Anda di halaman 1dari 2

ISLAM UNTUK SAHABATKU

Sore menjelang malam, matahari mulai menyembunyikan diri untuk tidur. Hari
mulai gelap., tiada yang ketahui ayahku yang sedang dinas keluar kota dan akan pulang
pertengahan oktober, tiba-tiba sudah pulang membawa berita bahwa mala mini kami
sekeluarga haru spindah ke Solo. Aku sebenarnya tidak ingin pindah, karena aku bosan terus
menerus pindah ke sana-sini. Ayahku adalah seorang TNI Angkatan Laut yang bertugas
berpindah-pindah. Kini aku adalah anak tungga karena kakakku sudah meninggal 2 tahun
yang lalu. Oleh karena itu ayah selalu membawa aku dan mama kemanapun ia pergi. Ayah
sangat takut dan trauma akan hal yang menimpa kakakku terjadi padaku. Mamaku juga sering
melamun dan kurang peduli terhadapku, ia terus memikirkan anaknya yang telah pergi dan
tidak mungkin untuk kembali lagi. Mama dan ayah kurang memberikan perhatiannya padaku.
Aku seperti hidup dengan bayanganku, semua ku lakukan sendiri tanpa ada yang perduli
denganku.
Kini aku melanjutkan sekolahku di SMP Internasional Solo. Ternyata sekolah di
Solo sangat berbeda dengan sekolahku yang dulu di Jakarta. Di Solo banyak tumbhan hijau,
udaranya sangat segar, dan serunya lagi teman-teman baruku sangatlah ramah. Padahal aku
hanya seorang murid baru yang sama sekali tidak kenal dengan mereka. Aku langsung disapa
oleh banyak teman, dan tiba-tiba ada yang menepuk pundakkku dari belakang dan
menanyakan namaku sambil mengulurkan tangan. Aku terkejut dan merasa malu, wanita itu
sangat cantik, kulitnya putih bersih, rambutnya panjang dan ikal, matanya cipit dan sangat
indah, mungkin itu yang membuat para lelaki tertarik padanya. Ternyata wanita cantik itu
bernama Cindy, ia gadis keturunan Cina dan beragama Budha. Berbeda denganku yang
beragama Islam. Meskipun kami berbeda agama, kami saling tetap menghargai dan
menghormati, kami juga saling membantu jika ada yang kesusahan. Kini aku dan Cindy
menjadi sahabat, aku sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Cindy.
Hari mulai terang, matahari kembali menyinari Bumi, aku terkejut dan terbangun
melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.40 wib. Sebentar lagi Cindy akan datang,
sedangkan aku belum mandi dan belum membereskan kamar. Aku lupa bilang kepada mama
agar membangunkanku, aku mencoba mencari mama dikamarnya, ternyata mama suadh
pergi. Akupun bergegas mandi dan untungnya Cindy datang setelah aku selesai mandi.
Akupun menyiapkan minuman dan kue. Kami belajar bersama dan menyelesaikan PR
Matematika, setelah semuanya selesai kami menonton televisi dan tertawa ria melihat film
kartun yang lucu. Ternyata tanpa disadari jam berjalan cepat dan azan zuhur sedang
berkumandang. Aku berkata Cindy, sebentar ya, aku mau shalat, kamu nonton saja, kuenya
jangan lupa dihabisin, anggap saja rumah sendiri. Iya, cepet ya, aku bosan sendiri kata
Cindy. Aku pun langsung berwudhu dan shalat.
Cindy semakin sering datang ke rumahku, ia selalu memperhatikan kegiatanku, aku
sering shalat dan mengaji didepannya. Apalagi aku pergi sekolah menggunakan jilbab, ia
mencoba memberanikan diri bertanya-tanya tentang yang aku lakukan. Cindy bertanya
Apakah Agama Islamlah yang mempunyai Tuhan Sebenarnya?. Ia meminta aku untuk
mengajari tentang Agama Islam, betapa bahagianya aku, dan aku pun memberi hadiah jilbab
dan mukena. Cindy sangat senang, ia membawa pulang hadiah tersebut. Keesokan harinya ia
mencoba menggunakan jilbab ke sekolah, ternyata mama Cindy marah dan melepas jilbab itu
dari kepala Cindy kemudian membakarnya. Cindy menuruti perkataan mamanya. Sepulang
sekolah Cindy masuk kekamarnya, ia membaca buku tuntunan shalat, dan ia mencoba praktik
shalat. Ternyata mamanya suadh pulang kerja, ia melihat anaknya sedang shalat, mamanya
langsung memukulnya. Kali ini mama Cindy sangat marah. Ia semakin bingung, apakah ia
harus mendengar perkataan mamanya atau harus tetap belajar dan masuk Islam. Mama Cindy
mengancam, jika ia masih dekkat dan berteman denga aku, ia akan diusir. Kalau ia tetap
mempunyai keinginan masuk Islam, ia tidak akan dianggap anak lagi oleh mamanya. Alku

tidak tega jika dia diusir, tetapi aku juga tidak bisa memaksanya, karena jika dia diusir, aku
juga tidak akan bisa memberi makan Cindy dan menyekolahkannya. Ibuku saja sangat tidak
peduli denganku, apalagin dengan orang lain. Sedangkan ayahku selalu sibuk.Aku bingung
ya ALLAH.
Keesokkan harinya Cindy menemuiku, ia meminta maaf padaku sampai ia bersujud
kepadaku. Aku terharu, aku juga tidak bisa marah padanya, mamanyalah yang membakar
semua pemberianku. Ia berkata kepadaku sambil menangis Aku berjanji, kelak jika aku
dewasa, aku akan mencari suami beragama Islam dan masuk agama Islam, aku ingin
mengejar Tuhanku yang sebenarnya, pegang janjiku. Aku percaya akan janjinya Cindy.
Sepulang sekolah, Tiba-tiba mama Cindy menghampiriku dan membentak-bentakku di
pinggir jalan, aku sangat malu, mamanya mencaci maki aku. Cindy mencoba membela,
namun mamanya berkata Cindy pergi! Ini urusan mama, bukan urusanmu. Ia hanya terdiam
dan menuruti perintah mamanya. Mamanya pun melanjutkan perkataan emosinya itu padaku.
Mamanya mengira akulah yang telah mempengaruhi anaknya. Padahal Cindy sendiri yang
memohon kepadaku untuk mengajarkan tentang agama Islam padanya. Aku bertanya
Apakah saya salah membantu orang yang meminta tolong pada saya?.Salah! sangat salah,
aku adalah ibu yang telah mengandung dan melahirkannya. Kamu tidak berhak mengatur dan
menentukan hidup Cindy. Kata mama Cindy sambil emosi. Tetapi aku hanya menolong dan
membantunya. Tidak ada tapi-tapi! Jauhkan anakku dan jangan dekatinya lagi. Jangan
sampai saya melihatmu dekat-dekat lagi dengannya!.
Kini aku tidak pernah lagi bermain dan berbicara dengan Cindy. Ia menjauh dariku.
Kami hanya berbicara saat tugas kelompok. Hanya sampai di sini persahabatan kami.

Anda mungkin juga menyukai