Anda di halaman 1dari 7

Integral Garis dan Proyeksi

Proses pemindaian adalah pengambilan proyeksi dari obyek. Proyeksi itu


sendiri merupakan suatu gambaran bayangan yang diperoleh dari penyinaran
objek oleh radiasi penetrasi. Sebuah proyeksi pada sudut tertentu adalah integral dari
penampang melintang objek tersebut pada arah yang ditentukan oleh sudut
tersebut. Meskipun demikan, proyeksi dapat pula diartikan sebagai informasi yang
diperoleh dari turunan transmisi energi ketika sebuah objek disinari pada sudut
tertentu, tergantung dari metode yang dipakai. Integral garis merepresentasikan
integral dari suatu parameter obyek yang ditinjau sepanjang garis. Integral garis
dalam hal ini merupakan integral dari interaksi yang terjadi antara gelombang dengan
substansi yang dikandung oleh obyek sepanjang lintasan tersebut. Interaksi antara
sinar-X dengan obyek dapat berupa redaman, absorpsi atau hamburan intensitas sinarX. Pada tulisan ini digunakan parameter redaman intensitas sinar-X.

Gambar 1.1. Objek f(x,y) dan proyeksinya g(s,)

Masing-masing proyeksi merupakan integral garis dari parameter objek


sepanjang garis lurus yang dilalui sinar-X media akuisisi.
Integral sepanjang lintasan garis dinyatakan sebagai berikut:
g(s, ) = f (x, y)dl

(1-1)

dengan l adalah garis yang diintegralkan.


Semua titik pada garis ini memenuhi persamaan berikut :
s = x cos + y sin
u = - x sin + y cos
x = s cos u sin
y = y sin + u cos
Dengan menggunakan fungsi delta, persamaan tersebut dapat ditulis :
(
) (
g(s,) =

)
-

dimana (x cos + y sin s) merupakan fungsi delta Dirac. Persamaan ini disebut
sebagai Transformasi Radon. Proyeksi ditunjukkan dengan g(s,) untuk suatu yang
tetap. Transformasi Radon dari f(x,y) dapat pula dituliskan sebagai
+

g(s, ) =

f (s cos u sin , s sin + u cos )du

(1-2)

< s < , 0 <


Di mana s adalah jarak terdekat garis terhadap titik asal dan adalah sudut
yang dibentuk oleh garis dengan sumbu y. Transformasi Radon merepresentasikan
suatu citra sebagai kumpulan proyeksi pada berbagai sudut.
Gambar di bawah adalah contoh sederhana integral garis dari f(x,y) pada arah
vertikal adalah proyeksi dari f(x,y) pada sumbu x. Integral garis pada arah horizontal
adalah proyeksi dari f(x,y) pada sumbu y.

Gambar 1.2. Proyeksi horizontal dan vertikal

Dalam tomography terdapat dua jenis proyeksi dua dimensi yaitu proyeksi
parallel-beam dan proyeksi fan-beam.

Gambar 1.3 Proyeksi paralel dapat diambil dengan mengukur sekumpulan


parallel-beam dari berbagai arah

Gambar 1.4 Proyeksi fan-beam diperoleh jika berkas bertemu di satu titik
(membentuk kipas)

Teorema Irisan Fourier


Permasalahan

utama

dalam

tomography

adalah

bagaimana

untuk

merekonstruksi kembali sebuah fungsi f(x,y) dari proyeksi g(s, ) . Algoritma yang
digunakan pada hampir seluruh aplikasi tomography adalah algoritma filtered
backprojection. Pada algoritma ini diketahui tinjauan secara matematis bagaimana
fungsi f(x,y) didapatkan melalui proyeksinya.
Teorema irisan Fourier (Fourier Slice Theorem) adalah dasar dari algoritma
proyeksi balik yang di-filter. Teorema ini mengaitkan hubungan antara transformasi
Fourier dua dimensi fungsi f(x,y) dengan transformasi Fourier satu dimensi
proyeksinya.

Gambar 1.5. Teorema Irisan Fourier


Sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1.5, transformasi Fourier satu
dimensi proyeksi paralel dari suatu objek f(x,y) pada sudut merupakan irisan dari
transformasi Fourier dua dimensi dari objek, F(u,v) sepanjang garis yang melalui titik
pusat koordinat yang membentuk sudut sebesar dengan sumbu u. Secara matematis
Teorema Irisan Fourier dapat dituliskan sebagai

S (w) = F (w, ) = F (w cos , wsin )

(1-3)

Persamaan (1-3) merupakan inti dari tomography dengan lintasan gelombang berupa
garis lurus dan paralel.

Jika proyeksi yang dilakukan tak hingga banyaknya, maka akan diperoleh
F(u,v) pada semua titik pada bidang u-v. Dengan mengetahui harga F(u,v) maka
fungsi objek f(x,y) akan diperoleh dengan melakukan transformasi Fourier balik
f(x,y) =

Filtered Backprojection Untuk Parallel Beam (Invers Radon)


Operator yang berkaitan dengan transformasi Radon adalah operator proyeksi
balik B yang didefinisikan sebagai

b(x, y) Bg = g (x cos + y sin )d

(1-04)

Proyeksi balik merepresentasikan akumulasi penjumlahan sinar yang melewati suatu


titik (x,y) atau (r,). Transformasi Radon yang diproyeksi balik merupakan suatu citra
f(x,y) yang dikaburkan dengan PSF 1/(x 2 + y 2 )1/ 2 , yaitu
f (x, y) Bg = BRf = f (x, y)

(x 2 + y 2 ) 1 / 2

Gambar 1.6. Filtered Backprojection

(1-05)

Proses rekonstruksi citra dari data proyeksi adalah

Filter

g(s,)

Transform
Fourier
F1

S w,)
|w|

Transform
Fourier
Inverse

Q ( s, )

F1-1

Proyeks
i
Balik

f(x,y)

Filtered Backprojection Untuk Equally Spaced Fan Beam


(Invers Fan Beam)
Proyeksi

fan-beam

banyak

digunakan

pada

sistem

CT

karena

keuntungannya dalam kecepatan pengambilan data. Pemindaian fan-beam dilakukan


oleh sebuah sumber sinar-X serta sebuah array detektor yang diputar mengelilingi
obyek.
Diasumsikan fan-beam yang dipancarkan oleh sumber ditangkap oleh detektor
berbentuk planar. Pada detektor berbentuk planar ini informasi intensitas di-sampling
dengan jarak yang sama (equally spaced detector). Sumber sinar-X diputar sebesar
sudut terhadap koordinat y. Sudut antara sebuah berkas sinar-X terhadap berkas
pusat kipas dilambangkan dengan . Dalam kasus ini jarak sumber terhadap detektor
yang sesungguhnya tidak diperhatikan. Diasumsikan ada sebuah detektor virtual yang
melalui origin.

Formula filtered blackprojection dapat ditulis :


f(x,y) =

( )

g( -s)dsd

Gambar 1.7. Berkas proyeksi pada proyeksi fan-beam dan proyeksi parallel-beam

Anda mungkin juga menyukai