Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena segala nikmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu dosen karena bimbingan beliau pula sehingga makalah ini terselesaikan.
Makalah ini berjudul HIMPUNAN AKSIOMA EUCLIDE dengan sub judul yaitu
geometri euclide dan elements euclide, pengenalan geometri-geometri euclide modern, model
hilbert untuk geometri euclide.
Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis, pembaca
dan pemerhati ilmu geometri. Walau penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak
terdapat kesalahan baik penulisan, kalimat, tata bahasa, dll. Untuk itu penulis mohon maaf dan
mohon kritik serta saran yang bersifat membangun.
Mataram,
Penulis
oktober 2014
DAFTAR ISI
Hal
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 PENGANTAR
2.2 GEOMETRI EUCLIDE dan ELEMENTS EUCLIDE
2.3 PENGENALAN GEOMETRI EUCLIDE MODERN
2.4 MODEL HILBERT UNTUK GEOMETRI EUCLIDE
BAB III : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGANTAR
Geometri berkembang sebagai suatu transisi penemuan induktif ke deduktif. Para ahli
tertarik pada hasil yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang babilonia tertarik
pada system aritmatika untuk keperluan industry dan komersial, sedangkan orang-orang mesir
tertarik pada geometri karena pertimbangan praktis (misalkan mengukur aliran sungai Nil).
Kebanyakan hasil didapat dari coba-coba dan hasilnya merupakan pendekatan. Perkembangan
berikutnya merambat ke daerah Mediterania, geometri dipandang sebagai abstraksi dari dunia
nyata, suatu model ideal, melayani untuk latihan berfikir murni. Perluasan yang hebat ini sudah
terjadi sejak 250 tahun sebelum Masehi, ketika Euclide membuat buku The Elements
2.2 GEOMETRI EUCLIDE dan ELEMENTS EUCLIDE
Para ahli Matematika Yunani pada masa Euclide berfikir sebagai suatu model abstrak dari
dunia nyata dimana mereka tinggal. Notasi titik, garis, bidang (permukaan) dan seterusnya
diartikan secara konsisten dengan persepsi mereka. Tugas Euclid adalah mendefinisikan semua
istilah yang perlu dan menyatakan postulat penting serta menggunakan logika untuk menurunkan
teorema yang menyusun geometri.
Ahli-ahli geometri lebih mutakhir seperti David Hilbert dan G.D Birkhoff telah keluar
dari pendekatan Euclide (himpunan teorema yang diturunkan Euclide), kemudian menggunakan
himpunan aksioma yang berbeda dengan pendekatan yang berbeeda untuk mendefinisikan
istilah/term.
Secara jelas, kita akan melihat bahwa ahli matematika yang lain telah membangun
geometri non Euclidean, yaitu system geometri yang didalamnya memuat teorema-teorema yang
kontradiksi dengan teorema yang telah dibuktikan Euclide. Hal ini dikarenakan postulat-postulat
geometri ini dianggap kontradiksi dengan postulat Euclide.
Dalam geometri Euclide yang disajikan 2200 tahun yang lalu dalam THE ELEMENTS,
Euclide memulai dengan menunjukkan daftar 23 definisi, dua diantaranya adalah;
1. Titik adalah sesuatu yang tidak mempunyai bagian
2. Garis hanya mempunyai panjang tanpa lebar
Pada zaman Euclide kebutuhan akan istilah yang tak terdefinisi tidak dikenal, ini dapat
dilihat pada definisi pertama. Jika titik didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak punya bagian.
Istilah bagian itu sendiri adalah istilah yang tak terdefinisi. Kalau untuk mengurangi masalah
ini kemudian diberikan definisi untuk bagian maka akan didapat suatu istilah tak terdefinisi.
Missal bagian adalah sesuatu yang menempati luas. Atau akan didapat definisi yang melingkar,
misalkan suatu bagian adalah koleksi dari titik-titik. Dilemma ini sebagai awal akan kebutuhan
untuk menetapkan undefined terms pada geometri. Banyak yang akan setuju jika kita mempunyai
feeling intuitive yang lebih baik untuk konsep geometri titik daripada bagian. Karena itu
kebanyakan ahli geometri menetapkan titik sebagai undefined terms. Problem serupa muncul
untuk definisi yang kedua karena lebar dan panjang tidak pernah didefinisikan.
Dari hal ini terlihat bahwa Euclide mengalami kegagalan untuk mengenalkan kebutuhan
akan istilah tertentu sebagai undefined terms. Tetapi bagaimanapun orang yunani telah lebih dulu
mengenalkan pendekatan aksiomatik walaupun tanpa menyatakan sejumlah undefined terms atau
primitive terms. Persepsi Euclide tentang titik adalah titik secara fisik, dikuatirkan dapat
difikirkan sebagai istilah nyata. Akibatnya definisi-definisinya mencoba untuk menggambarkan
ide tentang entitas fisik yang dapat diukur. Definisi tersebut dan definisi-definisi yang lain lebih
tepat disebut deskripsi dari definisi, walaupun orang-orang Yunani pada waktu Euclide tidak
membedakan kedua ide tersebut sampai kira-kira 2000 tahun berlalu, ahli-ahli matematika
menyetujui system aksiomatik seeperti ini.
Euclide membedakan dua tipe asumsi, ia menggunakan istilah postulat khusus untuk
geometri. Common notions (pendapat umum) sering dikatakan aksioma, dilain pihak asumsi
digunakan diluar matematika dan tidak khusus pada geometri.
Postulat-postulat :
1. Menggambar garis dari suatu titik ke sebarang titik yang lain
2. Membuat garis finit continu pada garis lurus
3. Mendiskripsikan sebuah lingkaran dengan sebarang pusat dan jarak.
4. Semua sudut siku-siku sama satu dengan yang lainnya.
5. Jika sebuah garis lurus memotong dua garis dan membentuk sudut-sudut dalam
pada sisi yang sama, kurang dari dua sudut siku-sku, jika 2 garis diperpanjang akan
berpotongan dipihak/sisi yang sama dengan sudut yang kurang dari dua sudut sikusiku tersebut.
Timbul pertanyaan apakah himpunan aksioma ini dalam pandangan kontemporer
merupakan suatu himpunan aksioma yang konsisten, independen dan lengkap? Pada BAB I
dinyatakan bahwa suatu system aksioma itu lengkap jika tidak mungkin menambah suatu
aksioma independen baru yang konsisten dengan aksioma yang lain dan tanpa memuat undefined
terms baru. Perhatikan aksioma ke-enam untuk geometri Euclide berikut ini.
6. Terdapat minimal 3 titik yang tidak segaris.
Apakah aksioma ini independen dengan yang lain? Karena eksistensi titik-titik tidak
disebutkan dalam aksioma 1-5, postulat-postulat ini tidak dapat digunakan untuk memantapkan
keberadaaan titik-titik itu kolinear atau tidak.
Akibat independensi himpunan aksioma Euclide tidak lengkap.
Apakah aksioma 6 konsisten dengan yang lain? Jika demikian dapatkah kita membentuk
suatu model tanpa memainkan ke enam aksioma bersama-sama. Untuk menunjukkan konsistensi
digunakan sebagai model adalah selembar kertas dengan panjang dan lebar tak hingga seperti
yang difikirkan Euclide tentang bidang. Jika dianggap bahwa pada bidang dan titik sudutnya
tidak pada garis yang sama, jelas bahwa ini adalah model yang memenuhi ke enam aksioma
bersama-sama. Karena itu dapat dismpulkan bahwa postulat ke-6 konsisten dengan yang lain.
Apakah aksioma ini memasukkan suatu undefined terms baru? Jelas, tidak! Sebagai
kesimpulan dapat dikatakan bahwa himpunan aksioma yang diajukan Euclide tidak lengkap,
walaupun ditambah dengan aksioma 6 yang konsisten dengan yang lain tanpa menambah
undefined terms. Hal ini tidak dapat dikatan bahwa penambahan aksioma 6 membuat himpunan
aksioma itu lengkap. Tetapi pada diskusi terdahulu, telah dicatat oleh para ahli geometri
sebelumnya bahwa kesalahan yang telah diperbuat oleh Euclide adalah: tidak adanya postulat
yang secara eksplisit menyatakan eksistensi dari titik-titik, eksistensi dari titik tidak diasumsikan,
hasilnya geometri-geometri yang kekurangan postulat eksistensi dapat menjadi kosong. Ketika
mengusulkan suatu system geometri, ahli geometri modern selalu menekankan postulat eksistensi
titik-titik yang menjamin bahwa teorema-teorema dapat digunakan pada model non trivial.
Kegagalan Euclide dimulai dengan suatu himpunan aksioma yang lengkap yang sebagian
besar tidak memenuhi (tidak dapat digunakan dalam) pekerjaannya. Dalam ketiadaaan berbagai
postulat seperti eksistensi titik-titik, Euclide sering mengasumsikan sesuatu yang tidak diucapkan
dan ini membingungkan. Masalahnya, bukan asumsi-asumsi itu tidak valid tetapi lebih pada
karena tidak dinyatakan secara eksplisit.
Sebagai contoh, proposisi atau teorema 1 pada buku 1 menyatakan bahwa adalah mungkin
membuat segitiga sama sisi pada sebarang segmen yang diketahui. Euclide membuktikan
proposisi ini adalah sebagai berikut ini.
Untuk membuat segitiga sama sisi dengan AB
sebagai satu sisinya, Euclide pertama-tama
membuat suatu lingkaran dengan pusat A dan jari-jari AB, sebut A. dengan cara serupa ia
membuat lingkaran B berpusat di B dan berjari-jari AB. C adalah titik potong lingkaran A dan
lingkaran B. karena B maka BC = AB. Akibatnya AB = AC = BC, sehinga segi tiga ABC sama
sisi. Apakah ini kedengarannya rasional? Ya, model geometri ini melengkapi arah geometri kita.
Dengan kata lain, argument ini masuk akal jika kita bekerja dalam geometri Euclidean
tradisional. Celakanya, deretan postulat Euclide tidak cukup menjamin bahwa geometri Euclide
alami. Sebagai contoh, kita letakkan model sebagai bidang koordinat, yaitu selembar kertas grafik
yang memuat hanya titik dengan koordinat rasional. Andaikan titik A adalah titik pusat koordinat
1 3
3 tidak
,
).
2 2
2
rasional, sehingga C bukan titik pada bidang. Ini berarti lingkaran A dan B tidak berpotongan,
sehingga bukti ini jatuh karena mengasumsikan adanya suatu titik yang tidak ada dalam model.
(0,0) dan B(1,0). Dapat ditunjukkan bahwa koordinat titik C adalah (
Euclide membuat asumsi yang tak terucap lain dalam beberapa buktinya. Proposisi 2
dalam buku I seperti berikut ini : menempatkan suatu garis lurus disuatu titik yang diketahui,
sama dengan garis lurus itu. Bukti dari Euclide untuk teorema inni adalah sebagai berikut
adalah garis lurus yang diketahui yang akan direplikasikan di titik A (titik yang
BC
Jadi AL adalah segmen dengan ujung A dan panjang sama dengan BC. Lengkaplah sudah
pembuktian ini.
Ahli-ahli geometri telah menetapkan suatu titik tidak terletak pada garis dan di satu sisi,
tapi kita juga harus mempertimbangkan semua kasus. Contoh, bukti seperti yang telah diberikan
. Kemungkinan lain
oleh Euclide tidak secara langsung digunakan jika titik A tidak pada BC
termasuk A, B dan C collinear dengan B diantara A dan C, atau C diantara B dan A. dalam The
Elements, Euclide hanya mengusulkan satu bukti menggunakan konfigurasi gambar 2.2.2. jadi
proposisi perlu dibuktikan untuk semua kasus, dan ditunjukkan secara lebih umum.
Ternyata dengan beberapa modifikasi argumrn dapat digunakan untuk pilihan dari tiga
titik sebarang A, B, dan C bahwa teorema dapat dibuktikan dengan mempertimbangkan
penempatan titik-titik itu. Ini tidak selalu kasus, bagaimanapun kita mengandalkan gambar untuk
menuntun kita mengikuti bukti. Pertimbangkan berikut inni pembuktian bahwa semua segitiga
adalah samakaki.
, dan gambar DA
,
di titik D. buat DF
dan DE
tegak lurus dari D ke AB
dan AC
, dan DC
Kesimpulannya, penyajian geometri Euclide ini cacat pada minimal tiga haal, yaitu:
1. melupakan kebutuhan undefined
2. penggunaan postulat secara tidak nyata tapi tidak ditetapkan sebagai postulat dalam bukti
teorema.
3. Ketergantungan pada diagram untuk menuntun logika dalam mengkonstruksi bukti.
Pernyataan postulat ke-5 mengatakan secara langsung bahwa 2 garis akan berpotongan
disebelah kanan transversal yang memotong mereka, membentuk sudut-sudut dalam dikanan
transversal yang jumlah ukurannnya kurang dari 2 sudut siku-siku ( 1800 ). Demikian pula
garis-garis akan berpotongan di kiri transversal kurang dari 1800 . Akibatnya, tidak ada
perpotongan jika jumlah ukuran sudut-sudut dalam tepat 1800 . Percabangan postulat ini,
seperti kita lihat secara garis besar adalah penting. Beberapa konsekuensi langsung dari postulat
inni adalah sebagai berikut:
1. Melalui suatu titik yang diketahui hanya ada satu garis yang dapat dibuat sejajar dengan
garis yang diketahui.
2. Terdapat minimal satu segitiga dengan jumlah ukuran sudut dalamnya 1800 .
3. Terdapat sepasang segitiga sebangun tapi tidak kongruen
4. Terdapat sepasang garis lurus yang jaraknya satu sama lain dimana-mana sama.
5. Setiap segitiga mepunyai keliling.
6. Jumlah ukuran sudut-sudut dalam pada suatu segitiga sama untuk setiap segitiga.
Karena kompleksitas postuat ke-5, banyak ahli matematika berpikir bahwa dapat ditunjukkan
konsekuensi dari postulat Euclide yang lain yang lebih jelas. Hamper 2000 tahun setelah Euclide,
ahli-ahli geometri berusaha untuk menunjukkan bahwa postulat ke-5 adalah akibat dari aksioma
1-4 dengan mencoba membuktikannya dengan mengunakan postulat-postulat itu. Kenyataaannya,
jika suatu akibat langsung 1 sampai 6 diperlihatkan di muka dapat dibuktikan tanpa postulat ke-5
dengan bekerja mundur dan mereduksi jumlah postulat Euclide menjadi empat. Perhatika
pembuktian berikut ini tentang jumlah ukuran sudut-sudut dalam suatu segitiga 1800 .
Bukti:
hanya pernyataan konsisten yang memuat kesejajaran untuk geometri yang mengasumsikan
postulat 1-4.
Telah diperlihatkan bahwa postulat ke-5 adalah independent dengan yang lain dan bahwa
geomtri-geometri konsisiten dapat diturunkan menggunakan postulat lima yang lain ( yaitu
Postlat Playfair) atau negasinya.
Karena danya pengetahuan intuitif sependapat dengan model Euclide, banyak teoremateorema valid dalam model geometri yang menegasikan postulat 5 muncul, kontradiksi dengan
kita. Bagaimana pun dalam suatu system aksiomatik tidak terdapat kontradiksi, sehingga secara
matematik valid.
2.4 MODEL HILBERT UNTUK GEOMETRI EUCLIDE
Selama abad ke 19, menjadi jelas bagi ahli matematika untuk tertarik pada geometri
bahwa tidak ada himpunan aksioma tunggal yang menghasilkan model geometri tunggal.
Agaknya ada consensus bahwa validitas dari sistem aksiomatik geometri adalah tergantung pada
konsistensi, independensi dan kelengkapan dari himpunan aksioma yang dibangunnya. Menjadi
jelas dengan siketahuinya bahwa himpunan aksioma yang berbeda akan menghsilkan model yang
berbeda, tapi studi yang tidak begitu lama geometri telah diperluas, dengan pengertian setiap
hasil model konsisten dengan model Euclide. Samapai model Euclide untuk geometri sebagian
besar intuitif dan karena ia menjadi model dengan dasar sejarah yang lebih luas, ahli matematika
diberi tugas untuk mengkontruksi himpunan aksioma teorema Euclide lain lain tanpa
mengecilkan usaha-usaha sebelumnya. Telah dipublikasikan oleh seorang bangsa jerman pada
1899 bernama David Hilbert, seorang ahli matematika yang menonjol/terkenal pada era
tersebut.tidak seperti Euclide, Hilbert berpengalaman baik didalam menentukan kebutuhan
aksiomatik modern. Untuk undefined terms, Hilbert memilih titik , garis, bidang, pada
(untuk titik pada garis), antara (sebagai suatu relasi yang menyangkut tiga titik) dan
kongruen.
Ini suatu persembahan dari bakat istimewa Hilbert (dan ketekunannya) bahwa ia telah
dapat membedakan semua istilah penting dalam geometri bidang Euclide dapat didefinisikan
mulai dengan himpunan primitive sederhana.
Contoh : Hilbert telah dapat membedakan antara garis da ruas garis/segmen (Euclide melupakan
hal ini) seperti define berikut ini.
Definisi: Ruas garis atau segmen AB adalah himpunan titik-titik diantara A dan B. titik A dan B
masing-masing disebut ujung-ujung segmen.
Kebanyakan ahli geometri mutakhir mendefinisikan segmen itu termasuk ujung-ujungnya,
tapi Hilbert memilih tanpa ujung-ujungnya. Hilbert membagi kumpulan aksiomanya menjadi 5
group sebagai berikut:
serta garis tunggal yang menghubungkan D dan F. Menurut aksioma II-4 jika DF
memuat suatu titik
pada
atau AB
AE (dalam kasus ini titik D), maka ia mesti memuat suatu titik pada EB
karena DF memotong EB di titik F, ia tidak dapat memotong di titik kedua pada EB ( Aksioma mana yang
Gambar 2.4.1
Seorang ahli Matematika Jerman Moritz Pasch (1882) merupakan orang pertama yang
menetapkan bukti secara aktual pada Aksioma II-4 yang disebut Aksioma Pasch. Aksioma ini mengisi
celah yang diciptakan oleh Euclide. Beberapa bukti dalam The Elements tergantung pada asumsi-asumsi
yang dibuat bedasar visualisasi diagram. Di samping teorema-teorema Euclide dibuktikan benar dengan
cara ini, kita dapat lebih jauh mendapatkan bukti dari pernyataan salah yang dapat dikonnstruksi dengan
menggunakan cara ini. Jadi disamping Aksioma Pasch itu jelas, ia selalu ekuivalen dengan kebutuhan
untuk membuktikan kevalidan beberapa teorema Euclide.
Grup ketiga aksioma Hilbert, adalah aksioma kongruensi seperti berikut.
GRUP III AXIOM OF CONGRUENCE
III-1
Jika A dan B dua titik berbeda dari garis a, dan jika A titik pada garis yang sama atau
garis lain a, maka selalu mungkin untuk memperoleh titik B pada sisi yang diketahui
III-2
A 'B ' .
AB
III-3
(sifat transitif).
Pada garis a, misalkan
AB
dan
BC
A 'B '
dan
dan
AB
B 'C '
kongruen
dua segmen
dan
B'C '
BC
III-5
A 'B '
AB
ABC
A 'C '
AC
dan
maka
Aksioma III-4 menyatakan secara tidak langsung bahwa sebarang sudut dapat dikopi ke
suatu sinar yang diketahui, satu pada setiap sisi dari garis yang memuat sinar. Aksioma
III-5 adalah efek dari sifat kongruensi SAS . Euclide mendaftar SAS sebagai teorema,
bagaimana pun buktinya adalah cacat, karena mengasumsikan keterampilan/kemampuan
untuk memindah gambar geometris mengelilingi bidang tanpa ada pengubahan.
Hilbert percaya bahwa posisi sifat kongruensi SAS untuk segitiga adalah benarbenar bebas dari postulat tradisional Euclide yang lain. Konsekuensinya ia menyimpulkan
bahwa postulat yang memuat kongruensi segitiga adalah perlu. Karena SAS lebih real
dari kondisi-kondisi kongruensi yang lain dari Euclide. Itu diambil oleh Hilbert sebagai
salah satu aksiomanya untuk kongruensi segitiga. Kondisi kongruensi yang lain dapat
diturunkan sebagai teorema.
Felix Klein menegaskan pada Hilbert ketika menyajikan pekerjaannya dalam
geometri Euclide, bahwa postulat kesejajaran saling bebas dengan postulat tradisional
untuk geometri. Dalam upaya melengkapi himpunan aksioma, Hilbert butuh memilih
beberapa bentuk postulat kesejajaran. Ia memilih bentuk postulat Playfair (Walaupun
dalam Grundlagen der Geometric ia menyebutkan aksioma Euclide ) sebagai aksioma
kesejajarannya (aksioma IV-1), yang dinyatakan sebagai berikut.
Aksioma IV-1 Misal a adalah sebarang garis dan A suatu titik tidak pada garis itu. Maka ada
paling banyak satu garis dalam bidang, yang ditentukan oleh a dan A, yang
melalui A dan tidak memotong a.
Perhatikan bahwa aksioma ini mempostulatkan pada paling banyak satu garis bukan
pada tepat satu garis sejajar a, walaupun demikian dalam geometri Euclide kita berharap
mendapatkan tepat satu garis sejajar. Postulat-postulat lain itu berakibat eksistensi dari minimal
satu sejajar sehingga untuk mempostulatkan tepat satu akan berulang. Hilbert bekerja dengan
menggunakan versi Postulat Playfair.
Untuk lebih jelasnya dua postulat kontinuitas dinyatakan sebagai berikut ini :
Grup ke V Axioms of Continuity
V-1/ Axiom of Archimedes:
Jika AB
dan CD
sebarang segmen, maka ada suatu bilangan n sehingga n jiplakan
dari CD
yang dibuat dari A sepanjang AB akan melampaui B.
V-2/ Axiom of line completeness:
Suatu perluasan himpunan titik-titik pada suatu garis dengan relasi urutan dan konkruensi
akan melindungi relasi eksistensi diantara elemen-elemen asli. Sebagai sifat dasar urutan suatu
garis dan konkruensi yang mengikuti aksioma I sampai III dan V adalah tidak mungkin.
Ide yang terdapat pada aksioma V-1 adalah langsung, walupun pernyataannya sendiri
pada awalnya membingungkan. Esensi dari postulat ini bahwa ruas garis dapat diukur dengan
sebarang ukuran sebagai satuan.
Selama abad 19 sejumlah ahli matematika telah mempelajari geometri-geometri termasuk
ruang yang tak terbatas tapi berhingga. Jarak dalam hal ini, dan juga dalam geometri-geometri
lain adalah ukuran yang diukur dengan cara yang berbeda daripada dalam geometri bidang
Euclide.
Aksioma V-2 tidak secara langsung menyangkut kita dalam diskusi-diskusi geometri
Hilbert sebagai suatu pembaharuan/peningkatan dari kerja Euclide. Postulat kelengkapan tidak
perlu dibuktikan sebagai suatu teorema dalam geometri Euclide. Tersirat bahwa Hilbert
menghendaki membuat kaitan antara geometrinya dengan sistem aritmatika formal waktu
membuat kesesuaian waktu. Agenda Hilbert termasuk memantabkan korespondensi 1-1 antara
titik-titik pada garis dan bilangan Real . Hilbert tidak sangsi lagi bahwa konsistensi bilangan real
dapat dimantabkan, demikian pula sistemnya.
Geometri Hilbert mempunyai signifikansi matematik diantara penutupan lubang-lubang
atas kerja Euclide. Ini akan menjadi contoh klasik dari metode aksiomatik modern dan itu muncul
pada kira-kira awal abad ini, dan ini akan sangat membantu untuk pemikiran matematik abad 20.