ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membuat sebuah perencanaan arsitektur bisnis dengan menggunakan kerangka kerja
TOGAF ADM yang sesuai dengan kebutuhan proses bisnis di bidang medis Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.
Perencanaan arsitektur bisnis mengacu pada tahapan TOGAF ADM. Terdapat empat tahap yang harus dilakukan.
Pada tahap pertama, menentukan ruang lingkup organisasi. Tahap kedua, dilakukan identifikasi rencana strategi Rumah
Sakit Muhammmadiyah Surabaya. Tahap ketiga, dilakukan identifikasi kondisi proses bisnis saat ini, menganalisis
permasalahan yang terjadi dan membuat perbaikan proses bisnis. Dan pada tahap terakhir, dilakukan analisa gap dari
kondisi proses saat ini kemudian merumuskan rencana implementasi.
Persentase hasil analisa gap adalah partial fit 50%, gap 40%, dan fit 10%. Hasil yang dicapai dari perencanaan
arsitektur bisnis berupa model perbaikan proses bisnis menggunakan BPMN dan strategi implementasi proses bisnis.
Kata kunci : arsitektur, proses bisnis, TOGAF ADM, Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.
ABSTRACT
The aims of this skripsi was to make an business architecture planning using the TOGAF ADM framework that
appropriate with business process needs in Medical Department at the Surabaya Muhammadiyah Hospital.
Business architecture planning refers to the TOGAF ADM phases. There are four phases to do when planning a
business architecture. In first phase was determine the scope in the medical department. In second phase was to identify the
strategic plan of medical department. In third phase was to identify business process condition, an analyze the problems,
and to make improvement the business process. In last phase was doing a gap analysis and then formulated an
implementation planning.
Percentage gap analysis are partial fit 50%, 40% gap, and fit 10%. The result that achieved by business
architecture planning was business process improvement model using Business Process Modeling Notation (BPMN) and
the implementation planning of business process.
Keywords : architecture, business process, TOGAF ADM, Surabaya Muhammadiyah Hospital.
PENDAHULUAN
Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor
berkas ke poliklinik tujuan pasien, hal ini menyebabkan
penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satu sarana
tidak efektif dan efisiennya waktu dan pekerjaan petugas
dari sektor kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit
pendaftaran.
merupakan tempat untuk mewujudkan pelayanan
Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dengan
dibutuhkan suatu sistem informasi yang sesuai dengan
lingkup pelayanan yang sangat luas, sistem informasi
kebutuhan proses bisnis bidang medis Rumah Sakit
dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk
Muhammadiyah Surabaya. Dalam membangun sebuah
memberikan pelayanan yang berorientasi kepada
sistem informasi dibutuhkan suatu perencanaan arsitektur
kepuasan pelanggan.
yang matang. Perencanaan untuk sebuah organisasi lebih
Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Surabaya
dikenal dengan perencanaan arsitektur enterprise atau
merupakan salah satu institusi yang menyediakan
Enterprise Architecture Planning (EAP).
layanan kesehatan dilengkapi fasilitas yang memadai
METODE PENELITIAN
bagi masyarakat di Surabaya. Bidang medis merupakan
Tahapan penelitian mengacu pada siklus TOGAF
salah satu bidang yang memiliki peran penting untuk
ADM (The Open Group Architecture Process
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada
Architecture Development Method). Langkah-langkah
masyarakat.
yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Contoh permasalahan yang dihadapi adalah Proses
a. Fase Preliminary : framework and principle
pendaftaran pasien baru maupun lama yang datang untuk
Fase ini merupakan fase persiapan perencanaan
berobat, masih dikerjakan secara manual. Pasien baru
arsitektur enterprise. Tujuan dari fase ini adalah
datang dengan menunjukkan identitas diri kemudian
menjelaskan tehnik pengumpulan data, menentukan
petugas membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memeriksa data pasien tersebut di komputer karena
ruang lingkup, mengetahui landasan hukum Rumah
penyimpanan data pasien di komputer masih berupa
Sakit Muhammadiyah Surabaya, dan menetapkan
Microsoft Excel. Sedangkan pasien lama hanya perlu
prinsip arsitektur enterprise.
menunjukkan kartu berobat kemudian petugas mencari
b. Fase A : Architecture Vision
berkas rekam medik milik pasien, hal ini meyebabkan
Fase ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang
pasien harus menunggu lama. Petugas masih
dibutuhkan dalam perencanaan arsitektur bisnis yang
menggunakan buku besar sebagai media pencatatan data
meliputi : profil rumah sakit muhammadiyah
diri pasien, hal ini menyebabkan terjadi kemungkinan
surabaya, unit organisasi, pendefinisian visi dan misi,
data pasien tercatat lebih dari satu kali. Selain itu,
tujuan bisnis, dan sasaran bisnis Rumah Sakit
petugas juga harus mondar-mandir untuk mengantar
Muhammadiyah Surabaya.
d.
3.
3.
2.
3.
4.
5.
Usulan perbaikan
Dengan adanya permasalahan yang terjadi dan dihadapi,
maka dibuat perbaikan proses menggunakan prinsip
ESIA (Eliminate, Simplify, Integrate, Automate). Berikut
perbaikan proses pada proses bisnis pelayanan rawat
jalan.
Strategi Implementasi
Untuk menerapkan perbaikan proses bisnis
dibutuhkan suatu strategi implementasi. Strategi
implementasi yang diterapkan adalah membuat urutan
implementasi proses bisnis berdasarkan tingkat prioritas.
Metode yang digunakan untuk menentukan urutan
implementasi proses bisnis pada bidang medis adalah
wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
bidang medis, bidang medis memiliki program utama
yaitu terselenggaranya pelayanan medik dan penunjang
medik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dari
hasil wawancara tersebut, dapat ditentukan urutan yang
paling utama adalah proses pelayanan rawat jalan dan
rawat inap. Urutan proses bisnis juga didasarkan pada
manfaat yang paling banyak dihasilkan dari proses bisnis
tersebut. Dari hasil laporan wawancara, urutan penerapan
proses bisnis dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Urutan upaya perbaikan proses bisnis
Kebijakan
Gambar 10 Aktivitas pembayaran rawat jalan
terkomputerisasi
Pada aktivitas ini dilakukan penyederhanaan dan juga
otomatisasi.
FASE E : OPPORTUNITIES AND SOLUTION
Analisa Gap
Dalam penelitian ini, analisa gap digunakan untuk
mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi arsitektur
bisnis saat ini dengan kebutuhan arsitektur bisnis yang
akan datang.
4.
Langkah
selanjutnya
setelah
rencana
implementasi adalah menentukan faktor-faktor yang
menjadi penentu keberhasilan rencana implementasi
usulan perbaikan proses bisnis. Adapun faktor-faktor
penentu keberhasilan tersebut adalah :
1. Keterlibatan, dukungan serta komitmen yang kuat
dari manajemen dapat membantu mempercepat
proses implementasi. Dalam kegiatan pengembangan
arsitektur bisnis juga dibutuhkan staff teknologi
informasi yang mempunyai tugas mengelola
kebutuhan teknologi informasi bidang medis Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya.
2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memahami teknologi informasi. Untuk menerapkan
perbaikan proses bisnis berbasis teknologi informasi
dibutuhkan pelatihan SDM untuk meningkatkan
pemahaman, keterampilan dan pengetahuan dibidang
teknologi informasi.
3. Tersedianya fasilitas yang sesuai untuk peningkatan
kualitas pelayanan. Diperlukan dukungan fasilitas
berbasis teknologi informasi dalam menerapkan
perbaikan proses bisnis, perbaikan proses bisnis tidak
akan berhasil tanpa penggunaan teknologi yang
sesuai. Untuk menyediakan fasilitas yang sesuai
diperlukan dukungan manajemen dalam menyediakan
anggaran pemenuhan perangkat teknologi.
4. Penyusunan Standard Operational Procedure (SOP)
yang sesuai dengan perbaikan proses bisnis. SOP
merupakan acuan bagi para pelaku bisnis yang dapat
mempermudah dan meminimalisasi kesalahan dalam
melaksanakan tugasnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang diperoleh
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis arsitektur bisnis di bidang medis Rumah
Sakit Muhammadiyah dilakukan dengan cara :
a) Observasi atau pengamatan langsung terhadap
kondisi arsitektur bisnis yang terdapat pada
bidang medis Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya.
b) Wawancara dengan kepala bidang medis dan
masing-masing kepala seksi mengenai proses
bisnis dan masalah yang terjadi di bidang medis
Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.
c) Studi berkas yang terkait dengan perencanaan
arsitektur bisnis, seperti Standar Operational
Procedure (SOP), rencana strategi, dan lain lain.
d) Setelah mengetahui kondisi proses bisnis saat ini
maka dilakukan penggambaran proses bisnis
dengan menggunakan BPMN, menganalisa
permasalahan proses bisnis saat ini, dan
menggambarkan perbaikan proses bisnis mengacu
pada prinsip ESIA (eliminate, simplify, integrate
dan automate).
2. Perencanaan arsitektur bisnis di bidang medis Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya mengacu pada
tahapan TOGAF ADM, yaitu :
b.
c.
SARAN
Penelitian ini berfokus pada perencanaan
arsitektur bisnis untuk pembuatan EAP (Enterprise
Architecture Planning). Oleh karena itu disarankan untuk
melanjutkan penelitian ke tahapan lain yang tidak
dilakukan pada penelitian ini yaitu Fase Fase D :
technology Architecture, Fase F : migration planning,
Fase G : implementation governance, dan Fase H :
architecture change management..
DAFTAR PUSTAKA
Hadisaputra, A., Tjoeng, F.,2009. Analisa Sistem
Manajemen terhadap Kelangsungan Bisnis dari Bengkel
Otomotif Chung Service, Universitas Binus.
http://library.binus.ac.id [diakses tanggal 17 September
2012]
Lusa, S., Dana, I.S., 2011. Kajian Perkembangan dan
Usulan Perancangan Enterprise architecture