Anda di halaman 1dari 21

OBAT PENYAKIT REUMATIK DAN GOUT

A. ANTI INFLAMASI NONSTEROID (AINS)


Pd osteoartritis (penyakit sendi degeneratif) atau lesi
jaringan lunak
Parasetamol (tunggal atau
kombinasi analgetik opioid dosis rendah).
Pd nyeri/kekakuan akibat penyakit reumatik yang
meradang
AINS.
Dosis tunggal AINS mempunyai aktifitas analgetik
setara dgn Parasetamol
usia lanjut ?
Dalam dosis lazim, AINS memperlihatkan efek analgetik
yg bertahan lama
AINS lebih tepat mengatasi
osteorematoid/artritisrematoid.
I.

Perbedaan utama berbagai AINS adalah kejadian


(manfaat) dan efek samping.
PASIEN USIA LANJUT DAN AINS :
Kerentaan efek samping AINS meningkat,
dianjurkan :
Osteoartritis, lesi jaringan lunak, sakit pungung dan
reumatoid artritis : upaya awal dgn penurunan berat
badan, olah raga dan penggunaan tongkat untuk
berjalan
hindari AINS, kecuali pemberian
Parasetamol gagal mengatasi nyeri.
Parasetamol gagal
Parasetamol + AINS dosis
sangat rendah (mulai dg Ibuprofen).
Jika pakai AINS , pantau perdarahan saluran cerna
selama 4 minggu.
Jangan memberikan 2 (dua) AINS dalam waktu
bersamaan.

PERINGATAN DAN KONTRA INDIKASI


AINS harus digunakan dg hati-hati pada :
1. Pasien usia lanjut
tukak lambung ?
2. Hipersensitivitas
(gangguan
alergi
termasuk
serangan asma/bronkhospasme, angiodema, urtikari
atau rinitis yg dipicu Asetosal atau AINS lainnya).
3. Kehamilan/menyusui
pemutusan duktus
arteriosus janin in utero/hipertensi pulmoner
persisten bayi.
4. Gangguan koagulasi.
Bagaimana dg pasien : gagal ginjal, payah jantung dan
gagal hati ?
Memburuk ?

Bagaimana dg penyakit reumatik serius (reumatoid


artritis) yg juga menderita tukak lambung dalam
meredakan nyeri/kaku sendi ?
Terapi
H2- Bloker
PPI
EFEK SAMPING SALURAN CERNA
- Azapropazon
resiko tertinggi.
- Ibuprofen
resiko terendah
- Piroksikam, ketoprofen, indometazin, naproxen, Na
diklofenak
resiko sedang.

ANJURAN :
AINS resiko terendah diutamakan.
Memulai dg dosis terendah.
Jangan menggunakan lebih dari 1 macam AINS
bersamaan.
Semua AINS : KI terhadap tukak lambung.

1. Ibuprofen :
- Anti inflamasi, analgetik dan antipyretik.
- ES lebih kecil dibanding AINS lain.
- Sesuai untuk reumatoid artritis.
- Tidak tepat untuk peradangan menonjol/berat seperti
gout akut.
- Dosis : 1,6 2,4 gram/hari.
2. Naproxen :
- Terapi peradangan menonjol/berat.
- ES jarang terjadi.
- Obat pilihan karena khasiat dan ES-nya.
- Dosis : 2 x sehari (.0,5 1 gram/hari)

3. Ketoprofen :
Khasiat anti inflamasinya = ibuprofen.
ES lebih banyak.
Dosis : 100 200 mg sehari dalam dosis terbagi 2-4.
4. Na. Diklofenak :
Kerja/khasiat dan ES mirip dgn Naproxen.
Dosis : 2-3 x sehari 25 mg / 50 mg.
5. Meloksikam :
Nyeri dan radang penyakit reumatik (jangka panjang),
gangguan otot skelet, osteoartritis yg memburuk
(jangka pendek).
KI : gangguan cerna, ulkus.
Dosis : 1 x sehari 15 mg.

6. Fenilbutazon :
- Anti inflamasi kuat, tetapi ES serius.
- Pemakaian dibatasi untuk pengobatan ankilosing
spondolitis di rumah sakit(jika obat lain belum
berhasil mengatasi).
- ES : - Kerusakan saluran cerna.
- Retensi cairan dan gagal jantung.
- Agranulositosis, anemia aplastik.
- Dosis : 200 mg 2-3 x/hari.
- Peringatan : jk terjadi radang tenggorokan,
sariawan, memar, demam, malaise, ruam kulit atau
penyakit lain yg tidak spesifik
hentikan
pengobatan/petunjuk dokter.

7. Piroksikam :
- Khasiat sama dgn Naproxen.
- Lama kerja panjang : pemakaian 1 x sehari 20 mg.
8. Obat Lain : Fenbufen, Fenoprofen, Asam
Tiaprofenat, Diflunisal, Ketorolak, Etodolak,
Nabumeton, Tenoksikam, Asam Tolfenamat.
- Asam Tiaprofenat (200 mg)

terjadi sistitis parah


KI terhadap gangguan saluran kemih.

B. KORTIKOSTEROID
Kerja umum ?

Mineralokortikoid
Glukokortikoid

Pemberian obat :
- Diberikan

dg dosis awal yang tinggi (induksi


penyembuhan)
dikurangi bertahap sampai
dosis pemeliharaan yang serendah mungkin.
- Masalah utama : ketika dosis dikurangi
penyakit
dapat kambuh lagi.
- Diatasi : dosis dinaikkan
dipertahankan
ketergantungan pada kortikosteroid.

Prednisolon 7,5 10 mg/hari.


Metil prednisolon 4 8 mg/hari.
Deksametason?

C. OBAT YANG MENEKAN PROSES PENYAKIT


REMATIK
Merupakan obat pilihan ke 2 setelah AINS.
Disebut Antireumatik Pengubah Penyakit (ARPP).
ARPP:
- Tidak segera menghasilkan efek terapi (beda

AINS).
- Efek terapi setelah 4 6 minggu pengobatan.

- Mengatasi

tidak hanya gejala & tanda


penyakit radang sendi, tetapi juga manifestasi
ekstra artikular seperti vaskulitis.
- Mengurangi laju endap darah (LED).
- Digunakan jika pemakaian AINS tidak
kunjung sembuh.
Macam :
1. Azatioprin (1,5 3 mg/kgBB/hari dalam
dosis terbagi).
Pada
pasien
yang
kebutuhan
kortikosteroidnya
tinggi(karena
hemat
kortikosteroid)

2. Metotreksat
Rematoid artritis aktif yg berat yg tidak
memberikan respon pd terapi konvensional.
Penyakit keganasan.
ES : toksisitas pulmoner.
Dosis : 7,5 mg sekali seminggu; max 20
mg/minggu.
3. Siklosporin
Rematoid artritis berat.
KI : fungsi ginjal abnormal, hipertensi yg tidak
terkendali, infeksi yang tidak terkendali.

D. OBAT-OBAT UNTUK MENGATASI GOUT


Ada 2 jenis :
1. Obat yg digunakan untuk penanganan serangan akut
gout.
diobati dg AINS dosis tinggi (Diklofenak,
Indometasin, Ketoprofen, Piroksikam)
2. Obat yg digunakan untuk penanganan gout jangka
panjang (akan menimbulkan kambuhan dan
memperpanjang manifestasi akut bila dimulai saat
serangan).
Pembentukan asam urat dari purin bisa dikurangi
dengan :
a. Penghambat xantin oksidase (Allopurinol 100 mg).
b. Meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin.

Obat : Urikosurik (Probenesid atau Sulfinpirazon).


Probenesid : dosis awal : 250 mg 2 x/hari s/d
ditingkatkan 500 mg 2 x/hari (minum air yg cukup).
Sulfinpirazon : 100 200 mg/hari.

II.OBAT GANGGUAN NEUROMUSKULAR


A. PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULAR.
Antikolinestease

meningkatkan
transmisi
dg
menghambat
degradasi
obat pilihan untuk Miastenia

neuromuskular
Asetilkolin (Ach)
gravis.
Neostigmin :
- Memberikan efek terapi selama 4 jam.
- Pemakaian ?
- ES karena terangsangnya sistem muskarinik
(banyak keringat, sekresi ludah, sekresi cairan
lambung, gerak usus/kolik, bradikardi)
ES dpt
dihambat atropin.

Dosis : 15 30 mg tiap 4 jam (mak : 180 mg/hari).

B. PENGHAMBAT TRANSMISI NEUROMUSKULAR.


- Menyebabkan
otot rangka melemah akibat
terhambatnya transmisi di sambungan saraf-otot.
- Digunakan dalam anestesia ringan agar diperoleh
relaksasi otot.
Pembedahan ringan otot diafragma dan otot perut.
- Atrakurium,
Vekuronium
br,
Mivakurium,
Pankuranium, Suksinilkolin.

C. PELEMAS OTOT RANGKA


Hanya

digunakan untuk mengurangi spasme


otot/kaku otot kronis.
ES : hilangnya daya bidai otot tulang belakang /
tungkai (menyebabkan kelumpuhan).
Obat :
Baklofen : kaku otot kronis akibat kelainan sumsum
tulang belakang/trauma tulang belakang (5 mg 3x
sehari; mak 100 mg/hari).
Diazepam : kaku otot rangka
pelemas otot rangka.

III. OBAT RADANG JARINGAN LUNAK


A. ENZIM
Digunakan untuk membuat jaringan lebih mudah
dilewati oleh cairan yang disuntikkan (misalnya untuk
pemberian cairan infus subcutan/hipodermoklisis).
Obat : Hyaluronidase.
B. OBAT GOSOK DAN ANTIREMATIK LAIN
Obat gosok bertindak sebagai counter irritant.
Nyeri baik superfisial maupun dalam diredakan dg
cara membuat iritasi pada kulit.
Counter irritant terasa nyaman pada nyeri otot,
tendon dan sendi.

AINS

topikal (ibuprofen, salasilamid, felbinak,


benzidamin) bisa sedikit meringankan nyeri pada
kelainan muskuloskeletal.

PERHATIAN :
- Oleskan dg pijatan lembut.
- Hindari kontak dg mata dan membran mukosa.
- Pemakaian

berlebihan
dapat
menimbulkan
hipersensitivitas.
- Hindari sinar matahari langsung untuk menghindari
fotosensitivitas.

Bagaimana pendapat anda apabila seorang


pasien (40 tahun) berobat dengan keluhan
nyeri punggung dan demam (badan panas)
mendapat 2 obat :

R/ Parasetamol 500 mg
S 3 X 1 tab.

No. X

R/ Ibuprofen 400 mg No. X


S 3 x 1 tab.

Anda mungkin juga menyukai