Anda di halaman 1dari 7

POHON CENDANA (Santalum album)

KLASIFIKASI

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Santales

Famili

: Santalaceae

Genus

: Santalum

Spesies

: Santalum album

DESKRIPSI TANAMAN
a. Nama lokal
Candana (Minangkabau) Tindana, Sindana (Dayak); Candana (Sunda); Candana,
Candani (Jawa); Candhana, Candhana lakek (Madura); Candana (BeIitung); Ai nitu;
Dana (Sumbawa); Kayu ata (FIores); Sundana (Sangir); Sondana (Sulawesi Utara); Ayu
luhi (Gorontalo); Candana (Makasar); Ai nituk (Roti); Hau meni, Ai kamelin (Timor);
Kamenir (Wetar); Maoni (Kisar)
b. Distribusi/Penyebaran
Tumbuhan ini tidak diketahui asalnya, tetapi diduga berasal dari garis lingkar
Banda di Indonesia Timur dimana Timor dan Sumba merupakan pulau-pulau penting.
Penyebarannya yang terakhir terdapat hingga Bondowoso, Timor, Sulawesi, Maluku, dan
Australia utara. Kemudian Cendana diintroduksikan ke negara lain, seperti Cina, Sri
Lanka, dan Taiwan.
c. Karakteristik
Tanaman ini berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter yang selalu hijau
dengan batang yang lurus dan bulat tanpa alur. Batang dilapisi kulit yang kasar, berwarna
kelabu atau coklat tua. Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika
kering (tua). Daun berbentuk oval atau lanset dan berminyak, dengan panjang sekitar
3,25 7,50 cm serta mudah gugur. Tangkai daun 1 1,5 cm, berwarna kekuningan.
Kadar minyak yang lebih tinggi terdapat pada bagian kayu teras, namun kadar
santalolnya lebih rendah. Tanaman tersebut berbunga cepat. Rangkaian bunga pendek (2
5 cm). Bunganya kecil, bertangkai pendek (2 3 mm), hermafrodit, dan berbentuk
tabung yang mempunyai empat sampai lima lidah yang terlepas satu dengan lainnya.
Mula-mula bunga berwarna putih kecoklatan kemudian berubah menjadi merah darah..
Pada umur 3 4 tahun, mulai berbuah. Buahnya bulat berbiji satu, sebesar buah
kepundung dan berwarna hitam jika telah masak.
Tanaman cendana sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering
serta intensitas cahaya matahari yang cukup. Musim kering yang panjang sangat baik
pengaruhnya terhadap pembentukan minyak dan aroma. Anakan cendana sangat peka
terhadap kekeringan dan sinar matahari langsung, sehingga mudah layu. Pada tanah yang
banyak mengandung humus, pertumbuhan candana lebih baik daripada ditanah yang
gersang dan tererosi atau ditempat yang banyak ditumbuhi rumput. Dari hasil analisa

terhadap beberapa macam contoh tanah yang dikumpulkan dari berbagai daerah tempat
tumbuh cendana dapat diketahui bahwa:
- Pada umumnya, cendana dapat tumbuh ditanah yang berbatu-batu (lebih
-

kurang 30 cm).
Dapat tumbuh ditanah liat dan galuh, akan tetapi lebih baik ditanah galuh

(leemground).
Kirasan pH tanah, mulai dari sedikit dibawah netral sampai dengan sedikit

alkalis.
Dapat tumbuh pada kadar hara yang rendah sampai kadar yang tinggi

(terutama kadar N, P2O5 dan K2O).


Tanah dilapisan atas harus gembur dengan bobot jenis di bawah 1.2

persen.
Warna tanah dari merah sampai coklat; ditanah yang berwarna hitam atau
putih pertumbuhan cendana kurang baik.

Cendana adalah salah satu tanaman yang bersifat hemiparasit. Bagian akarnya
berhubungan dengan akar inang melalui haustoria dan zat makanan disadap dari pohon
inang ketajuk cendana. Selama pohon cendana tersebut tumbuh, produksi minyak
berjalan terus pada bagian akar kayu teras. Pohon cendana akan tumbuh terus dan akan
terhenti setelah pohon berumur 60 80 tahun atau lebih. Tinggi pohon pada umur
tersebut dapat mencapai 60 65 ft. Masa berbunga dan berbuah pohon cendana
dipengaruhi oleh daerah tempat tumbuh. Pada umumnya musim berbunga mulai dari
bulan Desember sampai dengan Januari dan buah masak pada bulan Maret sampai Juli.
Pohon cendana berkembang baik dengan bijinya, disebarkan dengan bantuan serangga,
tikus, dan burung.
Tanaman cendana dapat diserang oleh hama atau penyakit, misalnya penyakit
bulir atau spike disease yang disebabkan oleh sejenis mikroplasma yang banyak
dijumpai di India, dengan tanda tanaman tumbuh kerdil dan menguning. Penyakit lainnya
ialah reetdauw (sooty mold), berupa bercak hitam akibat jemur yang tumbuh di atas daun.
Selain karena jamur, tanaman cendana sering juga rusak oleh serangga dan tikus.
Serangga yang sering menyerang cendana diantaranya ialah Zeuzeura ceffea sejenis
kupu-kupu yang menggerek ranting muda. Chionapsis sp dan walang kayu (Valanga
nigricornis zehntneri Kraus) serta kumbang moncong.

Di pulau Timor, dikenal dua macam varietas tanaman cendana yaitu varietas
cendana berdaun kecil (no menutu, no ana) da berdaun lebar (nonaik). Masing-masing
termasuk varietas longifolia dan langifolia. Pada satu pohon sering terdapat bermacammacam bentuk dan ukuran daun.
SEJARAH
Menurut sejarahnya, cendana berasal dari Asia Tenggara yang kemudian menyebar ke
Australia dan kepulauan Pasific (LBN, 1978). Lebih jauh Meroekh (1972) dan Husain (1983)
mengatakan bahwa cendana merupakan tanaman asli pulau Timor, walaupun kini tanaman
tersebut banyak dijumpai di India dan beberapa tempat lain d i Indonesia.
Di Indonesia, cendana banyak ditanam di daerah Nusa Tenggara Timur serta beberapa
tempat lain seperti Bali, Maluku dan Jawa Timur. Produksi ekspornya pernah mencapai 2.977 ton
kayu pada tahun' 1968 (Hamzah, 1976 dan Husain, 1983).
Cendana (Santalum album, L) merupakan komoditi andalan Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) sejak beberapa abad yang lalu. Dalam sejarahnya, cendana sudah mulai
diperdagangkan sejak abad III, dan terus berlanjut pada jaman Portugis, VOC.
Sebaran Alami Cendana :
1. Pulau Alor & Pantar (Kabupaten Alor)
2. Pulau Lomblen (Kabupaten Lembata)
3. Pulau Solor & Adonara (Kabupaten Flores Timur)
4. Pulau Timor (Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu)
5. Pulau Sumba (Kab Smb. Timur, Smb. Barat, Smb. Tengah)
Kepunahan Cendana :
1. Sejak dasawarsa yang lalu, sentra produksi cendana berasal dari Pulau Sumba dan Timor
sedangkan dari pulau-pulau yang lainnya telah dinyatakan punah.
2. Pada dekade 1970-an, kemampuan Pulau Sumba sebagai sentra produksi cendana sudah
menurun

3. Di Pulau Timor, Eksploitasi cendana yang hanya mengandalkan potensi pohon/tegakan


alami dan kurang diikuti dengan upaya budidaya/penanaman cendana, serta eksploitasi
yang melebihi daya dukung
4. Adanya kebijakan pengelolaan masa lalu yang kurang berpihak kepada masyarakat.
MANFAAT
a. Kayu:
- Antiseptik saluran kemih.
- Disentri.
b. Daun:
- Asma.
c. Kulit kayu/Kulit akar:
- Haid tidak teratur
Selain untuk obat, Cendana dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetika. Minyak Cendana
juga digunakan sebagai obat gosok (dicampur dengan minyak kelapa). Minyaknya mengandung
santalol. Kayunya (yang dipelihara sampai berumur 20 40 tahun) dijadikan perhiasan, patung,
kipas, kotak cerutu dan alat rumah tangga lainnya.
KEGUNAAN
Kayu cendana memiliki aroma harum. Kayu dan minyaknya digunakan untuk upacara
agama maupun upacara tradisional di berbagai negara. Minyak atsiri yang dihasilkannya
merupakan bahan baku untuk produksi parfum, sabun, obat-obatan dan kosmetik. Kayunya
digunakan untuk barang-barang kerajinan.
Kualitas tertinggi kayu cendana berasal dari bagian paling bawah pohon yang telah
berumur lebih dari 50 tahun dan tumbuh di hutan. Akar cendana mengandung 10% minyak,
sedangkan bagian kayu batang dan ranting mengandung 2-4% minyak.

PROSPEK KEDEPAN

Saat ini minyak Cendana banyak di ekspor ke Eropa, Amerika, China, Korea, Taiwan dan
Jepang. Untuk produk kerajinan kayunya, masih untuk konsumsi dalam negeri saja. Setiap tahun,
kebutuhan minyak Cendan dunia, sekitar 200 ton. Dari jumlah tadi, kebanyakan disuplai dari
India, yait 100 ton (50 %). Sisanya dari Indonesia, Australia, Kaledonia Baru dan Fiji, masingmasing mensuplai 20 ton, jadi masing kekurangan sekitar 80 ton per tahunnya.
Kayu cendana ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Harga cendana di pasar
gelap saat ini sekitar Rp8 juta/kg, sedang di pasaran umum antara Rp2,5 juta sampai Rp3 juta/kg
(Berita Daerah.Com, , 30 Juni 2008). Bahkan bijinya saja yang siap disemai harganya
Rp.10.000,00. Tingginya harga kayu cendana inilah yang pernah mendongkrak Pendapatan Alsi
Daerah NTT pada tahun 1993 yaitu sekitar 40 persen atau 4,4 M (Kompas Ciber Media, 28 Juni
2000). http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=29896
KEUNGGULAN
Tanaman cendana merupakan komoditi yang potensial bagi perekonomian. Nilai ekonomi
yang tinggi dari cendana dihasilkan dari kandungan minyak (santalo) dalam kayu yang beraroma
wangi yang khas. Minyak cendana dihasilkan dari hasil penyulingan kayu, dan digunakan
sebagai bahan obat-obatan dan bahan minyak wangi (parfum). Kayunya dipergunakan sebagai
bahan industri kerajinan seperti ukir-ukiran, patung, kipas, tasbih, dan lain-lain.
Minyak cendana banyak diekspor ke Eropa, Amerika, China, Hongkong, Korea, Taiwan
dan Jepang. Sedangkan produk kerajinan dari kayu cendana banyak untuk konsumsi dalam
negeri. Kebutuhan minyak cendana dunia sekitar 200 ton per tahun.
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran
parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aroma cendana selama
berabad-abad. Menurut kisah setempat, di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam
jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9.

SUMBER :
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1112, di akses 08, maret 2012
http://heikalbio.wordpress.com/2008/10/11/kayu-cendana/, di akses 09, maret 2012
http://nttprov.go.id/provntt/index.php?option=com_content&task=view&id=138&Itemid=148,
diakses 09, maret 2012
http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Publications/files/leaflet/LE0017-04.pdf diakses 12
maret 2012

Anda mungkin juga menyukai