Diabetes
(DMTTI/Tipe II)
Mellitus
Tidak
Tergantung
Insulin
Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin paling banyak menyerang orang dewasa,
walaupun diabetes mellitus tipe II juga dapat timbul pada usia berapa saja. Pada
diabetes mellitus tipe II sel-sel penghasil insulin tidak rusak, tetapi tidak
menghasilkan cukup insulin sehingga hati, otot serta lemak tidak bereaksi secara
normal terhadap insulin yang dihasilkan (Charles, 2010).
Pasien-pasien yang termasuk dalam kelompok ini biasanya memiliki berat
badan yang lebih dan memiliki riwayat adanya anggota keluarga lain yang juga
menderita penyakit diabetes mellitus. Pada pasien diabetes mellitus tipe II yang tidak
gemuk, kadar glukosa di dalam darahnya tinggi karena sel beta pankreasnya terlalu
sedikit membentuk insulin sehingga tidak dapat mempertahankan kadar glukosa darah
tetap dalam batas-batas normal.
Pasien diabetes mellitus tipe II yang gemuk masih menghasilkan relatif cukup
banyak insulin, tetapi masih tetap tidak mencukupi kebutuhan untuk mempertahankan
kadar glukosa darahnya dalam batas-batas normal. Pada orang gemuk, insulin harus
bekerja keras untuk memasukkan glukosa kedalam sel-sel tubuh, karena pada darah
orang gemuk terdapat kadar glukosa yang tinggi, suatu saat akan menyebabkan
insulin tidak sanggup lagi untuk memasukkan glukosa tersebut kedalam sel-sel tubuh,
sehingga terjadilah resistensi insulin yang mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes
mellitus.
2.4. Gejala-gejala dan Diagnosa Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus seringkali disebut sebagai The Great Imitato, karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
keluhan serta gejalanya bervariasi. Diabetes Mellitus dapat timbul dan menimbulkan
berbagai macam keluhan serta gejalanya bervariasi. Diabetes Mellitus dapat timbul
secara perlahan-lahan sehingga penderita tidak menyadari akan adanya perubahan
seperti minum menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan
yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan,
sampai kemudian ketika orang tersebut berobat ke dokter dan diperiksa kadar gula
darahnya, diketahui menderita diabetes mellitus. Terkadang pula gambaran klinisnya
tidak jelas dan baru diketahui menderita diabetes mellitus pada saat pemeriksaan
penyaring untuk penyakit lain. Dapat pula gejala diabetes mellitus timbul mendadak
puasa > 120 mg/dl atau 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl setelah diberi beban
glukosa oral 75 gram, maka pasien tersebut dinyatakan menderita diabetes mellitus.
Mereka yang tidak mempunyai keluhan khas, tetapi menunjukkan hasil pemeriksaan
kadar gula darah > 200 mg/dl masih memerlukan pemeriksaan paling sedikit sekali
(Pusat Diabetes dan Nutrisi, 1994).
2.5. Faktor Resiko Penyebab Timbulnya Penyakit Diabetes Mellitus
2.5.1. Faktor Genetik
Menurut Wiyoto, dkk tahun 1978, faktor genetik dianggap memegang peranan
penting dalam terjadinya penyakit diabetes mellitus. Walaupun demikian bagaimana
peranan faktor genetik ini dan bagaimana faktor genetik ini diturunkan sampai
sekarang belum diketahui dengan jelas.
Peranan faktor genetik ini juga jelas pada kembar yang menderita diabetes mellitus.
Pada kembar yang monozygote insidensi agar keduanya menderita diabetes
mellitus berkisar anatara 45-90 %, sedangkan pada kembar yang dizygote insidensi
agar keduanya menderita diabetes mellitus berkisar antara 3-37 %.
Penelitian yang dilakukan oleh Nelson (1975) pada kembar monozygote
menunjukkan bahwa:
1. Diabetes Mellitus yang terjadi pada kembar monozygote yang dimulai sesudah
umur 45 tahun selalu concordant (keduanya menderita diabetes mellitus).
2. Diabetes Mellitus yang terjadi pada kembar monozygote yang mulai pada usia
muda, 50 % concordant (keduanya menderita diabetes mellitus) dan 50 %
discordant (salah seorang menderita diabetes mellitus).
Dari penelitian diatas jelaslah bahwa peranan faktor genetik pada diabetes
mellitus usia muda berlainan dengan diabetes mellitus pada usia lanjut. Orang usia
lanjut yang mempunyai saudara kandung penderita diabetes mellitus lebih mudah
untuk menderita diabetes mellitus.
3.5.2. Kurangnya Aktivitas Fisik
Menurut Leslie (1991), aktivitas fisik seperti pergerakan atau olahraga yang dilakukan
secara teratur adalah usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan atau
obesitas, sehingga kemungkinan untuk menderita diabetes mellitus semakin kecil.
atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan
seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas,
2001).
Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus,
namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang
tepat yang dapat merugikan penderita tersebut, seperti penderita tidak lagi menikmati
makanan kesukaan mereka. Sebenarnya anjuran makan pada penderita diabetes
mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes mellitus.
Pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus merupakan pengobatan yang utama
pada penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam:
2.7.1. Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai untuk
mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi
energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 2025 % dari lemak.
Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat
pembangun serta zat pengatur.
1. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan
protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti: roti, mie, kentang
dan lain-lain.
2. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur,
ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain.
3. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan
sumber
zat
pengatur
antara
lain:
sayuran
dan
buah-buahan.
Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus
menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.
Table 2.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan
Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak
Jenis
Diet
I
II
III
IV
Energi
(kal)
1100
1300
1500
1700
Karbohidrat
(g)
172
192
235
275
Protein
(g)
43
45
51,5
55,5
Lemak
(g)
30
35
36,5
36,5
V
1900
299
VI
2100
319
VII
2300
369
VIII
2500
396
Sumber: Almatsier, 2006 Keterangan:
60
62
73
80
48
53
59
62
- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi.
- Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja
(juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.
2.7.2. Jenis Bahan Makanan
Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes mellitus harus makan
makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah
menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita
terutama penderita diabetes mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada
glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus
adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Hal
yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan
mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan
terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit diabetes mellitus.
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak
dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes mellitus yaitu:
1. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus
adalah:
1). Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong,
ubi dan sagu.
2). Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, susu skim,
tempe, tahu dan kacang-kacangan.
3). Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus,
disetup, direbus dan dibakar.
2. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita
diabetes mellitus adalah:
1). Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup,
jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, soft drink, es krim,
kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.
2). Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food),
goreng-gorengan.
3). Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan
yang diawetkan (Almatsier, 2006).
2.7.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar
gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan
bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan
komplikasi diabetes mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan
disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil,
perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar
yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk
makanan selingan masing-masing (10-15 %).
2.8. Daftar Bahan Makanan Penukar
Daftar bahan makanan penukar yang digunakan adalah bahan makanan
penukar II yaitu suatu daftar nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan
dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang yang
diberikan oleh rumah sakit. Setiap kelompok bahan makanan mempunyai nilai gizi
yang kurang lebih sama. Menurut (Arisman, 2002) bahan makanan dikelompokkan
menjadi 7 bagian yaitu:
a. Golongan 1 : Bahan Makanan Sumber Karbohidrat
Tabel 2.3. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat
Bahan
Makanan
Nasi
Nasi tim
Bubur beras
Nasi jagung
Talas
Berat
(gr)
12 gls
100
1 gls
200
2 gls
400
12 gls
100
1 bj bsr
200
URT
Ubi
Roti putih
1 bj sdg
4 iris
150
80
Berat
(gr)
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg 50
2 btr
60
1 ptg sdg 50
0 gls
50
URT
Berat
(gr)
20 sdm 25
20 sdm 25
20 sdm 25
2 ptg sdg 50
1 bj bsr 100
2 ptg sdg 50
URT
D. Golongan 4 : Sayuran
1. Sayuran A
Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas
(oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat.
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer,
jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang,
pare, rebung, papaya muda.
3. Sayuran C
Karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun
melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka
muda.
E. Golongan 5 : Buah-buahan
Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Buah-buahan
Bahan
Makanan
Alpukat
Apel
Belimbing
Duku
Jambu air
Jambu biji
Jeruk manis
Mangga
Nanas
Papaya
Pir
Pisang ambon
Pisang raja
Semangka
Berat
(gr)
1 bh bsr 50
1 bh bsr 75
1 bh bsr 125
15 bh
75
2 bh sdg 100
1 bh sdg 100
1 bh bsr 100
1 bh sdg 50
1/6 bh sdg 75
1 ptg sdg 100
1 bh
100
1 bh sdg 75
2 bh kcl 50
1 ptg sdg 150
URT
F. Golongan 6 : Susu
Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Susu
Bahan
Berat
URT
Makanan
(gr)
Susu sapi
1 gls 200
Susu kambing
1 gls 150
Susu kental manis 1 gls 100
Tepung susu skim 4 sdm 20
Yoghurt
1 gls 200
G. Golongan 7 : Minyak
Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Minyak
Bahan
Makanan
Minyak goring
Minyak ikan
Margarin
Kelapa
Kelapa parut
Lemak sapi
Berat
(gr)
1 sdm 5
1 sdm 5
1 sdm 5
1 ptg kcl 30
5 sdm 30
1 ptg kcl 5
URT
Pemberian Diet
Diabetes Mellitus :
penderita
diabetes
- Jenis diet
- Kecukupan zat
gizi (energi,
karbohidrat, protein
dan lemak
kelamin, IMT, pekerjaan) dan pemberian diet diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum
Rantau Prapat (jenis diet dan kecukupan zat gizi berupa energi, karbohidrat, protein
dan lemak) sesuai atau tidak dengan standar jenis diet yang seharusnya meliputi jenis
diet DM IV (1700 kalori) dan jenis diet DM V (1900 kalori) pada penderita diabetes
mellitus yang rawat inap.