Anda di halaman 1dari 21

A.

Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi dilakukan untuk mendapatkan besarnya debit banjir rancangan
dan debit andalan.
Tabel 1 Hujan Maksimum Rerata Tahunan
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

Stasiun Hujan
Pacet Pandan
Pugeran
95
128
86
124
88
109
109
163
95
87
115
95
94
104
86
100
160
97
93
91
60
182
97
72
141
162
85
81
162
97

Rerata
103.04
107.04
122.41
99.00
94.67
119.00
81.33
117.00
129.33
113.33

Tabel 2 Hujan Maksimum Rerata Tahunan Terurut

1.

No

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2011
2009
2008
2005
2006
2014
2012
2010
2007
2013

Curah Hujan
(mm)
81.33
94.67
99.00
103.04
107.04
113.33
117.00
119.00
122.41
129.33

Uji Konsistensi Data Hujan


Data hujan yang diperoleh perlu diuji tingkat konsistensinya. Hal ini

dikarenakan informasi yang diperoleh tentang masing-masing unsur tersebut


mengandung ketidaktelitian dan ketidakpastian (Harto, 1993:263).
Dengan alasan tersebut di atas maka perlu dilakukan uji konsistensi data dengan
menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). Metode ini digunakan
untuk menguji data satu stasiun dengan data dari stasiun ini sendiri dengan mendeteksi
nilai rata-rata (mean), untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam persamaan berikut:
Q

= maks |Sk**| untuk 0 < k < n..........................................................................(0)

= maks Sk** - min Sk.......................................................................................(0)

Sk* =

x x ..........................................................................................................(0)

Dy2 =

Sk
.............................................................................................................(0)
n

Dy

D y ...........................................................................................................(0)

Sk *

Sk** = D ............................................................................................................(0)
y
dengan:
Q

= atribut dari besarnya sebuah nilai statistik, didapat dari perhitungan dengan
rumus seperti pada Persamaan (1)

= atribut dari besarnya sebuah nilai statistik, didapat dari perhitungan dengan
rumus seperti pada Persamaan (2)

Sk* = data hujan (X) data hujan rata-rata ( X )


Dy2 = nilai kuadrat dari Sk* dibagi dengan menjadi data
Sk** = nilai Sk* dibagi dengan Dy
n

= jumla data

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:


1.

Data hujan yang diperoleh diurutkan berdasarkan tahun

2.

Menhitung rata-rata hujan

3.

Menghitung nilai Sk*, yaitu tiap data hujan dikurangi data hujan rata-rata

4.

Menghitung nilai absolut dar Sk*

5.

Menghitung nilai Dy2, yaitu (Sk*)2 dibagi jumlah data

6.

Menghitung jumlah komulatif Dy2

7.

Menghitung Dy, yaitu akar dari Dy2

8.

Menghitung nilai Sk**, yaitu Sk* dibagi Dy

9.

Menghitung nilai absolut dari Sk**

10.

Menentukan nilai Sk** max

11.

Menentukan nilai Sk** min

12.

Menghitung nilai Q/(n0,5)

13.

Menghitung nilai R/(n0,5)


Dengan melihat data statistik di atas maka dapat dicari nilai Q/(n 0,5) dan R/(n0,5).

Hasil yang didapat dibandingkan dengan nilai Q/(n 0,5) dan R/(n0,5) tabel, syarat analisis

diterima (masih dalam batasan konsisten) jika nilai Q/(n 0,5) dan R/(n0,5) hitung lebih
kecil dari nilai Q/(n0,5) dan R/(n0,5) tabel.
Tabel 3 Nilai Q/(n0,5) dan R/(n0,5)
Q/n0,5

R/n0,5

90%

95%

99%

90%

95%

99%

1,05
1,10
1,12
1,14
1,17

1,14
1,22
1,24
1,27
1,29

1,29
1,42
1,48
1,52
1,55

1,21
1,34
1,40
1,44
1,50

1,28
1,43
1,50
1,55
1,62

1,38
1,60
1,70
1,78
1,85

1,22
1,36
(Sumber: Harto, 1993:168)

1,63

1,62

1,72

2,00

10
20
30
40
100

Perhitungan:
-

Misalkan data yang digunakan sebagai


contoh perhitungan adalah data tahun 2011 dengan hujan harian maksimum dalam
satu tahun sebesar 81,33 mm dan curah hujan rerata sebesar 108,62 mm.

x x

= 81,33 108,62 = -27,28

Sk*

[Sk*] = nilai mutlak dari Sk* = 27,28

Dy2

Dy

Sk**

= Dy

[Sk**] = nilai mutlak dari Sk** = 1,99

27,282
Sk 2
=
= 74,43
n
10
Dy

| Sk* |

188,47

= 13,73

27,28

= 13,73 = 1,99

Hasil perhitungan metode RAPS lainnya ditabelkan dalam tabel berikut:


Tabel 4 Hasil Perhitungan Uji Konsistensi Data
No

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2011
2009
2008
2005
2006
2014
2012
2010
2007
2013

Curah
Hujan
81.33
94.67
99.00
103.04
107.04
113.33
117.00
119.00
122.41
129.33

Sk*
-27.28
-13.95
-9.62
-5.58
-1.57
4.72
8.38
10.38
13.79
20.72

[Sk*]
27.28
13.95
9.62
5.58
1.57
4.72
8.38
10.38
13.79
20.72

Dy2
74.43
19.46
9.25
3.11
0.25
2.23
7.03
10.78
19.02
42.92

Dy

13.73

Sk**
1.99
1.02
0.70
0.41
0.11
0.34
0.61
0.76
1.00
1.51

[Sk**]
1.99
1.02
0.70
0.41
0.11
0.34
0.61
0.76
1.00
1.51

No

Curah
Hujan
108.62

Tahun
Rerata
Jumlah

Sk*

Dy2

[Sk*]

11.60

Dy

188.47

Sk**

Mak
Min

[Sk**]

1.99
0.11

1.99
0.11

Sumber: Hasil Perhitungan

2.

Uji Abnormalitas Data


Data yang telah konsisten kemudian perlu diuji lagi dengan uji abnormalitas. Uji

ini digunakan untuk mengetahui apakah data maksimum dan minimum dari rangkaian
data yang ada layak digunakan atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Inlier-Outlier.
Dimana data yang menyimpang dari dua batas ambang, yaitu ambang bawah (X L) dan
ambang atas (XH) akan dihilangkan. Rumus untuk mencari ambang tersebut adalah
sebagai berikut:
XH

= Exp. (Xrerata + Kn . S)..................................................................................(0)

XL

= Exp. (Xrerata - Kn . S)...................................................................................(0)

dengan:
XH

= nilai ambang atas

XL

= nilai ambang bawah

Xrerata = nilai rata-rata


S

= simpangan baku dari logaritma terhadap data

Kn

= besaran yang tergantung pada jumlah sampel data (Tabel 5)

= jumlah sampel data

Adapun langkah perhitungan sebagai berikut:


1.

Data diurutkan dari besar ke kecil atau sebaliknya

2.

Mencari harga Log X

3.

Mencari harga rerata dari Log X

4.

Mencari nilai standart deviasi darai Log X

5.

Mencari nilai Kn (Tabel 5)

6.

Menghitung nilai ambang atas (XH)

7.

Menghitung nilai ambang bawah (XL)

8.

Menghilangkan data yang tidak layak digunakan

Tabel 5 Nilai Kn untuk uji Inlier-Outlier


Jumlah
Data
10
11

Kn
2,036
2,088

Jumlah
Data
24
25

Kn
2,467
2,468

Jumlah
Data
38
39

Kn
2,661
2,671

Jumlah
Data
60
65

Kn
2,837
2,866

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

2,134
2,175
2,213
2,247
2,279
2,309
2,335
2,361
2,385
2,408
2,429
2,448

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

2,502
2,519
2,534
2,549
2,563
2,577
2,591
2,604
2,616
2,628
2,639
2,650

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
55

2,682
2,692
2,700
2,710
2,719
2,727
2,736
2,744
2,753
2,760
2,768
2,804

70
75
80
85
90
95
100
110
120
130
140

2,893
2,917
2,940
2,961
2,981
3,000
3,017
3,049
3,078
3,104
3,129

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Volume II, 1999:8

Perhitungan:
-

Misalkan data yang digunakan sebagai


contoh perhitungan adalah data tahun 2011 dengan tinggi hujan maksimum satu
harian dalam satu tahun sebesar 81,33 mm

Kemudian dihitung nilai log dari data


tersebut, log 81,33 = 1,91

Hitung nilai standart deviasi dan rata-rata


dari keseluruhan nilai log x, dalam perhitungan ini diperoleh nilai standar deviasi
sebesar 0,06, dan rata-rata dari keseluruhan nilai log x sebesar 2,03

Dari Tabel 5 (nilai Kn untuk Uji InlierOutlier), untuk jumlah data (n) sebesar 10 diperoleh nilai Kn sebesar 2,04

Nilai batas ambang atas (XH)

= Exp. (Xrerata + (Kn . S))


= Exp. (2,03 + (2,04 x 0,06))
= 142,93

Nilai batas ambang bawah (XL)

= Exp. (Xrerata (Kn . S))


= Exp. (2,03 (2,04 x 0,06))
= 81,16

Hasil dari uji abnormalitas data tersebut setelah ditabelkan adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Hasil Perhitungan Uji Inlier-Outlier


No

Tahun

Curah Hujan
(mm)

Log x

Keterangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2011
2009
2008
2005
2006
2014
2012
2010
2007
2013
Stdev
Mean
Kn

81.33
94.67
99.00
103.04
107.04
113.33
117.00
119.00
122.41
129.33
=
=
=

1.91
1.98
2.00
2.01
2.03
2.05
2.07
2.08
2.09
2.11
0.06
2.03
2.04

Nilai ambang atas


Xh =
142.93
Nilai ambang bawah
Xi =
81.16

Sumber: Hasil Perhitungan

3.

Analisa Frekuensi
Dalam analisa hidrologi selanjutnya diperlukan besaran curah hujan rancangan

yang terjadi di daerah tersebut. Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan
dengan suatu kemungkinan tertentu atau hujan dengan suatu kemungkinan periode
ulang tertentu.
Dalam studi ini dipakai metode Gumbel dan

Log Person Tipe III dengan

pertimbangan bawa cara ini lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk semua data serta
umum digunakan dalam perhitungan maupun analisa curah hujan rancangan.
Tabel 7 Perbandingan Syarat Distribusi Frekuensi
Parameter

Gumbel
Cs 1.139
Ck 5.402

Log Pearson III


Cs 0
Cv 0.3

3.1. Metode Gumbel


Tidak semua nilai dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan nilai rataratanya, tetapi kemungkinan ada nilai yang lebih besar atau kecil dari nilai rataratanya.
Besarnya dispersi dilakukan dengan pengukuran dispersi, yakni melalui perhitungan

parametrik statistik untuk (XiX), (XiX)2 , (XiX)3 , (XiX)4 terlebih dahulu.


Dimana : Xi = Besarnya curah hujan DAS (mm) X = Rata-rata curah hujan maksimum
daerah (mm).
Tabel 8 Analisa Frekuensi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata - rata

Tahun

Xi

2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

103.04
107.04
122.41
99.00
94.67
119.00
81.33
117.00
129.33
113.33
1086.15
108.62

S
Cs
Ck
Cv

(Xi - X)

(Xi - X)2

(Xi - X)3

(Xi - X)4

-5.58
-1.57
13.79
-9.62
-13.95
10.38
-27.28
8.38
20.72
4.72

31.12
2.47
190.17
92.45
194.56
107.85
744.30
70.31
429.24
22.26
1884.72

-173.64
-3.88
2622.39
-888.93
-2713.81
1119.96
-20305.75
589.51
8893.16
105.03
-10755.95

968.70
6.11
36162.81
8547.14
37853.46
11630.65
553977.22
4942.94
184250.35
495.57
838834.94

14.47114
0.492956
3.795208
0.133233

3.2. Metode Log Pearson Tipe III


Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi Log Person Tipe
III adalah (Soemarto, 1987:243):
-

harga rata-rata,

standart deviasi,

koefisien kepencengan.

Prosedur untuk menentukan kurva distribusi Log Person Tipe III adalah:
1.

Mengubah data debit banjir tahunan sebanyak n buah X 1, X2, X3,....Xn menjadi Log
X1, Log X2, Log X3,.........Log Xn.

2.

Menghitung nilai rata-rata menggunakan persamaan:


Log x

Log x
n

.............................................................................................(2-0)

dengan:
n = jumlah data
3.

Menghitung nilai standar deviasi dari Log x menggunakan persamaan:


S.Log x

4.

(n 1)

......................................................................(2-0)

Menghitung nilai koefisien kepencengan menggunakan persamaan:


Cs

5.

(Log x Log x )

n (Log x (Log x ) 3
(n 1)(n 2)(S) 3

..............................................................................(2-0)

Menghitung logaritma debit dengan waktu balik yang dikehendaki menggunakan


persamaan:
Log x =

Log x

+ K . S.......................................................................................(2-0)

Harga-harga K dapat dilihat dari (Tabel 9), dengan tingkat peluang atau periode
tertentu sesuai dengan nilai Cs nya.
6.

Mencari anti Log x untuk mendapatkan debit banjir dengan waktu balik yang
dikehendaki.

Tabel 9 Nilai K Distribusi Log Pearson Tipe III

Sumber: Soetopo, Diktat Perkuliahan

Perhitungan:

Misal dipakai data hujan harian tahun 2011


dengan tinggi curah hujan maksimumnya sebesar 81,33 mm

Log x

= log 81,33

= 1,91
-

Hitung nilai standart deviasi dan rata-rata


dari keseluruhan nilai log x, dalam perhitungan ini diperoleh standart deviasi sebesar
0,06, dan rata-rata dari keseluruhan nilai log x sebesar 2,03.

Hitung nilai

= 1,91 2,03

Log x Log x

= -0,12
-

Hitung nilai

Log x Log x

= (-0,12)3

= -0,0018
-

Hitung nilai kemencengan (Cs)


CS

CS

n (Log x (Log x ) 3
(n 1)(n 2)(S) 3

10 -0,0012
(10 1)(10 2)(0,06) 3

= -0,78
Perhitungan curah hujan lainnya ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 10 Analisis Nilai Kemencengan (Cs)
No

Rmax (mm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rerata
Standart Deviasi
Cs

81.33
94.67
99.00
103.04
107.04
113.33
117.00
119.00
122.41
129.33

Peluang (%)
9.09
18.18
27.27
36.36
45.45
54.55
63.64
72.73
81.82
90.91

Log X
1.91
1.98
2.00
2.01
2.03
2.05
2.07
2.08
2.09
2.11
20.32
2.03
0.06
-0.78

[Log X - Log Xrerata]


-0.1220
-0.0560
-0.0366
-0.0192
-0.0027
0.0221
0.0360
0.0433
0.0556
0.0795

[Log X - Log Xrerata]3


-0.00181391
-0.00017588
-0.00004899
-0.00000712
-0.00000002
0.00001084
0.00004650
0.00008131
0.00017164
0.00050218
-0.00123343

Sumber: Hasil Perhitungan

Setelah didapatkan besarnya nilai kepencengan, standart deviasi, dan tinggi hujan ratarata, maka dapat dihitung besarnya curah hujan rancangan dengan menggunakan kala

ulang tertentu. Contoh perhitungan menghitung besarnya curah hujan rancangan dengan
menggunakan metode Log Pearson Tipe III sebagai berikut:
-

Dalam

studi

ini

karena

yang

akan

direncanakan adalah sebuah cek dam maka yang akan dipakai adalah curah hujan
rancangan dengan kala ulang lima tahun.
-

Nilai-nilai standar deviasi, rata-rata, dan


kemencengan didapat dari perhitungan sebelumnya.

Dari nilai peluang atau probabilitas 20 % dan


kepencengan -0,78 didapat nilai K = 0,86.

Log x

Log + K S

= 2,03 + (0,86 x 0,06)


= 2,08
Untuk perhitungan lainnya ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 11 Perhitungan Curah Hujan Rancangan
No
1
2
3
4
5
6

Tr

R rata-rata

Std. Deviasi

Kemencengan

Peluang

(tahun)

(log)

2
5
10
25
50
100

2,03
2,03
2,03
2,03
2,03
2,03

Curah Hujan Rencana

(log)

(Cs)

(%)

(tabel)

(log)

(mm)

0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06

-0,78
-0,78
-0,78
-0,78
-0,78
-0,78

50
20
10
4
2
1

0,13
0,86
1,17
1,46
1,62
1,75

2,04
2,08
2,10
2,12
2,13
2,14

109,64
121,31
126,71
131,87
134,86
137,33

Sumber: Hasil Perhitungan

4.

Uji Kesesuaian Distribusi


Pemeriksaan uji kesesuaian ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu kebenaran

hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan uji ini akan diketahui:


1.

Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkan atau
yang diperloeh secara otomatis,

2.

Kebenaran hipotesa diterima atau tidak.

4.1. Uji Smirnov-Kolmogorov


Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorov, sering juga disebut uji kecocokan non
parametric (non parametric test), karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu (Soewarno, 1995:198). Prosedurnya adalah sebagai berikut:
1.

Mengurutkan dari data yang ada dari kecil ke besar.

2.

Menghitung besarnya probabilitas untuk lebih kecil dari data yang ada (Pt).

Apabila diketahui Pr (probabilitas terjadi), maka:


Pt = 100% Pr.........................................................................................................(0)
3.

Menghitung besarnya peluang data yang ada dengan menggunakan metode Weibull,
maka digunakan persamaan:
Pw

m
100% ..................................................................................................(0)
n 1

4. Menghitung selisih nilai D yang dinyatakan dengan persamaan:


D max

Pt - Pw
100

.................................................................................................(0)

Apabila besarnya nila D yang diperoleh lebih kecil dari Do (dari tabel) maka
hipotesa yang dilakukan diterima (memenuhi syarat distribusi yang diuji), jika nilai D
yang diperoleh lebih besar dari Do maka hipotesa yang dilakukan tidak diterima (tidak
memenuhi syarat distribusi yang diuji).
Tabel 12 Nilai Kritis D0 untuk Uji Smirnov-Kolmogorov
ukuran
sampel n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
rumus
asimtotik

20
0,900
0,684
0,565
0,494
0,446
0,410
0,404
0,358
0,339
0,322
0,307
0,295
0,284
0,274
0,266
0,258
0,250
0,244
0,237
0,231
1,070
n

Derajat Kepercayaan ()
(%)
15
10
5
0,925
0,950
0,975
0,726
0,776
0,842
0,597
0,642
0,708
0,525
0,564
0,624
0,474
0,510
0,563
0,436
0,470
0,521
0,405
0,438
0,486
0,381
0,411
0,457
0,360
0,388
0,432
0,342
0,368
0,409
0,326
0,352
0,391
0,313
0,338
0,375
0,302
0,325
0,361
0,292
0,314
0,349
0,293
0,304
0,338
0,274
0,295
0,328
0,266
0,286
0,318
0,259
0,278
0,309
0,252
0,272
0,301
0,246
0,264
0,294
1,140
1,220
1,360
n
n
n

1
0,995
0,929
0,829
0,734
0,669
0,618
0,577
0,543
0,514
0,486
0,468
0,450
0,433
0,418
0,404
0,391
0,380
0,370
0,361
0,520
1,630
n

Sumber: Bonnier, 1980, dikutip dari Soewarno, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data
Jilid I, 1995:199

dengan: = derajat kepercayaan


Perhitungan:
1.

Dalam contoh perhitungan ini dipakai data hujan satu harian tahun 2011 dengan
tinggi hujan satu harian sebesar 81,33 mm.

2.

Log x = log 81,33


= 1,91

3.

Menghitung nilai probabilitas berdasarkan rumus Weibull.


Pw (Weibull) =
=

4.

m
n 1
1
= 0,0909 atau 9,09 %
10 1

Hitung nilai standart deviasi dan rata-rata dari keseluruhan nilai log x,
dalam perhitungan ini diperoleh nilai standart deviasi sebesar 0,06, dan rata-rata dari
keseluruhan nilai log x sebesar 2,03.

5.

Hitung nilai

= 1,91 2,03

Log x Log x

= -0,12
6.

Hitung nilai

Log x Log x

= (-0,12)3
= -0,0018

7.

Hitung nilai kemencengan (Cs)


CS

CS

n (Log x ( Log x ) 3
(n 1)(n 2)(S) 3

10 0,0012
(10 1)(10 2)(0,07) 3

= -0,78
8.

Menghitung faktor frekuensi (K), rumus yang digunakan adalah sebagai


berikut:
Log x
K =

Log x

+ (K . S)

Log x Log x
S
0,12

= 0,06 = -2,02

9.

Mencari besarnya nilai probabilitas (Pr), nilai Pr dapat dicari dengan


melihat tabel distribusi log pearson, dari hubungan nilai kemencengan (Cs) dengan
faktor frekuensi (K), dengan cara interpolasi maka didapat nilai probabilitas sebesar
95,71 %.

10.

Menghitung nilai Pt yang didapat dari rumus sebagai berikut:


Pt = 100 Pr
= 100 95,71 = 4,29 %

11.

Menghitung harga mutlak dari selisih nilai probabilitas weilbull dengan


probabilitas tabel.
D=

Pt PW
100

4,29 9,09
100

= 0,05

12.

Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan

13.

Mencari nilai maksimum dari

Pt PW

sebagai Dmax kemudian

dicocokkan dengan Dkritis (Tabel 12), jika Dmax < Dkritis maka distribusi diterima.
Untuk perhitungan lainnya ditampilkan di tabel berikut:

Tabel 13 Hasil Perhitungan Nilai D Maksimum


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tahun
2011
2009
2008
2005
2006
2014
2012
2010
2007
2013

Rmax (mm)
81.33
94.67
99.00
103.04
107.04
113.33
117.00
119.00
122.41
129.33

Peluang (%)
9.09
18.18
27.27
36.36
45.45
54.55
63.64
72.73
81.82
90.91

Log X
1.91
1.98
2.00
2.01
2.03
2.05
2.07
2.08
2.09
2.11

Jumlah

20.32

Rerata

2.03

Standart Deviasi

0.06

Rerata Log X
2.03
2.03
2.03
2.03
2.03
2.03
2.03
2.03
2.03
2.03

[Log X - Log Xrerata]


-0.1220
-0.0560
-0.0366
-0.0192
-0.0027
0.0221
0.0360
0.0433
0.0556
0.0795

[Log X - Log Xrerata]3


-0.00181391
-0.00017588
-0.00004899
-0.00000712
-0.00000002
0.00001084
0.00004650
0.00008131
0.00017164
0.00050218

K
-2.02
-0.93
-0.61
-0.32
-0.04
0.37
0.60
0.72
0.92
1.32

Pr (%)
95.71
82.64
74.20
64.73
55.69
40.19
30.74
25.71
17.94
6.15

Pt (%)
4.29
17.36
25.80
35.27
44.31
59.81
69.26
74.29
82.06
93.85

D
0.05
0.01
0.01
0.01
0.01
0.05
0.06
0.02
0.00
0.03

-0.00123343
2.03

D maksimum

0.06

Tabel 14 Perbandingan Nilai D Maksimum Tabel dengan Hasil Perhitungan


No
1
2
3
4
5

(%)
1
5
10
15
20

D kritis
0,49
0,41
0,37
0,35
0,32

D max
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06

Keterangan
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima

4.2. Uji Chi-Kuadrat


Uji Chi Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang
dianalisis. Adapun langkah-langkah perhitungan dari uji ini adalah sebagai berikut:
x2

(O j E j ) 2
Ej

..................................................................................................(0)

dengan:
x2 = parameter chi-kuadrat hitung
Ej = frekuensi teoritis kelas j
Oj = frekuensi pengamatan kelas j
Nilai x2 yang terhitung ini harus lebih kecil dari harga x2 tabel, yang didapat dari (Tabel
15)
Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung dengan:
dk = k (P + 1).........................................................................................................(0)
dengan:
dk = derajat kebebasan
k

= banyaknya kelas

P = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter


Tabel 15 Distribusi Chi-Kuadrat
Derajat Bebas ()

0,200

0,100

0,050

0,010

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1,642
3,219
4,642
5,989
7,289
8,558
9,803
11,030
12,242
13,442

2,706
4,605
6,251
7,779
9,236
10,645
12,017
13,362
14,987
15,987

3,841
5,991
7,815
9,488
11,070
12,592
14,067
15,507
16,919
18,307

6,635
9,210
11,345
13,277
15,086
16,812
18,475
20,090
21,666
23,209

Derajat Bebas ()

0,200

11
14,631
12
15,812
13
16,985
14
18,151
15
19,311
16
20,465
17
21,615
18
22,760
19
23,900
20
25,038
Sumber: Soetopo, Diktat Perkuliahan

0,100

0,050

0,010

17,275
18,549
19,812
21,064
22,307
23,542
24,769
25,989
27,204
28,412

19,675
21,026
22,362
23,685
24,996
26,296
27,587
28,869
30,144
31,410

24,725
26,217
27,688
29,141
30,578
32,000
33,409
34,805
36,191
37,566

Perhitungan:
-

Membagi data pengamatan menjadi beberapa


kelas
k

= 1 + 3,22 log n
= 1 + 3,22 log 10
= 4,22

4 (kelas)

Misal dipakai data dengan nilai probabilitas


0,25 yang didapat dari rumus Weibull
Pw

ni
1 n

1
1 3

= 0,25
-

Cs = -0,78 (diambil dari nilai sebelumnya)

Diketahui:
Pw

= 0,25

Cs

= -0,78

Dengan cara interpolasi didapat nilai K sebesar 0,73


-

Log x

Log x

+ (K . S)

= 2,03 + (0,73 x 0,06)


= 2,08
-

Exp (2,08) = 119,29 mm

Frekuensi teoritis (Ej) =

n 10
=
= 2,37
k
4

Frekuensi pengamatan (Oj) diperoleh dari


pengelompokan data pengamatan sesuai dengan batas kelasnya. Pada kasus ini
jumlah data yang nilainya lebih dari 119,29 adalah 2

(O j E j ) 2

Nilai Chi Square=


=

Ej

(2 2,37) 2
2,37

= 0,06
Perhitungan lainnya, langkah dan teorinya sama dengan yang diatas, sedangkan hasil
dari perhitungan ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 16 Hasil Penentuan Kelas
No
1
2
3

Peluang
(%)

R rata-rata

Std.
Deviasi

Kemencenga
n

(log)

(log)

(Cs)

25
50
75

2.03
2.03
2.03

0.06
0.06
0.06

Curah Hujan Rencana


(log)

-0.78
-0.78
-0.78

0.73
0.13
-0.63

2.08
2.04
1.99

(mm)
119.29
109.64
98.67

Tabel 17 Hasil Perhitungan Frekuensi Kelas


Interval Kelas
0 - 98.67
98.67 - 109.64
109.64 - 119.29
119.29 -

Ej

Oj
2.37
2.37
2.37
2.37

(Oj - Ej)2/Ej
2
3
3
2

0.06
0.17
0.17
0.06

Jumlah

0.45

Tabel 18 Perbandingan Nilai x2 Tabel dan x2 Hitungan


No
1
2
3
4

5.

(%)
1
5
10
20

D critis
11.35
7.82
6.25
4.64

D max
0.45
0.45
0.45
0.45

Keterangan
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima

Koefisien Pengaliran
Koefisien Pengaliran (C) adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir

di suatu daerah akibat turunnya hujan dengan jumlah air hujan yang turun di daerah
tersebut. Besarnya koefisien pengaliran tergantung pada daerah pengaliran dan
karakteristik hujan pada suatu daerah yang meliputi: keadaan hujan, luas dan bentuk
daerah pengaliran, kemiringan daerah pengaliran, daya infiltrasi dan perkolasi tanah,
kebasahan tanah, suhu, udara, angin, evaporasi, tata guna lahan.

Tabel 19 Harga Komponen C oleh Faktor Intensitas Hujan


Intesitas Hujan (mm/jam)
< 25
25 50
50 75
75 >

Cp
0,05
0,15
0,25
0,30

Sumber: Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil (1994:4.24)

Tabel 20 Harga Komponen C oleh Faktor Topografi


Keadaan Topografi
Curam dan Tidak Rata
Berbukit-bukit
Landai
Hampir Datar

Kemiringan
(m/km)
200
100 200
50 100
0 50

Ct
0,10
0,05
0,00
0,00

Sumber: Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil (1994:4.24)

Tabel 21 Harga Komponen C oleh Tampungan Permukaan


Tampungan Permukaan
Daerah pengaliran yang curam, sedikit depresi
permukaan
Daerah pengaliran yang sempit, dengan system
Teratur
Tampungan dan aliran permukaan yang berarti,
terdapat kolom, berkontur
Sungai berkelok-kelok dengan usaha pelestarian
Lahan

Co
0,10
0,05
0,05
0,00

Sumber: Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil (1994:4.24)

Tabel 22 Harga Komponen C oleh Faktor Infiltrasi


Faktor Infiltrasi
Infiltrasi Besar
(Tidak terdapat penutup lahan)
Infiltrasi Lambat (Lembut)
Infiltrasi Sedang (Loam)
Infiltrasi Cepat (Pasir Tebal)

K (cm/dt)

Cs

< 10-5

0,25

10-5 10-6
10-3 10-4
> 10-3

0,20
0,10
0,05

Sumber: Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil (1994:4.24)

Tabel 23 Harga Komponen C oleh Penutup Lahan


Penutup Tumbuhan
Pada Daerah Pengaliran

Cc

Tidak terdapat tanaman yang efektif


Terdapat padang rumput yang baik
sebesar 10%
Terdapat padang rumput yang baik
sebesar 50%, ditanami atau banyak
pepohonan
Terdapat padang rumput yang baik
sebesar 90%, hutan

0,25
0,20
0,10
0,05

Sumber: Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil (1994:4.25)

Koefisien limpasan diperoleh = 0,70


6.

Debit Banjir Rancangan Metode Rasional

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah metode
Rasional, dengan rumus:
Q = (C. I . A)/3,6
I = R/24 . (24/tc)2/3
dengan:
Q = debit maksimum (m3 /detik),
C = koefisien limpasan (run off) air hujan,
I

= intensitas hujan (mm/jam),

A = luas daerah pengaliran (km2),


R = hujan maksimum (mm),
tc = waktu konsentrasi (menit), = 15 menit
Tabel 24 Debit Banjir Rancangan Metode Rasional DAS Afvour Sumber Watu
No

Tr

(tahun)
1

10

25

50

100

95.78
105.98
110.70
115.20
117.82
119.97

A
(km2)
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12

C
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70

Banjir Rancangan
(m3/dt)
Q = (C.I.A)/3.6
2.27
2.51
2.62
2.73
2.79
2.84

Tabel 25 Debit Banjir Rancangan Metode Rasional DAS Afvour Sumber Bendo
No

Tr
(tahun)

A
(km2)

Banjir Rancangan
(m3/dt)
Q = (C.I.A)/3.6

10

25

50

100

95.78
105.98
110.70
115.20
117.82
119.97

0.07
0.07
0.07
0.07
0.07
0.07

0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70

1.30
1.44
1.51
1.57
1.60
1.63

Anda mungkin juga menyukai