Katarak Senile
Abstrak
Abstrak: Katarak merupakan kelainan mata yang ditandai dengan kekeruhan lensa, terutama
disebabkan oleh proses degenerasi yang berkaitan dengan usia. Namun katarak dpat disebabkan
oleh proses radang intraokuler, trauma, infeksi dalam kandungan dan faktor keturunan. Selain
itu, katarak dapat dipermudah timbulnya pada situasi dan kondisi tertentu misalnya penyakit
diabetes mellitus, merokok, hipertensi, peningkatan asam urat serum, radiasi sinar ultra violet
B, miop tinggi, dan kekurangan anti oksidan. Akibat kekeruhan lensa mata, sinar yang masuk ke
selaput jala akan terganggu, sehingga terjadi gangguan ketajaman penglihatan, gangguan ini
dapat terjadi ringan dengan keluhan silau, terutama bila kena sinar terang, namun bila
kekeruhan lensa meluas akan menimbulkan gangguan ketajaman penglihatan sampai kebutaan.
Kriteria kebutaan menurut WHO tahun 1985, apabila tajam penglihatannya kurang atau sama
dengan 3/60 artinya orang itu tidak mampu menghitung jari pada jarak 6 meter. Seseorang
dengan tajam penglihatannya 3/60-6/60 disebut gangguan kelihatan berat.1
Kata kunci: katarak, kekeruhan lensa, degenerasi, diabetes mellitus
1|Page
Pendahuluan
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggeris Cataract, dan Latin cataracta yang berarti air
terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi ( penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya.
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan
kongenital, atau penyulit penyakit mata local menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat
mengakibatkan katarak seperti glaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat
berhubungan proses penyakit intraocular lainnya. Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus
(kimia dan fisik).2 Oleh itu, menurut kasus yang diberikan, kita dapat ketahui bahwa pasien
mendapat katarak senile dan akan diperbahaskan secara lebih terperinci yang lagi dalam makalah
ini.
2|Page
Skenario
Seorang laki-laki 57 tahun datang ke poli umum dengan keluhan penglihatan mata kanan
bertambah kabur seperti berasap sejak 6 bulan yang lalu, tidak disertai mata merah dan nyeri.
Pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik:
compos mentis, tanda vital dalam batas normal. Status oftalmologi: Visus OD 1/300 pin hole
tetap, OS 20/40 pin hole 20/30. Pada OD didapatkan pupil keruh dan tampak ada bayangan
coklat. Dan pada OS didapatkan bayangan keruh pada sebagian lensa. Kornea jernih, tekanan
bola mata (N)/palpasi, funduskopi OD sulit dinilai, OS samar kesan normal.
Hipotesis
Laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan penglihatan mata kanan bertambah kabur sejak 6
bulan yang lalu, tidak disertai mata merah dan mempunyai riwayat Diabetes Mellitus sejak 10
tahun yang lalu menderita Katarak Senile Stase Brunesen Oculi Dextra dan Katarak Senile Stase
Immature Oculi Sinistra.
Anamnesis
Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara, baik langsung kepada
pasien (autoanamnesis) maupun kepada orang tua atau sumber lain (alloanamnesis) misalnya ibu
bapa atau pengantar. Anamnesis merupakan bagian terpenting untuk menentukan diagnosisi dan
pemeriksaan klinis. Dengan anamnesis ini didapatkan data subjektif, pihak pasien diberi
kesempatan untuk mengingat kembali dan menceritakan secara rinci masalah kesehatan yang
dihidapi anak termasuk keluhan utama, keluhan tambahan, tanda-tanda timbul, riwayat
terjadinya keluhan dan tanda sampai anak dibawa berobat.
I. Identitas
Identitas pasien diperlukan untuk memastikan bahwa benar-benar anak tersebut yang
dimaksudkan dan tidak keliru. Bermula dengan nama anak, sebaiknya dicantumkan dengan
nama orang tua. Seterusnya umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, pekerjaan orang
tua, agama dan suku.
3|Page
VII.
Riwayat keluarga
Untuk riwayat keluarga, biasanya boleh diambil data keluarga sama ada pernah tidak
menghidap penyakit glaucoma, diabetes mellitus, katarak atau pigmentosa retinitis. Selain
itu, boleh ditanya corak reproduksi ibu dan lingkungan perumahan.3
4|Page
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bisa dilakukan dengan pengukuran tanda vital yaitu; frekuensi nadi, tekanan
darah, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh. Data antropometrik juga boleh diambil dengan
mengukur tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala (anak), lingkaran perut dan lingkaran
lengan atas atau tebal lipatan kulit untuk mengetahui status gizi. Pemeriksaan umum yaitu
inspeksi pupil, bola mata dan kelopak mata dan palpasi contohnya pada bagian yang bengkak
pada kelopak mata perlu untuk pasien yang trauma tumpul sehingga menimbulkan hifema.
Pemeriksaan Mata
Pengamatan atau pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sejak pasien mulai masuk ke dalam
kamar pemeriksaan dokter. Pemeriksaan dapat dibedakan dalam pengamatan, pemeriksaan atau
gejala penyakit dan kelainan. Pengamatan dapat dilakukan pada saat pasien masuk ruang
pemeriksaan yaitu dilihat apakah pasien dibimbing keluarga, masuk dengan memegang satu sisi
kepala atau mata berdarah. Bagi pasien yang dibimbing keluarga, biasanya mengalami gangguan
penglihatan, lapang pandang sempit yang mana disebabkan oleh glaukoma, retinitis pigmentosa
dan penyakit kelainan saraf sentral. Bagi pasien yang masuk dengan memegang satu sisi kepala
bisa dipikirkan mungkin pasien mengalami glaukoma kongestif akut. Mata yang berdarah
mengalami cedera sehingga terjadinya luka.3
Snellen dengan jarak 6 meter, yang pada orang normal dapat terbaca pada jarak 60 meter,
visusnya 6/60.
Pemeriksaan Penunjang
Computerized Tomography Scan Orbita (CT Scan)
CT Scan untuk mata menggunakan sinar x untuk melihat imej orbita dan bola mata. Kontras
dimasukkan secara intravena untuk melihat imej yang jelas. CT Scan boleh diguna untuk
mendiagnosis kelainan pada pembuluh darah, otot mata, bola mata, nervus optic dan sinus. CT
Scan juga dapat mendeteksi infeksi, fraktur orbita dan benda asing pada orbita. Jika ada
perdarahan, lesi dan tumor akan dideteksi oleh CT Scan.5
7|Page
Diagnosis
Working Diagnosis
Oculi Dextra
Oculi Sinistra
Visus
1/300
20/40
Pin Hole
Tetap
20/30
Inspeksi
keruh
coklat
sebagian lensa
Kornea
Jernih
Jernih
Normal
Normal
Funduskopi
Sulit dinilai
pada
Berdasarkan data-data hasil pemeriksaan di atas, didapati bahawa pasien yang berumur 57 tahun
itu menderita Katarak Senile Stase Brunesen Oculi Dextra dan Katarak Senile Stase Immature
Oculi Sinistra.
8|Page
Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis
lensa. Pada katak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan
osmotic bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat
menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.6
Differential Diagnosis
Setelah working diagnosis ditentukan, perkara ini akan dibandingkan dengan diagnosis yang lain
iaitu Differential Diagnosis. Differential Diagnosis yang diambil adalah Retinopati Diabetikum
dan Age Related Macular Degeneration (ARMD).
Retinopati Diabetikum
Retinopati diabetes adalah kelainan retina yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus
seperti pasien di atas yang mengalami DM selama 10 tahun. Retinopati merupakan gejala
diabetes mellitus pada mata dimana ditemukan pada retina:
1. Mikroaneurismata, ,merupakan penonjolan dinding kapiler, terutama daerah vena dengan
bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus
posterior dan gejala ini merupakan kelainan diabetes mellitus dini pada mata.
2. Pendarahan dapat dalam bentuk titik, garis dan bercak yang biasanya terletak dekat
mikroaneurismata di polus posterior.
3. Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya irregular dan berkelok-kelok, bentuk ini
seakan akan dapat memberikan pendarahan tapi hal ini tidaklah demikian.
4. Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina dengan gambarannya khusus
yaitu irregular dan kekuning-kuningan.
5. Soft exudate atau disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina.
6. Pembuluh darah baru pada retina biasanya terletak dipermukaan jaringan.
7. Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah macula sehingga
sangat mengganggu tajam penglihatan pasien.
8. Hiperlipidemia suatu keadaan yang sangat jarang.6
9|Page
10 | P a g e
Etiologi
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanapa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak
senil, juvenile, herediter) atau kelainan kongenital mata. Katarak disebabkan oleh berbagai faktor
seperti:
Penyebab sistemik:
-
Faktor keturunan
Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
Dermatitis atopic
Epidemiologi
Katarak
senilis
terus
menjadi penyebab
utama gangguan
penglihatan dan
kebutaan di
dunia. Dalam studi terbaru yang dilakukan di Cina, Kanada, Jepang, Denmark, Argentina, dan
India, katarak diidentifikasi sebagai
penyebab
utama
gangguan
penglihatan dan
kebutaan , dengan statistik mulai dari 33,3% (Denmark) sampai setinggi 82,6% (India). Data
yang
diterbitkan
memperkirakan
kabupaten di
bahwa 1,2%
36%
dari seluruh
dataran Punjab,
penduduk Afrika
survei
yang
senilis adalah15,3% di antara 1269 orang diperiksa yang masih berusia 30 tahun dan lebih tuadan
11 | P a g e
4,3% untuk segala usia. Ini meningkat tajam menjadi 67% untuk usia 70 tahun dan lebih
tua. Analisis formulir pendaftaran buta di barat Skotlandia menunjukkan katarak senilis sebagai
1 dari 4 penyebab utama kebutaan.9
Anatomi Mata
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar
ke dalam, lapisanlapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan
(3) retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar,
sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas
kornea transparan tempat lewatnya berkasberkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah
dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh
darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang
terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam.
Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya
menjadi impuls syaraf.
Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua
komponenkomponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap
untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk
mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan
kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impulsimpuls syaraf ini dan
menjalarkannya ke otak.
12 | P a g e
objek yang dekat yang disebut juga presbiopi. Ada beberapa gangguan refraksi lainnya yang
mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu miopi, hipermetropi dan
astigmatisma.
Selain lensa, terdapat humor kedua yaitu vitreous humor yang semua bagiannya
dikelilingi oleh lensa, badan siliar, ligamentum suspensorium dan retina. Dia membiarkan cahaya
lewat tanpa refraksi dan membantu mempertahankan bentuk mata.
Bola mata terbenam dalam corpus adiposum orbitae, namun terpisah darinya oleh
selubung fascia bola mata. Bola mata terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu :
1. Tunica Fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera dan bagian
anterior yang transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan
tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh
perbesaran cavum subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan
intraokular meningkat, lamina fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus
menjadi cekung bila dilihat melalui oftalmoskop.
Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait yaitu
vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya pada batas
limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang
masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan:
(1) epitel kornea (epithelium anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2)
substansia propria, terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan
(4) endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humour.
2. Lamina vasculosa
Dari belakang ke depan disusun oleh sama dengan : (1) choroidea (terdiri atas lapis
luar berpigmen dan lapis dalam yang sangat vaskular) (2) corpus ciliare (ke belakang
bersambung dengan choroidea dan ke anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri
atas corona ciliaris, procesus ciliaris dan musculus ciliaris (3) iris (adalah diafragma
berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi
ruang diantara lensa dan kornea menjadi camera anterior dan posterior, serat-serat otot
iris bersifat involunter dan terdiri atas serat-serat sirkuler dan radier.
14 | P a g e
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya katarak senilis cukup rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Namun
kemungkinan, patogenesis penyakit ini melibatkan banyak faktor. Semakin bertambah usia
lensa,maka akan semakin tebal dan berat sementara daya akomodasinya semakin melemah.
Ketika lapisan kortikal bertambah dalam pola yang konsentris, nukleus sentral tertekan dan
mengeras,disebut nuklear sclerosis.
Ada banyak mekanisme yang memberi kontribusi dalam progresifitas kekeruhan lensa. Epitel
lensa berubah seiring bertambahnya usia, terutama dalam hal penurunan densitas (kepadatan)
selepitelial dan penyimpangan diferensiasi sel serat lensa (lens fiber cells). Walaupun epitel lensa
yang mengalami katarak menunjukkan angka kematian apoptotik yang rendah, akumulasiakumulasi dari serpihan-serpihan kecil epitelial dapat menyebabkan gangguan pembentukanserat
lensa dan homeostasis dan akhirnya mengakibatkan hilangnya kejernihan lensa. Lebih jauh lagi,
15 | P a g e
dengan bertambahnya usia lensa, penurunan rasio air dan mungkin metabolit larut air dengan
berat molekul rendah dapat memasuki sel pada nukleus lensa melalui epitelium dan korteks yang
terjadi dengan penurunan transport air, nutrien dan antioksidan. Kemudian,kerusakan oksidatif
pada lensa akibat pertambahan usia mengarahkan pada terjadinya katarak senilis. Mekanisme
lainnya yang terlibat adalah konversi sitoplasmik lensa dengan berat molekul rendah yang larut
air menjadi agregat berat molekul tinggi larut air, fase tak larut air dan matriks protein membran
tak larut air. Hasil perubahan protein menyebabkan fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi
lensa, menyebarkan jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain yang sedang
diteliti meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak secara khusus keterlibatan dari
glukosa dan mineral serta vitamin.11
Jadual 2 menunjukkan Klasifikasi Katarak Senil11
Klasifikasi
Keterangan
Nuclear cataract
Cortical Cataract
Subscapular Cataract
insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refaksi yang tidak sama
pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk yang lama.
Katarak intumesen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degenerative menyerap air.
Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan
mendorong iris sehingga bilik mata menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris
sehingga bilik mata menjadi dangkal disbanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa
ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak
yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi
korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan
miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel
serat lensa.
17 | P a g e
Katarak hipermatur
Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenarasi lanjut, dapat menjadi keras atau
lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenarasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa
menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan
zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang
18 | P a g e
tebal maka korteks yang berdegenarasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam di dalam
korteks lensa karena lebih berat dan ini disebut katarak Morgagni.
19 | P a g e
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
(air Normal
masuk)
Berkurang
(air+masa
lensa
keluar)
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
mata Normal
Dangkal
Normal
Dalam
bilik Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopos
Penyulit
Glaukoma
Uveitis+Glaukoma
Iris
Bilik
depan
Sudut
mata
Gejala Klinis
1. Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara
progresif.
2. Visus mudur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan,
Bila:Kekeruhan
tipis,kemunduran
visus
sedikit
atau
sebaliknya.
dan
kekeruhan
20 | P a g e
Penatalaksanaan
Medika-Mentosa
Jadual 4 menunjukkan medika mentosa bagi katarak senile14
Medicine
Phenylephrine
Class
ophthalmic Mydriatics
(Neo Synephrine)
Function
- ensure
maximal
pupillary
Acts
locally
as
potent
constricting
blood
ophthalmic
vessels
and
radial
fibrin
deposition,
dilation,
and
migration
capillary
phagocytic
of
acute
capillary
proliferation,
ophthalmic Corticosteroids
(Ocu-Dex)
Decreases inflammation by
suppressing
migration
of
polymorphonuclear leukocytes
and
reducing
capillary
permeability.
Ciprofloxacin
ophthalmic Antibiotic
(Ciloxan)-Post operative
organisms.
21 | P a g e
Bactericidal
action
results
gyrase
needed
for
Indicated
for
infections
Nepafenac
ophthalmic NSAIDs
(Nevanac)
pain
and
associated
inflammation
with
cataract
surgery.
- converted by ocular tissue
hydrolases to amfenac, an
NSAID. Inhibits prostaglandin
H synthase (cyclooxygenase),
an
enzyme
required
for
prostaglandin production.
Non Medika-Mentosa
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1. Pengangkatan lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
A.) ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau EKEK
Lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. Untuk memperlunak lensa sehingga
mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yangkecil, digunakan gelombang
suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi). Termasuk kedalamgolongan ini ekstraksi
linear, aspirasi dan irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien
dengan
kelainan
endotel,
bersama-sama
keratoplasti,
implantasi
lensa
intra
22 | P a g e
B) ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) atau EKIK: ekstraksi jenis ini merupakan
tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak senil. lensa beserta kapsulnya
dikeluarkan denganmemutus zonula Zinn yang telah mengalami degenerasi. Pada saat ini
pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
Phacoemulsification
Untuk mencegah astigmatisme pasca bedah EKE, maka luka dapat diperkecil dengan
tindakan bedah fakoemulsifikasi. Pada tindakan ini lensa yang katarak di fragmentasi dan
diaspirasi.Tindakan operasi katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi memiliki banyak
keunggulan diantaranya :
1.Luka operasi sangat pendek(3 ml).
2.Dengan alat fako seluruh lensa dapat dihancurkan dan kemudian disedot/dihisap
keluar.
3.Penggunaan lensa tanam hanya cukup ditutup dengan 1 atau 2 jahitan, atau pada
kondisi tertentu tidak memerlukan jahitan sama sekali.
4.Masa penyembuhan lebih singkat.15
23 | P a g e
Komplikasi
1. Komplikasi Intra Operatif
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid,
pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal light
toxicity.
24 | P a g e
Pencegahan
80 persen kebutaan atau gangguan penglihatan mata dapat dicegah atau dihindari. Edukasi dan
promosi tentang masalah mata dan cara mencegah gangguan kesehatan mata. sebagai sesuatu
yang tidak bisa ditinggalkan. Usaha itu melipatkan berbagai pihak, termasuk media massa, kerja
sama pemerintah, LSM, dan Perdami. Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar
gula darah selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata,
mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan antioksidan
seperti buah-buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau,
kacang-kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan
kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi. Vitamin C dan E dapat memperjelas
penglihatan. Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan
oksidatif pada mata, sebagai salah satu penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 3.000 orang dewasa selama lima tahun menunjukkan, orang dewasa yang mengonsumsi
multivitamin atau suplemen lain yang mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun,
ternyata risiko terkena katarak 60% lebih kecil.Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang
tinggi oleh dua atau tiga jenis antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko
terserang katarak lebih rendah dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih
antioksidannya lebih rendah. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Farida (1998-1999)
menunjukkan, masyarakat yang pola makannya kurang riboflavin (vitamin B2) berisiko lebih
tinggi terserang katarak. Menurut Farida, ribovlafin memengaruhi aktivitas enzim glutation
reduktase. Enzim ini berfungsi mendaur ulang glutation teroksidasi menjadi glutation tereduksi,
agar tetap menetralkan radikal bebas atau oksigen.16
25 | P a g e
Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang. Hasil
pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang
terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi
menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada pemeriksaan
dengan menggunakan snellen chart. Prognosisnya adalah dubia ad bonam.17
Kesimpulan
Menurut hasil anamnesis dan pemeriksaan di atas, didapati bahawa pasien laki-laki yang
berumur 57 tahun dengan keluhan penglihatan mata kanan bertambah kabur sejak 6 bulan yang
lalu, tidak disertai mata merah dan mempunyai riwayat Diabetes Mellitus sejak 10 tahun yang
lalu menderita Katarak Senile Stase Brunesen Oculi Dextra dan Katarak Senile Stase Immature
Oculi Sinistra.
26 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Dr.Saptoyo Argo Morosidi dan Dr. Margrette Franciscus Paliyama. Ilmu Penyakit Mata.
Katarak Senile, 2011; Fakultas Kedokteran Ukrida: 59
2. Prof.dr.H.Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Katarak, 2009; Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: 200
3. Paul Riordan-Eva and John P.Whitcher. Vaughan and Asburys General Ophthalmology.
Ophthalmologic Examination, 2007; McGraw Hill: 70
4. Lynn S. Bickley. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. Eye
examination, 2008; Lippincott: 134
5. Vicente Victor D Ocompo Jr et al. Senile Cataract Workup. Imaging Studies. Medscape
Reference.
2012.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-
Reference.
2012.
Diunduh
dari
Reference.
2012.
Diunduh
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0104.
Diunduh
dari
pada
12
Maret 2012.
12. Prof.dr.H.Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Katarak, 2009; Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: 206-207
13. Ronald Pitts Crick et al. A Textbook of Clinical Ophthalmology. Painless Impairment of
Vision (in the White Eye). Cataract, 2003; Crick and Shaw: 94
14. Hirneiss C, Neubauer AS, Kampik A, Schnfeld CL. Comparison of prednisolone 1%,
rimexolone 1% and ketorolac tromethamine 0.5% after cataract extraction: a prospective,
randomized,
double-masked
study.Graefes
Arch
Clin
Exp
Ophthalmol.
Aug
2005;243(8):768-73.
15. Ronald Pitts Crick et al. A Textbook of Clinical Ophthalmology. Lens. Principles and
complications of cataract surgery, 2003; Crick and Shaw: 495
16. Robertson JM, Donner AP, Trevithick JR. A possible role for vitamins C and E in
cataract prevention. Am J Clin Nutr. Jan 1991;53(1 Suppl):346S-351S.
17. Vicente Victor D Ocompo Jr et al. Senile Cataract Follow-Up. Prognosis. Medscape
Reference.
2012.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-
28 | P a g e
29 | P a g e