(1-1)
)
-
dimana (x cos + y sin s) merupakan fungsi delta Dirac. Persamaan ini disebut
sebagai Transformasi Radon. Proyeksi ditunjukkan dengan g(s,) untuk suatu yang
tetap. Transformasi Radon dari f(x,y) dapat pula dituliskan sebagai
+
g(s, ) =
(1-2)
Dalam tomography terdapat dua jenis proyeksi dua dimensi yaitu proyeksi
parallel-beam dan proyeksi fan-beam.
Gambar 1.4 Proyeksi fan-beam diperoleh jika berkas bertemu di satu titik
(membentuk kipas)
utama
dalam
tomography
adalah
bagaimana
untuk
merekonstruksi kembali sebuah fungsi f(x,y) dari proyeksi g(s, ) . Algoritma yang
digunakan pada hampir seluruh aplikasi tomography adalah algoritma filtered
backprojection. Pada algoritma ini diketahui tinjauan secara matematis bagaimana
fungsi f(x,y) didapatkan melalui proyeksinya.
Teorema irisan Fourier (Fourier Slice Theorem) adalah dasar dari algoritma
proyeksi balik yang di-filter. Teorema ini mengaitkan hubungan antara transformasi
Fourier dua dimensi fungsi f(x,y) dengan transformasi Fourier satu dimensi
proyeksinya.
(1-3)
Persamaan (1-3) merupakan inti dari tomography dengan lintasan gelombang berupa
garis lurus dan paralel.
Jika proyeksi yang dilakukan tak hingga banyaknya, maka akan diperoleh
F(u,v) pada semua titik pada bidang u-v. Dengan mengetahui harga F(u,v) maka
fungsi objek f(x,y) akan diperoleh dengan melakukan transformasi Fourier balik
f(x,y) =
(1-04)
(x 2 + y 2 ) 1 / 2
(1-05)
Filter
g(s,)
Transform
Fourier
F1
S w,)
|w|
Transform
Fourier
Inverse
Q ( s, )
F1-1
Proyeks
i
Balik
f(x,y)
fan-beam
banyak
digunakan
pada
sistem
CT
karena
( )
g( -s)dsd
Gambar 1.7. Berkas proyeksi pada proyeksi fan-beam dan proyeksi parallel-beam