I.
PERAWATAN ENDODONTIK
Definisi
Perawatan endodontik ialah perawatan bagian dalam gigi. Nama yang sehari-hari
dikenal adalah perawatan syaraf gigi atau perawatan pulpa gigi atau perawatan
saluran altar gigi atau 'zenuw behandeling'. Istilah endodontik diambil dari bahasa
Yunani : 'endon' yang berarti dalam dan 'ho dontas' yang berarti gigi (Milas,198O;
Bellizzi dan Cruse, 1980). Atau dari kata 'endodontium' yang sama artinya dengan
'pulpo dentinal organ, yaitu lapisan dalam gigi yang terdiri dari sel-sel odontoblast
dan dentin (Baum, 1980)
(source : Perkembangan Endodontologi Dan Gambaran Sistem Pelayanan
Endodontik Di Indonesia, Siti Mardewi Soerono Akbar)
Ilmu endodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan
dengan etiologi, pencegahan, diagnosis dan terapi terhadap penyakit-penyakit
yang mengenai pulpa gigi, akar gigi dan jaringan periapikal (Dorland, 1996).
A. Pulp Capping
Pulp capping meripakan suatu tindakan endodontic yang bertujuan untuk
mempertahankan vitalitas pulpa dengan meletakkan selapis Ca(OH)2 (bahan terapetik)
baik langsung pada terbuka dengan diameter kurang dari 1mm maupun pada lapisan dentin
yang tipis dan rapuh.
Pemberian Ca(OH)2 pada gigi sulung akan merangsang pembentukan odontoblas
membentuk dentin reparatif. Namun pada pemebrian yang berlebih dapat memacu
terjadinya resopsi interna.
Ada 2 teknik pulp Capping:
1. Pulp Capping Indirect
Pemberian bahan terapetik pada dentin yang terinfeksi pada kavitas yang dalam
dan pulpa belum belum terbuka.
Indikasi
a. Karies yang dalam dengan keadaan pulpa yang tipis
b. Tidak adanya inflamasi
Kontraindikasi
a. Ada rasa sakit spontan
b. Adanya gejala patologis baik klinis maupun radiografis
Riwayat sakit pulpa:
sempurna tertutup
Korona dapat direstorasi
Pulpa nekrosis
Gigi nonvital
Usia pasien tua/muda
Apeksterbuka
Kontaindikasi:
a. Semua fraktur akar baik vertical maupun horizontal
b. Resopsi penggantian (ankilosis)
c. Akar yang sangat pendek
d. Kerusakan pada tep periodontium
e. Pulpa yang masih vital
(Dharsono,2006)
Tujuan
Perawatan saluran akar adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar
dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Setiap melakukan perawatan
saluran akar
prinsip-prinsip perawatan endodontik
harus selalu diperhatikan, yaitu teknik asepsis, akses langsung saluran akar,
pembersihan dan pembentukan saluran akar, pengisian saluran akar dan pembuatan
restorasi (Harty FJ., 1993).
Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap (Triad Endodontik), yaitu:
1) preparasi biomekanis meliputi pembersihan dan pembentukan, sterilisasi
yang meliputi irigasi dan disinfeksi serta pengisian saluran akar. Preparasi
biomekanis yaitu pembuangan jaringan pulpa dengan cara ekstirpasi jaringan
yang vital maupun nekrotik. Preparasi saluran akar yang ideal meliputi 4
tahap, yaitu: (1) menentukan arah saluran akar, (2) membersihkan saluran
akar, (3) membentuk saluran akar, (4) preparasi daerah apikal (Akbar,2003).
Selama proses preparasi saluran akar dilakukan irigasi untuk membersihkan
sisa jaringan pulpa, jaringan nekrotik dan serbuk dentin (Cohen dan
Hargreaves, 2006).
- Tujuan irigasi saluran akar yaitu: (1) mengeluarkan debris, (2)
melarutkan
jaringan
smear
layer,
(3)
antibakteri, (4) sebagai pelumas (Johason dan Noblet, 2009).
jaringan apikal. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menciptakan kerapatan
sempurna
pada
sistem
saluran
akar
yaitu
dari
koronal
sampai apikal (Hammad dkk., 2009). Pengisian saluran akar bertujuan
menutup saluran akar dan menutup semua pintu masuk yang terdapat antara
periodonsium dan saluran akar. Pengisian saluran akar diperoleh dengan
memasukkan suatu bahan pengisi ke dalam ruangan yang sebelumnya
ditempati oleh jaringan pulpa, sehingga mencegah infeksi berulang. Bahan
pengisi saluran akar dari bahan utama yang berbentuk padat misalnya guta
perca, dan bahan semipadat yang berbentuk pasta disebut siler saluran akar
(Torabinejad, 2009).
Bahan pengisi saluran akar yang ideal mampu mengisi sistem saluran akar
secara sempurna sampai batas apikal dan tidak sampai masuk ke jaringan
periapikal sehingga menutup rongga pulpa dari kamar pulpa tepat pada
penyempitan apikal. Untuk mendapatkan hasil obturasi yang baik bagian
terbesar dari saluran akar diisi dengan bahan padat seperti konus guta perca
dan celah celah dinding saluran akar diisi dengan pasta siler saluran akar
yang dapat beradaptasi dengan dinding saluran akar (Hammad dkk., 2009).
II.
MACAM PENYAKIT PULPA
1. Hiperemia Pulpa
Definisi
Hyperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa
adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi
darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa.
Etiologi
- Trauma, seperti oklusi traumati
- syok termal sewaktu preparasi kavitas
- dehidrasi akibat penggunaan alkohol atau kloroform, syok galvani
- iritasi terhadap dentin yang terbuka di sekitar leher gigi.
- Kimiawi, seperti makanan yang asam atau manis, iritasi terhadap bahan
tumpatan silikat atau akrilik
- Bakteri yang dapat menyebar melalui lesi karies atau tubulus dentin ke pulpa,
jadi dalam hal ini sebelum bakteri masuk ke jaringan pulpa, tetapi baru toksin
bakteri.
Gejala Klinis
- Terasa ngilu jika terkena makanan/ minuman manis asam dan dingin
- Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Inspeksi: terlihat karies,fraktur gigi atau trauma yang terjadi pada gigi.
Sondasi: +
perkusi: Radiografi: ligament periodontal dan lamina dura normal,terlihat karies yang dalam.
Gambaran Radiologis
2. Pulpitis Reversible
Definisi
Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang ringan sampai sedang
yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa dapat kembali sembuh setelah
penyebabnya dihilangkan. Rasa sakit yang tibul hanya sebentar dapat tibul akibat
stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversible, tetapi rasa sakit
akan tibul lagi setelah stimuli dihilangkan.
Etiologi
Trauma (di tonjok, hubungan oklusal yang terganggu)
Syok termal (preparasi dengan bur)
Stimuli kimiawi ( makanan terlalu manis atau asam, iritasi tumoatan silikat)
Bakteri (dari karies)
Gejala Klinis
Pulpitis reversible simtomatik:
- Rasa sakit tajam namun hanya sebentar, biasanya diakibatkan oleh
makanan dan minuman yang dingin daripada yang panas dan juga oleh
udara dingin.
- Tidak timbul secara spontan
- Hilang jika penyebabnya dihilangkan
- Biasanya disebabkan oleh karies baru dan hilang jika karies telah
direstoasi.
Prognosis
Prognosis baik apabila penyebab segera diilangkan, apabila tidak segera dihilangkan
memungkinkan terjadinya pulpitis reversible.
(source : Ilmu Endodontik dalam Praktik, Grossman, Oliet)
Gambaran Radiologis
3. Pulpitis irreversible
Definisi
Suatu kondisi inflamasi pulpa yang seringkali merupkan perkembangan atau akibat
dari pulpitis reversible. Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin
yang luas selama prosedur operatif atau terganggunya aliran darah pulpa akibat
trauma atau penggerakan gigi dalam perawatan ortodonsia. Pulpitis irreversible
merupakan inflamasi parah yang yang tidak akan bias pulih walupun penyebabnya
dihilangkan, cepat atau lamabt pulpa akan mengalami nekrosis.
(source : Prinsip & Praktik ilmu Endodonsia, Torabinejad dan E.Walton)
Etiologi
Penyebab paling umum pada pulpitis irreversible adalah keterlibatan bacterial
pulpa melalui karies. Meskipun factor knlinis seperti termal, kimiawi, atau mekanis
juga dapat menyebakan pulpitis irreversible. Seperti yang telah disebutkan bahwa
pupitis irreversible bias merupkan perkembangan dari pulpittis reversible.
(source : Ilmu Endodontik dalam Praktik, Grossman, Oliet)
Gejala
Pulpitis irreversible biasanya asimtomatik atau pasien hanya mengeluhkan
gejala yang ringan. Akan tetapi dapat juga diasosiasikan sebagai rasa nyeri spontan
(tanpa stimuli eksternal) yang intermitten atau terus menerus. Nyeri yang timbul
dapat berupa rasa yang tajam atau tumpul, setempat atau difuse, sebentar atau
dapat berlangsung hingga berjam-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal
dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada
jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi
dan perkusi berada dalam batas normal.
Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat simtomatik dan
asimtomatik. Pulpitis irreversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis
irreversibel yang ditandai dengan rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa
stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus dapat dipengaruhi dari
perubahan posisi tubuh. Pulpitis irreversibel simtomatik yang tidak diobati dapat
bertahan atau mereda jika sirkulasi dibuat untuk eksudat inflamasi.
Sedangkan pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan tipe lain dari
pulpitis irreversible dimana eksudat inflamasi yang dengan cepat dihilangkan.
Pulpitis irreversibel asimtomatik yang berkembang biasanya disebabkan oleh
paparan karies yang besar atau oleh trauma sebelumnya yang mengakibatkan rasa
sakit dalam durasi yang lama.
(source : Prinsip & Praktik ilmu Endodonsia, Torabinejad dan E.Walton)
Gambaran Radiologis
4. Pulpitis Hiperplastik
Definisi
Pulpitis hiperplastik asalah bentuk dari pulpitis irreversible akibat
bertumbuhnya pulpa muda yang terinflamasi secara kronik hingga ke permukaan
oklusal. Biasanya ditemukan pada pasien muda yang mengalami karies.
(source : Prinsip & Praktik ilmu Endodonsia, Torabinejad dan E.Walton)
Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kkadangkadang tertutup oleh epithelium dan disebabkna karena iritasi tingkat rendah yang
berlangsung lama.
(source : Ilmu Endodontik dalam Praktik, Grossman, Oliet)
Etiologi
Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan
penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas
besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus ringkat rendah yang
kronis.
(source : Ilmu Endodontik dalam Praktik, Grossman, Oliet)
Gejala Klinis
biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat seperti kol
yang berwarna kemerah-merahan mengisi kavitas karies dipermukaan okulasal
yang besar. Hal ini kadang diasosiaksikan dengan tanda-tanda klinis pulpitis
irreversible seperti nyeri spontan serta nyeri yang menetap terhadap stimulus
panas dan dingin. Ambang rangsang terhdap stimulasi elektrik adalah sama denga
pulpa normal. Respons gigi terhadap perkusi atau palapasi normal.
(source : Prinsip & Praktik ilmu Endodonsia, Torabinejad dan E.Walton)
Gambaran Radiologis
5. Resorbsi Interna
Definisi
Suartu proses idiopatik progresif resorptif yang lambat ata cepat yang
timbul
pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi.
Pulpa diubah menjadi jaringan inflamasi tervaskularisasi dengan aktivitas
dentinoklas, keadaan ini meresorpsi dinding dentin, bergerak dari pusat ke perifer.
(source : Prinsip & Praktik ilmu Endodonsia, Torabinejad dan E.Walton)
Etiologi
Penyebabnya tidak diiketahui, namun kebanyakan pasien dengan resorbsi
interna memiliki riwayat trauma.
(source : Ilmu Endodontik dalam Praktik, Grossman, Oliet)
Gejala Klinis
Asimtomatik. Pada mahkota gigi, daerah resorpsi gigi dapat terlihat sebagai
daerah yang kemerah-merahan (pink spot). Daerah merah muda ini terlihat sebagai
jaringan granulasi yang terlihat dari mahkota yang teresorbsi.
(source : Ilmu Endodontik dalam Praktik, Grossman, Oliet)
Gambaran Radiologis
6. Degenaratif pulpa
Definisi
Degenerasi pulpa jarang dikenal secara klinis, biasanya diikutkan pada suatu
deskripsi penyakit pulpa. Degenerasi umumnya dijumpai pada gigi orang tua. Dapat
juga disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten pada gigi orang muda.
Degenerasi pulpa merupakan kemunduran jaringan pulpa yang bukan
diakibatkan karena suatu keradangan, namun diakibatkan oleh faktor usia, sehingga
jaringan pulpa tidak memiliki fungsi seperti pada keadaan normal
Gejala klinis
Tingkatan awal degenerasi pulpa biasanya tidak menimbulkan gejala yang
nyata. Gigi tidak beruah warna dan bereaksi nomal pada tes listrik dan tes termal.
Bila degenerasi pulpa berkembang biasanya terjadi perubahan warna pada gigi dan
tidak bereaksi pada stimulus.
Macam degenerasi pulpa
1. Degenerasi kalsifik
Pada degenerasi kalsifik, sebagian jaringan pulpa digantika oleh
bahan mengapur, yaitu terbentuk batu pulpa atau dentikel. Kalsifikasi ini
dpat terjadi di kamar pulpa ataupun di saluran akar, namun pada umunya
terjadi oada kamar pulpa.
Diduga bahwa batu pulpa dijumpai pada hampir 60% gigi orang
dewasa. Batu pulpa dianggap sebagai pengerasan yang tidak berbahaya,
meskipun terdapat rasa sakit yang menyebar (referred pain) yang dianggap
pada beberapa pasien berasal pada batu pulpa.
Gambaran Radiologis
2. Degenerasi Atrofik
Pada pengamata secara histopatologis pada pulpa orang tua, dijumapai lebih
sedikit sel-sel stelat dan cairan interseluler meningkat. Jaringan pulpa kurang
sensitive daripada normal. Yang disebut atrofi reticular adalah suatu artifak
dihasilkan oleh penundaan bahan fiksatif dalam mencapai pulpa. Tidak terdapat
gejala klinis.
3. Degenerasi Fibrus
Ditandai dengan pergantian elemen selular oleh jaringan penghubung fibrus.
Pada pengambilan dari saluran akar, penampilan poulpa menjadi seperti serabut
keras. Tidak ada gejala khusu yang membantu dalam diagnosis klinis.
4. Artifak pulpa
pernah diperkirakan bahwa vakuolisasi odontoblas adalah suatu jenis
degenarasi pulpa ditandai dengan ruangan kosong yang sebelumnya diisi oleh
odontoblas. Kemungkinan ini adalah suatu artifak yang disebabkan karena
fiksasi elek specimen jaringan. Degenarasi lemak pulpa, bersama-sama dengan
atrofi retikular dan vakuolisasi, semuanya mungkin artifak dengan sebab sama
yaitu fiksasi yang kurang baik
5. Metastasis tumor
Metastasis sel tumor ke pulpa gigi jarang terjadi, kecuali mungkin pada tingkat
akhir. Mekanisme terjadinya keterlibatan pulpa demikian pada kebanyakan
kasus adalah perluasan local langsung pada rahang.
7. Nekrosis Pulpa
Definisi
Nekrosis pulpa merupakan proses lanjut dari radang pulpa akut maupun
kronis atau terhentinya darah secara tiba-tiba karena trauma. Nekrosis pulpa dapat
terjadi parsial maupun complete.
III.