Kedokteran Kehakiman
TANATOLOGI
dr.Norman H
DEFINISI
Ilmu yang mempelajari tanda - tanda kematian dan perubahan yang terjadi setelah seseorang
mati serta faktor yang mempengaruhinya.
KEGUNAAN
1. Memastikan kematian
2. Memperkirakan saat, sebab & cara kematian
3. Mengangkat/mengambil organ donor
MATI :
; Yang menjadi patokan untuk menentukan kematian :
; SSP
; Nafas
fungsi minim tidak terdeteksi oleh alat sederhana
; Jantung
; Suri :
- suatu keadaan mirip mati [apperance death]
- 3 fungsi vitalnya (SSP, pernafasan, jantung) minim sekali atau hampir tidak ada
- bisa hidup lagi (reversible)
; Somatik / Klinik / Sistematik :
- terhentinya 3 fungsi vital yang irreversible
- organ-organ belum tentu mati, bisa dimanfaatkan untuk transplantasi
- contoh : kornea sampai 6 jam setelah kematian masih berfungsi; otot 4-6 jam; pupil
sampai 4 jam masih bereaksi secara seluler masih hidup
; Seluler / Molekuler mengikuti mati somatik
; Serebral :
- kerusakan di otak
- kerusakan di batang otak pernafasan berhenti, tetapi masih bisa dipertahankan dengan
ventilator
Di kedokteran, definisi yang dianut adalah kematian cerebral :
- jadi artinya kalau terjadi kerusakan batang otak dianggap mati, sehingga kalau tidak
ditolong tidak apa apa ( bukan kewajiban )
- tapi secara awam masih dianggap hidup
CARA MENDETEKSI KEMATIAN :
1; Pernafasan :
; dengan meletakkan benang/rambut di depan hidung, kalau bergerak masih hidup
; dengan meletakkan kaca di depan hidung, kalau berembun masih hidup
; tes winslow letakkan baskom berisi air di atas dada, dimana bila ada pergerakan
dada, air akan bergerak
; stetoskop
2; Kardiovaskular :
; magnus tes mengikat ujung jari, aliran darah balik terhambat. Kalau masih hidup,
ujung jari menjadi merah / gelap
; menekan kuku kalau masih hidup, kuku ditekan akan menjadi pucat
; tes lilin ditetesi lilin panas, kulit jadi hiperemis
; stetoskop
; EKG
3; Saraf :
; memeriksa reflek reflek : reflek kornea
; EEG
PERUBAHAN SETELAH KEMATIAN :
; SEGERA / IMMEDIATE / DINI :
; TERHENTINYA SISTEM VITAL :
; berhubungan dengan kematian somatis
;
;
;
;
;
;
;
;
; LATE / LANJUT :
; PEMBUSUKAN :
; Merupakan perubahan lebih lanjut dari mati seluler
; Terjadi pemecahan protein :
1; oleh bakteri pembusuk clostridium welchii
2; oleh enzim enzim proteolitik, dimana yang paling banyak
;
;
MUMIFIKASI :
; Pembusukan terhambat karena keadaan jenazah tidak sesuai / optimal dengan
perkembangan bakteri
; Disebabkan karena penguapan cairan yang tinggi atau korban sebelum mati kekurangan
cairan ( dehidrasi )
; Terjadi di daerah bersuhu tinggi, kelembaban rendah & aliran udara baik, contohnya :
gurun
; Dapat terjadi dalam waktu 1 - 3 bulan
; Px yang kurus juga mendukung terjadi mumifikasi
SAPONIFIKASI :
; Terjadi karena hidrogenasi asam lemak, dimana lemak lemak yang terurai mengental
; Disebabkan oleh enzim Lecitinase, yang dibentuk oleh clostridum welchii ( enzim
menyebabkan lemak terurai )
; Terjadi pada suhu rendah / dingin, kelembaban tinggi, aliran udara minimal
; Terjadi pada orang yang banyak lemak & dalam waktu beberapa bulan, bertahan bertahun
tahun
; Terjadi paling banyak pada daerah yang banyak mengandung alkali terutama Ca
; Pada bayi & anak anak cepat terjadi, sedangkan pada bayi prematur tidak terjadi karena
;
;
HEAT STIFFENING :
; Terjadi pada orang yang terbakar
; Otot menjadi kaku disebabkan karena koagulasi protein
; Posisi khas : posisi sikap korban seperti petinju
COLD STIFFENING :
; Terjadi karena pembekuan, sehingga semua cairan dalam tubuh menjadi beku ( es )
; Prinsip ini digunakan di kamar mayat
; Membedakan orang mati karena kedinginan & mati duluan sebelum kedinginan :
; Bila orang mati di kutub kematian terjadi karena kedinginan. Dingin membuat
tubuhnya menjadi kaku, belum terjadi rigor mortis / kaku mayat. Sehingga apabila
nanti dihangatkan, tubuh mayat akan lemas & kemudian terjadi rigor mortis ( kaku
mayat )
; Bila orang yang mati duluan, kemudian di buang di tempat yang dingin tubuh mayat
yang dibuang tetap akan kaku karena udara dingin, tetapi setelah dihangatkan tubuh
mayat akan tetap lemas. Tidak akan terjadi rigor mortis.
PEMBUSUKAN :
; Pada pembusukan terjadi gas gas pembusukan dimana mana, sehingga sendi sendi
menjadi kaku, perut menjadi keras