Anda di halaman 1dari 7

CATATAN KAKI

Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note


Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan
kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan
rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet,
cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya,
seperti http:/ http://www.ed.gov./ yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber
tersebut.
Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan pola konvensional. Cara
pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan
kaki atau foot note.
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan
keterangan sumbernya pada catatan kaki.

Ilmu dan Moral


Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun
mereka itu curang dan serakah .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik
nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin
benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu
makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin
cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita
memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar
ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak
mengajarkan keserakahan?2)

1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara
Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan
tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat
daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan
huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau

ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis
dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah,
nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama
dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis
sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang
telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari
majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco
citato).
Perhatikan contoh berikut!

2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber
nomor 5 sama dengan nomor 2.
Sistematika penulisan
1.
Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari
margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2.

Catatan kaki diketik berspasi satu.

3.

Diberi nomor.

4.

Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.

5.
Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti
margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6.
Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang
lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7.

Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.

8.
Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik
potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9.
Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan
nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.

10.
Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keteranganop.cit., lih [x] [x]
merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11.

Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.

12.
Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar
pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
13. Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber
dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.
1. Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan
terhadap karya orang lain.
2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau
sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam
teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang
sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di
belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun.
Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki
langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan,
hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini,
menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja,
melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American
Library, 1950), pp.

Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga
mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman
atau pada akhir setiap bab.
5. Unsur-unsur Catatan Kaki
A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(d) Tahun penerbitan. tanda kurung
5) Nomor jilid kalau perlu.
6) Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip ().
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.
6. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya
sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti
titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.

(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk
catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
Urutannya : nama pengarang, op.citnomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari
halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).
Pengertian Catatan Kaki
I. Catatan kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau
akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan
komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/
bibliografi.

II. Cara Penulisan


1.
Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari
margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2.

Catatan kaki diketik berspasi satu.

3.

Diberi nomor.

4.

Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.

5.
Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti
margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6.
Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang
lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7.

Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.

8.
Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik
potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9.
Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan
nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10.
Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x]
merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11.

Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.

12.
Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar
pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Contoh cara penulisan catatan kaki(footnote)


1 Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia,
1972), 100

2. Ibid., 150

3 Soerjono Soekanto, Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter, Kompas, 12


November 1981.

4 Sidi Gazalba, Op.Cit., 200

5 Loc. Cit.

Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil
di halaman 100.

ibid. = ibidem buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya yang sama
pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama perlu dikutip lagi di halaman
150- nya (catatan kaki kedua).

Jika sesudah itu karangan lain perlu dikutip, maka perlu dibuat catatan kaki selengkapnya
seperti catatan kaki pertama.

Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan kaki perlu
dibuat seperti catatan kaki keempat.

Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah buku/karya yang
telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).

Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama seperti
pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya cukup disingkat
denganLoc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang sama.
III. Tujuan Catatan Kaki (footnote)

Catatan kaki dicantumkan untuk memenuhi kode etik yang berlaku

Dapat juga sebagai penghargaan terhadap orang lain yang mungkin berjasda dalam
penulisan tersebut

teks

Dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan yang dipergunakan dalam

IV. Macam-Macam Catatan Kaki (footnote)


Macam-macam kutipan yang disertai dengan catatan kaki yang didalamnya ada kutipan langsung
dan kutipan tidak langsung, serta kutipan tanpa catatan kaki

Kutipan langsung

Yaitu salinan persis dari sumbernya tanpa perubahan. Kutipan ini terdiri dari kutipan langsung
kurang dari lima baris dan kutipan langsung terdiri atas limabaris ke atas.

Kutipan tidak langsung

Menyadur, mengambil ide dari suatu dan menuliskannya sendiri dengankalimat dan bahasa sendiri.
Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak
mengubah isi atau ide penulis aslinya. Penulisan disertai data pustaka sumber yang dikutip, dapat
berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks.Cara menyadur ada dua macam, masing-masing
berbeda cara, tujuan dan manfaatnya. Cara pertama yaitu meringkas dan yang kedua adalah
membuat ikhtisar

Meringkas

Penyajian suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Meringkas
bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman
naskah asli, dan memperkuat pembuktian..
Proses meringkas sebagai berikut :
1.Bertolak dari karangan asli
2.Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkasan
3.Menyusun ringkasan dengan mempertahankan keaslian naskah

Membuat ikhtisar

Menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolakdari naskah asli, tapi tidak
mempertahankan urutan, tidak menyajikankeseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang
terkait denganmasalah yang akan dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustrasi untukmenjelaskan inti
persoalan. Teknik pengetikannya : spasi, huruf danmargin sama dengan teks.

Kutipan tanpa catatan kaki

Artikel dan makalah pendek (kurang dari sepuluh lembar) yang tidakmenggunakan catatan kaki
dapat menggunakan data pustaka dalam teks.
Pemikiran yang mendasari penulisan demikian, antara lain :
1.Artikel lazim dimuat di surat kabar dan majalah popular
2.Ruang untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas
3.Penulis cenderung menggunakan ragam popular, dan lain sebagainya
Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek,misalnya artikel disurat kabar.
Data pustaka dapat ditempatkan pada awal kutipan (saduran) dan dapat pula pada akhir kutipan
(saduran). Datapustaka yang dituliskan : pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahundan halaman.

Anda mungkin juga menyukai