Anda di halaman 1dari 12

Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf, Program Jurnal

CSR Berbasis Pemberdayaan


Ilmu Sosial Masyarakat
dan Ilmu Politik
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya
Volume 18, Nomor 1, Juli 2014 (39-50)
ISSN 1410-4946

Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Menuju


Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya

Asa Ria Pranoto1


Dede Yusuf2

Abstract
Corporate Social Responsibility (CSR), is the companys commitment to contribute to sustainable economic
development by taking into account the social aspects and the environment. PT Pertamina EP as one of the
major industrial companies operating internationally and has a fundamental problem in the implementation
of their CSR, namely how the planning and implementation of the CSR program, as well as through
any indicator PT Pertamina EP is able to apply a good CSR refers to the MDGs documents, regulations
regulations and ISO 26000. this study aimed to measure the eciency of the implementation as well as
the response and participation in the implementation of CSR programs conducted.

Keywords:
CSR; PT Pertamina EP; Escency Program CSR.

Abstrak
Corporate Social Responsibility (CSR), adalah komitmen perusahaan dalam berkontribusi pada
pengembangan ekonomi berkelanjutan dengan memerhatikan aspek sosial dan lingkungan. PT
Pertamina EP sebagai salah satu perusahaan industri besar dan beroperasi secara internasional
memiliki permasalahan mendasar dalam penerapan CSR, yaitu perencanaan dan pelaksanaan
program CSR tersebut, serta indikator yang dipakai PT Pertamina EP agar mampu menerapkan
CSR yang baik mengacu pada dokumen MDGs, perundang-undangan serta ISO 26000. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi pelaksanaan serta tanggapan dan keikutsertaan
masyarakat dalam pelaksanaan program CSR yang dilakukan

Kata Kunci:
CSR; PT Pertamina EP; Efisiensi Program CSR.

Pendahuluan dan menitikberatkan pada perhatian aspek


Corporate Social Responsibility (CSR) adalah ekonomi, sosial, dan lingkungan (Ardianto,
sebuah komitmen perusahaan atau dunia 2011:34). Di Indonesia, kewajiban dalam
bisnis dalam memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan CSR diatur dalam UU No. 40 Tahun
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, 2007 tentang Perseroan Terbatas serta dalam PP

1
Staf CSR PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga.
Email: asaria.90@gmail.com
2
Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman.
Email: dyusuf144@gmail.com

39
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 18, Nomor 1, Juli 2014

No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab membangun sebuah perekonomian yang
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. berkelanjutan, pada masyarakat sekitar wilayah
Berdasarkan perundang-undangan tersebut, operasinya. Hal ini sebenarnya merupakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah bentuk paling primitif dari pelaksanaan
bentuk komitmen perseroan guna berperan tanggung jawab sosialnya.
serta dalam pembangunan ekonomi yang PT Pertamina EP, sebagai salah satu
berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas National Oil Company, memiliki visi sebagai
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat perusahaan World Class yang berkomitmen
bagi perseroan secara internal dan eksternal, untuk berkontribusi dalam terwujudnya
komunitas setempat, serta masyarakat secara Millenium Development Goals (MDGs), salah satu
umum. target yang ingin dicapai adalah penurunan
Chairil (2007: 285) menyampaikan bahwa kemiskinan dan degradasi lingkungan di
program CSR ditujukan agar para pelaku negara berkembang. Maka yang menjadi
bisnis, baik sektor industri dan korporasi, permasalahan dalam penelitian n ini adalah
dapat turut berperan dalam perutumbuhan bagaimana pelaksanaan program CSR yang
ekonomi yang sehat, dengan memperhatikan dilakukan PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga,
faktor lingkungan hidup. Akan tetapi, dalam serta melalui indikator apa pelaksanaan
kesimpulan penelitian yang dilakukan program CSR tersebut sesuai dengan asas
Nursahid (2006: 26)3 pada tiga perusahaan kebutuhan, manfaat, serta sejauh mana
BUMN , sebagian besar derma atau bantuan tingkat efisiensi pelaksanaan program dalam
sosial diberikan ketika BUMN masih bersifat melibatkan masyarakat dalam partisipasi
karitatif (charity) daripada filantropi. terhadap pelakasanaan program.
Bantuan tersebut masih terfokus
pada pemenuhan kebutuhan sesaat dan CSR Secara Umum dan
belum mampu menyentuh aspek-aspek Perkembangannya
strategis ekonomi pembangunan masyarakat CSR secara global tidak hanya dimaknai
disekitar wilayah kerja. Meskipun secara sebagai sebuah aktivitas derma atau karitatif
normatif penyelenggaraan CSR didorong atau sikap sukarela yang dilakukan pihak
oleh kesadaran akan tanggung jawab sosial, perusahaan. Namun, paradigma baru CSR
di dalam pelaksanaannya masih dibayangi mengarah pada sebuah bentuk komitmen suatu
oleh pencitraan positif dari perusahaan saja. perusahaan, dalam melakukan tanggung jawab
Perusahaan secara garis besar belum memiliki atau timbal balik (feed back) kepada masyarakat
sebuah perancaaan strategis atau cetak biru dan lingkungan, serta pembangunan ekonomi
pelaksanaan program yang komprehensif, mandiri secara berkelanjutan.
terhadap pelaksanaan program (Ardianto dkk, Semisal memodifikasi business as usual dan
2011). pemberian kredit mikro yang khusus kepada
Berdasarkan data yang dihimpun peneliti masyarakat miskin sebagai bentuk bisnis
dari beragam sumber, memberikan gambaran mengatasi kemiskinan4. Lahirnya paradigma
bahwa pelaksanaan CSR di Indonesia sebagian tersebut seiring dengan lahirnya konsep
besar masih berupa karitatif dan sebagai pembangunan berkelanjutan. Kesadaran
ajang pembentukan citra positif perusahaan. tersebut lahir dan berkembang sebagai tugas
Belum sepenuhnya berupa keinginan untuk dan tanggung jawab yang harus dilakukan,
mengingat munculnya beragam konflik
3
Ardianto, Elvinaro dkk. (2011). Efek Kedermawawanan
4
Pebisnis & CSR. Lingkar Studi CSR

40
Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf, Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya

dan kesenjangan sosial antar tenaga dengan Sebagian besar korporat tetap melaksanaan CSR
pemilik perusahaan, serta masyarakat disekitar hanya sebagai bentuk santunan, dengan efek
lingkungan kerja. yang sesaat dan masih terpusat pada kebutuhan
Pada tahun-tahun awal perkembangan jangka pendek. Dalam permalasahan tersebut,
paradigma tersebut, CSR masih dipandang pelaksanaan CSR yang masih sangat primitif
sebagai sebuah tanggung jawab sosial yang dan menjadi ajang pencitraan korporasi
dilaksanakan secara primitif. Belum adanya terjebak pada kalimat charity.
sebuah standar baku pedoman pelaksanaan Pa d a g e j o l a k p e r m a s a l a h a n i t u ,
dan penilaian terhadap pelaksanaan CSR tanggung jawab perusahaan BUMN terhadap
menjadi kendala utama dalam kesepemahaman pembangunan ekonomi sekitar diwujudkan
konsep. dalam bentuk bina lingkungan, yang kemudian
Pada tahun 2004, ISO selaku organisasi diatur dalam Kepmen BUMN No.236/
standardisasi mutu internasional berinisiatif MBU/2003. Kepmen tersebut menyatakan
untuk membentuk working group yang kemudian bahwa dalam pelaksanaan CSR, perusahaan
melahirkan panduan dan standardisasi BUMN wajib melaksanaan program kemitraan
pelaksanaan tanggung jawab perusahaan dengan UKM, Usaha Skala Kecil, dan program
dalam bentuk ISO:26000. Titik kritis dalam bina lingkungan. Tujuan dari ditetapkannya
dokumen standardisasi tersebut menekankan, peraturan tersebut adalah memberikan arah
social responsibility adalah titik penting dalam yang jelas, agar perusahaan dapat tetap
kelanjutan sebuah organisasi. Di dalam cakupan berkomitmen pada kesepakatan dunia dalam
dokumen itu memuat beberapa isu pokok mengentaskan kemiskinan dan pencapaian
diantaranya adalah pengembangan masyarakat, ISO 26000.
konsumen, praktik kegiatan institusi yang
sehat, lingkungan, ketenagakerjaan, hak asasi Metodologi
manusia, dan organizational governance. Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kualitatif. Difokuskan
CSR dan Pencapaian MDGs bagi pada studi kasus dengan menganalisis
Perusahaan BUMN fenomena sosial perencanaan dan pelaksanaan
Millenium Development Goals (MDGs) program CSR yang dilakukan PT Pertamina
merupakan langkah strategis yang ditetapkan EP field Sanga-Sanga. Pengambilan data
di New York, Amerika Serikat pada tahun dilakukan dengan studi kepustakaan, observasi
2010, dalam pertemuan yang dihadiri oleh lapangan, wawancara, serta kajian teoritis
pejabat tinggi pemerintah, pebisnis, dan pada penelitian yang pernah dilakukan dan
organisasi dunia tersebut menetapkan delapan dianggap relevan dengan permasalahan yang
target yang ingin dicapai dunia pada tahun dikemukakan. Fokus penelitian ini ada tiga
2015. Secara garis besar MDGs dimaksudkan yaitu, pertama, tahapan pelaksanaan program
untuk mengurangi separuh kemiskinan dan CSR yang dilakukan PT Pertamina EP field
kelaparan pada tahun mendatang. Pihak Sanga-Sanga di Desa Sari Jaya, Kecamatan
swasta dan korporasi diikutsertakan dan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara.
diupayakan dapat memaksimalkan perannya Kedua, tanggapan dan tingkat partisipasi
dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan dari masyarakat di lokasi studi. Pengambilan
lingkungan, dalam bentuk pelaksanaan CSR. data menggunakan human instrument dengan
Akan tetapi dalam implementasinya, bantuan panduan wawancara. Ketiga, analisis
bentuk kewajiban ikut berperan aktif dalam CSR tingkat keberhasilan, partisipasi dan manfaat
tersebut masih perlu mendapat perhatian kritis. yang didapatkan masyarakat di lokasi studi.

41
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 18, Nomor 1, Juli 2014

Pengambilan data menggunakan pendekatan Main issue atau dalam pelaksanaan


purposive sampling yang diwakili oleh kelompok program adalah pelibatan dan pengembangan
Karang Taruna di lokasi studi. masyarakat, yang kemudian difokuskan pada
Sugiyono (2006: 338) mengungkapkan empat pilar utama, yaitu Pemberdayaan
bahwa validasi sebuah desain penelitian pada Ekonomi Masyarakat, Program Kesehatan,
pengembangan sebuah program kerja, atau Pendidikan, dan Ecopreneurship. Isu utama
model dan produk harus melalui forum diskusi tersebut dikembangkan berdasarkan
dengan beberapa informan yang relevan dan karakteristik wilayah kerja di masing-masing
menguasai bidangnya. Dalam hal ini, desain wilayah, oleh unit operasi atau anak perusahan
penelitian yang dilakukan dihasilkan dari dan Pertamina Foundation.
proses focus group discusion (FGD) dengan Pengembangan program kemudian
beberapa informan yang dianggap menguasai diselaraskan dengan tujuan program Pertamina
bidangnya. Sobat Bumi. 5 Hal tersebut mengisyaratkan
bahwa setiap program yang dilaksanakan
Latar Belakang dan Motif Program CSR harus dirancang berdasarkan hasil pemetaan
PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga sosial, ekonomi, dan lingkungan pada daerah
Berdasarkan uraian sebelumnya, latar operasi. Secara garis besar uraian main issue
belakang pelaksanaan program CSR PT tersebut adalah seperti pada Tabel 1.
Pertamina EP Field Sanga-Sanga mengacu
pada ISO 26000, yaitu konsisten dengan Pelaksanaan Program CSR PT Pertamina
pembangunan yang berlanjutan dan tercapainya EP Field Sanga-Sanga
kesejahteraan rakyat, mempertimbangkan Program Hati Kertajaya merupakan
ekspektasi semua stakeholder, taat hukum dan program CSR yang digagas oleh PT Pertamina
konsisten dengan norma internasional, dan EP Field Sanga-Sanga. Program tersebut
terintegrasi dengan kegiatan bisnis. Sementara berbentuk usaha pembinaan kepada kelompok
itu, beberapa tujuan yang dijadikan motif Karang Taruna di Desa Saraya. Pusat kegiatan
pelaksanaan program secara eksternal adalah difokuskan di Kelurahan Saraya, Kecamatan
memberikan kontribusi dalam perbaikan Sanga-Sanga. Progam ini merupakan salah
indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia, satu unggulan dari implementasi program
melalui pelaksanaan program-program yang CSR yang dilaksanakan PT Pertamina EP Field
mensukseskan tercapainya MDGs. Sanga-Sanga. Berdasarkan hasil observasi
Sedangkan secara internal pelaksanaan lapangan serta kajian pustaka yang dilakukan,
program tersebut adalah membangun pelaksanaan program tersebut mengandung
hubungan yang harmonis dan kondusif prinsip triple bottom line yang berorientasi pada
dengan pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan yang berkelanjutan.
yang ada, guna turut berkontribusi dalam John Elkington dalam Enjang (2012: 6)
pencapaian tujuan korporasi terutama dalam menyampaikan bahwa intisari dari pelaksanaan
membangun reputasi. Visi pelaksanaan CSR memuat tiga pilar utama pembangunan
program Menuju Kehidupan Lebih Baik, yaitu orang, planet, dan keuntungan, yang
dengan kriteria pelaksanaan meliputi lima
kriteria pelaksanaan, mencakup kepentingan 5
Pertamina Sobat Bumi adalah tema utama CSR
bersama antara pemerintah, komunitas dan yang dadikan acuan oleh semua Unit Operasi atau
perusahaan, serta memenuhi asas manfaat, Anak Perusahaan di bawah naungan Pertamina dan
Pertamina Foundation. Launching pertama kali di
berkelanjutan pada wilayah di dekat wilayah Kamojang pada tanggal 1 Desember 2011 oleh Direktur
operasi, publikasi dan mendukung PROPER. Utama.

42
Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf, Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya

Tabel 1.
Uraian Isu Utama Pelaksanaan CSR/TJSL Pertamina EP
No Main Issue Program CSR/TJSL Uraian Arah Pelaksanaan
1. Kampanye Penghauan melalui model tabungan
pohon (kontribusi oksigen untuk dunia)
2. Bina Usaha Mikro (Koperasi dan pengelolaan
limbah)
3. Penguatan program pengolahan limbah menjadi
Green Village (Perekonomian
1 bio-energi
Mandiri) 4. Usaha produksi bio ethanol sebagai konversi
energi migas
5. Perilaku hemat energi dan pemanfaatan untuk
kegiatan produktif
6. Pemanfaatan lahan tidak terpakai atau kritis.
1. Pengembangan makanan sehat dan organik
2 Pertamina SEHATI (Kesehatan) 2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Kampanye lingkungan dan perilaku rehat
1. Peningkatan kompetensi guru, modul-modul
tematik dan pelatihan teknik
Bright With Pertamina 2. Pengembangan media informasi pendidikan
3 lingkungan
(Pendidikan)
3. Pendidikan sadar lingkungan bagi generasi
muda
4. Lomba inovasi teknologi hau
1. Pelatihan kewirausahaan
4 Ecoprenieurship 2. Pengembangan Yong ecoprenieurship.
3. Kemitraan pengembangan usaha kecil.
Sumber : Data Sekunder (Main Issue Pertamina SOBAT BUMI)

merupakan tujuan utama dari pelaksanaan Beberapa prestasi telah diraih, serta
pembangunan. Mengacu pada prinsip pemikiran adanya program kegiatan masyarakat desa
tersebut, implementasi program CSR dimulai oleh Karang Taruna sebagai inisiator. Maka
pada tahun 2011 melalui beberapa tahapan: berdasarkan hasil telaah tersebut, PT Pertamina
EP Field Sanga-Sanga mulai merintis program
1. Tahap Perencanaan Program bantuan dan kerja sama guna mempersiapkan
Berdasarkan hasil social maping yang kehidupan ekonomi masyarakat yang mandiri
dilakukan PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga, di wilayah kerjanya. Terutama pasca anjloknya
bekerja sama dengan Pusat Studi Pedesaan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada
dan Kawasan Universitas Gajah Mada, Desa sektor pertambangan, terutama pertambangan
Sarijaya yang terletak di kawasan pesisir batu bara beberapa periode lalu, baik yang
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki dikelola perusahaan skala nasional maupun
potensi di sektor budi daya ikan air tawar, perusahaan tambang rakyat.
peternakan, dan perkebunan. Hal tersebut Kondisi awal usaha budi daya keramba
juga didukung dengan adanya potensi ikan air tawar Karang Taruna Desa Saraya ini
kelompok Karang Taruna yang berperan aktif memiliki berbagai kendala dan keterbatasan.
dalam pemberdayaan dan kegiatan-kegiatan Selain kondisi para pelaku usaha dan anggota
kemasyarakatan, baik di tingkat kelurahan yang belum memiliki kompetensi dalam
maupun kabupaten. bidangnya, juga keterbatasan sarana dan

43
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 18, Nomor 1, Juli 2014

prasarana penunjang usaha. Sarana dan Budi Daya Ikan Air Tawar Kabupaten Sukabumi,
prasarana pada kondisi awal ini diantaranya Jawa Barat tahun 2011. Hal ini dilakukan
kurangnya instrumen kayu dan bahan baku untuk memberikan pelatihan dan pembekalan
lainnya yang digunakan untuk kerangka kemampuan (skiil) awal pelaksanaan program
keramba, serta kurangnya modal yang budi daya yang direncanakan.
dimiliki untuk membeli bibit ikan dan pakan Setelah mengikuti pelatihan tersebut,
ikan yang masih relatif mahal. Masalah sisa modal yang ada dimanfaatkan untuk
ketersediaan sumber daya manusia yang membangun keramba awal sebanyak 20 unit,
berkompeten juga menjadi kendala utama. setiap unit diisi 500 bibit ikan. Masyarakat yang
Hal ini disebabkan mayoritas latar belakang telah memiliki bekal pengetahuan hasil pelatihan
pekerjaan masyarakatnya adalah pekerja tersebut berperan aktif dalam mentransfer
ataupun buruh lepas perusahaan tambang. pengetahuan yang telah didapat kepada warga
Untuk mengatasi hal tersebut, langkah lainnya. Kemudian pelaksanaan program
pertama yang dilakukan PT Pertamina EP diberikan prioritas kepada Karang Taruna
Field Sanga-Sanga mulai menyusun tahapan Saraya, akan tetapi pendampingan, pengawasan
pelaksanaan dan implementasi dari Program dan bantuan program tetap dilaksanakan PT
CSR Hati Kertajaya. Mengacu pada dokumen- Pertamina EP Field Sanga-Sanga.
dokumen program CSR seperti MDGs dan ISO Hal ini dilakukan untuk menciptakan
26000, serta empat pilar utama pelaksanaan iklim mandiri pada masyarakat setempat. Pada
CSR/TJSL sebagai main issue, maka dilakukan tahun 2012, jumlah warga yang mengikuti
pertemuan secara langsung antara pihak program tersebut bertambah menjadi 11 orang,
korporasi dan masyarakat. Pertemuan bertujuan dan pada tahun 2013 jumlah anggota aktif
untuk diskusi mendalam guna mengetahui mencapai 20 orang dengan jumlah keramba
kebutuhan awal dari masyarakat Desa Saraya, ikan sebanyak 135 unit. Positive impact yang
dengan diwakili oleh pengurus dan anggota diperoleh dari pelaksanaan program CSR
Karang Taruna. tersebut adalah masyarakat mulai belajar dan
Setelah diketahui pasti permasalahan ikut terlibat pada usaha budi daya ikan air
dan kendala yang dihadapi di lapangan, tawar yang ada.
dilakukan perumusan visi dan misi program, Hal ini menjadi pemicu terciptanya
serta target dan strategi pelaksanaan program penggerak utama perekonomian masyarakat di
termasuk didalamnya penyesuaian visi wilayah kerja perusahaan, dan mulai bertransisi
dan misi perusahaan, kebijakan pimpinan, dengan tidak lagi semata-mata bersumber
rancangan program, ketersediaan SDM, dari penghasilan sebagai pegawai. Dengan
pemetaan wilayah, alokasi dana, serta strategi kata lain, pelaksanaan program CSR mampu
implementasi dan evaluasi. menjadi pemicu inisiatif dan pilot reference bagi
masyarakat lainnya. Kondisi tersebut menjadi
2. Tahap Impelentasi Program CSR capaian prestasi tersendiri dari pelaksanaan
Setelah tahap perencanaan dilakukan, CSR yang telah dilaksanakan PT Pertamina EP
termasuk didalamnya strategi implementasi, Field Sanga-Sanga.
alokasi dana dan evaluasi program, PT Pada tahun 2013, pendampingan dan
Pertamina EP Field Sanga-Sanga mengirimkan bantuan terhadap pelaksanaan program
lima warga Sarijaya sebagai perwakilan difokuskan pada pendampingan dan pelatihan
masyarakat, untuk mengikuti pelatihan budi pembuatan pellet pakan ikan organik,
daya keramba ikan air tawar secara modern. menggunakan mesin pembuat pakan ikan
Pelatihan dilaksanakan oleh Balai Pelatihan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk

44
Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf, Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya

menurunkan cost produksi yang ada karena pada estimasi penggunaan dana bantuan
harga pakan ikan dipasaran relatif tinggi. Hasil program yang dilaksanakan.
analisis kelayakan industri yang dilakukan Data dan informasi yang didapatkan
juga menunjukan pengurangan biaya produksi dari evaluasi yang dilakukan dadikan acuan
sebesar 47.82 perse dapat termaksimalkan. dalam pemantapan dan penetapan kebakan.
Dampak (outcome) lain yang dihasilkan Pelaksanaan evaluasi juga dipandang
adalah adanya diversifikasi usaha produksi mampu meningkatkan capaian program dan
pakan ikan organik dengan memanfaatkan optimalisasi dana serta waktu pelaksanaan
limbah kepala udang dari pabrik udang di program yang telah berjalan. Adapun secara
sekitar tambak. Hal ini juga diharapkan garis besar hasil observasi terhadap kendala
mampu menciptakan unit pelaksana program dan solusi yang direkomendasikan dalam
baru yang akan menyerap tenaga kerja baru, pelaksanaannya adalah seperti pada Tabel 3.
serta menyediakan pasar kebutuhan pokok
usaha keramba budi daya ikan air tawar, serta Tanggapan dan Partisipasi dari Masyarakat
terciptanya sebuah kesinambungan antara Tanggapan dan partisipasi masyarakat
program yang ada. dalam pelaksanaan program CSR menjadi
penentu utama dari indeks keberhasilan
3. Tahap Evaluasi Program program, terutama pada program yang
Dalam pelaksanaan CSR tersebut, berbasis pengembangan ekonomi mandiri
PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga selalu dan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi
memantau hasil capaian program dan dan inisiatif dari masyarakat secara penuh dan
melakukan perbaikan pada beberapa sektor adanya sinergi antara dua pihak dapat menjadi
kerja yang belum termaksimalkan. Tujuan faktor optimalisasi pelaksanaan program.
dari dilakukannya evaluasi tersebut guna Menurut Ardianto (2011: 92) adanya
mendapatkan data dan informasi terkait partisipasi masyarakat sebagai pemicu
hambatan dan permasalahan yang ada di kemandirian dan proses pemberdayaan adalah
lapangan, serta solusi mengatasinya agar komponen yang sangat penting. Proses tersebut
program dapat berjalan maksimal. dilakukan secara akumulatif sehingga semakin
Hadi (2011) dalam Enjang (2012 : 11) banyak keterampilan, atau semakin tingginya
menyatakan dalam evaluasi pelaksanaan kompetensi yang dimiliki seseorang maka
program tanggung jawab sosial perusahaan, semakin tinggi kemampuannya berpartisipasi.
dilakukan dalam rangka mencapai beberapa Berdasarkan hasil wawancara dan studi
tujuan, diantaranya adalah memperoleh observasi lapangan, dapat diketahui respons
data dan informasi guna memaksimalkan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program kegiatan, memperoleh pelaksanaan program cukup tinggi. Hal
berbagai bahan pertimbangan yang dadikan ini ditunjukkan oleh semakin banyaknya
salah satu acuan dalam pengambilan keputusan masyarakat yang mulai terlibat dalam
layak atau tidaknya sebuah program CSR pelaksanaan program. Terlebih setelah
dilanjutkan, serta memperoleh rekomendasi diberikannya bantuan tambahan pada mesin
perbaikan program. Selain itu juga bertujuan produksi pakan ikan, dan beberapa program
untuk memperoleh data dan informasi faktual pendampingan pada anggota masyarakat yang
terkait hambatan program yang dilaksankan, baru memulai usaha budi daya.
memperoleh alternatif solusi terhadap Tingginya angka partisipasi juga dapat
hambatan program yang dilaksanakan, dan terlihat dari mulainya masa transisi masyarakat
mendapatkan rekomendasi dan pelaporan dalam menjadikan usaha budi daya keramba

45
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 18, Nomor 1, Juli 2014

Tabel 3.
Matrik Kendala dan Solusi Program CSR Keramba Ikan Air Tawar Desa Saraya
Sudah Belum
Kendala Uraian Kendala Alternatif Solusi
dilakukan dilakukan
Masih Diperlukannya Pelaksanaan Belum Menunjuk atau
terbatasnya minimal satu dan ditetapkan menetapkan satu
jumlah SDM orang yang fokus pengawasan atau di orang fasilitator
dari pihak dalam pelaksanaan dilakukan tunjuknya satu dan mediator
korporasi perkembangan langsung oleh orang yang yang memahami
pelaksanaan program staf Humas melakukan kondisi pada lokasi
dengan uraian jobdesk jobdesk seperti program, dan mampu
sebagai mediator dan yang telah di menjembatani
fasilitator uraikan. kepentingan dari
semua stakeholder.
Sarana & Optimalisasi program Penyediaan Papan nama Menambah unit
Prasarana dibutuhkan beberapa alat pembuat usaha di keramba ikan untuk
sarana dan prasarana pakan ikan sekitar wilayah meningkatkan laba
penunjang seperti dan tempat keramba ikan yang didapatkan,
menambah unit penyimpanan serta pembuatan
keramba, bangunan dan papan nama disekitar
tambak, tempat produksinya wilayah kerja budi
produksi pakan ikan daya ikan.
dan papan nama
usaha
Publikasi Adanya mediasi Publikasi Publikasi Pengaktivan
dengan beberapa masih melalui media publikasi hasil
media cetak dan dilaksanakan lokal maupun capaian kerja, serta
digital untuk secara internal nasional, perkembangannya
menyampaikan melalui media booklet, majalah sehingga
pelaksanaan program internal seperti dinding di memungkinkan
dan capaian yang majalah lokasi strategis di konsumsi lebih
telah di lakukan, dan tabloid serta expo budi luas. Hal tersebut
tujuan dan Pertamina, daya ikan dan dipandang mampu
perkembangannya serta secara perairan yang mengundang iklim
sehingga masyarakat digital melalui kontemporer investasi serta sebagai
ataupun pihak media portal salah satu cara
lain dapat ikut perluasan pangsa
berkontribusi pasar hasil produksi
Sumber : Diolah dari data primer

ikan air tawar sebagai mata pencaharian utama. pengelola program, tingkat partisipasi sedang
Secara garis besar tingginya tingkat partisipasi adalah masyarakat yang hanya melakukan pada
masyarakat dalam pelaksanaan program dibagi beberapa sub-sektor pelaksanaan program
menjadi tiga kuadran kategori, yaitu : tingkat seperti membuat unit keramba, pembuatan
partisipasi tinggi, tingkat partisipasi sedang, pakan ikan, dan pemasaran hasil budi daya.
dan tingkat partisipasi rendah. Sedangkan pada tingkat partisipasi rendah
Pada tingkat partisipasi tinggi artinya adalah masyarakat yang bertindak sebagai
masyarakat secara aktif terlibat menjadi anggota pasif dalam arti hanya terlibat pada

46
Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf, Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya

Gambar 1.
Persentase Tingkat Partisipasi Masyarakat (persen)

Partisipasi Rendah Partisipasi Sedang Partisipasi Tinggi


100

80 80
75
70
60

40

20 20 20
15
10 10
0 0
2011 2012 2013

Sumber : Diolah dari data primer

budi daya ikan air tawar, sedangkan untuk unit Sanga-Sanga serta kerja sama dan inisiatif dari
dan bibit ikan di adakan sendiri menggunakan anggota masyarakat yang telah lama terlibat
dana pribadi. Secara lebih jelas disajikan pada mampu bersinergi dan mengoptimalkan
gambar 1. pelaksanaan program.
Hasil olahan data tersebut memberikan Pada aspek respons dan tanggapan
gambaran bahwa pada tahun 2011, tingkat dari masyarakat, secara umum dilakukan
partisipasi masyarakat pada pelaksanaan pendekatan yang persuasif dan objektif
program sangat tinggi yaitu 80 persen. dari peneliti. Menggunakan pola evaluasi
Hal ini karena pelaksanaan awal program, formatif yang secara umum digunakan sebagai
jumlah anggota masyarakat yang aktif masih salah satu cara mengukur indeks capaian
relatif sedikit, serta merupakan perintis awal pelaksanaan sebuah program. Dalam langkah
program sehingga intensitas pelaksanaan kerja pelaksanaannya, desain evaluasi formatif
dan pelaksanaan kegiatan dapat lebih mudah bertujuan untuk memberikan gambaran sejauh
dilakukan. Pada perkembangan tahun 2012, mana program tersebut dapat terlaksana,
seiring dengan bertambahnya jumlah anggota baik dari sudut pandang masyarakat sebagai
masyarakat yang ikut terlibat,tingkat partisipasi informan peneltiian, maupun dari sudur
masyarakat cenderung menurun sebesar 10 pandang peneliti sebagai evaluator.
persen, diikuti partisipasi rendah menurun Langkah-langkah tersebut dilakukan
sebesar 10 persen. untuk memperoleh informasi dan data yang
Hal tersebut disebabkan bertambahnya valid serta tingkat objektivitas penilaian
jumlah anggota yang ada, sehingga masih pada pelaksanaan program CSR yang telah
berada dalam fase pembelajaran dan dilakukan. Penilaian respons masyarakat
penjajakan usaha. Pada tahun 2013, tingkat yang dilakukan juga bertujuan untuk melihat
partisipasi tersebut meningkat 5 persen karena substansi pelaksanaan program CSR yang
kompetensi yang dimiliki anggota baru yang telah direncanakan, serta mengukur dampak
terlibat semakin bertambah, setelah satu tahun yang dirasakan oleh masyarakat. Secara garis
menjalankan program. Pola pendampingan dan besar tahapan evaluasi dilakukan dengan
bantuan yang diberikan PT Pertamina EP Field menguraikan aspek yang ingin diukur dari

47
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 18, Nomor 1, Juli 2014

Tabel 4.
Uraian Aspek yang Ingin Diukur
Aspek yang ingin
No Uraian
diukur
Program bantuan yang diberikan dapat langsung memberikan
1 Aspek Manfaat
dampak pada masyarakat.
2 Aspek Kesesuaian Program bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Program pendampingan yang diberikan kepada peningkatan skill
3 Aspek Keberlanjutan dan kemampuan SDM masyarakat dalam mengelola usaha yang
dalankan.
Program bantuan yang diberikan dapat membantu masyarakat
4 Aspek Dampak dalam pemberdayaan ekonomi mandiri yang menunjang kehidupan
sehari-hari.
Sumber : Data Sekunder

Tabel 5.
Matrik Kerja Pengumpulan Data
Data Primer
Tujuan Data Sekunder
Wawancara Observasi
Data yang Alat : Pedoman Alat : pedoman Alat : Data-data
berhubungan wawancara observasi dan sekunder seperti
dengan Substansi : seluruh dokumentasi laporan perusahaan dan
program CSR informasi terkait Cara kerja : Catatan organisasi.
yang dilakukan program yang kecil yang berisi Substansi : data-data
dalankan ringkasan wawancara penunjang berkenaan
Informan : para yang dilakukan dengan kegiatan CSR
pelaku usaha, tokoh Substansi : informasi yang dilakukan
masyarakat yang dianggap relevan Sumber : Perusahaan,
terhadap penelitian tokoh masyarakat
Sumber : Adaptasi (Prayogo, 2011)

program tersebut diantaranya aspek manfaat, Hasil analisis evaluasi terhadap pelaksanaan
aspek kesesuaian, aspek keberlanjutan, dan program menunjukan bahwa secara keseluruhan,
aspek dampak. (Dale, 2004) dalam Prayogo program CSR pada budi daya keramba ikan
(2011) menyampaikan uraian empat aspek air tawar di Desa Saraya, yang dilaksanakan
perencanaan evaluasi capaian program yang PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga cukup
baik tersebut adalah seperti pada Tabel 4. berhasil dengan indeks capaian diatas angka
Adapun tahapan implementasinya, 85 persen, jika dinilai dari empat aspek yang
dilakukan terhadap sejumlah kelompok digunakan. Pada aspek manfaat diketahui
masyarakat yang dijadikan responden dan sebesar 83.75 persen program bantuan yang
informan. Penetapan responden tersebut diberikan dapat langsung memberikan manfaat
menggunakan pendekatan purposive sampling pada masyarakat.
terhadap beberapa orang yang dijadikan Pada aspek kesesuaian, indeks capaian
informan, dan dianggap memiliki peran yang program mencapai 80 persen, artinya program
relevan terhadap pelaksanaan program yang bantuan tersebut sesuai dengan kebutuhan
dilakukan. Matriks kerja pengumpulan data masyarakat. Program pendampingan yang
disajikan pada tabel 5. dilakukan memiliki nilai indeks sebesar 82.5

48
Asa Ria Pranoto, Dede Yusuf, Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Saraya

Tabel 6.
Penetapan Indeks Capaian Program
Aspek Aspek Aspek Aspek
Capaian Rata-Rata
Manfaat Kesesuaian Keberlanjutan Dampak
Program
A B A B A B A B A B
Skor 3.7 3 3.4 3 3.6 3 3.6 4 3.57 3.25
Dalam (persen) 92.5 75 85.00 75.00 90.00 75.00 90.00 100 89.38 81.25
(A+B)/2 83.75 persen 80 persen 82.5 persen 95 persen 85.32 persen
Ket : A = Nilai dari responden, B = Penilaian dari peneliti (evaluator)
Sumber : Diolah dari data primer

persen dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan program CSR PT Pertamina EP


SDM dan peningkatan teknologi alat kerja. Field Sanga-Sanga berbasis pengembangan
Pada aspek dampak, 95 persen mampu perekonomian yang mandiri pasca
memberdayakan masyarakat membangun kebergantungan pada dunia pertambangan
ekonomi mandiri yang berkesinambungan. di Saraya, dilaksanakan sesuai dengan nilai-
Maka dapat dikatakan bahwa secara nilai CSR yang berprinsip triple bottom line. Hal
keseluruhan program CSR yang dilaksanakan tersebut selaras dengan acuan dasar pelaksanaan
PT Pertamina EP Field Sanga-Sanga telah yaitu ISO 26000 yang menitikberatkan pada
terlaksana secara proporsional pada tiap aspek ekonomi mandiri serta main issue yang
aspeknya, baik secara manfaat, kesesuaian, diterapkan pihak pimpinan.
keberlanjutan, dan aspek dampak yang Program CSR tersebut dilaksanakan
dihasilkan. Secara garis besar sajian hasil melalui tiga tahap utama, yaitu tahap
evaluasi dan indeks capaian program CSR yang perencanaan, tahap implementasi, dan tahap
dilakukan adalah seperti pada Tabel 6. evaluasi. Pada tingkat respons dan partisipasi
Berdasarkan sajian dari tabel 3 tersebut, yang diberikan masyarakat juga relatif tinggi
dapat terlihat bahwa kesenjangan antara dan adanya kontribusi yang optimal dari pihak
penilaian dari responden terhadap penilaian masyarakat dan perusahaan sehingga indeks
dari peneliti memiliki margin yang sangat kecil capaian program juga tinggi dengan indeks
(< 0.5), sehingga indeks evaluasi program dapat capaian program mencapai 85.32 persen,
dikatakan valid dan rasional, serta tingkat pengukuran capaian tersebut menggunakan
objektivitas yang tinggi. Lebih jauh, pada tiap pendekatan pada empat aspek yang dadikan
butir aspek yang diukur skor maupun capaian indikator yaitu aspek kesesuaian 80 persen,
yang dinilai responden pada butir 1, 2, dan 3 manfaat 83,75 persen, keberlanjutan 82,5
lebih tinggi dari skor yang diberikan peneliti. p e r s e n , d a n d a m p a k ya n g d i h a s i l k a n
Akan tetapi pada butir 4 yaitu aspek dampak sebesar 95 persen mampu memberdayakan
skor yang diberikan peneliti lebih tinggi dari masyarakat membangun ekonomi mandiri
yang diberikan responden. Hal ini terjadi yang berkesinambungan.
karena adanya perbedaan stock knowledge, Adapun saran yang dapat diberikan
kepentingan maupun harapan yang dimiliki pada penelitian yang dilakukan ini adalah
peneliti dan responden. pengembangan penelitian serupa dengan
mengukur dimensi yang berbeda, baik secara
Kesimpulan kuantitatif maupun kualitatif sehingga dapat
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan menyempurnakan kerangka evaluasi yang
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dilakukan.

49
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 18, Nomor 1, Juli 2014

Daftar Pustaka pada diskusi publik :Akuntabilitas Sosial


Ardianto, Elvriano dkk. (2011). Efek CSR Industri Ekstraktif dan Perannya
Kedermawanan Pebisnis dan CSR Berlilipat- Dalam Penanggulangan Kemiskinan
lipat. Jakarta: Elex Media Komputindo. Berdasarkan ISO 26000 ; 2010 Gudance
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai On Social Responsibility. Jakarta: PWYP
Kartanegara. (2012). Kecamatan Sanga- Indonesia.
Sanga Dalam Angka. BPS Kab.Kukar. http:// Prayogo, Dody. (2011). Evaluasi Program
www.kukar.bps.go.id/data/publikasi_66/ Corporate Social Responsibility dan Community
publikasi/files/kec.sanga_sanga_dlm_ Development Pada Industri Tambang dan
angka. Diakses tanggal 10 Mei 2014. Migas. Vol.15, No.1, hal 43-58
Irawan, Enjang Pera. (2011). Program CSR Siregar, Chairil N. (2007) Analisis Sosialogis
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Pada Terhadap Implementasi Corporate Social
PT PLN. Jurnal Tesis tidak diterbitkan. Responsibility Pada Masyarakat Indonesia.
Universitas Padjadjaran. Jurnal Sosioteknologi, Edisi 12 Tahun 6.
Lingkar Studi CSR Indonesia. (18 Juli 2013). Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif,
Pembangunan Berkelanjutan, Tanggung Kualitatif dan R & D. Jakarta: Alfabeta
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan Untung, Budi Hendrik, (2009). Coorporate Social
Penanganan Kemiskinan. Disampaikan Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.

50

Anda mungkin juga menyukai