BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran
Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan
salah satu standar yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan dan pada tahun 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41
Tahun 2007.
Dalam rangka pembaruan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi,
misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional
adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan
reformasi
pendidikan.
Salah
satu
prinsip
tersebut
adalah
pendidikan
18
Teori Konstruktivistik
Teori ini menekankan pada peserta didik secara aktif membangun
19
a) memusatkan perhatian kepada cara berfikir, atau proses mental anak, tidak
sekedar kepada hasilnya, b) mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif
sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, c) memaklumi adanya
perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, dan d) mengutamakan peran
peserta didik untuk saling berinteraksi. Belajar menggunakan model pembelajaran
e-learning dapat membantu siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling
tukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab. Siswa belajar bagaimana
20
21
Tujuan
b.
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tujuan
c.
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tujuan
d.
Tujuan
Tujuan
Tujuan
22
berbasis
e-learning
pada
awalnya
dilandasi
teori
behaviouristik, dimana teori ini dipelopori oleh Thorndike (1913), Pavlov (1927)
dan Skiner (1974) yang menyatakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang dapat
diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar. Seseorang dapat dikatakan
belajar ditunjukkan dari perilaku yang dapat dilihat bukan dari apa yang ada
dalam fikiran siswa (Ally, 2004:7), lebih lanjut perkembangan pembelajaran
23
Konsep E-Learning
Dalam kehidupan manusia di era global ini akan selalu berhubungan
dengan teknologi. Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai
tambah menghasilkan produk yang bermanfaat. Teknologi sekarang ini
berkembang dengan pesat. Alvin Toffler menggambarkan perkembangan itu
sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang yaitu gelombang
pertama munculnya teknologi pertanian, gelombang kedua munculnya teknologi
industri, dan gelombang ketiga munculnya teknologi informasi yang mendorong
tumbuhnya telekomunikasi. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam
kehidupannya sehari-hari, sehingga jika gagap teknologi akan terlambat
menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh kesempatan
untuk maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata, apalagi masyarakat
sekarang sedang menuju pada era masyarakat informasi (information society) atau
masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).
Perkembangan sistem komputer melalui jaringan internet semakin
meningkat. Internet merupakan jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan
24
baik sebagai media informasi maupun komunikasi yang dilakukan secara bebas.
Salah satu pemanfaatan internet adalah pada sistem pembelajaran jarak jauh
melalui belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah e-learning.
Saat ini program-program e-learning banyak diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan. Perkembangan e-learning sebagai sistem pembelajaran jarak jauh
dewasa ini banyak terjadi di kalangan lembaga pendidikan. Oleh karena itu,
prospek perkembangan e-learning melalui internet dalam pembelajaran,
khususnya pembelajaran terbuka dan pembelajaran jarak jauh atau open and
distance learning (ODL) sangat pesat. Secara umum terdapat dua persepsi dasar
tentang e-learning yaitu:
a.
b.
25
Kedua persepsi tersebut ditunjang oleh berbagai pendapat para ahli yang
berbeda. Beberapa ahli yang mendukung pendapat e-learning sebagai electronic
based diantaranya Elliott Masie, Cisco and Cornellia (2000) menjelaskan:
e-learning is delivery of content via all electonic media, including the
internet, intranet, extranets, satelite broadcast, audio/video tape, interactive
tv, and CD-ROM.
E-learning adalah pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan
melalui media elektronik seperti internet, intranet, satelit, tv, CDROM, dan lainlain, jadi tidak harus internet, karena internet salah satu bagian dari e-learning.
Pendapat ini didukung oleh martin Jenkins and Janet Hanson, Generic Center
(2003) bahwa e-learning adalah proses belajar yang difasilitasi dan didukung
melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Pendapat lain disampaikan
Vaughan Waller (2001) bahwa e-learning adalah proses belajar secara efektif
yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi pembelajaran
secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar. Konsep
digital menurut Waller tersebut mengisyaratkan bukan hanya internet, namun
semua perangkat elektronik yang dewasa ini sudah menggunakan sistem digital.
Para ahli yang mendukung pemahaman e-learning sebagai media yang
menggunakan internet diantaranya e-learning adalah penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. (Rosenberg (2001). E-learning atau internet
enabled learning menggabungkan metode pengajaran dan teknologi sebagai
sarana dalam belajar (Dr. Jo Hamilton-Jones).
26
2.
Pengertian E-Learning
Istilah e-learning memiliki defenisi yang sangat luas. E-learning terdiri
dari huruf e yang merupakan singkatan dari elektronic dan kata learning yang
artinya pembelajaran. Dengan demikian e-learning bisa diartikan sebagai
pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik, khususnya
perangkat komputer. Fokus paling penting dalam e-learning adalah proses
belajarnya (learning) itu sendiri, dan bukan pada e (electronic), karena
electronic hanyalah sebagai alat bantu saja. Pelaksanaan e-learning menggunakan
bantuan audio, video, dan perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Istilah e-learning dapat pula didefenisikan sebagai sebuah bentuk
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia
maya. Defenisi e-learning sendiri sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal
yang menyediakan informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup elearning ini. Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah tranformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau
perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
Dalam teknologi e-learning, semua proses pembelajaran yang biasa
didapatkan di dalam sebuah kelas dilakukan secara live namun virtual. Artinya
pada saat yang sama seorang pengajar mengajar di depan sebuah komputer yang
ada di suatu tempat, sedangkan pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari
komputer lain di tempat yang berbeda. Dalam hal ini, secara langsung pengajar
saling berkomunikasi dan saling berinteraksi pada waktu yang sama namun
tempat yang berbeda. E-learning juga mencakup banyak hal diluar lingkup
27
3.
hakekatnya adalah sama saja dengan strategi pengembangan perangkat lunak. Hal
ini karena e-learning adalah juga merupakan suatu perangkat lunak. Dalam ilmu
rekayasa perangkat lunak (software engineering), ada beberapa tahapan yang
harus dilalui pada saat mengembangkan sebuah perangkat lunak sebagaimana
dideskripsikan dalam gambar di bawah ini:
28
Gambar 2.2
Gambar Tahapan Rekayasa Perangkat Lunak
Requirement
Analysis and
Specification
Maintenance
Coding
Designing
Testing
29
30
31
D. Aplikasi Moodle
1.
Sejarah Moodle
Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment)
32
nirlaba sampai perusahaan swasta, dengan jumlah pengajar yang bebas dan tak
terbatas.
Ada beberapa keunggulan dan kelebihan yang kita dapatkan dengan
membangun Learning Management System menggunakan moodle, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Manajemen
mata
pelajaran/bahan
ajar,
penambahan
jenis
mata
7.
memanfaatkan internet secara lebih baik, tetapi mereka tidak tahu harus memulai
33
dari mana. Oleh karena itu, muncul keinginan membangun sebuah alternatif elearning gratis sehingga dapat membantu masyarakat dalam pembelajaran secara
online.
Martin berkomitmen untuk melanjutkan kerja dalam pembangunan moodle
serta menjaganya tetap terbuka dan gratis. Ia memiliki keyakinan yang kuat
tentang pendidikan tak terbatas, dan moodle merupakan salah satu jalan untuk
merealisasikannya. Hal ini yang cukup krusial adalah piranti lunak e-learning ini
harus mudah digunakan dan intuitif.
Fitur penting moodle adalah website moodle.org. Situs ini berfungsi
sebagai pusat informasi, diskusi, dan kolaborasi antar sesama pengguna moodle,
diantaranya administrator system, para pengajar, peneliti, desainer instruksional
dan developer piranti lunak. Seperti halnya moodle, website ini melayani semua
kebutuhan komunitas, dan akan selalu gratis. Berikut ini tampilan website moodle.
Gambar 2.3
Gambar Tampilan Website Moodle
34
35
2.
(pembelajaran
secara
elektronik)
ataupun
Distance
Learning
(Pembelajaran Jarak Jauh). Dengan konsep ini sistem pembelajaran akan tidak
terbatas ruang dan waktu. Seorang pendidik dapat memberikan materi
pembelajaran dari mana saja. Begitu juga seorang peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran dari mana saja. Bahkan proses kegiatan tes ataupun kuis dapat
dilakukan dengan jarak jauh. Seorang pendidik dapat membuat materi soal ujian
secara online dengan sangat mudah. Sekaligus juga proses ujian atau kuis tersebut
dapat dilakukan secara online sehingga tidak membutuhkan kehadiran peserta
ujian dalam suatu tempat. Peserta ujian dapat mengikuti ujian di rumah, kantor,
36
37
teks, animasi, audio dan video. Dengan menggunakan format SCORM maka
materi pembelajaran dapat digunakan dimana saja pada apalikasi e-learning lain
yang mendukung SCORM. Saat ini telah banyak aplikasi e-learning yang
mendukung format SCORM ini. Dengan demikian maka antar lembaga
pendidikan, sekolah ataupun kampus dapat saling bertukar materi e-learning
untuk saling mendukung materi pembelajaran elektronik ini. Dosen atau pengajar
cukup membuat sebuah materi e-learning dan menyimpannya dalam file dengan
format SCORM.
3.
Filosofi Moodle
Desain dan pembangunan moodle didorong oleh sebuah filosofi tentang
pembelajaran. Sebuah cara berfikir bahwa setiap orang berada pada pedagogi
pembangunan sosial (social contructionist pedagogy). Beberapa ilmuwan telah
mengemukakan ide soft educational mumbo jumbo dimana peserta didik cukup
menggunakan mouse untuk memperoleh pendidikan. Berikut ini dijelaskan
filosofi dengan menggunakan aplikasi moodle.
a.
mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain
melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki
seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. Pengetahuan
siswa akan diperkuat dengan memanfaatkan lingkungan yang luas dapat
menyerap sumber informasi pengetahuan dengan mempelajari, membaca,
38
mendengar
dengan
memanfaatkan
teknologi
dan
mengaplikasikannya
Belajar Koneksionisme
Teori belajar yang dianut oleh progersivisme bersumber pada teori belajar
koneksionisme, yakni teori hubungan Stimulus dan Respon ( S-R bond theory).
Unsur-unsur yang diperhatikan dalam teori belajar tersebut adalah: "minat anak,
usaha dan aktivitas sendiri, tujuan yang jelas apa yang dipelajari, kecerdasan,
pembiasaan, pertumbuhan, anak sebagai organism, dan lingkungan sekitar.
4.
Fitur Moodle
Moodle merupakan produk aktif, artinya moodle masih akan terus
oleh
moodle.
Beberapa
situs
dalam
mengelola
pembelajaran
Desain Moodle
Sesuai filosofi yang menjadi landasannya, moodle didesain untuk
mencapai tujuannya. Adapun secara rinci desain moodle dapat diuraikan sebagai
berikut:
a.
39
b.
Sangat sesuai untuk kelas online dan dapat digunakan sebagai tambahan kelas
tatap muka.
c.
d.
Mudah diinstal pada bebagai macam platform yang mendukung PHP. Moodle
hanya membutuhkan satu buah database, selain itu dapat di sharing.
e.
f.
g.
h.
i.
6.
Manajemen Moodle
Untuk menyesuaikan desain yang ditentukan, diciptakan beberapa
40
a.
Manajemen Situs
1. Situs dikelola oleh seorang administrator (admin). Admin ditetapkan
ketika proses setup.
2. Plug-in theme memungkinkan admin untuk memilih warna situs, layout
(tampilan), font (ukuran huruf) sesuai dengan kebutuhan.
3. Plug-in modul aktivitas dapat ditambahkan pada instalasi moodle yang
ada.
4. Paket bahasa memungkinkan penyesuaian ke dalam banyak bahasa. Paket
ini dapat diedit menggunakan editor web yang disertakan dalam moodle.
Moodle kini memiliki 70 paket bahasa.
5. Kode moodle ditulis menggunakan PHP di bawah lisensi GPL sehingga
mudah dimodifikasi sesuai kebutuhan penggunanya.
b.
Manajemen Pengguna
Moodle
dirancang
untuk
mengurangi
keterlibatan
admin
hingga
Metode e-mail standar: murid dapat membuat account login. Alamat e-mail
yang diisikan ketika registrasi dapat diverifikasi melalui konfirmasi.
2.
Metode LDAP: login account dapat dicek melalui server LDAP. Admin
dapat menentukan bagian yang akan digunakan.
41
3.
IMAP, POP3, NNTP: login account dapat dicek melalui server mail atau
berita. Moodle mendukung SSL, sertifikasi, dan TLS.
4.
Database eksternal: database yang terdiri dari dua field, dapat digunakan
sebagai sumber otentifikasi eksternal.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Pengajar
dapat
menambah
peserta
didik
secara
manual
(jika
ia
menginginkan).
11. Pengajar dapat mengeluarkan peserta didik dari pelatihan jika diinginkan.
Selain itu, secara otomatis peserta didik yang terdaftar akan dikeluarkan jika
dalam periode tertentu mereka tidak aktif (setting waktu diatur oleh admin).
42
12. Peserta didik dapat membuat profil online dengan menyertakan foto dan
deskripsi. Alamat e-mail yang terdaftar dapat disembunyikan agar tidak dapat
diakses oleh orang lain.
13. Setiap pengguna dapat menentukan waktu sesuai zona waktu kediaman
mereka. Setiap tanggal dalam moodle akan diterjemahkan sesuai waktu
tersebut (misalnya tanggal pengiriman, tanggal mengumpulkan tugas dan
sebagainya).
14. Setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan dalam tampilan antar
muka moodle (moodle telah mendukung 70 bahasa).
c.
43
Modul Moodle
Sebagai
penunjang
kegiatan
e-learning,
pengguna
moodle
perlu
44
Namun,
pengajar
dapat
menjadikan
jumlah
hari/jam
Modul Chat
1. Modul ini memungkinkan interaksi sinkron (dalam waktu yang
bersamaan) berbentuk teks.
2. Modul ini menyertakan foto/gambar dan profil dalam jendela chat.
3. Modul chat mendukung URL, smiles, HTML, image, dan sebagainya.
4. Semua sesi dapat direkam dalam log agar dapat dilihat di lain waktu.
Fasilitas ini juga diberikan bagi peserta didik.
45
c.
Modul Forum
1. Modul forum menyediakan berbagai macam tipe forum, diantaranya
forum khusus pengajar, berita khusus, forum terbuka, dalam sebuah
urutan sesuai kiriman pengguna.
2. Semua kiriman menyertakan foto pengirim.
3. Diskusi dapat dikelompokkan sesuai tema, flat atau uraian terlama dan
terbaru.
4. Forum individu dapat didaftarkan ke setiap orang. Hasil kopian dapat
dikirim melalui e-mail. Para pengajar dapat memaksa setiap orang untuk
terlibat dalam forum yang ada.
5. Guru dapat memilih untuk tidak menerima balasan (reply), misalnya untuk
forum berupa pengumuman.
6. Kumpulan diskusi dapat dipindahkan diantara forum. Fitur ini hanya
berlaku bagi pengajar.
7. Lampiran gambar (attached images) dapat ditampilkan dalam baris.
8. Jika rating forum digunakan, kita dapat memberikan batasan berupa
cakupan tanggal.
d.
46
3. Para peserta didik secara opsioanal dapat diberi izin untuk melihat grafik
hasil polling secara up to date.
e.
47
12. Modul kuis mendukung bentuk pertanyaan dengan jawaban singkat yang
hanya berupa kata/frase.
13. Modul ini mendukung bentuk pertanyaan benar salah.
14. Modul kuis juga mendukung bentuk pertanyaan pencocokan.
15. Modul kuis mendukung bentuk pertanyaan acak.
16. Modul kuis mendukung pertanyaan bernomor (dengan cakupan tertentu).
17. Kuis dapat diatur dalam format berbentuk pertanyaan yang disertai
jawaban atau pertanyaan dengan jawaban berbentuk teks.
18. Modul kuis mendukung deskripsi teks yang disertai dengan grafik.
f.
g.
48
4. Aplikasi web eksternal di web eksternal dapat di-link dengan disertai data
tambahan yang diperlukan.
h.
Modul Survei
1. Alat survei (COLLES, ALT) disertakan dalam moodle sebagai alat untuk
menganalisis kelas online.
2. Laporan survei online selalu tersedia disertai dengan grafik. Data ini dapat
di-download dalam bentuk spreasheet Excel atau file text CSV.
3. Antarmuka survei menghindari kekuranglengkapan jawaban survei
sehingga apabila ada pertanyaan yang belum dijawab, survei tidak akan
dimasukkan.
4. Umpan balik dapat diperoleh dari peserta didik sebagai perbandingan
dengan rata-rata kelas.
i.
Modul Workshop
1. Modul ini memungkinkan adanya penilaian mendalam terhadap dokumen.
Pengajar dapat mengelola serta mengelompokkan penilaian yang ada ke
dalam tingkatan.
2. Modul ini juga mendukung adanya penilaian dengan rentang yang luas.
3. Pengajar dapat menyediakan dokumen contoh agar peserta didik dapat
berlatih memberikan penilaian.
4. Modul ini sangat fleksibel dengan disertai berbagai macam pilihan
8.
perguruan tinggi. Bahkan dalam satu perguruan tinggi, ada beberapa situs e-
49
dengan
membuat
tulisan
khusus
berkaitan
dengan
materi
Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis
internet dan website. Moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas
50
b.
Hasil belajarnya relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap
muka dengan pengajar.
c.
d.
e.
51
f.
g.
h.
i.
E. Belajar Mandiri
1.
proses belajar yang didasarkan pada inisiatif, keinginan, atau minat pembelajar
sendiri, sehingga belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun
berkelompok, seperti dalam kelompok tutorial. Belajar mandiri adalah belajar
dengan bantuan minimal dari pihak lain. Bantuan belajar adalah segala bentuk
kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh pengelola pembelajaran jarak jauh
untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri pembelajar, berupa pelayanan
akademik dan administrasi akademik, maupun pribadi. Belajar mandiri adalah
peningkatan kemauan dan keterampilan pembelajar dalam proses belajar tanpa
bantuan orang lain dan tidak tergantung pada pengajar, pembimbing, teman, atau
orang lain. Tugas pengajar hanya sebagai fasilitator atau yang memberikan
kemudahan atau bantuan kepada pembelajar. Bantuan itu sifatnya terbatas seperti
dalam merumuskan tujuan belajar, memilih materi pembelajaran, menentukan
media pembelajaran, serta memecahkan masalah yang dihadapi pembelajar.
52
53
a.
Model SAVI
Dave Meire menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera
dan emosi dalam proses balajar yang merupakan cara belajar secara alami
yang dikenal dengan model SAVI, yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan
Intelektual. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditori,
belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar mengamati
dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan
masalah dan menerangkan. Strategi pendekatan SAVI ini dilaksanakan dalam
siklus pembelajaran empat tahap yaitu:
1. Persiapan, tujuan persiapan adalah menimbulkan minat para pembelajar,
memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan
datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
2. Penyampaian, tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar menemukan
materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan,
relevan, melibatkan pancaindra, dan cocok untuk semua gaya belajar.
3. Pelatihan, tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar mengintegrasikan
dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.
4. Penampilan hasil, tujuan tahap ini membantu pembelajar menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan,
sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat.
b.
Model MASTER
Rose dan Nicholl memperkenalkan satu model belajar yang dikenal dengan
MASTER, yaitu para pembelajar mulai menyadari bahwa belajar bukan
54
bahan belajar yang disusun sedemikian rupa, sehingga relatif mudah dipelajari
peserta didik tanpa bantuan dari orang lain. Karena itu, siswa yang belajar
menggunakan bahan belajar jenis ini diharapkan dapat belajar secara mandiri.
Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran telah
tersedia di bahan belajar mandiri (self-contain atau self-explanatory). Dengan
demikian siswa tidak perlu mencari informasi dilain tempat. Jenis-jenis bahan
belajar mandiri diantaranya adalah:
55
a.
Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu
dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket
modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembar kegiatan siswa,
lembar kerja siswa, kunci lembar siswa, lembar tes, dan kunci lembaran tes.
b.
c.
Digital Content berbasis web, yaitu bahan pembelajaran online dalam bentuk
pembelajaran individual yang dapat diakses oleh siswa, baik dalam bentuk
tugas pembelajaran mandiri maupun sumber-sumber belajar lainnya yang
dikemas dalam bentuk digital content.
4.
a.
b.
56
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
57
d.
e.
f.
g.
5.
b.
c.
58
d.
e.
f.
6.
59
dalam sistem pembelajaran jarak jauh di dunia maya yang tidak ada pengawasan
secara langsung dari pengajar. Untuk itu pertemuan tatap muka langsung masih
diperlukan untuk memberikan bimbingan atau pengawasan dalam mengerjakan
tugas atau ujian.
7.
jarak dalam sistem pendidikan terbuka jarak jauh perlu diciptakan sistem
pembelajaran yang memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Belajar dapat dilakukan di tempat yang dianggap sesuai untuk peserta didik di
lingkungannya sendiri.
e.
60
pembelajaran
adalah
teori
praktek
dalam
desain
61
62
2.
(TIK) adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi
untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
3. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan
mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi,
sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
4. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja,
dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
5. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal,
menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil
mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
6. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah
sehari-hari.
3.
63
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa
dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi
secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam
kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi,
mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi
mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya
Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa
dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami
penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar
informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari
berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan
belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan
sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang
akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala
64
hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak
terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Sebagai Media
Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bukan merupakan
teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan
software. Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan
software yang tersedia dan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan. Cara
lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang
berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya
tersedia). Contoh adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya
menggunakan aplikasi moodle.