Anda di halaman 1dari 44

Chapter 45

Bowel Elimination

1.

FAAL DEFEKASI DLM BEBERAPA


TAHAPAN
Pergerakan faeces menuju rektum dari
kolon sigmoid
Saraf2 sensoris didalam rektum
dirangsang
Impuls berjalan menuju otak melalui
shinothalamic tract
Menimbulkan persepsi seseorang utk
defekasi

FAAL DEFEKASI DLM BEBERAPA


TAHAPAN
2. Relaks sphincter internal (pada waktu bersamaan)
Faeces sphincter internal (pada waktu bersamaan)
3. Relaks sphincter eksternal; penambahan tekanan shg
mendesak pengeluaran faeces dgn kontraksi otot2
abdominal & diafragma
Tek. abdominal me & kontraksi otot levator
mengangkat dasar pelvis
Faeces dikeluarkan

Dipermudah :
Fleksi otot femur meningkatkan
tekanan abdomen
Posisi jongkok dapat
menurunkan tekanan rektum

FLATUS
Gas yg terbentuk sebagai hasil pencernaan
di usus besar dalam waktu 24 jam
Jumlah gas yg terbentuk 7-10 liter dalam
waktu 24 jam
t.d Karbon dioksida, methane, hidrogen,
oksigen & nitrogen
Produksi gas yg Flatulence, biasanya
disebabkan efek pemberian anestesi atau
narkotik atau pembedahan abdomen
Bila tidak bisa keluar, anus rectal tube
atau enema flow

FECES
Normal mengandung :
75% air
25% bahan padat :
Bakteri mati
: 30%
Lemak : 10-20%
Bahan anorganik
: 10-20%
Protein : 2-3%
Bahan makanan kasar belum dicerna
& unsur pokok getah pencernaan: 30%

Warna
Normal berwarna coklat, akibat dari;
bilirubin & kegiatan bakteri dlm
pencernaan
Tidak normal :

Hitam spt Ter adanya darah tua


Pucat, tidak ada bilirubin
Hijau/oranye, adanya infeksi intestinal,
makanan dpt merubah warna faeces

Konsistensi
Normal: faeces berbentuk dan lembek
Abnormal :
Cair
: mengandung air 75%
Bergerak lebih cepat melalui saluran
cerna
Keras
: mengandung sedikit air, sulit &
sakit pada waktu keluar
Bau
Bau khas akibat pengaruh
mikroorganisme di dlm pencernaan

FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PROSES


DEFEKASI
1. Usia
Pada usia anak2 belum dapat mengontrol BAB s/
sistem neuromuskuler berkembang.
Usia tua, perubahan pengeluaran BAB karena;
Atony (berkurangnya tonus otot normal) gerak
peristaltik menurun akibatnya faeces keras.

tonus otot abdominal penurunan


tekanan pada saat BAB

Penurunan

2. Diet; kualitas, frekuensi, jumlah


3. Asupan cairan; jumlah
4. Aktivitas fisik
Diperlukan utk mempertahankan tonus otot
Otot abdominal & pelvis serta diafragma
sangat penting utk defekasi
Aktivitas sangat diperlukan utk
merangsang peristaltik shg memudahkan
chyme sepanjang kolon.
Immobilisasi akan menekan peristaltik
usus.

5. Faktor psikologis
Stress, cemas, takut, marah merangsang
muncul respons stress yg memungkinkan
tubuh membuat pertahanan,

utk menyediakan nutrisi dlm upaya


pertahanan tsb pencernaan dipercepat
& peristaltik meningkat diare
Depresi sistem saraf otonom
menekan impuls saraf & peristaltik
menurun konstipasi

6. Kebiasaan pribadi/life style


Kebiasaan eliminasi pribadi
mempengaruhi fungsi usus.
Kebanyakan individu merasa lebih
mudah defekasi diWC sendiri.
Jadwal kerja yg sibuk dpt mengganggu
kebiasaan & mengakibatkan perubahan
pt konstipasi.
Refleks gastrokolik; refleks yg paling
mudah distimulasi utk menimbulkan
defekasi setelah sarapan.

7. Posisi selama defekasi


Posisi jongkok adalah posisi normal saat defekasi
Toilet modern dirancang utk duduk tegak kearah
depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen &
mengontraksi otot2 paha membantu defekasi.

8. Nyeri
Dalam kondisi normal defekasi tidak menimbulkan
nyeri

Pada kondisi2 tertentu individu mensupresi


keinginannya utk defekasi guna
menghindari nyeri akibatnya bisa
konstipasi, kondisi tsb spt hemoroid, bedah
rektum, bedah abdomen & melahirkan
anak.

9. Kehamilan
Semakin meningkatnya usia kehamilan,
ukuran fetus akibatnya mengganggu
pengeluaran faeces (konstipasi)

10. Pembedahan dan anestesi


- Agens anestesi menghambat
impuls saraf parasimpatis ke otot
usus akibatnya gerakan peristaltik
melambat/berhenti

11. Obat-obatan
Laksatif & katartik melunakkan faeces &
meningkatkan peristaltik.
Kodein & morphin konstipasi
Kaolin, donatal, lomotil dpt
melambatkan fungsi kolon.

MASALAH DEFEKASI YANG UMUM


Konstipasi
Fecal Impaction
Diare
Inkontinensia
Flatulen/kembung
Hemoroid

KONSTIPASI
Penurunan frekuensi defekasi, yg diikuti oleh
pengeluaran feses yg lama atau keras & kering.
Defekasi hanya setiap 4 hari/lebih dianggap tidak
normal
Etiologi; pola defekasi tidak teratur , penggunaan
laksatif berlebihan, defresi/stress psikologis
berlebihan, diet yg tidak sesuai, obat-obatan;
aspirin, diuretik, penenang, hipnotik, antasid dgn
aluminium/kalsium, kurang aktivitas,
usia
Utk mengeluarkan feses diperlukan tenaga utk
mengedan & terjadi peregangan otot, dpt
menyebabkan; ruptur perineum, peningkatan
tekanan intrakranial, intrathoraks & intraokular.

FECAL

IMPACTION

Kumpulan feses yg mengeras,


mengendap didalam rektum, yg tidak dpt
dikeluarkan
Tanda gejala; ketidakmampuan
mengeluarkan feses, rasa ingin BAB,
perembesan feses cair, anoreksia, distensi
& kram abdomen, nyeri dibagian rektum.
Etiologi: ~ Pola defekasi tidak teratur,
Konstipasi, Intake cairan kurang, kurang
aktivitas, Diet rendah serat, Kelemahan
tonus otot

DIARE

Peningkatan jumlah feses & peningkatan


pengeluaran feses yg cair & tidak berbentuk.
Gejala gangguan yg mempengaruhi proses
pencernaan, absorpsi & sekresi didlm saluran GI.
Isi usus terlalu cepat keluar melalui usus halus &
kolon sehingga absorpsi cairan yg biasa tidak
berlangsung.
Tanda gejala; spasmodik, nyeri akibat kejang
abdomen, kadang disertai darah atau mukus,
kadang vomitus akibat nausea.

Etiologi Diare:
~ Stress emosional

~ Infeksi usus (streptokokus/stafilokokus


enteritis)
~ Alergi makanan
~ Intoleransi makanan (berminyak, kopi,
alkohol, pedas)
~ Obat2an (zat besi & antibiotik, laksatif)
~ Penyakit kolon; kolitis, Crohn
~ Pembedahan (gastrektomi, reseksi
kolon)

INKONTINENSIA

ALVI

Ketidakmampuan mengontrol keluarnya


feses & gas dari anus melalui sfingter
anus akibat kerusakan fungsi.
Tanda gejala; feses keluar utk waktu
tertentu, feses bersifat iritan, iritasi
sekitar anus atau bokong.
Etiologi: ~ Penyakit neuromuskuler, ~
Trauma spinal cord, ~ Tumor sfingter
anus eksterna

FLATULEN

Gas terakumulasi didalam lumen usus,


dinding usus meregang & berdistensi.
Normalnya gas keluar lewat sendawa &
flatus
Tanda gejala; Abdomen menjadi penuh,
distensi intestinal & gaster, nyeri & kram.
Perkusi terdengar timpani
Etiologi: ~ Konstipasi, Penggunaan obat;
barbiturat/opiat pe peristaltik,
Konsumsi makanan yg menghasilkan gas,
Efek anestesi, Bedah abdomen,
Immobilisasi

HEMOROID

Vena2 yg berdilatasi, membengkak dilapisan


rektum
Ada 2 jenis;
eksternal;

terlihat jelas sebagai penonjolan


kulit, apabila lapisan vena mengeras akan
terjadi perubahan warna keunguan.
internal; memiliki membran mukosa di
lapisan luarnya.
Etiologi: ~ Konstipasi kronis, Peregangan
maksimal saat defekasi, Kehamilan, Obesitas,
Gagal jantung kongestif, Penyakit hati kronik

NURSING CARE PLANS FOR FECAL


ELIMINATION
Assessment
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Pola defekasi
Frekuensi/hari?
Pernah berubah?
Pola saat ini berubah?

Apa penyebabnya?

2. Perilaku defekasi
Penggunaan laksatif
Bagaimana cara mempertahankan
pola

3. Deskripsi feses
Gambaran klien tentang feses,
warna, tekstur, bau, jumlah,
konsistensi.

4. Diet
Menurut klien makanan yg
mempengaruhi defekasi.
Makanan yg biasa dimakan
Makanan yg dihindari
Makan teratur/tidak?

5. Cairan: Jumlah & jenis


minuman/hariFrekuensi/hari?

6. Aktivitas
Kegiatan sehari-hari
Kegiatan yg spesifik

7. Penggunaan medikasi
Penggunaan obat2an yg
mempengaruhi saluran GI.

8. Stress
Stress berkepanjangan atau pendek
Koping utk menghadapi atau
bagaimana menerima.

9. Pembedahan:
Pembedahan/penyakit yg
mempengaruhi saluran GI.

PEMERIKSAAN FISIK
Posisi supine, hanya terlihat bagian
abdomen yg tampak.
USUS
Inspeksi; simetris, distensi, gerak peristaltik,
permukaan perut.
Auskultasi; bising usus (intensitas, frekuensi,
kualitas)
Perkusi; distensi (cairan, massa, udara), mulai
dari bagian kanan atas dst searah jarum jam.
Palpasi; dangkal atau dalam, abdomen relaks,
daerah lembut/keras?

REKTUM

& ANUS
Posisi lithotomi/sims
Inspeksi daerah perianal; tanda2
inflamasi, perubahan warna, lesi;
lecet, fistula, hemoroid.
Palpasi dinding rektum; nodul,
massa, tenderness

NURSING DIAGNOSIS
Konstipasi b/d rendahnya intake cairan,
serat & kurangnya aktivitas.
Diare b/d efek samping dari pengobatan
Resiko iritasi kulit perianal b/d keluarnya
feses cair secara terus-menerus.
Fecal incontinence b/d gangguan persepsi
dari kebutuhan eliminasi.
Flatulence b/d distensi intestinal b/d
keadaan abdomen & efek narkosa.

PERENCANAAN & INTERVENSI


Tujuan Umum : Memulihkan pola defekasi
normal pasien
Tujuan Khusus :
Mencegah konstipasi
Mencegah ketidakseimbangan cairanelektrolit pd pasien diare
Mencegah exkoriasi kulit perianal pada
pasien diare
Mengurangi/mencegah flatulence pada
pasien yg mengalami penumpukan gas.

KONSTIPASI
Perawat pertama kali harus dpt mengkaji faktor
spesifik penyebab konstipasi.
Jika penyebabnya bukan patologis maka rencana
tindakannya:
Tingkatkan intake cairan setiap hari atau beri minum
hangat
Memasukkan serat ke dlm diet
Meningkatkan aktivitas fisik pasien dgn merencanakan
waktu ambulasi jika memungkinkan
Memberikan kebebasan & kenyamanan
Mengurangi ketegangan & mencoba mencegah faktor
yg menekan dorongan utk defekasi.

Tindakan

utk pasien konstipasi :


1. Cathartics
Obat yg menyebabkan defekasi
Mempunyai efek laxative
Menimbulkan pergerakan peristaltik yg
sering
Feses menjadi lembek
Kadang menimbulkan kram abdomen

2. Suppositoria (cathartics dlm


bentuk suppositoria)
Melembekkan feses
Mengeluarkan gas
Merangsang saraf2 akhir yg ada
dimukosa rektum.

3. Enema/huknah
Huknah rendah (desenden), huknah
tinggi (asenden)
Cairan : rendah dewasa; 1-1,5 liter

Tinggi dewasa; 2-3 liter

Anak2; 250 cc
Huknah rendah; tinggi irigator; 40-50
cm, sedalam 5-7 cm
Huknah tinggi; tinggi irigator; 20-25
cm, sedalam 17-20 cm

Tindakan untuk Fecal Impaction :


Enema
Pengeluaran feses dgn jari
tangan (manual)

Tindakan untuk Diare :


Mengembalikan cairan-elektrolit melalui intra venaoral
Memberikan bedpan (pot)
Mengatur ventilasi ruangan utk menghilangkan bau yg
tidak enak
Memberikan perawatan pada daerah anal dgn cara
mengeringkan & membersihkan dengan tissu halus,
kemudian diberi cream atau petrolium jelly.
Mengganti pakaian & laken pasien jika basah.
Memberikan dukungan mental
Menganjurkan pasien utk istirahat & mengurangi
aktivitas fisik
Meminta pasien utk mengemukakan situasi stress
hidupnya & cara menguranginya.
Memberikan obat2 diare sesuai program.

Tindakan Inkontinensia alvi :


Bantu program latihan BAB, dgn cara sbb:
Menetapkan bersama pasien waktu dlm 1
hari utk mengosongkan spt sehabis
makan.
Menyiapkan kebutuhan akan toilet pada
waktu khusus
Memberikan minum kopi hangat/teh pada
pagi hari utk merangsang peristaltik.
Memberikan pelembek feses
peroral/laksative suppositoria 30 menit
lebih awal dari defekasi.

Lanjutan Tindakan Inkontinensia alvi :

Menekankan kepada pasien pada waktu di


toilet condong kedepan thd panggul, tekan
abdomen dgn menggunakan tangan &
berusaha keras sbg normalnya dilakukan.
Memberikan kebebasan & suatu batasan
waktu utk defekasi.
Memasukkan diet pasien yg cukup bahan
kasar & dianjurkan utk exercise.

Tindakan untuk Flatulence :


Membatasi menelan udara yg berlebihan
Menurunkan rasa cemas
Mambatasi makanan yg mengandung gas
Mambatasi minuman yg mengandung soda
Membatasi makanan permen karet
Mobilisasi disekitar tempat tidur sesering
mungkin
Memasang rectal tube & nasigastric tube
(intervensi spesifik)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai