Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi kelompok kecil

Pengenalan
Apakah yang dimaksud evaluasi kelompok kecil?
Evaluasi kelompok kecil dilakukan ketika sekelompok pembelajar mengevaluasi suatu instruksi
yang belum terselesaikan. Kelompok kecil merupakan salah satu metode evaluasi formatif yang
paling populer, dan biasanya dilaksanakan setelah evaluasi expert dan one-to-one, untuk
mempertimbangkan revisi dan untuk memberikan usulan untuk revisi lebih lanjut. Penggunaan
kelompok-kelompok subjek akan membedakan evaluasi kelompok kecil dari evaluasi expert dan
one-to-one. Berbeda dari expert review, evaluasi kelompok kecil menggunakan siswa sebagai
sumber data primernya. Berbeda dari evaluasi one-to-one, evaluasi kelompok kecil fokus kepada
data performa siswa untuk membuktikan revisi-revisi sebelumnya dan untuk menghasilkan revisi
yang baru. Evaluasi kelompok kecil tidak memiliki interaksi designer-reviewer yang konstan
yang menandakan kebanyakan evaluasi expert dan one-to-one.
Dalam evaluasi kelompok kecil, seorang instruktur atau trainer memberikan instruksi kepada
kelompok yang dipilih, baik per individu ataupun sekaligus. Instruksi diberikan pada kondisi
yang menyerupai kondisi sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari. Desainer biasanya hadir
sebagai pengamat untuk memperoleh data evaluasi dan jika memungkinkan untuk ikut terlibat
jika terjadi permasalah serius. Kadang instruktur/ trainer tidak bisa terlibat atau digunakan pada
putaran kedua. Dalam kasus demikian, desainer dapat memberikan instruksi sebagaimana halnya
instruktur/ trainer.
Dalam evaluasi kelompok kecil, desainer akan mencatat bagaimana instruksi digunakan oleh
siswa dan instruktur. Sebagai bagian dari evaluasi, siswa bisa diberikan entry test, pretest,
posttest atau kuesioner. Pada akhir instruksi dan ujian, desainer menguji siswa terhadap reaksi
mereka terhadap instruksi. Jika mungkin, putaran kedua dari evaluasi kelompok kecil ini dapat
dilakukan dengan instruksi yang sudah direvisi.
Evaluasi kelompok kecil ini melibatkan kelompok siswa, namun bukan berarti mereka harus
dalam suasana di dalam kelas. Kunci dari evaluasi ini adalah dengan menggunakan lingkungan

dimana siswa dapat mempelajari materi dengan normal, sebagaimana yang ditentukan oleh
analisis. Jika evaluasi kelompok kecil tidak mungkin direalisasikan dalam tes di lapangan, maka
beberapa aspek lingkungan kunci harus dipertimbangkan ke dalam situasi evaluasi (Dempsey,
1989). Sebagai contoh, jika sebuah modul belajar sedang dievaluasi, seorang disainer bisa
mengamati 6 8 orang siswa secara terpisah dalam menggunakannya pada kondisi lingkungan
yang sudah diinduvidualisasikan sesuai dengan lingkungan awal mereka (misalnya ruangan
kelas, area belajar, dll). Untuk pembelajaran koperatif dengan CBI, suatu kelompok siswa yang
terdiri dari 12-16 diminta berpasangan dan dievaluasin sebagai suatu group dalam suatu lab
komputer dimana manajer labor sebagai administrator, jika hal yang demikian adalah instruksi
terakhir. Dalam setiap kasus, kondisi lingkungan evaluasi adalah sama dengan kondisi dimana
siswa dan instruktur dapat menggunakannya.
Idealnya, evaluasi group kecil dilaksanakan setelah tinjauan expert dan one to one evaluation
dilaksanakan. Evaluasi yang lebih prioritas dapat digunakan untuk menyelesaikan draft tanpa
mempertimbangkan sekelompok pembelajar pada bagian yang kurang mereka pahami. Dengan
instruksi yang lebih jelas dan lebih akuran dari pada versi sebelumnya, evaluasi kelompok kecil
bisa mengetahui jika revisi-revisi menjadikan instruksi lebih baik dengan latihan, ujian,
mempelajari pengukuran waktu dan komentar terhadap hasilnya. Meskipun demikian, weston
(1986) mengatakan bahwa, evaluasi kelompok kecil kadang dilaksanakan tanpa keuntungan dari
evaluasi-evaluasi yang diprioritaskan. Dalam kasus yang demikian, evaluasi digunakan untuk
mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan

utama

dalam

kejelasan

instruksi

dan

efektivitasnya. Evaluasi yang demikian menjadikan adanya interaksi kerja antara desainer
dengan subjek.
Salah satu kelebihan yang utama dari evaluasi kelompok kecil adalah kemampuannya dalam
menentukan ukuran yang akurat tentang kinerja siswa. Dibandingkan dengan one-to-one, proses
pembelajaran subjek kelompok kecil lebih menyerupai sitasi belajar yang sebenarnya, sebab
disainer tidak berinteraksi secara konstan dengan siswa selama pelajaran berlangsung. Siswa
yang dapat diuji dan diamati juga dapat lebih banyak, sehingga desainer mempunyai derajat
percaya diri yang lebih besar terhadap kekuatan dan kelemahan instruksinya. Kemudian, ujian
dapat dievaluasi dan direvisi melalui evaluasi expert dan evaluasi one-to-one sebelumnya,
sehingga hasil pengujian ini lebih akurat jika digunakan dalam evaluasi kelompok kecil. Dengan

mengetahui kinerja dari pembelajar, disainer dapat mengetahui kelemahan yang tidak terlihat
jelas melalui expert review dan one-to-one evaluation. Dari evaluasi juga dapat diketahui aspekaspek dari instruksi yang dapat dilaksanakan dengan baik, walaupun tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kualitas instruksi dan bukan untuk membuktikan bahwa instruksi itu dapat
dijalankan.
Sebagaimana halnya evaluasi formatif lainnya, evaluasi kelompok kecil dapat digunakan untuk
merevisi instruksi untuk meningkatakan efektivitas dan efisiensinya. Karena evaluasi kelompok
kecil menggunakan model belajar yang lebih realistis, ia dapat memperbaiki implementabilitas
dari instruksi lebih baik daripada metode expert dan one-to-one, dimana implementabilitas
adalah derajat dimana suatu instruksi dapat digunakan dengan baik pada lingkungannya. Karena
ia memerlukan beberapa orang siswa, evaluasi kelompok dapat memberikan kepercayaan yang
lebih tentang efektivitas dan efisiensi dari instruksi terhadap siswa. Karena evaluasi sering
menggunakan instruktur, evaluasi kelompok kecil memberikan informasi tentang kemudahan
penggunaan dan kebutuhan suatu instruksi terhadap guru, trainer, manajer lab, dan lainnya.
Dalam beberapa kasus, evaluasi kelompok kecil bisa jadi relatif tidak mahal untuk dilaksanqkan.
Di dalam lingkungan sekolah, siswa dapat direkrut secara gratis dan guru mereka dibayar sedikit
atau bahkan tidak dibayar sama sekali. Pada training center, para trainer dapat direkrut dari
organisasi tanpa biaya. Jika siswa tidak harus dibayar,

Anda mungkin juga menyukai