Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH UMUM

BAHASA INDONESIA
PROGRESS & UAS
Oleh :

RANDY PANGESTU

04101001013
Tema :
GIZI
Judul :
HUBUNGAN GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013

PROGRESS I
KALIMAT TOPIK
1. Makanan bergizi berfungsi untuk memberikan tenaga dan nutrisi balita.
2. Karbohidrat merupakan sumber gizi yang penting.
3. Gizi balita yang cukup mempengaruhi kinerja otak.
4. Kekurangan gizi berdampak buruk pada tumbuh kembang balita.

PROGRESS II
KALIMAT TOPIK
1. Makanan bergizi berfungsi untuk memberikan tenaga dan nutrisi balita.
Parafrase :
Berbagai macam gizi yang terdapat di dalam makanan dapat memberikan
nutrisi terhadap tubuh, serta tenaga bagi balita.
2. Karbohidrat merupakan sumber gizi yang penting.
Parafrase :
Nasi, sagu, jagung, dan singkong merupakan contoh sumber karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber tenaga yang penting bagi tubuh.
3. Gizi balita yang cukup mempengaruhi kinerja otak.
Parafrase :
Gizi juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan otak balita, pemberian
gizi yang cukup pada balita dapat mempengaruhi kinerja otak pada balita.
4. Kekurangan gizi berdampak buruk pada tumbuh kembang balita.
Parafrase :
Kekurangan gizi pada masa tumbuh kembang balita dapat berdampak buruk
pada kemampuan dan tingkah laku balita bahkan dapat berdampak hingga
dewasa.

PROGRESS III
KALIMAT TOPIK
1. Makanan bergizi berfungsi untuk memberikan tenaga dan nutrisi balita.
Parafrase + pengembangan:
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan dan tumbuhan yang
dikonsumsi oleh makhluk hidup, di dalam makanan terdapat berbagai macam
kandungan gizi yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda, makanan
bergizi dapat memberikan nutrisi terhadap tubuh, serta tenaga bagi balita.
2. Karbohidrat merupakan sumber gizi yang penting.
Parafrase + pengembangan:
Setiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda dan mempunyai
fungsi yang berbeda pula, salah satu sumber gizi yang penting adalah
karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga seperti nasi, sagu, jagung
dan singkong.
2

3. Gizi balita yang cukup mempengaruhi kinerja otak.


Parafrase + pengembangan:
Pada 3 tahun pertama kehidupan, gizi balita berperan dalam pertumbuhan
dan perkembangan otak, dimana perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabangcabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks, karena
itu gizi pada balita dapat mempengaruhi kinerja otak pada balita misalnya
seperti kemampuan belajar berjalan dan kemampuan mengenal huruf.
4. Kekurangan gizi berdampak buruk pada tumbuh kembang balita.
Parafrase + pengembangan:
Kekurangan gizi yang berlangsung sangat cepat pada masa tumbuh kembang
balita dapat berakibat buruk pada kemampuan dan tingkah laku balita seperti
menjadi tidak responsif, sulit berkomunikasi, dan tidak energik, selain itu uji
kecerdasan menunjukan anak tersebut tidak hanya memiliki IQ yang rendah,
tetapi kemampuan belajar dan kemampuan akademiknya juga rendah. Apabila
keadaan kurang gizi cukup berat maka dampak negatif ini bisa menetap
hingga dewasa.

PROGRESS IV
KALIMAT TOPIK
1. Makanan bergizi berfungsi untuk memberikan tenaga dan nutrisi balita.
Parafrase + pengembangan:
Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan dan tumbuhan yang
dikonsumsi oleh makhluk hidup, di dalam makanan terdapat berbagai macam
kandungan gizi yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda, makanan
bergizi dapat memberikan nutrisi terhadap tubuh, serta tenaga bagi balita.
Makanan bergizi sangat penting diberikan kepada bayi dan balita bahkan sejak
masih dalam kandungan karena usia ini merupakan usia tumbuh kembang
yang sangat rentan dan harus dirawat dengan baik terutama dari faktor gizi
untuk mendapatkan generasi yang pintar dan sehat (Widjaja, 2002).
2. Karbohidrat merupakan sumber gizi yang penting.
Parafrase + pengembangan:
Setiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda dan mempunyai
fungsi yang berbeda pula, salah satu sumber gizi yang penting adalah
karbohidrat yang sebagai sumber tenaga seperti nasi, sagu, jagung dan
singkong. Energi yang dihasilkan karbohidrat merupakan energi yang dapat
3

langsung digunakan oleh tubuh dan kecukupan karbohidrat yang dianjurkan


sekitar 60-70% energi total (Widjaja, 2002). Sumber gizi pokok yang
dibutuhkan antara lain karbohidrat, protein, dan lemak. Menurut Marzuki
Iskandar, STP. MTP seorang ahli gizi balita bahwa kunci asupan zat gizi
balita yang baik adalah makanan yang sehat dan bervariasi. Agar gizi balita
yang didapat melalui asupan makanan setiap harinya dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisik yang optimal,
maka komposisi makanan haruslah terdiri atas 55-67% karbohidrat, 20-30%
lemak, dan 13-15% protein agar gizi balita terpenuhi.
3. Gizi balita yang cukup mempengaruhi kinerja otak.
Parafrase + pengembangan:
Pada 3 tahun pertama kehidupan, gizi balita berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak, dimana perkembangan sel-sel
otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf
dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang
kompleks, karena itu gizi pada balita dapat mempengaruhi kinerja otak
pada balita misalnya seperti kemampuan belajar berjalan dan
kemampuan mengenal huruf. Suatu penelitian yang dilakukan pada anak
berumur 9-15 tahun telah membuktikan perbandingan antara anak yang
tidak mendapat asupan kalori protein atau kurang kalori protein (KKP)
dengan anak yang memiliki gizi cukup dimana anak dengan KKP akan
memiliki kemampuan abstraktif, verbal, mengingat dan kecerdasan yang
lebih

buruk

(Widjaja,

2002).

Dalam buku Brain for Kids menurut Nicole Graimes jenis-jenis zat gizi
penunjang perkembangan otak dan kecerdasan antara lain : karbohidrat,
dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks sebagai sumber energi
untuk membantu sel-sel otak baru, protein, baik hewani maupun nabati,
terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi
terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan antar sel
otak, lemak, terutama dalam bentuk asam lemak berguna sebagai bahan
baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk
dari lemak. Mengalami revisi
4. Kekurangan gizi berdampak buruk pada tumbuh kembang balita.
Parafrase + pengembangan:

Kekurangan gizi yang berlangsung sangat cepat pada masa tumbuh kembang
balita dapat berakibat buruk pada kemampuan dan tingkah laku balita seperti
menjadi tidak responsif, sulit berkomunikasi, dan tidak energik, selain itu uji
kecerdasan menunjukan anak tersebut tidak hanya memiliki IQ yang rendah,
tetapi kemampuan belajar dan kemampuan akademiknya juga rendah. Apabila
keadaan kurang gizi cukup berat maka dampak negatif ini bisa menetap
hingga dewasa. Dampak dari ekurangan gizi juga berpengaruh terhadap
kesehatan pada balita, berdasarkan data dari Departemen Kesehatan,
diperkirakan

terdapat anak-anak di bawah usia 5 tahun yang mengidap

berbagai penyakit akibat kekurangan protein mencapai sebanyak 44% anak,


penyakit yang diderita oleh anak-anak tersebut diantaranya merupakan
penyakit yang cukup berbahaya antara lain anemia, penyakit infeksi, dan
gangguan paru-paru (pneumonia) (Widjaja, 2002).

PROGRESS V
KALIMAT TOPIK revisi no.3
Makanan bergizi memberi pengaruh terhadap kinerja otak balita.
Makanan bergizi memberi pengaruh terhadap kinerja otak balita. Anak
yang diberi makanan bergizi akan memiliki kemampuan dan kecerdasan otak
yang baik. Ada berbagai macam jenis zat gizi di dalam makanan yang dapat
menunjang perkembangan otak serta kecerdasan anak, seperti sumber energi
untuk membentuk sel-sel otak baru yang dapat diperoleh dari karbohidrat,
dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, sagu, jagung dan singkong
merupakan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, kemudian lemak
yang berfungsi sebagai bahan baku pembentuk sel otak baru, teruama dalam
bentuk asam lemak seperti omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3
paling banyak terkandung dalam ikan laut, contohnya ikan kod. Protein, zat
gizi yang terdiri dari 25 jenis asam amino ini juga berperan penting dalam
perkembangan otak baik protein hewani maupun nabati, protein berfungsi
dalam membentuk neuro transmiter otak yang merupakan senyawa pengantar
pesan antar sel otak, selain itu di dalam makanan bergizi juga terdapat vitamin
dan mineral yang berperan dalam membantu fungsi kerja otak.
Pada masa balita sel-sel otak berkembang dengan sangat cepat, hal
tersebut dapat dilihat dari terjadinya penambahan berat otak serta lingkar
5

kepala balitadimana berat otak bayi baru lahir 25% dari berat otak orang
dewasa dan terus tumbuh dan berkembang menjadi 70% berat orang dewasa
saat menginjak umur 1 tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan otak pada balita adalah faktor gizi, pada 3 tahun pertama
kehidupan, gizi balita berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak,
dimana

perkembangan

sel-sel

otak

masih

berlangsung

dan

terjadi

pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk


jaringan saraf dan otak yang kompleks.
Suatu penelitian yang dilakukan pada anak berumur 9-15 tahun telah
membuktikan perbandingan antara anak yang tidak mendapat asupan kalori
protein atau kurang kalori protein (KKP) dengan anak yang memiliki gizi
cukup dimana anak dengan KKP akan memiliki kemampuan abstraktif, verbal,
mengingat dan kecerdasan yang lebih buruk (Widjaja, 2002).
Sumber gizi pada balita dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung zat-zat gizi berupa karbohidrat, lemak, protein , vitamin dan juga
mineral. Karbohidrat merupakan zat gizi yang berperan sebagai sumber energi
utama yang terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana (gula, pasir dan
gula merah) dan karbohidrat kompleks (tepung, beras, jagung, gandum).
Protein yang berperan aktif dalam pertumbuhan, dapat diperoleh dari ikan,
susu, telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe. Lemak yang terbagi menjadi
lemak hewan dan lemak tumbuhan terdapat pada margarin, mentega dan
minyak goreng. Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil oleh tubuh dan pada umumnya dapat
dibentuk oleh tubuh, contoh dan fungsi vitamin seperti vitamin A berperan
dalam pertumbuhan tulang, mata dan kulit dan untuk mencegah kelainan
bawaan, terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning telur, minyak ikan,
sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya, mangga, daun singkong, daun
ubi jalar), vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi
normal juga berfungsi mencegah penyakit beri-beri dan anemia. Vitamin ini
terdapat di dalam nasi, roti, susu, daging dan tempe, vitamin C yang banyak
terdapat pada mangga, jeruk, pisang dan nangka, berguna untuk pembentukan
integritas jaringan dan peningkatan penyerapan zat besi, untuk menjaga
kesehatan gusi, kemudian zat lain yang dibutuhkan adalah mineral, mineral
berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta mengatur
6

keseimbangan cairan tubuh, seperti zat besi yang berguna dalam pertumbuhan
sel-sel darah merah dibutuhkan untuk pertumbuhan, zat ini terkandung dalam
daging, ikan dan hati ayam, kalsium berperan penting untuk pertumbuhan
tulang dan gigi, zat ini salah satunya dapat diperoleh di dalam susu sapi, dan
yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan daya
pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental, yodium terdapat dalam
rumput

laut

dan

makanan-makanan

laut

(Husin,

2008).

UAS BAHASA INDONESIA


Ket :
1. Kalimat Topik
2. Informasi Lama
3. Parafrase
4. Pengembangan
BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan dan sosial yang dihadapi Indonesia
adalah rendahnya status gizi masyarakat. Hal ini mudah dilihat, misalnya
dari berbagai masalah gizi, seperti kurang gizi, anemia gizi besi, gangguan
akibat kekurangan yodium dan kurang vitamin A (Husaini, 2006).
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat
pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut
sebagai fase Golden Age. Golden age merupakan masa yang sangat
penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar
sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu,
penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat
meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah (Nutrisiani, 2010).
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus
7

periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi
dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak
memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan
berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang
bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting, dimana
nantinya merupakan landasan yang menentukan kualitas penerus generasi
bangsa. Masa kritis anak pada usia 624 bulan, karena kelompok umur
merupakan saat periode pertumbuhan kritis dan kegagalan tumbuh (growth
failure) mulai terlihat (Amin dkk, 2004).
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan zat-zat
gizi yang adekuat melalui pemberian makanan yang sesuai dengan tingkat
kemampuan konsumsi anak, tepat jumlah (kuantitas) dan tepat mutu
(kualitas), oleh karena kekurangan maupun kelebihan zat gizi, akan
menimbulkan gangguan kesehatan, status gizi maupun tumbuh kembang.
Selain zat-zat gizi lain, protein sangat penting pada masa pertumbuhan
terutama pada bayi dan balita (15 tahun). Pada masa ini proses
pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran.
Pengaruh asupan zat gizi terhadap ganguan perkembangan anak
menurut Brown dan Pollit (1996) melalui terlebih dahulu menurunnya
status gizi. Status gizi yang kurang tersebut akan menimbulkan kerusakan
otak, letargi, sakit, dan penurunan pertumbuhan fisik. Keempat keadaan
ini akan berpengaruh terhadap perkembangan intelektual. Gangguan
perkembangan yang tidak normal antara lain ditandai dengan lambatnya
kematangan sel-sel syaraf, lambatnya gerakan motorik, kurangnya
kecerdasan dan lambatnya respon sosial.
Makanan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan individual. Hal ini terutama pada tahun-tahun pertama dari


kehidupan anak. Makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi
pertumbuhan yang normal dari setiap individu, oleh sebab itu, dalam
rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat,
perlu memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah)
8

makanan yang dimakan, melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan
itu sendiri. Makanan yang banyak hanya akan mengenyangkan perut,
tetapi gizi yang cukup akan menjamin pertumbuhan yang sempurna.
Pada balita, pemberian makanan yang bergizi bermanfaat dalam
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya, namun makanan
yang kurang gizi dapat berdampak buruk pada balita dan dapat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya.
Dengan demikian jelas betapa makanan mempunyai pengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia, terutama pada masa
balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Tumbuh Kembang
Masa bayi dan anak adalah masa mereka mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat penting. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas
sekaligus periode kritis. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan
yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut
sebagai fase Golden Age. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk
memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat
terdeteksi apabila terjadi kelainan. Pada masa balita ini terjadi proses perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
berjalan

sangat

cepat

dan

merupakan

landasan

perkembangan

berikutnya

(Soetjiningsih, 1995). Masa balita merupakan periode penting yang mempengaruhi


tumbuh kembang anak. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa pertumbuhan

dan

perkembangan mempunyai pengertian sama, tetapi sebenarnya berbeda. Pertumbuhan


adalah bertambahnya ukuran fisik sedangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur tubuh. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara
kematangan susunan syaraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga
perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan. Meskipun pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai arti yang berbeda namun keduanya saling mempengaruhi

dan berjalan secara simultan (bersamaan). Pertumbuhan ukuran fisik akan disertai
dengan pertambahan kemampuan atau perkembangan anak (Nursalam, 2005).
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut (Nursalam, 2005):
1. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah
banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.
2. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada
setiap individu
2. Kebutuhan Gizi Anak Balita
Anak yang sedang tumbuh membutuhkan zat gizi dasar seperti energi, lemak,
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Balita memiliki kebutuhan gizi yang
berbeda dari orang dewasa. Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat.
Balita membutuhkan zat gizi dasar yang dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak,
protein , vitamin dan juga mineral. Karbohidrat merupakan zat gizi yang berperan
sebagai sumber energi utama. Protein yang berperan aktif dalam pertumbuhan.
Lemaks umber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan bantalan bagi
organ tertentu dari tubuh. Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil oleh tubuh dan pada umumnya dapat dibentuk
oleh tubuh. Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta
mengatur keseimbangan cairan tubuh (Husin, 2008).
Seperti halnya mesin, tubuh manusia membutuhkan pasokan energi (atau kalori)
yang terus-menerus. Tanpa energi, fungsi tubuh yang penting tidak mungkin berjalan.
Energi diperoleh dari zat gizi kaya energi yang terdapat dalam makanan: karbohidrat
kompleks, lemak, protein dan gula sederhana. Kalori yang dibutuhkan balita usia 1-5
tahun adalah sekitar 13001500 kalori per hari.

10

Protein merupakan bahan utama dalam pembentukan jaringan, baik jaringan


tubuh tumbuh-tumbuhan maupun tubuh manusia dan hewan. Karena itu protein
disebut unsur pembangun. Menurut Sediaoetama (2008) dalam penelitian Rahmah
(2010), sumber protein hewani yaitu daging, jenis ikan, jenis unggas, telur dan susu
sedangkan sumber protein nabati yaitu tempe, tahu dan jenis kacang-kacangan.
Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi bagi tubuh.
Terpenuhinya kebutuhan tubuh akan karbohidrat akan menentukan jumlah energi
yang tersedia bagi tubuh setiap hari. Karbohidrat yang terkandung dalam makanan
pada umumnya hanya ada 3 jenis yaitu : Polisakarida, Disakarida dan Monosakarida
(Sediaoetama, 2010). Karbohidrat lebih banyak terdapat dalam bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, ubi kayu dan lain-lain. Fungsi
utama karbohirat yaitu :
1.
Sebagai sumber energi
2.
Untuk membentuk volume makanan
3.
Membantu cadangan energi dalam tubuh (Sediaoetama, 2010)
4.
Penghemat protein
5.
Membantu pengeluaran feses (Almatsier, 2004)
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9
kkalori untuk tiap gram, yaitu 2 kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat
dan protein dalam jumlah yang sama. Sumber utama lemak adalah minyak tumbuhtumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan
sebagainya), mentega, margarin dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber
lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu,
keju dan kuning telur serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur
dan buah (kecuali alpokat) sangat sedikit mengandung lemak (Almatsier, 2004).
3. Pengaruh Makanan Bergizi Terhadap Kecerdasan
Makanan bergizi memberi pengaruh terhadap kinerja otak balita. Anak yang
diberi makanan bergizi akan memiliki kemampuan dan kecerdasan otak yang baik.
Ada berbagai macam jenis zat gizi di dalam makanan yang dapat menunjang
perkembangan otak serta kecerdasan anak, seperti sumber energi untuk membentuk
sel-sel otak baru yang dapat diperoleh dari karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana
dan gula kompleks, sagu, jagung dan singkong merupakan makanan yang banyak
mengandung karbohidrat, kemudian lemak yang berfungsi sebagai bahan baku
pembentuk sel otak baru, teruama dalam bentuk asam lemak seperti omega-3, EPA,
dan DHA. Asam lemak omega-3 paling banyak terkandung dalam ikan laut,
11

contohnya ikan kod. Protein, zat gizi yang terdiri dari 25 jenis asam amino ini juga
berperan penting dalam perkembangan otak baik protein hewani maupun nabati,
protein berfungsi dalam membentuk neuro transmiter otak yang merupakan senyawa
pengantar pesan antar sel otak, selain itu di dalam makanan bergizi juga terdapat
vitamin dan mineral yang berperan dalam membantu fungsi kerja otak.
Pada masa balita sel-sel otak berkembang dengan sangat cepat, hal tersebut
dapat dilihat dari terjadinya penambahan berat otak serta lingkar kepala balitadimana
berat otak bayi baru lahir 25% dari berat otak orang dewasa dan terus tumbuh dan
berkembang menjadi 70% berat orang dewasa saat menginjak umur 1 tahun. Salah
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan otak pada balita adalah faktor gizi,
pada 3 tahun pertama kehidupan, gizi balita berperan dalam

pertumbuhan dan

perkembangan otak, dimana perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan
saraf dan otak yang kompleks.
Suatu penelitian yang dilakukan pada anak berumur 9-15 tahun telah
membuktikan perbandingan antara anak yang tidak mendapat asupan kalori protein
atau kurang kalori protein (KKP) dengan anak yang memiliki gizi cukup dimana anak
dengan KKP akan memiliki kemampuan abstraktif, verbal, mengingat dan kecerdasan
yang lebih buruk (Widjaja, 2002).
4. Masalah Tumbuh Kembang Balita
Masalah tumbuh kembang pada anak dapat diketahui dengan melakukan
pemantauan yang kontinyu. Pemantauan perkembangan anak berguna untuk
menemukan penyimpangan/hambatan perkembangan anak sejak dini. Untuk
mengetahui masalah tumbuh kembang fisik pada anak, perlu pemantauan yang
kontinyu. Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur
tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui adanya suatu kelainan tumbuh
kembang fisik seorang anak, selain itu juga terdapat gangguan tumbuh kembang
lain pada anak seperti gangguan perkembangan motorik, gangguan perkembangan
bahasa, dan gangguan fungsi vegetatif. Masalah tumbuh kembang yang sering
timbul (Nursalam, 2005):
a. Gangguan pertumbuhan fisik.
Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang fisik pada anak, perlu
pemantauan yang kontinyu. Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, umur tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui
adanya suatu kelainan tumbuh kembang fisik seorang anak seperti: obesitas
12

atau kelainan hormonal, perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan


kurang gizi, pertumbuhan/erupsi gigi terlambat yang disebabkan oleh
hipotiroid, hipoparatiroid, keturunan dan idiopatik serta gangguan penglihatan
b.

c.

dan pendengaran.
Gangguan perkembangan motorik.
Perkembangn motorik yang lambat dapat disebabkan oleh :
1.
Faktor keturunan
2.
Faktor lingkungan
3.
Faktor kepribadian
4.
Retardasi mental
5.
Kelainan tonus otot
6.
Obesitas
7.
Penyakit neuromuscular
8.
Buta
Gangguan perkembangan bahasa.
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor
yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah,
kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor
keluarga, kembar, psikosis, gangguan lateralisasi, masalah-masalah yang

d.

berhubungan dengan disleksia dan afasia.


Gangguan fungsi vegetatif.
1.
Gangguan makan
2.
Gangguan fungsi eliminasi
3.
Gangguan tidur
4.
Gangguan kebiasaan
Pemantauan
perkembangan
anak

berguna

untuk

menemukan

penyimpangan/hambatan perkembangan anak sejak dini, sehingga upaya pencegahan,


upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta upaya pemulihan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang
anak.

5. Kekurangan Gizi dan Penyakit Balita


Kecukupan gizi anak mempengaruhi kesehatan anak. Anak yang mengalami
kekurangan gizi mudah terserang penyakit. Salah satu penyakit tersering pada balita
adalah pneumonia dan merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian pada
balita. Masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit seperti flu, diare atau
penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat menghambat atau
mengganggu proses tumbuh kembang anak. Penyebab seorang anak mudah terserang
13

penyakit, adalah antara lain apabila kecukupan gizi terganggu karena anak sulit
makan dan nafsu makan menurun sehingga terjadi kekurangan gizi. Akibatnya daya
tahan tubuh atau imunitas menurun sehingga anak menjadi rentan terhadap penyakit.
Lingkungan yang kurang mendukung sehingga perlu diciptakan lingkungan dan
perilaku yang sehat. Jika orang tua lalai dalam memperhatikan proses tumbuh
kembang anak oleh karena itu perlu memantau dan menstimulasi tumbuh kembang
bayi dan anak secara teratur sesuai dengan tahapan usianya dan segera memeriksakan
ke dokter jika anak menderita sakit.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit
seperti: bakteri, virus, ricketsia, jamur, cacing, dsb. Jellife (1990) dalam Hasriani
(2004) dalam penelitian Rahmah (2010) mengemukakan bahwa penyakit infeksi
mempunyai efek terhadap status gizi untuk semua umur, tetapi lebih nyata pada
kelompok anak. Kebutuhan energi pada saat infeksi biasa mencapai dua kali
kebutuhan normal karena meningkatnya metabolisme dalam tubuh. Penyakit infeksi
dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunnya
nafsu makan, adanya gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau
peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit. Masa bayi dan balita sangat
rentan terhadap penyakit. Jaringan tubuh pada bayi dan balita belum sempurna dalam
upaya membentuk pertahanan tubuh seperti halnya orang dewasa. Umumnya penyakit
yang menyerang anak bersifat akut artinya penyakit menyerang secara mendadak dan
gejala timbul dengan cepat.
Infeksi bisa berhubungan dengan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu
memengaruhi nafsu makan sehingga kebutuhan zat gizinya tidak terpenuhi. Secara
umum defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan defisiensi sistem
kekebalan. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan

14

timbal balik dan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan
keadaan gizi yang kurang dapat mempermudah seseorang terkena penyakit infeksi.
KESIMPULAN & SARAN
Dapat kita pahami bahwa gizi merupakan kebutuhan pokok dan penting bagi
pertumbuhan dan pekembangan balita karena masa balita merupakan fase golden
age dimana masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
manusia. Oleh karena itu, pemberian gizi pada balita haruslah memperhatikan angka
kebutuhan gizi dan pemberian gizi yang seimbang dan orang tua harus cepat tanggap
dalam menangani kebutuhan asupan gizi pada anaknya serta melakukan pemantauan
terhadap kesehatan anaknya, dan segera membawa anaknya ke rumah sakit atau
dokter apabila terjadi gangguan terhadap tumbuh kembang anaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Husin C R.,2008,Hubungan pola asuh anak dengan status gizi balitaumur 24-59
bulan di wilayah terkena tsunami kabupaten Pidie propinsi Nanggroe Aceh
Darrusalam, USU Repository
http://ciku1101.blogspot.com/2013/05/pengaruh-gizi-terhadapperkembangan.html diakses tanggal 2 Desember 2013.
http://sman1cangkringan.sch.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=132:pengaruh-gizi-terhadapkecerdasan&catid=50:artikel-guru&Itemid=102 diakses tanggal 9 Desember 2013
Hasyuti N.,2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status perkembangan
motorik kasar baduta usia 6-18 bulan di kabupaten Jeneponto tahun 2011.
Universitas Hasanudin, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Makassar.
Widjaja M C.,2002,Gizi tepat untuk perkembangan otak pada balita.Kawan
Pustaka, diakses tanggal 9 Desember 2013 dari : http://books.google.co.id/books?
id=yiP7WhGBOxcC&pg=PA48&lpg=PA48&dq=pengaruh+gizi+terhadap+perke
15

mbangan+balita&source=bl&ots=AbHo16qCyx&sig=Dgpmjri-LccN5T3bnV_YG4xRN8&hl=en&sa=X&ei=ng2nUrHpG8bDrAfS24D4AQ&redir_esc=y#v=on
epage&q&f=false
http://sman1cangkringan.sch.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=132:pengaruh-gizi-terhadapkecerdasan&catid=50:artikel-guru&Itemid=102 diakses tanggal 9 Desember 2013
http://www.ibudanbalita.net/420/faktor-yang-mempengaruhi-kecerdasanbalita.html

16

Anda mungkin juga menyukai