Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA(UKRIDA)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI


BLOK 24 HEMATOLOGI ONKOLOGI

ANESTESI LOKAL

KELOMPOK: C IX
NURFARAH NADIAH BINTI TAJUDIN

: 102009296

NURUL HAZLIANA BINTI HARUN

: 102009299

RAMIZAH BINTI YUSOF

: 102009303

SITI HALIMAH BT MARIANI

: 102009306

SITI NORHATIKAH BINTI MOHAMAD

: 102009308

MUHAMMAD ASYDAD BIN AZAHARRUDIN

: 102009325

SPOOBALAN A/L SUBRAMANIAM

: 102009333

THIRUMURUGAN A/L NYANASEGRAM

: 102009334

MUHAMMAD HASIF BIN HUSSIN

: 102009339

NURUL NADJWA BINTI MOHAMED SHOKRI

: 102009340

PENDAHULUAN
Anestesi lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal
pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf. Pada
praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu mempelajari teori farmakologi obat-obat anestesi
lokal yang dipandang perlu untuk memperlihatkan efek anestesi lokal, misalnya mula kerja (
onset of action ), hilangnya rasa nyeri atau sentuhan halus, serta lama kerja ( duration of action )
dari berbagai obat anestesi lokal, serta mempraktekkan sendiri cara pemberian anestesi lokal
misalnya anestesi permukaan, anestesi infiltrasi, anestesi blok dan anestesi spinal. Tentunya tidak
semua pengamatan ini dapat dilakukan pada manusia atau orang percobaan. Maka dipakai hewan
coba seperti kodok. Dalam praktek sehari-hari nanti kita sering temui kondisi atau penyakit yang
memerlukan tindakan pembedahan. Dalam hal tindakan pembedahan besar, kita memerlukan
anestesi umum. Namun untuk melakukan tindakan pembedahan minor seperti ekstirpasi kista,
kuku atau tindakan eksisi cukup dilakukan dengan pemberian obat-obat anestesi lokal yang akan
menghilangkan rasa nyeri secara lokal pada tempat yang akan dilakukan bedah minor saja.
Mekanisme kerja anestesi lokal adalah mencegah pembentukan dan menghambat
konduksi impuls saraf. Tempat kerja utamanya adalah di membrane sel dan efeknya terhadap
akson plasma adalah sedikit. Berikut adalah bagan bagaimana anestetik local menghambat
konduksi saraf :

Gambar 1: bagan cara kerja anestetik lokal.

Berikut adalah sifat anestetik lokal yang ideal:


1) Tidak mengiritasi dan merusak jaringan saraf secara permanen
2) Batas keamanan yang lebar
3) Mula kerja yang singkat
4) Waktu kerja yang panjang
5) Larut air
6) Stabil dalam larutan
7) Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

Dasar Teori
Obat-obat anestesi lokal
Anestesi lokal dapat dibagi menjadi :

Golongan amida ( lebih stabil, lambat dimetabolisme )

Golongan ester ( kurang stabil, cepat dimetabolisme )


Golongan amida

Golongan ester

Lidokain

Prokain

Etidokain

Kloroprokain

Prilokain

Tetrakain

Mepivakain

Benzokain

Bupivakain

Kokain

Ropivakain
Dibukain
Table 1 : golongan obat-obat anestesi lokal

Prokain
Sebagai anestetik lokal, prokain pernah digunakan untuk anestesi infiltrasi, blok saraf, spinal,
epidural dan kaudal. Meskipun dulu prokain banyak digunakan, sekarang penggunaannya
dibatasi pada anestesi infiltrasi dan kadang-kadang untuk blockade saraf. Hal ini disebabkan oleh
potensinya yang rendah, onset of action yang lama dan durasi kerjanya singkat.
Lidokain ( xilokain )
Adalah anestetik lokal yang kuat yang digunakan secara luas. Anesthesia yang terjadi lebih
cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama.
Tidak seperti prokain, senyawa ini merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan

anggota prototipikal golongan anestetik amida. Anestetik ini efektif bila digunakan tanpa
vasokonstriktor. Efek samping lidokain biasanya berhubungan dengan efeknya terhadap SSP
misalnya mengantuk, mual, pusing, parestesia. Lidokain dosis berlebihan bisa menyebabkan
fibrilasi ventrikel atau aritmia. Lidokain dapat diindikasikan pada anestesi lokal serta aritmia
jantung.

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa mampu:
1. Melakukan tindakan anestesi permukaan pada manusia.
2. Melakukan tindakan anestesi infltrasi pada manusia.
3. Melakukan tindakan anestesi blok pada n.ischiadicus katak

, sebagai dasar pemahaman

dalam melakukan anestesi blok pada saraf tertentu manusia.


4. Melakukan anestesi spinal pada katak dan menjelaskan kegunaan anestesi

spinal

pada

manusia.

Definisi
1. Anestesi permukaan adalah anestesi topical pada permukaan kulit atau mukosa
2. Anestesi infiltrasi adalah menyuntikkan obat anestesi local secara intradermal / subkutan
sehingga terbentuk gelembung kecil ( intradermal wheal )
3. Anestesi blok adalah teknik menyuntikkan obat anestesi local disekeliling saraf tunggal
untuk memblokade bagian distal yang dipersarafi saraf tersebut
4. Anestesi spinal adalah teknik menyuntikkan obat anestesi local ke dalam ruang
subarachnoid di daerah lumbal.

Persiapan
1. Orang percobaan : tiap meja menyiapkan 2 orang orang percobaan, tidak perlu puasa
2. Alat alat : -tensimeter , stetoskop
-semprit steril 1ml, kapas
3. Obat : larutan lidokain steril 0.5%
4. Zat : larutan alcohol 70%

Tatalaksana
(1)Anestesi permukaan pada orang percobaan
a) Orang percobaan diminta untuk mengeringkan lidah, serta menjulurkan lidahnya keluar
dengan ditahan oleh gigi geliginya.
b) Kemudian penggoresan dilakukan dengan kapas dan ujung jarum steril pada lidah
sebelah kiri sebanyak lima kali, untuk menguji rasa raba dan nyeri. Agar lebih objektif
orang percobaan diminta menutup matanya selagi dilakukan penggoresan dan memberi
tanda bahwa ia merasa adanya rasa raba halus dan nyeri.
c) Hal ini dilakukan sebanyak 2 kali dan rata-ratanya diambil sebagai nilai parameter dasar.
Selanjutnya dengan menggunakan pipet bersih, satu tetes larutan prokain 1% diteteskan
pada lidah sebelah kiri tadi, kemudian perabaan dilakukan dengan kapas atau sentuhan
jarum sebanyak lima kali, tiap 2 menit.
d) Waktu penetesan dan waktu dimana 3 hari dari lima goresan tidak dirasa oleh orang
percobaan dicatat, ini adalah waktu mulai kerja obat (onset of action) kemudian
percobaan diteruskan sampai ke-5 goresan tidak terasa. Percobaan dilanjutkan lagi
sampai dari lima goresan terasa kembali 3. Waktu dari mulai kerja sampai saat 3 dari
lima goresan terasa kembali adalah lama kerja (duration of action) obat anestasi (dalam
hal ini prokain).
e) Seluruh prosedur tadi dilakukan pada lidah sebelah kanan, dengan diteteskan larutan
lidokain 1%.
f) Dilakukan perbandingan mula kerja dan lama kerja antara prokain dan lidokain.

(2) Anestesi Infiltrasi pada Orang Percobaan


a) Dilakukan pengukuran tekanan darah, dan denyut nadi orang percobaan yang dipilih,
kemudian lengan kiri bagian voler dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan
akohol 70%, ditunggu sampai kering
b) Dilakukan penggoresan dengan ujung jarum yang steril sebanyak 5 kali dan diminta
orang percobaan ditutup mata untuk memastikan bahwa ia merasakan ke-5 goresan
tadi bukan melihat
c) Kemudian pada daerah yang tidak dekat dengan pembuluh darah suntikkan
0.25ml larutan lidokain 0.5% secara intradermal
d) Diberi tanda dengan ballpoint atau spidol pada gelembung yang terjadi akibat suntikkan
intradermal tadi
e) Digores diatas gelembung tadi 5 kali, dan diminta orang percobaan menghitung berapa
goresan yang ia rasakan, biasanya orang percobaan segera tidak merasakan ke-5 goresan
tadi, jadi dicatat ini sebagai mula kerja obat, dilakukan hal yang sama setiap 2 menit,
sampai orang percobaan table7 tanda bahwa ia merasakan 3 dari ke-5 goresan, dan ini
menandakan berakhirnya kerja anestesi table, dalam hal ini lidokain.

Hasil percobaan
(1) Anestesi permukaan pada orang percobaan
Waktu

Prokain 1%

(menit)

Lidokain 1%

Kapas

Jarum

Kapas

Jarum

(goresan)

(goresan)

(goresan)

(goresan)

10

12

14

16

18

20

22

Prokain (menit) Lidokain (menit)


Onset

Efek maksimal

16

12

Durasi

22

20

(2) Anestesi Infiltrasi pada Orang Percobaan


OP : Nurul Hazliana Harun
TD : 110/80mmHg
Denyut nadi : 94x/min

Anastesi: Lidokain 0.5%


Menit ke

Jumlah goresan yang dirasa /


5x

10

12

14

16

18

20

22

24

26

Table 2 : Hasil percobaan lidokain

Jumlah goresan yang dirasa/5x


6

lidokain

Waktu(menit)

0
2

10

12

14

16

18

20

22

24

26

Table 2 : kurva efek anestesi lidokain (yang terasa/5x goresan) vs waktu (menit)

Mulai kerja obat : 2 menit


Efek maksimum : 4 menit 10 menit (6 menit)
Lama kerja : 26 menit
Efek samping : pusing

Kurva hasil praktikum anastesi permukaan dan infiltrasi kelompok C


Masa (menit)
35
30
25
20

Lidokain 0,5% tangan


Lidokain 1% lidah

15

Prokain 1% lidah

10
5
0
Onset of action

Efek maksimum

Duration of action

Dari graf,bisa dilihat onset of action prokain 1% cepat tetapi duration of action pendek.

Untuk lidokain 1%, onset of action cepat dan duration of action panjang/lama.

Untuk anastesi lidah,digunakan lidokain 1% dan prokain 1% dimana duration of action


lidokain lebih tinggi dibanding prokain karena prokain adalah golongan ester yang tidak
stabil dan senang dimetabolisme.

Jika dibandingkan lidokain 0,5% dengan lidokain 1% ,didapati bahawa lidokain 1%


duration of actionnya pendek karena semakin tinggi kadar vasodilatasi yang dihasilkan
oleh anastesi lokal,semakin cepat kadar absorpsi.

Pembahasan
(1) Anestesi permukaan pada orang percobaan
Obat Anastesi merupakan obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal
pada jaringan saraf. Mekanisme kerjanya adalah dengan memblokade kanal Na+, lalu ini
menurunkan permeabilitas membran istirahat dan potensi aksi. Hasilnya, terjadi hambatan
konduksi impuls saraf.

Obat anastesi terdiri daripada dua golongan yang dikategorikan menurut ikatan kimia yang ada
padanya. Golongan tersebut adalah golongan ester dan golongan amida. Dalam percobaan kita,
kita telah menggunakan prokain dari golongan ester dan lidokain dari golongan amida.

Daripada hasil percobaan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan tentang
golongan obat anastesi lokal yaitu Prokain dan Lidokain. Pada awal percobaan, kedua obat
tersebut tidak memberi efek pada sensorik lidah. Tetapi larutan prokain memberikan efek lebih
awal daripada lidokain yaitu pada menit ke-6 sedangkan prokain pada menit ke-8. Ini mungkin
karena terdapat faktor lain yang mempengaruhi misalnya orang percobaan mengalami
hipersaliva dan sebagainya.

Pada menit ke-12, lidokain menunjukkan efek maksimal pada lidah yang digambarkan dengan 3
goresan jarum dan 4 goresan kapas yang terasa. Manakala efek maksimal oleh prokain
didapatkan pada menit ke-16. Hal ini menunjukkan bahawa absorpsi lidokain lebih cepat
berbanding prokain.

Seterusnya, lama kerja prokain adalah 14 menit manakala lidokain adalah 12 menit. Pada
percobaan ini, prokain menunjukkan kerja yang lebih lama daripada lidokain. Hal ini mungkin
karena faktor seperti jumlah tetesan obat yang diberi. Jumlah tetesan lidokain yang sedikit
mungkin menyingkatkan lama kerjanya berbanding prokain. Jumlah goresan yang teraba
kembali normal pada menit ke-20 buat larutan prokain dan lidokain.

(2) Anestesi Infiltrasi pada Orang Percobaan


Tujuan teknik anestesi infiltrasi yaitu menimbulkan anesthesia ujung saraf melalui kontak
langsung dengan obat. Larutan ini disuntikkan secara intradermal atau subkutan. Cara anestesi
infiltrasi yang sering digunakan yaitu dengan teknik blockade lingkar ( ring block ). Dengan cara
ini obat disuntikkan secara intradermal mengelilingi daerah yang akan digores / dioperasi
kemudian akan terjadi blockade saraf sensorik secara efektif di daerah tersebut. Dari hasil yang
digambarkan pada table di atas, lidokain memiliki onset of action yang cepat pada anestesi
infiltrasi yang digambarkan pada berkurangnya goresan yang masih dirasakan OP pada awal
penyuntikan hingga tidak terasa lagi sama sekali. Dan durasinya yang cukup lama sampai
terasanya kembali goresan pada kulit OP. Berdasarkan hasil pemerhatian didapatkan onset of
action lidokain adalah pada menit ke 2. Dan waktu kerja lidokain adalah dari menit ke 4 hingga
menit ke 10. Hasil pemerhatian bersesuaian dengan teori dimana mula kerja lidokain cepat dan
waktu kerja lidokain adalah lebih lama. Selain itu, OP merasakan pusing setelah beberapa menit
disuntikkan lidokain. Pusing merupakan salah satu efek samping lidokain.
Berdasarkan hasil pengamatan dari kelompok yang lain, onset of action lidokain adalah
sama yaitu pada menit ke 2. Manakala efek maksimum dari lidokain adalah berbeda setiap
kelompok. Pada kelompok I,II,III,VI dan VII efek maksimum lidokain adalah 2 menit. Pada
kelompok V dan VIII efek maksimum lidokain 4 menit dan pada kelompok IV efek maksimum
lidokain adalah 10 menit. Lama kerja lidokain juga berbeda pada tiap kelompok. Lidokain
bekerja selama 10 menit pada kelompok I dan III. Pada kelompok VI lama kerja lidokain 12
menit. 14 menit pada kelompok V, 16 menit pada kelompok VII, 18 menit pada kelompok IV, 20
menit pada kelompok II dan VIII. Orang percobaan kelompok IV dan VII masing-masing
merasakan gatal yang mana merupakan salah satu dari efek samping lidokain. Efek lidokain yang
berbeda-beda pada tiap kelompok ini kemungkinan berhubungan dengan kondisi orang
percobaan yang berbeda. Pada orang yang mungkin cemas atau stress, duration of action lidokain
bisa menjadi singkat karena adanya pengaruh dari hormon-hormon seperti efinefrin dan
adrenalin.

Kesalahan dalam melakukan prosedur eksperimen:

Bagian lidah yang terdiri dari mukosa juga seharusnya menyerap lebih cepat berbanding
kulit yang mempunyai beberapa stratum yang menyebabkan obat menyerap lebih lambat.
Namun pada eksperimen ini, onset of action pada lidah lebih lambat berbanding tangan,
begitu juga untuk duration of action yang lebih lama di tangan, dan maximum of action
pada kadar yang sama. Hal ini dipengaruhi dengan kesalahan yang mungkin dilakukan,
seperti lidah tidak kering sehingga mempengaruhi konsentrasi obat anestesi.

KESIMPULAN
Kesimpulannya, obat anastesi golongan amida seperti lidokain adalah lebih stabil berbanding
prokain. Lidokain lebih berpotensi menjadi obat anastesi berbanding prokain.

Anda mungkin juga menyukai