jenuh struktural mirip dengan karet alam . Ini milik keluarga pigmen alami ( karotenoid )
hadir dalam tumbuhan dan hewan. Ini adalah salah satu antioksidan , memiliki sifat yang
melindungi tubuh terhadap berbagai penyakit sistem peredaran darah , dan di atas semua
melawan kanker [2] .
Ini adalah karotenoid utama, yang (seperti -karoten ) setelah diserap dalam usus waktunya
akan diubah ke retinol (bukan substrat untuk cynkozalenej dioksigenase sebagai karotenoid
lain)
Lycopene berlimpah di tomat , przepkli Indochina dan buah merah lainnya ( semangka ,
jeruk merah , buah liar mawar ) [3] .
Karena kelarutan mudah dalam lemak , sebaiknya diserap oleh manusia dalam bentuk
diproses oleh pemanasan dengan minyak
Lycopene efektif mempengaruhi proses karsinogenesis, tetapi mekanisme fenomena ini tidak
sepenuhnya dipahami. Hal ini diyakini bahwa hal itu menyebabkan pemulihan koneksi
antarsel, seperti halnya dengan karotenoid lain. Terbukti bahwa asupan tinggi tomat memiliki
efek perlindungan terhadap saluran pencernaan tumor dan mengurangi sebesar 50% risiko
kematian akibat kanker pada manusia substrat pada orang tua. Tomat dan produk yang
mengandung lycopene lain dianjurkan terutama bagi pria yang beresiko terkena kanker
prostat atau sudah berjuang dengan penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 10
porsi buah tomat seminggu dapat menyebabkan penurunan risiko kanker prostat sebanyak
35%. Namun, dalam asupan perempuan makanan yang kaya likopen mengurangi risiko
kanker payudara. Perlu dicatat bahwa tidak ada penelitian sejauh ini tidak menunjukkan efek
yang merugikan bahkan makan banyak tomat dan makanan lain yang kaya likopen. Senyawa
ini juga memiliki kemampuan untuk mencegah agregasi trombosit dan pembentukan bekuan,
dan mencegah perkembangan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Juga menunjukkan
bahwa makan makanan yang kaya likopen dapat mengurangi risiko infark miokard akut,
penyakit jantung koroner, dan dapat mengurangi jumlah kematian akibat penyakit jantung
koroner
studi atau departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama
Teknik Sistem Biologis (Biological System Engineering)[1].
Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang
menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem
terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri
untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal[1]. Disiplin ini menerapkan
matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan
metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri.[rujukan?] Sebagai paduan
dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah
pendayagunaan hasil pertanian[6].
Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :[rujukan?]
1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan
perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan,
sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.
2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan
perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan
perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan
perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk
mencapai taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang
semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi
lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri