PENDAHULUAN
sehat
yang
mandiri
dan
berkeadilan.
Sebagian
besar
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan identifikasi permasalahan di Puskesmas Sibela?
2. Bagaimana melakukan PSC terhadap masalah yang merupakan prioritas
masalah paling tinggi di Puskeksmas Sibela?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami cara melakukan problem solving cycle (PSC) di Puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui program-program di Puskesmas beserta indikatornya
terutama di Puskesmas Sibela
b. Mengetahui cara melakukan PSC terhadap masalah yang merupakan
prioritas masalah paling tinggi di Puskesmas Sibela
D. Manfaat
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai cara melakukan
PSC di puskesmas.
2. Memberikan alternatif pemecahan masalah kepada pelaksana kebijakan
untuk menghadapi kendala di lapangan dalam rangka mengatasi
permasalahan di puskesmas
3.
BAB II
ANALISA SITUASI
A. Wilayah
1. Keadaan Wilayah
Wilayah binaan Puskesmas Sibela hanya 1 kelurahan yaitu Kelurahan
Mojosongo dengan luas 5.329 km2 yang merupakan dataran rendah dan
dilintasi oleh Kali Anyar dengan ketinggian hampir sama dengan sungai
Bengawan Solo yaitu kira-kira 92 meter dari permukaan laut.
2. Batas wilayah Puskesmas Sibela
Wilayah binaan Puskesmas Sibela yaitu Kelurahan Mojosongo
Kecamatan Jebres, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah timur
Sebelah barat
:wilayah
Kelurahan
Nusukan
dan
Kelurahan
Kadipiro
Fasilitas Kesehatan
Jumlah
Keterangan
1.
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
1/2
2.
Klinik Mojosongo
3.
Balai Pengobatan
Akper PPNI,
Seger waras
4.
Rumah Bersalin
5.
Apotek
6.
18
7.
8.
10
Yang
Kekurangan
ada
Status
Keterangan
Kepegawaian
Sekaran
g
A. Puskesmas Induk
1. Dokter
3 orang
2. Dokter gigi
2 orang
PNS
1 Kepala
1 orang
PNS
UPT
a. SKM
3 orang
PNS
b. DIV
2 orang
3. Sarjana/DIV
Kebidanan
c. DIV/ S1
4 orang
Keperawatan
d. Apoteker
1 orang
4. Diploma 3
a. Kebidanan
6 orang
b. Keperawatan
4 orang
c. Gizi
2 orang
d. Rekam
1 orang
2 orang
Medik
5. D1 Kebidanan
1 orang
6. Perawat Gigi
1 orang
7. Tenaga
1 orang
1 orang
laboratorium
apoteker
8. Pengelola obat
4 orang
9. Tenaga
5 orang
1 orang
administrasi
10. Tenaga
1 orang
Pengelola
Keuangan
B. Puskesmas Pembantu (PP 1 dan 2)
1. Perawat (SPK)
1 orang
2. D3
1 orang
Keperawatan
3. D3 Kebidanan
Asisten
1 orang
1 orang
b. Data Sekolah
Sarana pendidikan yang ada di wilayah Puskesmas Sibela berupa sekolah
dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi dan pondok pesantren.
Tabel 3. Sekolah di Wilayah Kelurahan Mojosongo
No. Nama
Sekolah
Jumlah Siswa
Jumlah
Jumlah
Guru
Kader UKS
UKS
Dokter Kecil
1
TK
558
577
SD/MI
2061
1898
16
178
21
SMP/MTs 81
12
SMA/MA
408
17
439
0/697 x 1000
= 0 %0
b. Angka Kematian Kasar (CDR)
= 260/49808 x 1000
= 5, 22 %0
c. Angka Kematian Anak Balita (CMR)
= 0/3490 x 1000
=0
d. Angka Kematian Ibu (MMR)
= 0/697 x 1000
=0
Kelompok Usia
Bayi
Balita
Usia
0-1
Jumlah
PUS
Lansia
Sekolah
Penyakit Menular
Diare/Gastroenteritis
Pneumonia
TB Paru
DHF/DSS
Penyakit Menular
23
52
76
Neoplasma/Tumor
15
16
Hipertensi
13
18
Penyakit Susunan
Diabetes Mellitus
Penyakit Hati
Penyakit Ginjal
Kecelakaan/Perlukaan
Sebab Persalinan
Trauma Lahir
Lainnya
Penyakit Tidak
Menular
Pembuluh Darah
Saraf Pusat
Asphxia
Penyakit Tidak
113
115
36
173
260
Menular Lainnya
JUMLAH
Nama Penyakit
Kode
Total
Common cold
76
5624
Myalgia
118
4574
Hipertensi esensial
65
4140
Gastritis
98
3930
Observasi febris
151
2472
Pharingitis
78
2335
Batuk
142
2075
81
1988
152
1555
10
91
1171
Selama tahun 2013 tidak ada Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit di wilayah
binaan Puskesmas Sibela.
BAB III
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2013, masih
terdapat beberapa kesenjangan yang terjadi dan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 6. Identifikasi Permasalahan di Puskesmas Sibela Tahun 2013
No. Program
Indikator Kerja
Target 2013
Realisasi
Capaian
Program Obat
Terpenuhinya jumlah
93%
92.43%
99.39%
dan Perbekalan
Kesehatan
UPTD Puskesmas
Program
Persentase IRT
90%
88%
98%
Pengawasan
memenuhi syarat
Obat dan
Persentase keamanan
84%
71%
85%
Makanan
170
169.04
97.67%
5%
0%
20%
80%
70%
88%
di pasaran
3.
Program Upaya
Jumlah kunjungan
Kesehatan
Masyarakat
per hari
Persentase yankes
jiwa di puskesmas
dan RS di luar RS
Jiwa
4.
Program
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
10
5.
Program
5.60%
5%
111%
Perbaikan Gizi
kurang
Masyarakat
62%
80%
3.70%
11%
29.7%
78%
64%
83%
berat badan
Persentase ibu hamil
KEK
Persentase gizi baik
anak SD
Persentase pemberian 70%
0%
6.
Program
Angka kesakitan
Pencegahan dan
9.77
38%
5%
10%
50%
0%
38%
62%
0%
13%
87%
84%
35%
42%
>2
Menular
Pemukiman <5%
Angka House Index
Nyamuk di
Sekolahan
Angka House Inde di
Tempat Tempat
Umum
Angka penemuan TB
paru
Angka penemuan
AFP per 100.000
penduduk <15 tahun
11
7.
Program
Persentase keluarga
Pengembangan
Lingkungan
Persentase rumah
sehat
73%
68%
93%
95%
89.67%
94.39%
80%
50%
63%
100%
77%
77%
100%
98%
98%
90%
70%
78%
90%
70%
78%
50%
20.42%
41%
jentik >95%
Persentase air bersih
memenuhi syarat
bakteriologis
8.
Pengawasan
Persentase rumah
dan
makan memenuhi
Pengendalian
syarat
Kesehatan
Makanan
9.
Program
Persentase pelayanan
Peningkatan
ibu hamil K4
Keselamatan
Ibu Melahirkan
dan Anak
10.
Program
Cakupan pelayanan
Peningkatan
anak balita
Pelayanan
11.
Balita
balita
Program
Persentase pelayanan
Pelayanan
Kesehatan
dan usila
Lansia
kegiatan
tersebut),
Legality
(dasar
secara
hukum/etika
(A+B) x C x D / 3
A : Besar masalah
(nilai 0-10)
(nilai 0-20)
C : Kemudahan penanggulangan
(nilai 0-10)
D : Pearl factor
Total dari
Ranking
rumus
Terpenuhinya jumlah dan jenis
32
24
18
10
24
18
10
13
42.66667
27
27
40
24
18
10
40
83.33333
83.33333
60
48
18
10
16
11
75
27
14
12
11
32
42.66667
42.66667
24
Dari metode ini terlihat bahwa masalah yang menjadi prioritas pertama
adalah tingginya HI (house index) di pemukiman dan sekolah.
15
a
Kinerja
Pelayanan
Kesehatan
e
c
a
c
Kondisi
Masyarakat
Lingkungan
a
b
Keterangan:
1. Kondisi Masyarakat
a. Kesadaran masyarakat tentang pencegahan penularan penyakit DBD
masih rendah yaitu menganggap meskipun ada jentik asal keluarga
mereka sehat tidak terkena DBD tidak apa-apa,
bahkan merasa
16
2. Lingkungan
a. Banyak rumah kosong di wilayah Mojosongo yang tidak terawat
sehingga rawan menjadi sarang nyamuk.
b. Akses air bersih sulit akibat pengaruh topografis daerah Mojosongo
sehingga masyarakat malas untuk menguras bak mandi terutama untuk
kamar mandi dengan bak besar.
c. Penerangan kamar mandi di beberapa rumah penduduk masih kurang
sehingga jentik nyamuk tidak terlihat
d. Kesibukan dari para penghuni rumah di wilayah Mojosongo yang
cukup tinggi sehingga tidak sempat untuk menguras bak mandi
seminggu 2 kali
e. Kurangnya tenaga kebersihan di sekolah-sekolah sehingga kamar
mandi juga jarang dikuras dan dibersihkan.
Penyebab Masalah
lebih
giat
untuk
17
yang
mengingatkan
warga
melakukan PSN
Bekerjasama dengan lintas sektoral
untuk
membuat
kegiatan
yang
lebih Peningkatan
Masyarakat
mengandalkan
fogging
bila
program
promosi
mengetahui
menguras
bak
mandi
program
promosi
cara
yang
benar
penggunaan
melalui
kader
media
lain
ataupun
untuk
Banyak
rumah
kosong
terawat
pekan
sehingga
rawan
pengaruh topografis
Mojosongo
masyarakat
daerah
sehingga
malas
program
promosi
yang
lain
yaitu
dengan
untuk
langsung saat PE
18
Memberikan
besar.
masyarakat
edukasi
untuk
lebih
kepada
baik
rumah
penduduk
2 kali
sekolah-sekolah
kamar
mandi
sehingga
juga
jarang
Jumlah
kader
kesehatan
untuk
penyelidikan
terbatas
beberapa
mengenai
melakukan
dan kader
penyuluhan
DBD
dan
epidemiologi
sehingga
pengetahuan
pencegahan
DBD
belum merata
19
SW
W
1. Kurangnya tenaga
kerja di Puskesmas
abate.
2. Adanya beberapa
dan penyuluhan
program yang
kesehatan secara
mendukung pencegahan
merata.
DBD, seperti
penyuluhan baik secara
langsung maupun tidak
OT
Strategi SO
Strategi WO
1. Memberikan
1. Melibatkan seluruh
pembinaan,
pembekalan
kader di puskesmas
masalah kesehatan di
mengenai cara
sibela untuk
masyarakat.
melakukan PE-DBD
dan penggunaan
dan penyuluhan
kesehatan
2. Membuat media
promkes DBD seperti
2. Penggunaan dana
secara optimal.
20
membaca secara
mandiri
T
1. Kesadaran dan kepedulian
Strategi ST
Strategi WT
1. Meningkatkan
1. Lebih melibatkan
kegiatan promosi
kesehatan dengan
masyarakat dan
organisasi masyarakat
menarik
setempat dalam
2. Melakukan
mendukung program
pendekatan secara
PSN untuk
personal melalui
menurunkan HI.
kerja Puskesmas
kader-kader desa
Mojosongo.
4. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
ada kegiatan-
kegiatan masyarakat
3. Menjalin kerjasama
dan komunikasi yang
baik dengan PDAM
setempat
4. Melibatkan pejabat
setempat untuk
menindak lanjuti
lingkungan yang
tidak sehat, seperti
21
merupakan
biaya
(Cost,
C)
yang
diperlukan
untuk
22
Efektivitas
Efisiensi
Prioritas
(C)
=MxIxV/C
26.67
33.3
30
16
penyuluhan
penggunaan
abate
leaflet,
tim
khusus
pemberantasan jentik.
Meningkatkan keterlibatan
kader-kader
dalam
setempat
pelaksanaan
PSN
yang
berkesinambungan
PSN
di
lapangan
Pengingatan untuk melihat
jentik nyamuk di kamar
4
mengingatkan
pertemuan
warga
pada
untuk
23
meningkatkan
kesadaran
kerjasama
setempat,
masyarakat
untuk
tokoh
terjun
langsung
membantu
meningkatkan
kesadaran
masyarakat
dalam
pemberantasan
dan
12
bakti
terjadwal
kampong
serta
dengan
reward
bagi
kader/daerah/sekolah yang
6
baik
dalam
menurunkan HI
Kriteria efektivitas :
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)
24
3 = cukup efektif
4 = efektif
5 = paling efektif
Kriteria efisiensi :
C = Efficiency Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin tidak
efisien)
25
BAB IV
PLAN OF ACTION
A. Kegiatan
1. Tujuan :
a. Meningkatkan HI di pemukiman dan sekolah
b. Untuk meningkatkan peran serta seluruh komponen sekolah dan
masyarakat dengan membentuk tim khusus untuk memberantas jentik
nyamuk
2. Sasaran :
Seluruh sekolah dan pemukiman di wilayah binaan Puskesmas Sibela
3. Pelaksana :
a. Petugas P2PL Puskesmas
b. Seluruh penghuni rumah, kader, pejabat setempat
c. Guru, siswa, petugas kebersihan sekolah
4. Waktu :
Setiap hari atau tiap pekan dengan evaluasi setiap bulan (sesuai jadwal PJB)
5. Lokasi : Wilayah binaan Puskesmas Sibela
6. Pembiayaan dalam 1 tahun untuk setiap lokasi:
Pembuatan jadwal dan rapot evaluasi
1000 x 12 = 12.000
7. Mekanisme pelaksanaaan:
a. Tim Pemberantas Jentik Nyamuk
Untuk sekolah : Tim ini dibentuk melibatkan semua komponen di
sekolah : guru, siswa, dan petugas kebersihan sekolah. Hal ini
bertujuan untuk mendidik siswa dan masyarakat bahwa melakukan
PSN bukan hanya tanggung jawab puskesmas atau petugas kebersihan
saja tetapi semua komponen. Untuk siswa SD bisa melibatkan semua
siswa kelas 4, 5, 6 dengan penanggung jawab ketua kelas masingmasing atau dokter kecil, sedangkan siswa SMP dan SMA bisa dari
murid kelas 1-3. Tugas dari siswa adalah bertanggung jawab
26
mengamati adakah jentik nyamuk di bak mandi, jika ada maka harus
melaporkan ke guru UKS atau guru yang bertugas masalah kesehatan.
Guru bertugas menentukan tindakan pemberantasan jentik maupun
PSN yang paling tepat untuk kondisi tersebut dan menunjuk
pelaksananya. Petugas kebersihan bertugas untuk membersihkan
kamar mandi satu minggu 2 kali dan setiap ada laporan dari
siswa/guru.
Untuk pemukiman : Tim ini dibentuk melibatkan semua komponen di
masyarakat : warga, kader, dan pejabat setempat. Penghuni rumah
menetapkan strategi pemberantasan jentik yang mereka pilih, kader
melakukan PJB dan edukasi pada masyarakat yang jentiknya masih
positif dan pejabat setempat seperti ketua RT akan mengevaluasi atas
kondisi dalam 1 bulan.
4. Pembuatan Jadwal
Jadwal bisa dibuat fleksibel sesuai kebijakan sekolah atau kondisi
rumah/daerah masing-masing, misal disesuaikan dengan jadwal piket murid atau
dengan metode lainnya yang jelas setiap saat ada siswa, guru, dan petugas
kebersihan, warga rumah, kader, dan pejabat setempat yang ikut bertanggung
jawab memberantas jentik nyamuk.
Bulan
Penanggung Jawab
au
Kamar mandi 2 : Menguras Abate Ikan pemakan jentik Lainnya,
Kontainer 1 : Menguras Abate Ikan pemakan jentik Lainnya, ..
27
No.
Hari
Tanggal
Pengamat (Siswa)
Nama
Jentik (+/-)
TTD
KM 1
KM 2
Nama
Tindakan
TTD
Jenis
Pelaksana
1.
2.
3.dst
Penanggung Jawab
: Kepala Keluarga
Kader
:
:
Pejabat setempat
Hari,
Pekan
Tanggal
Nama
TTD
Jentik (+/-)
KM 1
KM 2
Kont. 1
Tindakan
Jenis
I
II
III.dst
PJB kader / petugas puskesmas (PE) :
Hari, Tanggal :
Hasil
Tindakan
28
Pelaksana
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh petugas puskesmas atau kader tiap melakukan PJB.
Jika diketemukan jentik positif, maka semua komponen dikumpulkan dan
dievaluasi komponen apa yang masih harus diperhatikan untuk melakukan
perbaikan ke depan. Kemudian sekolah/rumah/daerah tersebut diranking untuk
mengetahui kinerja, dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan dengan
sekolah/rumah/daerah lain.
29
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Prioritas masalah pertama di Puskesmas Sibela berdasarkan data tahun
2013 adalah tingginya house index di pemukiman dan sekolah. Sedangkan
prioritas utama pemecahan masalah adalah dengan membentuk tim
pemberantas jentik nyamuk.
B. Saran
1. Perlu dilakukan evaluasi berkesinambungan mengenai alternatif
pemecahan masalah untuk dilakukan perbaikan secara terus menerus
2. Peningkatan program promosi kesehatan perlu dilakukan dengan
pendekatan individual ke rumah-rumah warga secara langsung, melalui
kader, ataupun memanfaatkan momentum/kegiatan masyarakat tertentu
untuk mengingatkan program-program kesehatan berbasis masyarakat
pemberantasan jentik nyamuk
3. Perlu dilakukan kerja sama lintas sektoral yang lebih kuat dan konkret
untuk mendukung program-program kesehatan dari puskesmas
30
DAFTAR PUSTAKA
31