Anda di halaman 1dari 32

Landasan Teoritis

Dr.Ir. Dwi Hastuti, MSc.


Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen,
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor

Apakah Kebenaran itu ?

Benar menurut pandangan Subjektif (MORAL


SUBJECTIVISM), kebenaran karena seseorang
berpikir secara subjektif bahwa itulah hal yang
benar atau itulah hal yang salah
Benar menurut pandangan Budaya (MORAL
CULTURALISM), yaitu prinsip yang dipandang oleh
suatu komunitas budaya tertentu pada saat
tersebut sebagai suatu hal yang benar

Benar ditentukan oleh pandangan diri sendiri dan


minat atau kepentingan dirinya sendiri (ETHICAL
EGOISM)
Benar ditentukan oleh pandangan ketaatan pada
Perintah TUHAN (DIVINE COMMAND THEORY)
Benar dan salah ditentukal oleh pandangan
rasional yang mengandung kewajiban universal
(universal duties) Kantian Theory
Kantianism is a Non-consequentialist moral theory.

FILOSOFI TENTANG KEBENARAN

Benar ditentukan oleh nilai yang dipandang baik,


menuruti atau sesuai dengan virtue yang
berlaku/tradisional/konvensional untuk menjadi
orang baik (VIRTUE ETHICS)
Benar dan salah ditentukan oleh keseluruhan
manfaat/kegunaan serta konsekuensi atas tindakan
yang dilakukan, seringkali disebut sebagai
konsekuensi perilaku (Utilitarianism)
Consequentialist moral theory.

Kebenaran ditentukan oleh hak seseorang manusia


(Rights-based Theories). Hal ini ditentukan oleh
hak yang dimiliki seseorang sebagai seorang insan
(being human).
Jika seseorang memiliki hak, maka yang lain
memiliki kewajiban untuk memenuhinya
Bila seseorang melakukan aborsi dipandang salah,
maka ada seseorang lain yang dapat mencegah
terjadinya aborsi tersebut

TEORI :

Mencakup serangkaian pandangan untuk


memprediksi, menduga suatu fenomena yang akan
terjadi asumsi, prediksi, hipotesa
Merupakan serangkaian dugaan yang telah diuji
kebenarannya

TEORI UNTUK MEMBENTUK KARAKTER

Orangtua adalah paling bertanggungjawab dalam


membentuk individu Kemampuan sosial dan
emosi seseorang
Pembentukan karakter harus dilakukan sedini
mungkin
Membentuk karakter memerlukan latihan, seperti
otot
Membentuk karakter berhubungan dengan
kemampuan pikiran/kognitif seseorang

Membentuk karakter disesuaikan dengan tahapan


perkembangannnya
Membentuk karakter harus sesuai dengan pikiran
dan kemampuan berbahasa seseorang
Membentuk karakter harus dilakukan dengan cara
aktif, partisipatif antara orangtua dengan anak,
antara guru dengan siswa, dll.
Membentuk karakter harus disesuaian dengan
minat seseorang (potensi kecerdasannya)

Ortu yg tidak membina keeratan


psikologis dengan anak
TEORI ERIK ERIKSON
(Teori Perkembangan Emosi)
0 18 bulan:
TRUST VS. MISTRUST
Emotional bonding ibu-anak penting sekali.
Segala kebutuhan fisik dan emosi harus
terpenuhi
Apabila seorang bayi dibesarkan dalam
lingkungan yang demikian akan timbul rasa
aman dan percaya kepada lingkungannya
emosi sehat akan terbentuk fondasi
penting untuk pro-social behavior

Jika tidak, anak akan menjadi seorang


yang tidak percaya kepada orang lain dan
lingkungan sekitarnya
Anak akan sulit untuk mengelola konflik,
sehingga sulit untuk mengembangkan
kemampuan interaksi sosialnya dan akan
berpengaruh negatif terhadap
perkembangan emosi tahap berikutnya

Love lights the lamp of human development. If we


wish to raise good children, we should begin by giving
them our love (Thomas Lickona).

ORTU YANG OTORITER


18 BULAN - 3.5 TAHUN :
AUTONOMY VS SHAME/DOUBT

Membangun kepribadian mandiri


sehingga anak merasa dapat menjadi
dirinya sendiri. Mereka perlu didorong
untuk bereksplorasi (dengan
pengawasan) dan kesempatan untuk
memilih
Bila orangtua terlalu membatasi atau
terlalu banyak melarangnya, anak akan
mempunyai rasa malu dan ragu tentang
kemampuan dirinya
Masa sulit, karena anak sangat self
centered orangtua sering memarahi,
melarang, atau menghukum menjadi
pribadi yang rendah diri, takut berbeda
untuk mengembangkan identitas
kepribadiannya yang unik, atau menjadi
agresif

GURU /ORTU TIDAK MENCIPTAKAN EMOSI


POSITIF ANAK
Erik Erikson:
Pengalaman emosi
positif masa kanakkanak akan
mempengaruhi
perkembangan jiwa
yang sehat
selanjutnya
Love lights the lamp of human development. If we wish to raise good
children, we should begin by giving them our love (Thomas Lickona).

3.5 TAHUN 6 TAHUN:


INITIATIVE VS. GUILT

Pada usia ini anak


harus dapat berkreasi,
berimaginasi,
bereksperimen, berani
mengambil resiko,
berani untuk salah.
Jika sering dikritik dan
dimarahi
rasa bersalah, takut
mengambil inisiatif,
tidak kreatif

6 TAHUN MASA PUBER:


INDUSTRY VS INFERIORITY

Masa kritis bagi anak untuk


mengembangkan kepercayaan dirinya
bahwa mereka mampu untuk berkarya
aku bisa, aku kuat, aku anak baik

Jika tidak emosi negatif akan tumbuh aku


bodoh, aku tidak mampu, aku gagal.
Sikap ini akan terbawa sampai dewasa

Minder, apatis, malas belajar , etos kerja


rendah

SULITNYA MEMBENTUK KARAKTER


HARUS DILAKUKAN SEDINI MUNGKIN
Riset perStudi Univ. Otago NZ: At 3 or 4, you
are made for life
Perkembangan otak: hampir seluruh
perkembangan otak terjadi dibawah usia 7
tahun.
Al-Ghazali: Anak akan menerima segala yg
diukirnya, apabila diukir baik, maka baiklah ia
Erik Erikson: Kematangan kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh pengalaman masa
kecil

KARAKTER = OTOT
Membentuk otot karakter adalah
sebuah proses yang panjang.
Memerlukan pengetahuan

Memerlukan usaha dan praktik terus-menerus


Membentuk Otot karakter yang kokoh
dan kuat

TIDAK SESUAI DENGAN TEORI-TEORI


PERKEMBANGAN ANAK

MELANGGAR SUNATULLAH/HUKUM ALAM

Tahap Perkembangan Kognitif Anak

Pre-operational Thinking (18 bl 7 th)

Mulai berpikir menggunakan simbol/obyek konkrit


(concrete, here & now)

Concrete Operational (7-12 th)


Mulai berpikir abstrak & logis, tapi masih
memerlukan obyek konkrit

Materi kurikulum terlalu abstrak, tidak melibatkan


pengalaman konkrit
membosankan sehingga belajar tidak efektif

Moral Development (Kohlberg)


1)

Pre-conventional Stage :
a) heteronomous saat seorang anak cenderung
egocentric, mereka beranggapan bahwa
perasaannya dapat dimengerti oleh semua orang
di sekitarnya, sehingga moral diarahkan oleh
kekuatan dan otoritas; dan
b) individualism dan instrumental, anak mulai
memahami bahwa orang lain mempunyai kebutuhan
dan pandangan

2) Conventional Stage :

a) interpersonal conformity. Pada tahap


interpersonal conformity moral baik tercapai jika ia
disukai orang lain
b) law and order apa yang disebut moral baik
adalah ketika hal tersebut sah atau legal sesuai
hukum yang berlaku.

3) Post-conventional Stage
a)

b)

social contract : Pada tahap ini moral ditentukan


oleh hak-hak asasi manusia.
universal ethical principles :
tahap universal ethical, diasumsikan adanya prinsip
universal dari moral, diatas hukum dan
kewibawaan manusia, sehingga moral diartikan
sebagai kesadaran diri atas hati nurani (personal
conscience).

Tabel 5. Tahapan Perkembangan Moral ( Thomas Lickona)

APA YANG
BENAR:
ALASAN
UNTUK
MENJADI
BAIK:

saya harus mendapatkan apa yang


saya mau
agar mendapat imbalan/pujian dan
menghindari hukuman

STAGE 1
UNQUESTIONING
OBEDIENCE
(Usia TK)

APA YANG
BENAR:
ALASAN
UNTUK
MENJADI
BAIK:

saya harus melakukan apa yang


diperintahkan
agar terhindar dari kesalahan/
masalah

STAGE 2
WHATS IN-IT
FOR ME
FAIRNESS
(Usia SD)

APA YANG
BENAR:
ALASAN
UNTUK
MENJADI
BAIK:

saya harus mementingkan diri saya,


tapi harus bersikap baik kepada
orang lain yang baik pada saya
Minat diri: ada apa untuk saya

STAGE 0
EGOCENTRIC
REASONING
(pra-sekolah-4
tahun)

STAGE 3

APA YANG
INTERPERSONAL BENAR:
CONFORMITY
ALASAN
(usia SD-remaja UNTUK
awal)
MENJADI
BAIK:

saya harus mementingkan


diri saya, tapi juga harus
jujur (fair) kepada orang
yang juga jujur kepada saya
agar orang berpendapat
bahwa saya baik dan dapat
diterima (social approval) dan
diri sayapun merasa baik
(self-esteem)

STAGE 4
RESPONSIBILI
TY TO THE
SYSTEM
(usia SMA atau
remaja akhir)

APA YANG
BENAR:
ALASAN UNTUK
MENJADI BAIK:

saya harus memenuhi kewajiban


dan tanggungjawab sosial dan saya
merupakan bagian dari sistem
sosial tersebut
agar menjadi bagian dari sistem
tersebut dan untuk
mempertahankan hormat/ selfrespect kepada seseorang

STAGE 5
PRINCIPLED
CONSCIENCE
(dewasa awal)

APA YANG
BENAR
ALASAN UNTUK
MENJADI BAIK:

saya harus menunjukkan tanggung


jawab yang besar dan kewibawaan
kepada semua orang, dan harus
mendukung sistem yang
menghormati hak asasi manusia
kewajiban nurani untuk bertindak
sesuai prinsip menghormati kepada
semua mahluk hidup

Sumber: The Stage of Moral Reasoning (Lickona,1983)

Vigotsky:

Keterkaitan antara bahasa dan pikiran. Dengan aktif berbicara


(diskusi) anak lebih mengerti konsep
Belajar yang efektif adalah dengan tindakan nyata terutama
dengan bermain
Bermain dan bereksplorasi dapat membantu perkembangan
otak, berbahasa, bernalar, dan bersosialisasi

Kelas yang sunyi, anak sebagai pendengar pasif, tidak ada aktivitas konkrit
membosankan dan belajar tidak efektif

Katz dan Chard:


perlu keterlibatan fisik untuk mencegah seseorang
anak dari kelelahan dan kebosanan
lebih banyak duduk diam menghambat
perkembangan motorik, akademik, dan kreativitas
usia TK&SD lebih cepat lelah jika duduk diam
dibandingkan kalau sedang berlari, melompat, atau
bersepeda
Dengan belajar yang aktif, motorik halus dan
motorik kasar mereka akan berkembang dengan baik

Kecerdasan adalah multi-dimensi, setiap manusia


mempunyai kecerdasan spesifik dan kombinasi
dari beberapa aspek kecerdasan

Definisi kecerdasan: kemampuan untuk menyelesaikan


berbagai masalah dalam kehidupan, dan dapat
menghasilkan produk atau jasa yang berguna dalam
berbagai aspek kehidupan

Ada 8 Aspek Kecerdasan:

Membentuk Individu harus dilakukan secara


holistik, HOLISTIC = WHOLE

HOLY
HEALTHY
Holistic Human Being the total and balanced
ROOT WORD:

development of every human being in every sphere


of human dimensions (J. Krishnamurti)

INSAN KAMIL/AKHLAK MULIA


(BERKARAKTER) AMAL SHALEH

POTENSI
FISIK
POTENSI
EMOSI

POTENSI
KREATIF

POTENSI
SPIRITUAL

POTENSI
AKADEMIK

POTENSI
SOSIAL

Lao Tsu :

Tanamkan kebajikan mulai dari dirimu sendiri, maka


kebajikan menjadi sesuatu yang nyata
Tanamkan kebajikan di dalam keluarga, maka
kebajikan menjadi berkembang
Tanamkan kebajikan di dalam masyarakat, maka
kebajikan akan menjadi tersebar
Tanamkan kebajikan di dalam bangsa, maka
kebajikan akan berlimpah
Tanamkanlah kebajikan di dunia, maka kebajikan
akan berjaya di mana-mana

Sabda Rasul :

Tidaklah bertakwa seseorang sampai ia mencitai


saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri

Anda mungkin juga menyukai