran dana yang terjadi. Kami mengaudit dokumendokumen yang disimpan baik oleh DJBM maupun oleh Kontraktor untuk memastikan
bahwa dokumen-dokumen yang ada tersebut konsisten. Masing-masing pembayaran
yang dilakukan oleh pihak DJBM disertakan dengan dokumen-dokumen pendukung
asli seperti yang disebutkan di bagian A1 poin 1 8 di atas. Prosedur audit yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan daftar pembayaran yang dilakukan selama periode sejak proyek
dimulai hingga tanggal 31 Desember 2010 dan melakukan perhitungan
keakuratan matematis yang ada. Daftar pembayaran yang dilakukan telah
dikumpulkan dan ditampilkan di dalam bagian C dari laporan ini;
2. Mendapatkan salinan kontrak yang dibuat antara pihak DJBM dan Kontraktor
beserta perubahan kontrak yang terjadi. Ringkasannya ditampilkan di bagian B1
dari laporan ini;
3. Mendapatkan ringkasan atas laporan Anggaran dan Realisasinya untuk periode
antara sejak proyek dimulai hingga tanggal 31 Desember 2010 yang ditampilkan
di bagian B2 dan B3 dari laporan ini. Ringkasan laporan Anggaran dan
Realisasinya juga ditampilkan di dalam Sertifikat Bulanan terakhir;
4. Melakukan pengujian atas persentase penyelesaian pekerjaan penting yang
ditunjukkan pada masing-masing Sertifikat Bulanan dibandingkan dengan
laporan Back-up Data yang telah ditandantangani oleh Kontraktor, Direksi
Pekerjaan dan pihak DJBM;
45
5. Melakukan kajian ulang atas laporan Back-up Quality yang mendukung masingmasing Sertifikat Bulanan yang ada dengan tujuan untuk melihat apakah ada
laporan yang tidak sesuai;
6. Memeriksa apakah jumlah yang dibayarkan yang ada di daftar pembayaran yang
telah dilakukan sesuai dengan:
a. Kontrak yang telah disepakati antara DJBM dan Kontraktor;
b. SPPD yang telah disepakati yang dikeluarkan oleh Bendahara Umum Negara
KPPN, dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian
Keuangan;
c. Surat Perintah Pembayaran yang telah disetujui yang dikeluarkan oleh
PPSPM;
d. Permohonan Pembayaran yang telah disetujui yang dikeluarkan oleh Kepala
Satuan Kerja Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa;
e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang dikeluarkan oleh DJBM;
f. BAP yang telah disetujui;
g. Invoice dari Kontraktor, PPN dari Invoice itu beserta kwitansinya;
h. Sertifikat Bulanan yang telah disetujui beserta lampirannya;
i. Format pembayaran PPN yang telah disetujui dan divalidasi;
j. Format pembayaran pemotongan pajak yang telah disetujui dan divalidasi
Di samping yang tersebut di atas, dilakukan juga pemeriksaan konsistensi deskripsi,
tanggal, perseteujuan, dan dokumentasi pengendalian sepanjang verifikasi dokumen
yang disebutkan di poin 6a-6j.
A.2.2
46
B.
PEMBELANJAAN KAS
B.1
Nilai Kontrak
100%
Panjangkm
14.089
Jumlah-Rupiah
62,055,560,000
11%
6,826,111,600
AusAID
89%
55,229,448,400
62,055,560,000
682,611,160
5,522,944,840
68,261,116,000
47
B.2
Addendum
Terakhir
Asli
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Uang Muka
Umum
1,345,850,000
2.17
606,261,560
0.98
Drainase
7,298,799,294
11.76
170,637,000
0.27
Pekerjaan Tanah
Pelebaran perkerasan
dan bahu jalan
Perkerasan Batuan
2,854,269,420
4.60
545,304,670
0.88
5,599,552,617
9.02
3,612,571,817
5.82
30,700,353,264
49.47
4,933,932,378
7.95
1,224,062,710
5,153,320,845
8.30
163,893,292
0.26
393,017,068
0.63
236,321,160
1,662,701,654
62,055,560,000
100.00
10,650,844,754
Perkerasan Aspal
Struktur
Restorasi dan pekerjaan
kecil lainnya
Pekerjaan harian
Pekerjaan pemeliharaan
rutin
Material tersisa di lokasi
Sub-total
Dikurangi: uang retensi
Dikurangi: pengurangan
lainnya
Jumlah Net dari
Sertifikat hingga
tanggal terakhir
PPN atas porsi
pemerintah
Total Pengeluaran
PPN yang tidak perlu
dibayarkan dari porsi
AusAID
Total Biaya Proyek
1.97
0.38
4.48
278,258,710
10,372,586,044
682,611,160
114,098,446
62,738,171,160
10,486,684,490
5,522,944,840
923,160,157
68,261,116,000
11,409,844,647
48
B.3
12 bulan berakhir
pada 31 Desember
2010
(Rp)
11,409,844,647
4,583,733,047
6,826,111,600
923,160,157
370,865,673
552,294,484
10,486,684,490
4,212,867,374
6,273,817,116
114,098,446
45,837,330
68,261,116
10,372,586,044
4,167,030,044
6,205,556,000
34,229,534
13,751,199
20,478,335
10,338,356,510
4,153,278,845
6,185,077,665
49
C.
DETAIL PEMBAYARAN
NO
Penjelasan
Bagian
Tanggal
Tanggal
%
invoice
Pembayaran
penyelesaian
Kontraktor oleh DJBM
Uang Muka
AusAID
0.0000
16-Dec-09
22-Dec-2009
Uang Muka
GOI
0.0000
16-Dec-09
22-Dec-2009
Total
Total Biaya
PPN atas
WHT dari
PPN atas
per Invoice
JUMLAH YANG
bagian
Bagian
Bagian AusAID
dari
DIBAYARKAN
Pemerintah
Pemerintah
yang tak perlu
Kontraktor
(Rp)
Indonesia
Indonesia (Rp)
dibayarkan (Rp)
(Rp)
(Rp)
5,522,944,840
5,522,944,840
0
552,294,484
682,611,160
20,478,335
662,132,825
68,261,116
6,205,556,000
20,478,335
6,185,077,665
68,261,116
552,294,484
MC No. 01 - 05 AusAID
2.2110
28-Aug-10
2-Sep-2010
1,098,816,926
1,098,816,926
109,881,693
MC No. 01 - 05 GOI
2.2110
28-Aug-10
2-Sep-2010
135,808,834
4,074,265
131,734,569
13,580,883
1,234,625,760
4,074,265
1,230,551,495
13,580,883
109,881,693
Total
5
MC No. 06 - 07 AusAID
1.0680
6-Nov-10
11-Nov-2010
2,030,563,548
2,030,563,548
203,056,354
MC No. 06 - 07 GOI
1.0680
6-Nov-10
11-Nov-2010
250,968,528
7,529,056
243,439,472
25,096,853
2,281,532,076
7,529,056
2,274,003,020
25,096,853
203,056,354
Total
7
MC No. 08 - 09 AusAID
1.2060
17-Dec-10
21-Dec-2010
579,276,265
579,276,265
57,927,626
MC No. 08 - 09 GOI
Total
1.2060
17-Dec-10
21-Dec-2010
71,595,943
650,872,208
2,147,878
2,147,878
69,448,065
648,724,330
7,159,594
7,159,594
57,927,626
10,372,586,044
34,229,534
10,338,356,510
114,098,446
923,160,157
GRAND
TOTAL
4.4850
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-1
HASIL PENGUJIAN MATERIAL DI LABORATORIUM
I.
Lampiran 1 - 1
Lampiran 1 - 2
Lampiran 1 - 3
Lampiran 1 - 4
LAMPIRAN-2
FORMULIR AUDIT
LAMPIRAN-3
DAFTAR HADIR