Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan
adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan
formal dan non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang
berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbanagan
kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat.1
Selain itu, sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan
masyarakat dan negara yang memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan bangsa. Supaya pembangunan bangsa semankin meningkat,
dibutuhkan sumber daya manuusia yang baik pula untuk menunjang
pelaksanaannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
sumber daya manusia adalah peningkatan mutu pendidikan, baik prestasi

Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar


Penddidikan pada Umumnya dan Pendididkan di Indonesia, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002,
h. 11

belajar siswa maupun kemampuan guru dalam melaksanakan proses


pembelajaran.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah. Guru merupakan personel yang menduduki posisi strategis dalam
rangka pengembangan sumberdaya manusia, dituntut untuk tersus mengikuti
perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran.
Sebagian ahli mengatakan bahwa tugas dan peran guru antara lain
menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik.2
Dalam hal itu, guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat
besar, di samping sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa, juga sebagai
pembimbing dan mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia
yang mempunyai pengetahuan luas baik pengetahuan umum, kecerdasan,
kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti luhur, kepribadian baik, dan bisa
membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki
tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, guru harus mengetahui bagaimana situasi dan
kondisi ajaran itu disampaikan kepada peserta didik, saran apa saja yang
diperlukan untuk mencapai keberhasilan belajar, bagaimana cara atau
pendekatan

yang

digunakan

dalam

pembelajaran,

bagaimana

mengorganisasikan dan mengelola isi pembelajaran, hasil yang diharapkan


2

Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No. 14 Tahun 2005, Cet.2, Asa Mandiri,
Jakarta, 2009, h. 2

dari kegiatan tersebut, dan seberapa jauh tingkat efektifitas, efisiennya serta
usaha-usaha apa yang dilakukan untuk menimbulkan daya tarik bagi peserta
didik.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergi,
yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola proses belajar sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat
yang optimal.
Mengaktifkan

belajar

siswa

dalam

kegiatan

pembelajaran

merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar
bekerja dan berkembang secara optimal.
Membaca (Qiroah) adalah kegiatan yang meliputi pola berfikir,
menilai,menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan membaca, setiap
individu dapat mempelajari dan berinteraksi dengan dunia di luar dirinya.
Kehidupan manusia tidak hanya dapat dikomunikasikan melalui media lisan
semata, namun kadang memerlukan media tertulis apalagi bila dikaitkan
dengan kegiatan untuk memahami khazanah Intelektual Islam dan modern.3
Membaca juga merupakan salah satu hal yang penting dan perlu
dilaksanakan

secara

sistematis, karena membaca dapat memperoleh

informasi dalam bentuk gagasan, teori, analisis dan penemuan-penemuan


praktek dari teori yang pernah diketahui.4
3

Radliyah Zaenuddin, Metode & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Pustaka
Rihlah Group, Yogyakarta, 2005, h. 71
4
Nur Hadi, Bagaimana Meningkatkan Membaca?, Sinar Baru Al-Gesindo, Bandung,
2004, h. 26

Tentang pentingya membaca ini, dalam Al-Quran surat Al-Alaq


ayat 1-5 telah ditegaskan :



: }
{-
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. 5
Ayat tersebut menjelaskan bahwa membaca dan ilmu pengetahuan
mempunyai kaitan yang erat. Artinya
permulaan, tetapi

sudah

tergolong

bukan

membaca tingkat

pada tingkat pemahaman dan

penguasaan yang dibaca.


Dewasa ini, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan,
pada lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal pembelajaran
bahasa arab menjadi pilihan pokok pengajaran bahasa asing di samping
bahasa

Iggris .Oleh karena

itu kualitas proses dan hasil dalam

pembelajaran membaca/Qiroah harus diperhatikan.


Dalam kaitannya dengan hal ini membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa Arab selain keterampilan berbicara (kalam), menulis
(kitabah) dan mendengar (istima).
Dalam bahasa Arab dikenal 2 cara membaca yaitu membaca
keras (Qiroah Aj-jahriyah) dan membaca diam/pemahaman (Qiroah AsShomitah). Dalam hubungannya dengan kegiatan membaca pemahaman, ada
5

Departemen Agama RI, Al-Quran & Tarjamah, Jakarta , 1998, h. 1079

tiga tingkatan membaca yaitu : Kemampuan membaca literal, kritis dan


kreatif. Untuk meningkatkan kemampuan membaca, setiap orang perlu
menguasai ketiga tingkatan membaca itu. Yang jelas, kemampuan yang lebih
tinggi dikembangkan dari tingkatan membaca yang lebih rendah. 6
Bahasa Arab

sering

dianggap

sebagai

mata

pelajaran

yang

membosankan dan sulit untuk dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari


kemampuan membaca siswa dan rendahnya minat siswa saat belajar Bahasa
Arab.
Rendahnya kualitas pembelajaran membaca teks Bahasa Arab
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa.
Faktor dari dalam diri siswa misalnya intelegensi, minat, sikap, keadaan
jasmani, motivasi, dan kemampuan awal. Sedangkan faktor dari luar diri
siswa misalnya lingkungan belajar, kurikulum, metode, metode, serta sarana
dan prasarana sekolah. Keberhasilan kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat eksternal dan internal,
dan dapat menjadi faktor penghambat atau penunjang bagi proses belajar
siswa.
Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang berpengaruh
dalam proses pembelajaran membaca teks Bahasa Arab, salah satunya adalah
metode pembelajaran. Apabila dilihat dari karakteristik setiap individu dari
peserta didik pasti memiliki perbedaan dalam hal kemampuan sikap, gaya
belajar, perkembangan moral, perkembangan kepercayaan, perkembangan
kognitif, sosial budaya dan sebagainya. Untuk itu, guru harus mampu
menjadikan

mereka

semua

terlibat,

merasa

senang

selama

proses

pembelajaran.
6

Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Membaca?,


2004, h. 26

Sinar Baru Al-Gesindo, Bandung,

Guru yang bijaksana akan menentukan strategi yang tepat


untuk menghadapi

bemacam-macam

masalah dalam pembelajaran yang

di hadapi di kelas. Selanjutnya dalam sebuah proses pembelajaran, guru


tidak dapat mengandalkan satu metode saja, karena hal tersebut dapat
menjenuhkan
memahami

siswa bahkan
materi

mengembangkan

mengakibatkan

siswa

tidak

mampu

yang diajarkan, dengan demikian guru di tuntut untuk


metode pembelajaran lain. Mengembangkan metode

pembelajaran berarti mengembangkan keluwesan dalam pemilihan metode


yang terbaik untuk di terapkan di kelas.
Salah satu upaya peningkatkan minat membaca siswa dalam
mata

pelajaran

Bahasa Arab dapat dibantu dengan menerapkan metode

cooperative learning. Metode Cooperative learning merupakan salah satu


faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa. Cooperative
learning tersebut dapat melatih siswa untuk bekerja secara kelompok dan
bertanggung jawab terhadap hasil kerja kelompok. Cooperative learning
menekankan

pada

kesadaran

perlu

belajar

untuk mengaplikasikan

pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang dimiliki kepada anggota lain


dalam kelompoknya.
Cooperative learning mempunyai keunggulan dalam penjaminan
mutualisme antara siswa yang berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi.
Cooperative learning merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil dengan
tingkat kemampuan

jumlah siswa yang mempunyai

yang berbeda-beda (heterogen) selain itu, cooperative

learning adalah

sistem

pengajaran

yang

memberikan kesempatan

kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas
tugas yang terstruktur.7
Cooperative learning dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam
kelompok sehingga dapat

memecahkan masalah dalam kelompok.

Cooperative learning

melatih siswa belajar tentang pentingnya

akan

kerjasama. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pengajaran


atau pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar konstruktivisme sosial,
dimana diyakini keberhasilan peserta didik akan tercapai jika setiap anggota
kelompoknya

berhasil. Metode Cooperative learning

dapat membantu

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang ada


dikarenakan adanya interaksi siswa di dalam kelompoknya dan juga adanya
interaksi dengan guru sebagai pengajar.
Berdasarkan pra survei yang dilakukan oleh penulis di MA
(Madrasah Aliyah) Pondok Pesantren Darul Amal Metro pada tanggal 20
September 2014, menunjukkan bahwa kemapuan membaca teks bahasa Arab
dan hasil belajar siswa kelas XI MA Darul Amal Kota Metro belum
maksimal. Bahasa Arab
pemahaman

merupakan mata pelajaran yang bersifat menuntut

dalam setiap konsepnya. Kurang maksimalnya kemampuan

membaca teks arab disebabkan karena siswa sulit memahami konsep dalam
materi pelajaran serta proses pembelajaran membaca/Qiroah teks bahasa
Arab kurang inovatif, pembelajaran masih dilaksanakan dengan cara
7

Anita Lie. Cooperative learning : Mempraktikan Cooperative Learning di ruang- ruang


Kelas , Jakarta: Gramedia , 2007 , h. 12

konvensional sehingga banyak siswa yang menganggap pelajaran Bahasa Arab


sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dimengerti.
Indikasinya dapat dilihat dari kemampuan membaca siswa dan rendahnya
minat siswa saat belajar Bahasa Arab. Penggunaan metode pembelajaran yang
tepat penting dilakukan untuk pemecahan masalah di atas.
Model pembelajaran kooperatif

sangat beragam,

seperti misalnya Student Team Achievement Division (STAD),


Team

Games

Tournament

(TGT),

Team

Assisted

Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and


Composition

(CIRC),

dan

Jigsaw.

Salah

satu

model

pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan oleh guru


dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah CIRC dan Jigsaw.
CIRC

(Cooperative

Integrated

Reading

and

Composition)

merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dan komposisi


terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok), yakni membaca
materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya
kedalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. 8 kegiatan pokok
dalam CIRC adalah menyelesaikan soal pemecahan masalah
meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu;
salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal,
membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan
masalah (termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang
8

Suyatno, Memjelajahi Pembelajaran Inovatif, Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009, h.

68

ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu


variabel), saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal
pemecahan

masalah,

menuliskan

penyelesaian

soal

pemecahan masalah secara urut, dan saling merevisi serta


mengedit pekerjaan/penyelesaian.
Sedangkan Jigsaw adalah salah satu pendekatan dalam
pembelajaran cooperative learning di mana dalam penerapannya siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri dari tim ahli sesuai
dengan pertanyaan yang disiapkan oleh guru.9 Pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Asumsi penulis bahwa metode Cooperative Learning tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) dan tipe Jigsaw
merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
dapat diterapkan untuk dapat meningkatkan kemapuan membaca teks
bahasa Arab Siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian secara mendalam dengan mendedikasikan judul yang telah
disepakati yaitu, pengaruh penggunaan metode Cooperative Learning tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dan tipe Jigsaw
9

Kunandar, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Sukses


dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 110

10

terhadap kemapuan membaca teks bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Darul


Amal Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan
diatas, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran

membaca/Qiroah

masih

menggunakan

metode

pembelajaran metode konvensional dan kurang inovatif.


2. Proses pebelajaran membaca/Qiroah masih berpusat pada guru
sedangkan siswa kurang berperan aktif.
3. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap teks bacaan bahasa Arab.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan dari
masalah penelitian yang akan diteliti. 10 Pembatasan masalah dilakukan agar
penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak terjadi pelebaran pembahasan atau
penyimpangan dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, untuk lebih
mempertajam dan mempermudah analisa serta kajian selanjutnya, maka
penulis memberikan pembatasan masalah sehingga kajian tesis ini terfokus
pada kajian pengaruh Metode Cooperative learning

CIRC terhadap

kemampuan membaca literal (Qirah) dalam pembelajaran bahasa Arab


Siswa Kelas XI MA (Madrasah Aliyah) Darul Amal Kota Metro.
D. Rumusan Masalah
10

Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta, Bumi
Aksara, 2003, h.23

11

Berdasarkan beberapa uraian yang terdapat dalam permasalahan di


atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang berarti antara metode Cooperative
learning

CIRC terhadap kemampuan membaca literal (Qirah) dalam

pembelajaran bahasa Arab Siswa Kelas XI MA (Madrasah Aliyah) Darul


Amal Kota Metro?
2. Apakah terdapat pengaruh yang berarti antara metode Cooperative
learning

tipe Jigsaw terhadap kemampuan membaca literal (Qirah)

dalam pembelajaran bahasa Arab Siswa Kelas XI MA (Madrasah Aliyah)


Darul Amal Kota Metro?
3. Apakah terdapat pengaruh yang berarti secara bersama- sama penggunaan
metode Cooperative learning

CIRC dan

tipe Jigsaw terhadap

kemampuan membaca literal (Qirah) dalam pembelajaran bahasa Arab


Siswa Kelas XI MA (Madrasah Aliyah) Darul Amal Kota Metro?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui kemampuan membaca literal siswa kelas XI MA (Madrasah
Aliyah) di Pondok Pesantren Darul Amal Metro
2. Mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran metode kooperatif
Tipe CIRC

terhadap kemampuan membaca literal kelas XI MA

(Madrasah Aliyah) di Pondok Pesantren Darul Amal Metro.

12

3. Mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran metode kooperatif


Tipe Jigsaw

terhadap kemampuan membaca literal kelas XI MA

(Madrasah Aliyah) di Pondok Pesantren Darul Amal Metro.


F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang
sama dengan lebih mendalam di kemudian hari
b. Dengan dilaksanakan penelitian ini, penulis akan memperoleh
pengalaman

berfikir

ilmiyah

dalam

menganalisa

pengaruh

penggunaan metode Cooperative Learning tipe CIRC (Cooperative


Integrated Reading and Composition) dan tipe Jigsaw terhadap
kemapuan membaca teks bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Darul
Amal Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Secara Praktis
a. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
dalam membuat kebijakan tentang pengelolaan kelas sehingga dapat
tercipta kelas-kelas yang lebih kondusif baik dari segi fisik maupun
jumlah siswa.
b. Bagi dunia pendidikan pada umumnya. Penelitian ini dapat di jadikan
acuan

dan

pembelajaran
Bahasa Arab

sumber

inspirasi

bagi

pengembangan

metode

dalam meningkatkan kemampuan membaca teks

Anda mungkin juga menyukai