CASE 5
GAGAL JANTUNG
Kelompok tutorial A1
Tutor : dr. Agneta
Disusun oleh:
Arya Yudha R
(111 0211
031)
Muhammad Noval
Tantri Tyas
Barbie Nurdilia
Isni Ayu
Amalia Laskmi
Indranu Nanggala P
Fatimah Nurjannah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang dengan izin-Nya maka
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah mengenai trauma capitis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing tutorial atas segala pengarahan dan
bimbingannya. Terima kasih juga kepada kelompok tutorial A1 atas kerjasamanya dan semua
orang yang telah mendukung untuk terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
lebih baik lagi untuk kedepannya.
Terimakasih atas perhatiannya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kel. Tutorial A1
BAB I
I.I Kasus
Page 1
Tn. Rama, seorang pengusaha, berusia 66 tahun, dibawa keluarganya ke UGD
dengan keluhan sesak napas. Keluhan sesak napas dirasakan semakin memberat 1
minggu yang lalu. sesak dirasakan semakin memberat 1 minggu yabg lalu. sesak
dirasakan terutama setelah pasien berjalan jauh, dan menaiki tangga. Sesak juga
terjadi saat malam hari da pasien lebih nyaman jika menggunakan 3 bantal saat
tidur. Sesak tidak disertai keluhan batuk maupun nafas berbunyi. Keluhan disertai
dengan rasa lelah, dan kaki yang membengkak. Keluhan nyeri dada disangkal.
Pasien mengakui sudah pernah dilakukan operasi CABG 2 tahun yang lalu.
control tidak teratur, obat berganti-ganti, diminum tidak teratur. Riwayat nyeri
diakui.
Riwayat hipertensi (+) sejak 26 tahun yang lalu dengan TD tertinggi 170/100
mmHg, control ke dokter tidak teratur. Riwayat kadar kolesterol darah tinggi (+).
Riwaya penyakit ginjal (-) dan DM (-). Keluhan riwayat serupa di keluarga (-).
Sejak usia 25 tahun, Tn. Rama merokok 3 bungkus setiap hari, namun sejak tahun
2010 Tn. Rama sudah berhenti merokok. Kerna kesibukannya Tn.Rama lebih sering
makan do restoran fast food.
Page 2
Pemeriksaan fisik
BB
: 96Kg
TB
TD
: 85/63 mmHg
: 32x/ menit
Kepala
: 172cm
nadi
: 106x/menit, regular
suhu : 37,2C
: konjungtiva tidak anemis; sclera tidak ikterik
Leher
Toraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Paru
VBS +/+ ; wheezing -/- ; ronchi +/+ minimal di kedua basal paru
Abdomen
Membuncit, lembut, massa (-), hepar teraba 4 jari dibawah arcus costarum, 3 jari
dibawah processus xyphoideus, lunak, permukaan rata, lien tidak teraba, BU(+)
normal
Ekstremitas :
Akral hangat, edema +/+, pitting, a/r dorsum pedis et tibia anterior
Page 3
EKG
Sinus takikardi, QRS rate= 106x/ menit, deviasi aksis ke kiri, gelombang P normal,
interval PR 0,16 detik. Durasi QRS 0,08 detik, poor R di V1-V3, qs II, III, Avf
Rontgen Thorax PA :
CTR 67%, segmen Ao elongasi (-), segmen Po normal, pinggang jantung mendatar,
kongesti (+), Infiltrat (-)
Darah
Hb
: 14,9 g/dl
Ht
: 44,2%
Leukosit
: 9700 mm3
Trombosit
: 325.000/mm3
Na+
: 140 mEq/L
K+
: 5,8 mEq/L
CL-
: 103 mEq/L
GDS
: 111 mg/dl
: 160 mg/dl
HDL
: 37 mg/dl
Trigliserida
: 237 mg/dl
: 78 mg/dl
Keratini
: 1,0 mg/dl
EKG
EF = 23%
Dilatasi semua ruang jantung
Regional Wall Motion Abnormality (RWMA) (+)
Regurgitas aorta ringan
Regurgitasi mitral sedang
Regurgitasi tricuspid sedang
Regurgitasi pulmonal sedang
BAB II
PEMBAHASAN
Permukaan sternocostalis
Permukaan diafragmatik
Permukaan Pulmonal
Facies sternocastalis
Facies diafragma
Basis cordis
Apex cordis
Lapisan-lapisan jantung
Jantung memiliki 3 lapisan, yaitu :
1. Endotel
Terdapat dibagian dalam, terdiri dari jaringan epitel yang melapisi bagian dlm
seluruh pembuluh
2. Miokardium
Suatu lap. Tengah yang terdiri dari otot jantung
3. Epikardium /perikardium
Suatu lapisan tipis dibagian luar, yang membungkusi jantung.
1. PERIKARDIUM
Merupakan sebuah kantong fibrosa yang membungkus jantung dan pangkal
pembuluh darah
Fungsi :
Batasi pergerakan jantung yg berlebihan secara keseluruhan
Menyediakan pelumas
Letak :
Di dalam mediastinum posterior terhadap corpus sterni dan costae II-IV
Perikardium terdiri dari
Perikardium Fibrosum
Perikardium serosum
Lamina parietalis
Lamina viceralis
3. ENDOKARDIUM
lapisan dalam jantung
terdiri dari jaringan epitel (endotel)
berhubungan langsung dengan ruang jantung
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari 4 ruangan yang masing-masing memiliki fungsi dan
berhubungan dengan organ yang berbeda. Ruang jantung kanan dan kiri dibatasi
oleh septum, sehingga darah yang berada di jantung kanan dan kiri tidak
bercampur. Sedangkan atrium dan ventrikel dibatasi oleh katup yang dapat
membuka dan menutup, sehingga memungkinkan darah mengisi ruang ventrikel
tanpa ada aliran balik ke atrium.
Atrium kanan
Atrium kiri
Ventrikel kanan
Terima darah yang kembali ke jantung, melalui vena cava inferior dan
vena cava superior
Ventrikel kiri
Katu-katup jantung
1. Katup atrioventrikularis : katup yang memisahkan antara atrium dan
ventrikel.
Katup trikuspidalis
2. Katup semilunar
3. KATUP MITRALIS
4.
2 daun katup
Terletak dantara atrium kiri danevntrikel kiri
KATUP TRIKUSPIDALIS
3 daun katup
Terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan
Vaskularisasi jantung
Jantung mendapat darah dari ateri coronaria dextra dan sinistra. Arteri
coronaria dextra dan sinistra ini berasal dari aorta ascendens tepat diatas valva
aorta.
Saat di inferior jantung, pembuluh ini lanjut ke posterior sepanjang sulcus
atrioventrikular
Septum ventrikularis
Memperdarahi :
a. Hampir semua ventriculus sinister
b. Hampir semua atrium kiri
c. Cabang berkas kanan dan kiri
d. Sebagian kecil ventricula dextra
e. 2/3 anterior septum ventricularis
Bercabang menjadi 2
ramus circumflexa
pada 1/3orang
Beranastomosis dengan cabang terminal arteria coronaria dextra
Inervasi jantung
Merupakan susunan saraf ototnom yang melalu plexus cardiasus yang
terletak dibawah arcus aorta. Dipersarafi oleh simpatis dan parasimpatis
1. Saraf simpatis
merangsang (stimulasi) denyut jantung menjadi kuat dan cepat. Berasal dari
bagian cervicalis dan toracal bagian atas truncus simpatis. Serabut post
ganglionnya berakhir pada :
Nodus atrioventricularis
A. coronaria
Akselerasi jantung
Dilatasi A. coronaria
2. Saraf parasimpatis
menahan (inhibisi) denyut/kontraksi jantung menjadi lemah dan lambat. Persarafan
ini berasal dari N. vagus, dimana serabut post ganglionnya berakhir pada: Nodus
sinuatrialis, Nodus atrioventricularis, dan A. coronaria.
Persarafan parasimpatis melalui repetor kolinergiknya, Mengakibatkan :
B. ETIOLOGI
Di negara negara berkembang , penyebab tersering adalah :
1. Kelainan otot jantung menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung. Hal yg
mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup atero sclerosis koroner,
hipertensi arterial dan degeneratif atau inflamasi.
2. Penyakit arteri koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak
berfungsinya miokardium (kardiomiopati iskemik) karena terganggunya aliran
darah keotot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis akibat penumpukan as.
Laktat. Infark miokard biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral
(termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti
(kardiomiopati idiopatik).
kongesti pulmoner.
Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer
;adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ organ vital, tetapi
jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke ginjal dan
jaringan. Resitensi vaskuler perifer dapat juga merupakan determinan utama
afterload ventrikel, sehingga aktivitas simpatis berlebihan dapat meningkatkan
fungsi jantung itu sendiri. Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah
penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, yang
akan menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem rennin angiotensin aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan resitensi vaskuler
perifer selanjutnta dan penigkatan afterload ventrikel kiri sebagaimana retensi
sodium dan cairan.
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin vasopresin
dalam sirkulasi yang
meningkat, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi cairan. Pada
gagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat peningkatan
tekanan atrium, yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi terhadap efek
natriuretik dan vasodilator. Gagal jantung pada masalah utama kerusakan dan
kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung
normal masih dapat dipertahankan.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung
pada tiga
faktor :
1. Preload : jumlah darah yang mengisi pada jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut
jantung.
2. Kontraktilitas: mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi
pada tingkat sel dan perubahan panjang regangan serabut jantung
3. Afterload : mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yg harus dihasilkan
untukmemompa darah melawan perbedaan tekanan yg ditimbulkan oleh
tekanan arteriole.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gagal jantung kanan
Asites
Distensi vena jugularis
Hepatomegali
Efusi pleura
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan:
Menurunkan volume intravaskular
Menurunkan venous return
Menurunkan afterload
Meningkatkan pertukaran gas & oksigenasi
Meningkatkan fungsi jantung
Mengurangi kecemasan
Farmako
ACE inhibitor
Diuretik
Obat inotropik
Obat vasodilator
Antiarritmia
Beta adrenergik bloker
Diet: rendah sodium (500 2000 mg)
Restriksi cairan
Berbeda dengan kasus infak miokardia pada kelainan jantung yang satu ini
dapat diketahui melalui penyimpanan irama jantung saat pemeriksaan melalui
elektro kardiografi dan dikatikan dengan peningkatan kadar enzim jantung dalam
darah, juga dalam perkembangan penyakit jantung koroner biasanya disertai
kelainan kadar lemak dan trombosit darah penderita yang diikuti oleh kerusakan
endoterium dinding pembuluh nadi
6. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Faktor risiko diartikan sebagai karakteristik yang berkaitan dengan kejadian suatu
penyakit di atas rata-rata. Faktor risiko mempunyai risiko penyakit jantung koroner
dalam dua kelompok, yaitu faktor risiko primer dan sekunder.
1. Faktor risiko primer
a. Merokok (1 pak atau lebih dalam sehari)
b. Hipertensi (diastolik > 90 mmHg ; siastolik > 150 mmHg)
c. Peningkatan kolesterol plasma (> 240 250 mg/dl)
h. Keturunan
1. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Produk yang dihasilkan terutama dalam
bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh
sel-sel guna penyedia energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian
mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada 2 jenis polisakarida
tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan non pati. Pati adalah bentuk simpanan
karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik,
seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati
utama di dunia.
Polisakarida non pati merupakan komponen utama serat makanan. Fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan
sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat di
alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori,
sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam siulasi darah sehingga glukosa
untuk keperluan energi. Sebagian diubah menjadi lemak hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan
energy di dalam jaringan lemak.
Makanan yang terlalu tinggi karbohidrat sederhana berasosiasi dengan
hiperlipidemia, tetapi karbohidrat komplek seperti zat tepung kruang aterogenik
dibandingkan dengan bantuk karbohidrat lainnya (mono dan disakarida). Kuo dan
Baised melaporkan bahwa penggantian tepung dengan gula pada pasien
hiperlipidemi dapat meningkatkan trigliserida darah, kolesterol dan fosfolipid yang
dapat menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Koroner.(Waspadji,2003)
2. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dalam merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air (Sunita Almatsir, 2004). Protein sangat dibutuhkan
tubuh sebagai zat pembangun, sumber protein berasal dari sumber hewani maupun
nabati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein nabati dapat mencegah
hiperlipidemia.
Banyak penyakit dipermaslahankan karena daging daging atau kaerna di4t
yang terlalu kaya akan protein, diataranya penyakit ini adalah nepritis,
atherosklerosis dan tekanan darah tinggi (Sediaoetama, 1987). Soesirah Sutardjo
dalam bukunya pengaturan gizi untuk kesehatan jantung mengemukakan bahwa
pada penderita kolesterol tinggi dimana protein diberikan campuran antara protein
hewani dan nabati, kemudian diganti dengan protein kedelai sebagai sumber utama
protein, menunjukkan bahwa terjadi penurunan kolesterol darah sebanyak 20%.
Dengan demikian konsumsi protein dapat menurunkan absorbsi kolesterol
3. Lemak
Lemak makanan terdiri dari beberapa asam lemak yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh cenderung menaikkan kadar kolesterol
dan trigliserida darah. bahan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
adalah : lemak hewan, lemak susu, mentega, keju, santan, minyak-minyak ikan.
Asam lemak omega 3 dapat membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron dan
kemungkinan juga dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein).
Asam lemak omega-3 diduga menurunkan produksi trigliserida di dalam hati,
bagian utama lipida dan protein dalam VLDL. Asam lemak omega-3 dihubungkan
dengan pencegahan penyakit jantung koroner dengan artritis (Sunita Almatsir,
2004).
Kolesterol Kolesterol merupakan komponen esensial membran structural
semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol dapat
membayakan tubuh, kolesterol yang terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam
darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan penyempitan yang dinamakan atherosklerosis. Bila penyempitan
terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung koroner
dan bila pada pembuluh darah otak penyakit serebrovaskuler.(Almatsir ,2004)
Trigliserida Jenis lemak dalam darah dapat mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah. Di dalam makanan terdapat dua macam lemak yaitu lemak jenuh dan
lemak tidak jenuh. Pada lemak jenih dapat menaikkan kadar kolesteol dan
trigliseida darah. Hal ini akan mempengaruhi terbentuknya atherosclerosis yang
merupakan perjalanan awal dari penyakit jantung koroner. Sedangkan lemak tidak
jenuh cenderung menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah
Keterkaitan trigliserida dengan penyakit jantung koroner adalah peningkatan
terhadap hipertrigliserida. Trigliserida bersikulasi dalam darah bersama-sama
dengan VDDL yang bersifat aterogenik, disamping itu trigliseida membantu
trombosit arteri koroner, mendorong jantung koroner, juga hiperglidemia
mempengaruhi peningkatan insulin dalam darah, menambah factor resiko
pembentukan atherosclerosis Didalam tubuh sebagian lemak berupa trigliserida
yang terbagi3 asam lemak yang tergabung menjadi molekul glycerol. Dimana
sangan
berbeda dengan kolesterol seperti kolesterol trigliserida yang merupakan komponen
dari darah baik dating dari diit atau dihasilkan oleh tubuh.
Sebagian besar lemak dimakan berbentuk trigliserida . makanan yang
mengandung akan meningkatkan trigliserida dalam darah dan cenderung
meningkatkan kadar kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan sepert
kelapa, urian, dan alpukat, alpukat tidak mengandung kolesterol tetapi kadar
trigliserida tinggi.
gejala
angina yg berat untuk pertama, dan
makin bertambah berat kemudian
II
III
Penatalaksanaan :
Non farmako :
-
Perbaikan lifestyle
Diet
Reperfusi miokardium
KLASIFIKASI :
Patogenesis :
1. Ruptur plak
GEJALA KLINIS :
II.V ARTEROSKLEROSIS
Penyakit kardiovaskuler (PKV) terutama Penyakit Jantung koroner merupakan penyakit
revalen dan menjadi pembunuh utama dinegara-negara industri. Di Indonesia PKV pada survei
Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRT) 1972 menunjukkan PKV menduduki urutan ke-l1, 1986
menduduki muffin ke-3, dan SKRT 1992 merupakan Penyebab kematian pertama untuk usia di atas
40 tahun
Etiologi aterosklerosis adalah multifaktorial tetapi ada berbagai keadaan yang erat kaitannya
dengan aterosklerosis yaitu faktor genetik/riwayat keluarga dan penyakit jantung koroner, stroke,
penyakit pembuluh darah perifer, usia, kelamin pria, kebiasaan merokok, dislipidemia, hipertensi,
kemudian berakumulasi didalam gel sehingga membentuk gel busa. Set gel
busa membentuk bercak perlemakan yang bisa menyebabkan disrubsi pada
endotelium. Akhirnya faktor pertumbuhan mengakibatkan proliferasi gel dan
akhirnya lesi aterosklerosis yang lanjut. Hubungan antara Hipotesis infiltrasi lipid
dengan luka endotel pada perkembangan aterosklerosis ada pada diagram ini.
trigliserida
besamya
pengaruh
terhadap
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
kardiovaskuler belum disepakati benar. NECP (National Cholesterol Education Program) tidak
memesukkan kadar trigliserida dalam anjuran pengelolaan lipid mereka. Sebaliknya kelompok
kontinental memasukkan juga faktor trigliserida dalam algoritma yang mereka anjurkan, dilandasi
oleh penelitian mereka di Eropa ( studi Procam dan studi Paris ).
Di Indonesia data epidemiologis mengenai lipid masih langka, apa lagi longitudinal yang
berkaitan dengan angka kesakitan atau angka kematian penyakit kardiovaskuler.
PENATALAKSANAAN
I. Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya nonfarmakologist yang meliputi
modiflkasi diet, latihan jasmani serta pengelolaan berat badan. Tujuan utama terapi diet disini adalah
menurunkan resiko PKV dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta
mengembalikan kesimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan kalori
biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan
asupan kalori
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Kennedy, L.W. American Heart Association consensus panel statemen on preventing heart attack
anddeath in patients with coronary diseaese . J ACC, 1995,26; 291
Smith,S.C et al. Preventing Heart attack and death in Patients with Coronary Disease. AHA
Consensus Panel Statement. JACC 1995,26; 292-294.
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Kesembilan. Jakarta : EGC, 1977
Lily, S.leonard. pathophysiologi of heart disease. 5 th edition. 2011