Anda di halaman 1dari 29

Latar Belakang

Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV ditemukan pada tahun 1966 oleh
Dr. Baruch Blumberg berdasarkan identifikasi Australia antigen yang sekarang dikenal sebagai
antigen permukaan hepatitis B (HbsAg). Beliau juga berhasil menemukan vaksin hepatitis B dua
tahun kemudian, sebagai vaksin pertama dan satu-satunya saat ini yang dapat mencegah keganasan
(Lee William, 1997). Hepatitis B merupakan salah satu penyakit infeksi berbahaya yang dapat
dijumpai di seluruh dunia. Diperkirakan lebih dari sepertiga populasi dunia telah terinfeksi HBV.
HBV adalah agen prototipe dari famili Hepadnaviridae, suatu virus DNA. Genom HBV merupakan
DNA untai ganda dan mempunyai selubung. Serum dari penderita hepatitis B mengandung tiga
partikel terpisah, yang paling besar disebut partikel Dane (HBV) yaitu partikel dua lapis yang
kompleks dengan diameter 42nm, berisi inti 27 nm yang dikelilingi oleh 7-8 nm lapisan protein
virus.
Partikel Dane infeksius dan mempunyai kemampuan replikasi. Partikel berbentuk sferis
dengan diameter 22 nm, dan partikel berbentuk tubular atau filamentous yang ukuran diameternya
sama dengan partikel sferis tetapi panjangnya 10 x partikel sferis. Partikel sferis dan tubular /
filamentous sebenarnya adalah komponen - komponen partikel dane tanpa asam nukleat, kemudian
sejumlah besar komponen yang tidak terbentuk sempurna ini erakumulasi. Partikel - partikel ini
mengandung antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) (Madigan et al, 2003). Serangan HBV
umumnya secara insidental. Gejala dan tanda tanda klinis sangat bervariasi dari yang ringan sampai
berat seperti muntah, sakit perut, sakit sendi, radang sendi dapat juga terjadi. Masa inkubasi penyakit
HBV ini 45- 160 hari. Transmisi melalui darah, air ludah, cairan getah otak, cairan badan lainnya dan
alat suntik, alat bedah, plasenta dan lain - lain. Bila seseorang men-dapat infeksi HBV alamiah maka,
mula - mula akan diteksi HbsAg yang liternya makin lama (minggu) makin tinggi dan berangsur angsur menurun sampai tidak terdeteksi.
Angka infeksi HBV yang tinggi di negara - negara industri dan diantara masyarakat di negara
non - industri meningkatkan kebutuhan akan vaksin hepatitis B. hepatitis B merupakan salah satu
dari enam bentuk hepatitis yang berbeda, dapat berkembang menjadi penyakit hati kronik. Kanker
hati primer sebagai salah satu dari 10 kanker yang paling sering terjadi di dunia saat ini. Oleh karena
itu immunisasi terhadap Hepatitis B dibutuhkan untuk kelompok dengan resiko infeksi yang tinggi
sesuai dengan pola epidemiologik, faktor sosio - ekonomi, budaya dan kebiasaan seksual serta
lingkungan.

Infeksi virus Hepatitis B saat ini mulai merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar
serta serius, karena selain manifestasinya sebagai penyakit HBV akut beserta komplikasinya, lebih
penting ialah dalam bentuk sebagai pengidap HbsAg kronik, yang dapat merupakan sumber
penularan bagi lingkungan. Setiap tahun jumlah pengidap semakin bertambah, karena reservoir HBV
yang cukup besar merupakan wadah penularan yang terus - menerus untuk sekitarnya.
Hasil pengobatan Hepatitis B sampai saat ini masih mengecewakan, sebagian akan berlanjut
ke taraf sirosis hari dan kanker hati. Vaksin memberikan harapan, tetapi dampaknya bagi masyarakat
baru akan terlihat sesudah puluhan tahun kemudian, apalagi dengan biaya vaksinasi yang belum
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat kita.
Saat ini akupuntur memberikan harapan dalam terapi sebagai salah satu alternatif
penanggulangan, karena akupuntur dapat meregulasi immunisasi tubuh baik yang spesifik maupun
yang non - spesifik, sehingga akan meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk didalamnya terhadap
hepatitis B. Dalam upaya untuk mengoptimalkan pencegahan infeksi virus hepatitis B digunakan
Model Persamaan Differensial Delay untuk menunda percepatan waktu berjankitnya infeksi virus
Hepatitis B.
Hepatitis itu berasal dari kata hepato yang berarti hati dan akhiran itis yang berarti
radang. Jadi, hepatiis berarti peradangan hati. Hepatitis mempunyai beragam makna dan
arti yang pada umumnya adalah merupakan gangguan pada fungsi hati atau dapat di sebut
juga berupa gangguan dan peradangan pada sel-sel hati.
Penyebab Hepatitis
Penyebab hepatitis banyak, salah satu penyebab utamanya adalah virus yang dikenal sebagai
virus hepatitis. Ada 5 tipe virus hepatitis yang umum, yaitu A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan E
ditularkan melalui feses (kotoran) dan makanan serta minuman yang terkontaminasi. Sedangkan
virus hepatitis B, C, dan D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh.
Penyebab lainnya adalah non virus, terutama karena perlemakan hati kronis yang diakibatkan oleh
gaya hidup modern dengan pola makan tinggi lemak dan kalori (karbohidrat) serta diperparah oleh
kurangnya gerak fisik, atau karena keracunan alkohol, obat-obatan tertentu dan paparan zat
berbahaya.
Gejala Hepatitis B :

1. Merasa lelah.
2. Nyeri perut.
3. Mual atau muntah.
4. Demam.
5. Nafsu makan hilang.
6. Diare.
7. Urin berwarna kuning gelap.
8. Mata dan kulit berwarna kekuningan.
Diagnosis pada Hepatitis B :
1) HBsAg (antigen hepatitis B surface).
2) HbeAg
3) Anti-HBs (antibodi terhadap HBsAg).
4) Anti-HBc (antibodi terhadap antigen core atau inti hepatitis B).
5) Anti-HBc IgM.
6) Anti-Hbe.
7) HBV-DNA.
Pengobatan pada Hepatitis B, biasanya dokter memberikan :
1) Obat antivirus.
2) Imunomodulator (memperkuat system imun).
3) Diajurkan agar pasien mengatur aktivitasnya agar tidak terlampau lelah.
4) Untuk makan, boleh saja tinggi kalori dan tinggi protein, bila diperlukan dilengkapi dengan
vitamin untuk penguat hati.
Pencegahan yang dapat dilakukan
Tidak berbagi jarum suntik dengan orang lain.
Menghindari tusukan jarum pada tubuh, tato, kecuali dapat dipastikan bahwa jarum suntik
yang digunakan adalah steril.
Setia pada pasangan.
Vaksin imunisasi pencegah hepatitis :

1) Vaksin Hepatitis A, diberikan sejak bayi atau menghadapi kondisi khusus ketika ada wabah.
2) Vaksin Hepatitis B, diberikan sejak bayi dan dewasa. Tersedia vaksin generik (Biofarma).
3) Vaksin Hepatitis B Imunoglobulin, lebih efektif dibandingkan dengan rekombinan.
Dampak yang ditimbulkan oleh Hepatitis
Hepatitis B dapat menimbulkan kanker hati atau sirosis akibat infeksi kronis. Semakin muda
usia seseorang saat terinfeksi hepatitis B, maka semakin besar kemungkinan infeksi hepatitis B
tersebut berkembang menjadi kronis.
Info Penyakit Hepatitis B
kedokteran hepatitis B dan C merupakan penyakit liver yang paling banyak ditemukan. Penyakit
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Pada beberapa
orang infeksi hepatitis B dapat menjadi kronis dan menyebabkan kegagalan hati, kanker hati atau
kerusakan pada jaringan hati.
Virus Hepatitis B menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Jika tidak segera diobati, maka infeksi
penyakit bisa menyebabkan penyakit hati kronis dan mengancam keselamatan jiwa penderitanya.
Karena itu, vaksinasi perlu diberikan pada mereka yang belum memiliki kekebalan tubuh terhadap
virus tersebut.
Penyebab
Hepatitis B disebabkan oleh adanya infeksi virus hepatitis B yang dapat ditularkan sekresei vagina
dan cairan tubuh lain seperti semen (cairan pembawa sperma) atau sekresei vagina. Penularan dapat
terjadi saat :

Kontak seksual.
Pemakaian bersama jarum suntik, syringes atau peralatan obat injeksi lainnya.
Ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan.
Penggunaan jarum yang tidak steril pada tindik telinga, tato dan akupuntur.
Saling meminjamkan peralatan pribadi seperti alat cukur dan manicure.

Virus hepatitis B 50-100 kali lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV.


Gejala/Tanda
Kebanyakan pengidap hepatitis B tidak mengetahui dirinya telah terinfeksi selama bertahun-tahun
hingga kondisinya memburuk, karena hepatitis B seringkali tidak bergejala atau bergejala namun

tidak khas. Ketidaktahuan tersebut mengakibatkan hepatitis B dengan mudahnya menyebar tanpa
disengaja.
Gejala yang dapat muncul pada sebagian pengidap hepatitis B, antara lain :

Sering merasa lelah.

Nyeri perut.

Mual atau muntah.

Demam.

Nafsu makan hilang.

Diare

Urin berwarna kuning gelap.

Mata dan kulit berwarna kekuningan (jaundice).


Diagnosis
Serangkaian pemeriksaan yang mencakup anamnese oleh dokter dan pemeriksaan penunjang
dilakukan untuk diagnosis hepatitis B. Pada anamnese, dokter akan melakukan tanya-jawab untuk
memperoleh informasi terkait dugaan penyakit hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk
melihat adanya gejala/tanda yang tampak secara nyata. Jika hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan
dugaan kuat adanya penyakit hepatitis B, maka dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan laboratorium. Sebagai awal pemeriksaan laboratorium, dokter umumnya akan
merekomendasikan pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi hati, meliputi :

Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT).


Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT).
Alkaline phospatase (ALP).
Gamma-glutamyl transferase (GGT).
Albumin dan total protein.
Prothrombin time (PT).
Bilirubin.

Selanjutnya, pemeriksaan serologi yang lebih spesifik perlu dilakukan untuk diagnosis hepatitis B
yang tepat, yaitu HBsAg, Anti-HBs dan Anti-HB. Jika hasil pemeriksaan serologi mengindikasikan
adanya infeksi virus hepatitis B, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui
keparahan infeksi tersebut dan menentukan pengobatannya, yaitu mencakup pemeriksaan HBeAg
dan HBV-DNA.
Pencegahan

Vaksinasi sedini mungkin merupakan tindakan pencegahan yang paling tepat, khususnya di Indonesia
yang prevalensinya cukup tinggi. Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90-95% populasi dewasa muda.
Vaksin tersebut aman diberikan pada bayi, anak-anak dan orang dewasa.
Pengobatan
Hepatitis B akut umumnya tidak berbahaya, dan dalam kurun waktu singkat akan sembuh sendiri
dengan dukungan cukup istirahat serta pola hidup yang baik. Berbeda dengan pengidap hepatitis B
kronis yang memerlukan pengobatan antivirus agar tidak berakibat lebih buruk, bahkan transplantasi
hati dapat dilakukan jika telah terjadi kerusakan hati yang parah.
Komplikasi
Satu dari empat orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B pada masa mudanya meninggal akibat
kanker hati atau sirosis akibat infeksi kronis. Semakin muda seseorang terinfeksi hepatitis B, maka
semakin besar kemungkinan infeksi hepatitis B berkembang menjadi kronis.

Gambaran Klinis Hepatitis B


Ada banyak orang yang tidak mengetahui ciri-ciri hepatitis B, sehingga
ketika sudah terdiagnosis penyakit hepatitis B, penyakit ini sudah kronis
dan sulit untuk disembuhkan. Padahal, jika mengetahui lebih jauh ciri-ciri
hepatitis B, mungkin penyakit menular ini bisa lebih mudah untuk diatasi.
Hati adalah salah satu organ paling penting yang ada dalam tubuh manusia.
Organ terbesar ini memiliki fungsi utama untuk menyaring racun yang
terkandung dalam darah. Saat hati terkena penyakit, ini akan memberikan
risiko yang besar bagi kesehatan karena racun tidak dapat disaring dan
masih beredar dalam tubuh. Penyakit yang paling sering menjangkiti hati adalah hepatitis.
Penyakit hepatitis B merupakan penyakit yang merusak fungsi hati. Penyebab umum dari penyakit
hepatitis B adalah virus hepatitis B yang ditularkan oleh penderita lain. Penyakit ini termasuk
penyakit yang paling sering menyerang sebab penyakit hepatitis B merupakan penyakit yang mudah
menular, penularannya pun dari berbagai macam cara, diantaranya :

Sering bergonta-ganti pasangan seksual


Menggunakan alat kesehatan secara bersama-sama
Menggunakan jarum suntik yang tidak steril
Penularan melalui transfusi darah
Penularan ibu penderita hepatitis B kepada bayi yang dilahirkannya.

Selain penyakit hepatitis B, ada juga macam-macam penyakit hepatitis lainnya. Bila diabjad,
penyakit hepatitis ada dari A sampe E. Namun yang paling berbahaya dan sangat mudah menular
adalah penyakit hepatitis B. Penyakit hepatitis B banyak menjangkiti penduduk Asia dan pulau-pulau
daerah Pasifik termasuk Indonesia. Seringkali penyakit hepatitis B tidak mempunyai ciri, karena ciriciri hepatitis B hampir mirip dengan ciri-ciri penyakit lainnya. Sehingga orang seringkali tidak sadar
bahwa ia sudah tertular penyakit hepatitis B. Diantara ciri-ciri hepatitis b adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kehilangan nafsu makan


Kelelahan
Demam ringan
Otot atau sendi terasa nyeri
Mual dan muntah-muntah
Sakit perut
Ciri-ciri hepatitis B diatas merupakan hanya gejala umum yang sering terjadi dan banyak di
antara mereka tidak menyadari gejala seperti ini sehingga menganggap remeh dan membiarkan saja.
Sedangkan ciri-ciri hepatitis B di bawah ini lebih jarang terjadi namun Anda masih bisa mengenali
beberapa diantaranya yaitu :
1) Warna urin menjadi lebih gelap
2) Kotoran (tinja) berwarna lebih terang
3) Muncul penyakit kuning
4) Gatal-gatal pada badan
5) Pingsan dan bahkan koma
6) Pendarahan pada organ dalam
Ciri-ciri hepatitis B seperti ini biasanya lebih mudah dilihat melalui pemeriksaan medis.
Penyakit hepatitis B bisa berubah menjadi penyakit yang lebih parah seperti cirrhosis atau bahkan
kanker hati. Oleh karena itu, jangan menganggap sepele penyakit ini.
Penyakit hepatitis B juga tidak pandang bulu. Muda, tua, anak-anak maupun remaja bisa
terjangkit penyakit ini. Kebersihan menjadi kunci utama untuk mencegah penyakit hepatitis B
dengan cara selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Juga, pastikan peralatan makan
selalu bersih karena hepatitis B bisa ditularkan melalui peralatan makan yang tidak bersih.
Saat terjadi gejala umum seperti terserang penyakit flu yang datang berkali-kali dan sukar
sembuh atau demam dan otot terasa nyeri, segera periksakan diri Anda agar dapat diketahui lebih dini
penyakit yang diderita. Jika Anda bepergian ke suatu negara atau tempat yang jauh, segeralah

memeriksakan diri sebab, bisa jadi negara atau tempat yang anda tuju termasuk daerah endemik
penyakit hepatitis B.

Definisi Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota
famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.31 Infeksi virus hepatitis B suatu infeksi sistemik yang
menimbulkan peradangan dan nekrosis sel hati yang mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan
klinik, biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik.7
Sejarah Hepatitis B
Hepatitis B pertama kali dikenal dengan istilah Penyakit kuning dan sudah dikenal sejak
ribuan tahun yang lalu yaitu sejak abad 5 SM di Babilonia. Kemudian Hipocrates seorang tabib
Yunani Kuno (460-375 SM), yang menemukan bahwa penyakit kuning ini menular sehingga ia
menamakan penyakit tersebut sebagai icterus infectiosa.17 Sifat menular dari penyakit ini telah
diketahui pada abad 8 M, ketika Paus Zacharias menganjurkan suatu tindakan untuk mencegah
penularan lebih lanjut yaitu dengan melakukan isolasi terhadap penderita.
Penyakit kuning yaitu hepatitis virus yang dikenal sebagai Water Viral Hepatitis tercatat
sebagai wabah untuk pertama kali pada tahun 1895 di Inggris, kemudian timbul di Skandinavia pada
tahun 1916 dan tahun 1944, lalu di New Delhi tahun 1955.17 Pada tahun 1963 jenis hepatitis ini
dikenal dengan Hepatitis Serum yaitu hepatitis yang penularannya melalui darah dengan masa tunas
2-6 bulan. Pada tahun 1965 virus hepatitis B (VHB) ditemukan pertama kali oleh Dr. Baruch S.
Blumberg dan asistennya Dr. Barbara Werner. Mereka mendeteksi adanya suatu antigen dalam darah
seorang warga Suku Aborigin Australia penderita hemophilia. Antigen ini kemudian dinamakan
australian antigen. Sekarang lebih dikenal nama antigen permukaan VHB (HBsAg) karena terdapat
dipermukaan VHB. Atas jasanya tersebut beliau mendapat hadiah nobel untuk bidang kedokteran
pada tahun 1976.
Respon Imunitas
Pada reaksi virus hepatitis B akut reaksi imunologik yang timbul di dalam tubuh individu
dapat bersifat humoral maupun seluler. Reaksi humoral dilihat dengan timbulnya anti HBs, anti

HBc, maupun anti HBe, reaksi imunologik seluler ditandai dengan aktifasi sel sitotoksik yang dapat
menghancurkan HBcAg atau HBsAg yang terdapat pada dinding sel hati. Pada seseorang individu
yang terkena infeksi VHB tergantung pada aktivitas terpadu. Sistem pertahanan tubuh individu yang
terdiri dari interferon dan respon imun. Bila aktivitas sistem pertahanan ini baik, akan terjadi
infeksi VHB akut yang diikuti oleh proses penyembuhan, sebaliknya bila salah satu sistem
pertahanan ini terganggu akan terjadi proses infeksi virus hepatitis B kronis.
Etiologi VHB
Virus hepatitis B merupakan kelompok virus DNA dan tergolong dalam famili
Hepadnaviridae. Nama famili Hepadnaviridae ini disebut demikian karena virus bersifat hepatotropis
dan merupakan virus dengan genom DNA. Termasuk dalam family ini adalah virus hepatitis
Woodchuck (sejenis marmot dari Amerika Utara) yang telah diobservasi dapat menimbulkan
karsinoma hati, virus hepatitis B pada bebek Peking dan bajing tanah (ground squirrel).
Virus Hepatitis B akan tetap bertahan pada proses desinfeksi dan sterilisasi alat yang tidak
memadai, selain itu VHB juga tahan terhadap pengeringan dan penyimpanan selama 1 minggu atau
lebih. Virus Hepatitis B yang utuh berukuran 42 nm dan berbentuk seperti bola, terdiri dari partikel
genom (DNA) berlapis ganda dengan selubung bagian luar dan nukleokapsid dibagian dalam.
Nukleokapsid ini berukuran 27 nm dan mengandung genom (DNA) VHB yang sebagian berantai
ganda dengan bentuk sirkular. Selama infeksi VHB, terdapat 2 macam partikel virus yang terdapat
dalam darah yaitu virus utuh (virion) yang disebut juga partikel Dane dan selubung virus (HBsAg).
Ukuran kapsul virus berukuran 22 nm, dapat berbentuk seperti bola atau filament.10
Cara Penularan Ada 2 cara penularan infeksi virus hepatitis B
yaitu penularan vertikal dan penularan horizontal.Vertikal Penularan infeksi HBV dari ibu
hamil kepada bayi yang dilahirkannya. Dapat terjadi pada masa sebelum kelahiran atau prenatal,
selama persalinan atau perinatal dan setelah persalinan atau postnatal. Penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar bayi yang tertular VHB secara vertikal mendapat penularan pada masa
perinatal yaitu pada saat terjadi proses persalinan. Karena itu bayi yang mendapat penularan vertikal
sebagian besar mulai terdeteksi HBsAg pada usia 3-6 bulan yang sesuai dengan masa tunas infeksi
VHB yang paling sering didapatkan. Penularan yang terjadi pada masa perinatal dapat terjadi melalui
cara maternofetal micro infusion yang terjadi pada waktu terjadi kontraksi uterus.

Horizontal Cara penularan horizontal terjadi dari seorang pengidap hepatitis B kepada
individu yang masih rentan. Penularan horizontal dapat terjadi melalui kulit atau melalui selaput
lendir.
a. Melalui Kulit
Ada dua macam penularan melalui kulit yaitu penularan melalui kulit yang disebabkan
tusukan yang jelas (penularan parenteral), misalnya melalui suntikan, transfusi darah, atau pemberian
produk yang berasal dari darah dan tattoo. Kelompok kedua adalah penularan melalui kulit tanpa
tusukan yang jelas, misalnya masuknya bahan infektif melalui goresan atau abrasi kulit dan radang
kulit.
b. Melalui Selaput Lendir
Selaput lendir yang diduga menjadi jalan masuk VHB ke dalam tubuh adalah selaput lendir
mulut, hidung, mata, dan selaput lendir kelamin. Melalui selaput lendir mulut dapat terjadi pada
mereka yang menderita sariawan atau selaput lendir mulut yang terluka. Melalui selaput lendir
kelamin dapat terjadi akibat hubungan seks heteroseksual maupun homoseksual dengan pasangan
yang mengandung HBsAg positif yang bersifat infeksius
Pemeriksaan Laboratorium
Menurut WHO (1994) untuk mendeteksi virus hepatitis digolongkan dengan tiga (3) cara
yaitu :
1. Cara Radioimmunoassay (RIA),
2. Enzim Linked Imunonusorbent Assay (Elisa),
3. imunofluorensi mempunyai sensitifitas yang tinggi.
Untuk meningkatkan spesifisitas digunakan antibodi monoklonal dan untuk mendeteksi DNA
dalam serum digunakan probe DNA dengan teknik hibridasi. Pemeriksaan laboratorium yang paling
sering digunakan adalah metode Elisa. Metode Elisa digunakan untuk mengetahui adanya
kerusakan pada hati melalui pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein dan senyawa organik yang
dihasilkan oleh sel hidup umumnya terdapat dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan antara pembentukan enzim dengan penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel
dan peninggian permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruangan ekstra sel, keadaan
inilah yang membantu diagnosa dalam mengetahui kadar enzim tersebut dalam darah. Penderita
hepatitis B juga mengalami peningkatan kadar bilirubin, kadar alkaline fosfat.

Pemeriksaan enzim yang sering dilakukan untuk mengetahui kelainan hati adalah
pemeriksaan SGPT dan SGOT (Serum Glutamic Pirivuc Transaminase dan Serum Glutamic Oksalat
Transaminase). Pemeriksaan SGPT lebih spesifik untuk mengetahui kelainan hati karena jumlah
SGPT dalam hati lebih banyak daripada SGOT.
Kejadian hepatitis akut ditandai dengan peningkatan SGPT dan SGOT 10-20 kali dari normal,
dengan SGPT lebih tinggi dari SGOT. SGPT dan SGOT normal adalah < 42 U/L dan 41 U/L. Pada
hepatitis kronis kadar SGPT meningkat 5-10 kali dari normal.28
Berikut ini adalah berbagai macam pertanda serologik infeksi VHB yaitu:11
1. HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Yaitu suatu protein yang merupakan selubung luar
partikel VHB. HBsAg yang positif menunjukkan bahwa pada saat itu yang bersangkutan
mengidap infeksi VHB.
2. Anti-HBs Antibodi terhadap HBsAg. Antibodi ini baru muncul setelah HBsAg menghilang.
Anti HBsAg yang positif menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan telah kebal
terhadap infeksi VHB baik yang terjadi setelah suatu infeksi VHB alami atau setelah
dilakukan imunisasi hepatitis B.
3. Anti Hbc Antibodi terhadap protein core. Antibodi ini pertama kali muncul pada semua kasus
dengan infeksi VHB pada saat ini (current infection) atau infeksi pada masa yang lalu (past
infection). Anti HBc dapat muncul dalam bentuk IgM anti HBc yang sering muncul pada
hepatitis B akut, karena itu positif IgM anti HBc pada kasus hepatitis akut dapat memperkuat
diagnosis hepatitis B akut. Namun karena IgM anti HBc bisa kembali menjadi positif pada
hepatitis kronik dengan reaktivasi, IgM anti HBc tidak dapat dipakai untuk membedakan
hepatitis akut dengan hepatitis kronik secara mutlak.
4. HbeAg Semua protein non-struktural dari VHB (bukan merupakan bagian dari VHB) yang
disekresikan ke dalam darah dan merupakan produk gen precore dan gen core. Universitas
Sumatera Utara Positifnya HBeAg merupakan petunjuk adanya aktivasi replikasi VHB yang
tinggi dari seorang individu HBsAg positif.
5. Anti HBe Antibodi yang timbul terhadap HBeAg pada infeksi VHB. Positifnya anti HBe
menunjukkan bahwa VHB ada dalam fase non-replikatif. a.6. DNA VHB Positifnya DNA
VHB dalam serum menunjukkan adanya partikel VHB yang utuh dalam tubuh penderita.
DNA VHB adalah petanda jumlah virus yang paling peka. Apabila penderita sudah terbukti
menderita VHB, maka setiap penderita sebaiknya melaporkan diri ke puskesmas atau rumah

sakit terdekat untuk dilakukan penanganan khusus, karena mereka dapat menularkan
penyakitnya. Diberi pengawasan terhadap penderita agar sembuh sempurna ketika dirawat
dirumah sakit
Makalah Penyakit Hepatitis B
Definisi penyakit :
Hepatitis virus merupakan penyakit sistemik yang terutama mengenai hati. kebanyakan
hepatitis virus akut pada anak atau orang dewasa disebabkan oleh salah satu dari agen berikut: virus
hepatitis A (HAV), agen penyebab hepatitis virus tipe A (hepatitis infeksius); virus hepatitis B
(HBV), penyebab hepatitis virus B (hepatitis serum); virus hepatitis C (HCV), agen hepatitis C
(penyebab sering hepatitis pascatransfusi); atau virus hepatitis E (HEV), agen hepatitis yang
ditularkan secara enterik. Virus lain yang menjadi penyebab hepatitis yang tidak dapat dimasukan
kedalam gol.agen yang telah diketahui dan penyakit yang terkait dinyatakan sebagai hepatitis non-AE. Virus lain yang diketahui sifatnya yang dapat menyebabkan hepatitis sporadik, seperti virus
demam kuning, sitomegalovirus,virus epstein-barr,virus herpes simpleks, virus rubela dan
enterovirus.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (HBV),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula
dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi. HBV penyebab hepatitis serum, HBV
ditetapkan sebagai infeksi kronis terutama pada mereka yg terinfeksi sewaktu bayi. Ini merupakan
faktor utama dalam perkembangan terakhir.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati . Pada kalangan
masyarakat sendiri kemungkinan mereka telah mengidap penyakit tersebut , tetapi mereka tidak
mengetahui secara pasti apa itu penyakit hepatitis B . Yang menjadi penyebab terjangkitnya penyakit
hepatitis B adalah virus hepadnaviridae , virus ini tidak langsung bekerja dalam merusak hati tetapi
dimulai dari sistem kekebalan tubuh. Dalam penyembuhanya masyarakat bisa diberikan vaksin
sejenis Engerix-B dan Recombivax-HB .

Deskripsi mikroorganisme :
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang bernama Hepadnaviridae ini
merupakan virus DNA, yang berarti bahwa virus ini adalah material genetika yang diciptakan oleh
asam deoksiribonukleat. Mikroorganisme penyebab penyakit hepatitis B sering disebut HBV.Virus
DNA, sera ganda parsial (partialli dauble straded), panjang genom sekitar 3200 pasangan basa.
Mempunyai efelop/selubung. Didalam darah penderita Hepatitis B akut ditemui 3 bentuk partikel
virus, yaitu :
1.

Serferikal pleomorfik, diameter 17-25 nm, terdiri dari komponen selubung saja.

2.

Tubular/filament, diameter 22-200nm, juga komponen selubung.

3.

Partikel virion lengkap/partikel dane, terdiri dari genom HBV dan selubung, diameter 42 nm.

Gejala penyakit ditandai dengan adanya :


Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan
kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan
cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih
beresiko.
Tanda gejala hepatitis B biasanya muncul setelah dua sampai tiga bulan setelah anda terinfeksi dan
gejalanya dapat berfariasi dari yang ringan sampai prarah. Tanda dan gejala hepatitis B antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nyeri pada area perut


Urin yang berwarna gelap
Nyeri sendi
Hilang nafsu makan
Mual dan muntah
Lemah dan kelelahan
Kulit dan area putih pada mata menjadi kuning

Faktor dan Penyebab Resiko


Penyebab :
1. Infeksi hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang menular secara langsung melalui darah,
air mani atau cairan tubuh lain. Ketika virus hepatitis b masuk kedalam hati , virus ini akan
menyarang sel hati dan melipat gandakan dirinya . hal ini akan menyababkan pembekakan pada hati
dan memicu tanda dan gejala infeksi hepatitis b

2. Virus hepatitis b menular dengan cara


a)
b)
c)
d)

Hubungan seksual
Berbagi jarum suntik
Kontak langsung dengan darah
Menurun dari ibu kepada anak

Faktor Resiko :
a. Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berbeda beda tanpa
menggunakan alat pengaman
b. Melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi hepatitis B tanpa
menggunakan alat pengaman
c. Memiliki penyakit seksual menular seperti gonorhea atau chamydia
d. Berbagi jarum suntik
e. Satu rumah dengan orang yang terinfeksi hepatitis B menjalani hemodialysis ( cuci
darah )
Cara penularannya :
Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat
melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan
diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi
umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.
Penularan Hepatitis B (HBV) :

Masa inkubasi 50-180 hari (rata-rata 60-90)


Distribusi umur utama 15-29 tahun
Insidensi musiman sepanjang tahun
Jalan infeksi terutama parenteral
Keberadaan virus ada didarah berbulan-bulan sampai bertahun-tahun
Feses tidak ada
Urine tidak ada
Ludah,semen sering kali ada
Gambaran klinis dan laboratoris onset tersamar
Demam < 38C (100,4 F) kurang umum

Pemeriksaan :
1.
2.
3.
4.

Menemukan virus dalam darah dengan mikroskop elektron


Menemukan pertanda serologi infeksi (HBV)
Menemukan (HBV) dna dengan hibridisasi atau PCR (polymerase chain reaction)
Menemukan pertanda infeksi (HBV) pada jaringan biopsi hati

Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi hepatitis B
yaitu:
1) HBsAg (hepatitis B surface antigen): adalah satu dari penanda yang muncul dalam serum
selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu sebelum munculnya kelainan kimiawi dalam
hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada dalam darah lebih dari 6
bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi 90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
o -indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
o -mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
o -tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll)
o -skrining kehamilan
2) Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya reaktif/positif
menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal dari vaksinasi
ataupun proses penyembuhan masa lampau.
3) Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu Anti HBc IgM
dan Anti HBc IgG.
Anti HBc IgM: - muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan.
-berperan pada core window(fase jendela) yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang
tetapi anti-HBs belum muncul
Anti HBc IgG: -muncul sebelum anti HBcIgM hilang
-terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
-tidak mempunyai efek protektif
Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti-HBs.
Parameter yang diperiksa untuk Hepatitis B :
1. SGPT (ALT) : Tes fungsi hati untuk mengetahui adanya/tingkat kerusakan sel hati
2. HBsAg : Untuk menentukan apakah terinfeksi virus Hepatitis B
3. Anti-HBs : Untuk menentukan apakah sudah memiliki antibodi/kekebalan terhadap virus
4.
5.
6.
7.
8.

hepatitis B
Anti-HBc(total) : Untuk membantu deteksi akut dan kronis
IgM anti-HBc : Untuk mengetahui infeksi akut akibat virus hepatitis B
HBeAg : Untuk mengetahui aktivitas virus
Anti-HBe : Untuk mengetahui penurunan aktivitas virus
HBV DNA : Untuk mengetahui kuantitas virus

1.1 latar belakang


Salah satu penyakit yang ditularkan lewat parenteral (darah) adalah penyakit Hepatitis B. Hepatitis B
sendiri virus yang paling gencar diperangi oleh seluruh lembaga kesehatan di dunia. Bahkan
eradikasi (pemberantasan) Hepatitis B secara global telah menjadi bagian dari salah satu target
UNICEF dan WHO.
Sejak diputuskan dalam sidang WHA ke-63, pengendalian infeksi virus hepatitis secara
komprehensif menjadi salah satu prioritas WHO. Mulai dari pencegahan, skrining atau deteksi dini
sampai pengobatan dan surveilans. Saat ini lebih dari 2 milyar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B
dan 400 juta orang di antaranya menjadi infeksi kronis. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan
prevalensi HBsAg positif mencapai 9,4 persen, dari 10.391 serum yang diperiksa. Angka di atas 8
persen artinya, Indonesia masuk dalam negara dengan endemitas tinggi.
Hepatitis B yang merupakan peradangan hati yang bisa berpotensi fatal, disebabkan infeksi virus
hepatitis B, ibarat fenomena gunung es. Hanya 20-30 persen yang terdeteksi. Lebih dari 70 persen
tidak diketahui. Padahal, 75 persen kasus hepatitis B berada di kawasan Asia Pasifik.
Mengingat hepatitis merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), maka
imunisasi Hepatitis B merupakan awal dimulainya upaya pengendalian hepatitis di Indonesia.

Imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir atau birth dose menggunakan prefilled injection device
sudah dilakukan sejak 1997.
1.2 Permasalahan
Menurut world heath organization (WHO) dalam Depkes RI (2010) memperkirakan lebih dari dua
miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dengan angka kematian 250 ribu orang per tahun.
Indonesia, merupakan negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas tinggi, yaitu
lebih dari 8 persen dimana 1,5 juta orang Indonesia berpotensi mengidap kanker hati (liver cancer).
Bagaimanakah cara memberantas atau mencegah penyakit Hepatitis B tersebut ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Infeksi Lewat Penetrasi Darah
Infeksi Lewat Penetrasi Darah (Penetration (Blood) Borne Infection), yaitu agen masuk ke kulit host
karena menumpang pada suntikan, gigitan, dsb (transmitter). Dan juga dapat terjadi agent (larva
cacing) ke lingkungan dulu lalu langsung aktif menembus kulit host, atau mampir hidup dulu di
siput, dsb. Kelingkungan lagi baru ke host.
Pembagian pemberantasan penyakit yang ada sekarang sangat bervariasi, sehingga kadang-kadang
menimbulkan kesulitan dan pemahamannya. Tetapi pada dasarnya, pembagian tersebut tergantung
dari sudut pandangdan atau kepentingan yang melatarbelakanginya.
Berdasarkan cara penularannya (khusus untuk penyakit menular) salah satunya yaitu pemberantasan
penyakit yang ditularkan lewat parenteral (Darah), pengertian parenteral ialah kuman masuk ke
tubuh melalui pembuluh darah atau jaringan setelah kulitnya terluka, penetrasi aktif, atau lewat tali
pusat.
1.2 Definisi Penyakit Hepatitis
Istilah Hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Hepatitis dapat diartikan
secara sederhana, yaitu suatu peradangan pada hati.
Definisi hepatitis menurut beberapa ahli adalah :
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler
yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau
agen penyakit infeksi (Asuhan Keperawatan Pada Anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol
(Patofisiologi Untuk Keperawatan, 2000;145)
Hepatitis B (HBV)
A.Definisi
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
merusak hati. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis),
kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma) dan menimbulkan kematian. Infeksi pada anak biasanya
tidak menimbulkan gejala.
B. Ciri-ciri :
1.

Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki

2.

ukuran 42 nm
Ditularkan melalui jalur parenteral (darah) pemakai obat yang menggunakan jarum
bersama-sama. 80% kasus hepatitis terjadi akibat transfusi darah. Jarang terjadi

3.

penularan melalui hubungan seksual.


Ditularkan melalui darah atau produk darah, saliva, semen, sekresi vagina. Ibu hamil
yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses

4.
5.

persalinan.
Masa inkubasi 40 180 hari dengan rata- rata 75 hari.
Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan
terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis, para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual baik
heteroseksual maupun pria homoseksual

Etiologi Hepatitis
1. Virus hepatitis sesuai tipenya
2. Alkohol : Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan :Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
Tanda Dan Gejala Hepatitis
1. 1.Masa Tunas

Masa tunas sering sukar ditentukan karena saat terserang infeksi sering tidak diketahui
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7
hari. Pertama kali timbul adalah penurunan nafsu makan ( nausea ) , mual, muntah, nyeri
perut kanan atas (ulu hati). Badan terasa pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,
lekas capek, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri
persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis B.
4. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu pertama,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal
seluruh tubuh, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
5. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
Patofisiologi Hepatitis
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut
lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal
pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, selsel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel
hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan
atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel
hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak
sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi)

dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan ekskresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin
konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan
bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
Pemeriksaan Diagnostik Hepatitis
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1.
2.
3.
4.
5.

urobilirubin direk
bilirubun serum total
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein
1. protein totel serum
2. albumin serum
3. globulin serum
4. HbsAG
c. Waktu protrombin
respon waktu protrombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
a.
b.
c.
d.

AST atau SGOT


ALT atau SGPT
LDH
Amonia serum

2. Pemeriksaan Radiologi
a)
b)
c)
d)

foto rontgen abdomen


pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
kolestogram dan kalangiogram
arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan
a. laparoskopi
b. biopsi hatiPemeriksaan laboratorium
1. HBsAg : pada awitan dan infeksi akut; karier HBV

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

HBeAg : berhubungan dengan daya infeksi yang tinggi


anti-HBs memberikan imunitas terhadap HBV
HBcAg dalam hepatosit, tidak mudah dideteksi dalamserum
IgM anti-HBc timbul pada infeksi yang baru terjadihingga 6 bulan
IgG anti-HBc timbul pada skrining infeksi setelah 6bulan
anti-HBe timbul segera setelah resolusi infeksi akut
DNA HBV mendeteksi infektivitas

Manfaat dan kegunaan pemeriksaan fungsi hati dan penyakit hepatitis ini adalah untuk
mengetahui gangguan fungsi hati dan radang atau infeksi hati. Pemeriksaan Gangguan
Funsi Hati meliputi : SGOT, SGPT. Gamma GT, Alkali Fosfatase. Total Protein dan fraksinya.
Bilirubin Total. Pemeriksaan Petanda Hepatitis terdiri dari : gM anti HAV HBsAg. Anti HCV.
Pemeriksaan uji saring vaksinasi hepatitis B adalah berupa pemeriksaan : HbsAg, Anti Hbs
dan anti Hbc. - See more at: http://askep-net.blogspot.com/2013/10/pemeriksaanlaboratorium.html#sthash.tQ4KdYCh.dpuf

2.

B.

Hepatitis B

A.
Pengertian Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B(VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus. Dibandingkan virus HIV , virus Hepatitis B (HBV)
seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak menularkan. Virus
ini dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil
kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Penyebab Hepatitis ternyata
tak semata-mata karena virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macamzat
kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat
lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga
menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap
melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah
pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati
bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
Pada umumnya, gejala awal penyakit Hepatitis B berupa hilangnya selera makan, rasa
tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri
sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala
utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak
kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis
hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua
golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini
menular,yaitu :
Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus
Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah
persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar,
tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi
secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi
berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan
penderita.
Tes Hepatitis B
Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan
untukdiagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah
Antigen permukaan hepatitis (HBsAg)

HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di
dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi,
mendahului munculnya gejala klinik serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg
merupakan satu-satunya petanda serologik selama 3 5 minggu. Pada kasus yang
sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi sedangkan pada
kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan. HBsAg positif
yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Sekitar 10%
penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji dapat tetap positif
selam bertahun-tahun.
Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk
keperluan klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah,
serta digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga
bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh
virus B atau superinfeksi dengan virus lain.
HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus
hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan
infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti
HBc dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi
rendah.
Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk
mengidentifikasi antigen hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah
hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah pendonor. Namun,
meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah menurun, angka kejadian hepatitis
B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi virus hepatitis B melalui beberapa jalur,
yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi terkena
infeksi hepatitis B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan, ketergatungan obat,
suka berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi, hemodialisa, bayi
baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B.

Antibodi antigen permukaan hepatitis B (anti-HBs)


Fase akut hepatitis B biasanya berlangsung selama 12 minggu, oleh karena itu HBsAg
tidak didapati dan terbentuk anti-HBs. Penanda serum ini mengindikasikan pemulihan
dan imunitas terhadp virus hepatitis B. IgM anti-HBs akan menentukan apakah
penderita masih dalam keadaan infeksius. Titer anti-HBs >10 mIU/ml dan tanpa
keberadaan HBsAg, menunjukkan bahwa penderita telah pulih dari infeksi HBV.
Antigen e hepatitis B (HBeAg)
Penanda serum ini hanya akan terjadi jika telah ditemukan HBsAg. Biasanya muncul 1
minggu setelah HBsAg ditemukan dan menghilang sebelum muncul anti-HBs. Jika
HBeAg serum masih ada setelah 10 minggu, penderita dinyatakan sebagai carrier
kronis.
Antibodi antigen HBeAG (anti-HBe)
Bila terdapat anti-HBe, hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pemulihan dan
imunitas terhadap infeksi HBV.
Antibodi antigen inti (anti-HBc)

Anti HBc terjadi bersamaan dengan temuan HBsAg positif kira-kira 4-10 minggu pada
fase HBV akut. Peningkatan titer IgM anti-HBc mengindikasikan proses infeksi akut.
Anti-HBc dapat mendeteksi penderita yang telah terinfeksi HBV. Penanda serum ini
dapat tetap ada selama bertahun-tahun, dan penderita yang memiliki anti-HBc positif
tidak boleh mendonorkan darahnya.Pemeriksaan anti-HBc dan IgM anti-HBc sangat
bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi HBV selama window period antara hilangnya
HBsAg dan munculnya anti-HBs.
Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat
penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi
yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar
ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini
dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang
menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang
normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik
pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan
untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses
nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai
tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan
menentukan manajemen anti viral. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah
keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas
nilai normal (BANN).

HEPATITIS B
Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi
hepatitis B yaitu:
1.

HBsAg (hepatitis B surface antigen): adalah satu dari penanda yang muncul dalam
serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu sebelum munculnya kelainan
kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada
dalam darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa
mendeteksi 90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
-indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
-mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
-tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll)
-skrining kehamilan
2.
Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya
reaktif/positif menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang
berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.

3.

Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu Anti
HBc IgM dan Anti HBc IgG.
Anti HBc IgM: - muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6
bulan.
-berperan pada core window(fase jendela) yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang tetapi
anti-HBs belum muncul
Anti HBc IgG: -muncul sebelum anti HBcIgM hilang
-terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
-tidak mempunyai efek protektif
Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti-HBs.

Antigen permukaan virus hepatitis B (hepatitis B surface antigen, HBsAg) merupakan material
permukaan dari virus hepatitis B. Pada awalnya antigen ini dinamakan antigen Australia karena pertama
kalinya diisolasi oleh seorang dokter peneliti Amerika, Baruch S. Blumberg dari serum orang Australia.
HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di dalam
serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi, mendahului munculnya gejala
klinik serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg merupakan satu-satunya petanda serologik selama
3 5 minggu. Pada kasus yang sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi
sedangkan pada kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan. HBsAg positif
yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Sekitar 10% penderita yang
memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji dapat tetap positif selam bertahun-tahun.
Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan klinis
maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan pada evaluasi terapi
hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang
diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain.
HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B akut.
HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis
dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus
hepatitis B kronis dengan replikasi rendah.
Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk mengidentifikasi antigen
hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah hampir tidak terdapat lagi berkat screening

HbsAg pada darah pendonor. Namun, meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah menurun,
angka kejadian hepatitis B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi virus hepatitis B melalui beberapa
jalur, yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi terkena infeksi hepatitis
B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan, ketergatungan obat, suka berganti-ganti pasangan
seksual, sering mendapat transfusi, hemodialisa, bayi baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita
hepatitis B.

PROSEDUR
Metode
HBsAg dalam darah dapat dideteksi dengan tehnik enzyme immunoassay (EIA), enzyme linked
immunoassay (ELISA), enzyme linked fluorescent assay (ELFA), atau immunochromatography test
(ICT).
Spesimen
Spesimen yang digunakan untuk deteksi HBsAg adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan darah
vena 3-5 ml dalam tabung tutup merah atau tutup kuning dengan gel separator, atau dalam tabung tutup
hijau (lithium heparin). Pusingkan sampel darah, lalu pisahkan serum atau plasma untuk diperiksa
laboratorium. Spesimen yang ikterik (hiperbilirubin sampai dengan 500 mol/l), hemolisis (kadar
hemoglobin sampai dengan 270 mol/l), dan lipemik (sampai dengan 30 mg/dl) dapat mempengaruhi
hasil pembacaan.Sampel dapat disimpan pada suhu 2-8oC selama 5 hari, atau -25 6oC sampai
dengan 2 bulan.
NILAI RUJUKAN
Dewasa dan Anak-anak : Negatif
MASALAH KLINIS
HBsAg positif dijumpai pada : Hepatitis B, Hepatitis B kronis. Kurang Umum: Hemofilia, sindrom Down,
penyakit Hodgkin, leukemia. Pengaruh obat : ketergantungan obat.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium
Serum atau plasma ikterik, hemolisis, atau lipemik dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Infeksi melalui darah a)


HBV Diagnosis serologis telah tersedia dengan mendeteksi keberadaan dari IgM antibody terhadap
antigen core hepatitis (IgM anti HBc dan HBsAg)
Keduanya ada saat gejala muncul

HBsAg mendahului IgM anti HBc


HbsAg merupakan petanda yang pertama kali yang diperiksa secara rutin
HbsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kemunculannya
sebelum menghilangnya IgM anti HBc

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala yang dikeluhkan dan pemeriksaan laboratorium


khususnya pemeriksaan immunologi mencakup pemeriksaan HbsAg, HbeAg, Anti-Hbe, HbcAg,
dan VHB-DNA. Pemeriksaan laboratoriun ini dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode
STRIP dan ELISA. Yang akan dibahas disini adalah pemeriksaan Hepatitis metode strip.
Tahap pertama tes strip HBsAg adalah suatu rapid test yang secara visual mendeteksi antigen
dalam serum, dan membantu dalam mendiagnosa penyakit infeksi hepatitis b. hasil test dapat
dibaca secara visual tanpa bantuan alat instrument lain.
Prinsip kerja : sandwich immunoassay untuk mengukur HBsAg dalam serum. Antibodi
monoklonal dan poliklonal digunakan untuk mengidentifikasi HBsAgsecara spesifik dengan
sensitifitas yang tinggi.
Tahap pertama tes strip HBsAg ini hanya membutuhkan 10-20 menit.
Sensitifitas test ini dapat mencapai 5-10 ng/ml.
Pengumpulan bahan sampel

Untuk serum, ambil darah kedalam kontainer tanpa antikoagulan. Biarkan darah membeku dan
pisahkan serum dalam bekuan tersebut. Gunakan serum untuk pemeriksaan. Jika spesimen
tidak dapat diperiksa pada pengambilan spesimen, simpan spesimen kedalam freezer/bekukan.
Sebelum pemeriksaan, letakan spesimen yang beku tadi dalam ruangan sampai mencapai
temperature kamar.
Jangan membekukan atau mencairkan spesimen berulang-ulang.
Prosedur test
Letakan spesimen dan komponen test pada temperature kamar sebelum melakukan
pemeriksaan atau test :
1.

masukan test strip sampai batas garis maksimum seperti tertera pada strip
kedalam kontainer yang sudah terisi serum penderita selama 10 detik, jangan
melampaui tanda batas maksimum.

2.

kemudian angkat strip tersebut dan tunggu selama 10-15 menit.

3.

hasil dapat dibaca dalam 25 menit.

Jangan baca hasil setelah 30 menit


Interpretasi Hasil
1.

NEGATIVE

timbul 1 (satu) pita merah muda didaerah control (C) & tidak ada pita didaerah test (T).
Hasil negative menyatakan tidak terdeteksinya hbsag.
2.

POSITIVE

selain timbul pita merah muda pada daerah control (C),akan muncul 1 (satu) pita merah muda
yang nyata didaerah test (T).
Hasil positive menyatakan adanya HBsAg

3.

INVALID

sama sekali tidak muncul warna pita baik pada daerah test (T) maupun kontrol (C). Merupakan
indikasi adanya kesalahan prosedur / reagen test yang rusak.
Ganti test dengan alat test yang baru.
Penyimpanan dan stabilitas
Penyimpanan strip test pada temperatur normal (4 -30 C). Dan harus dijaga dalam sinar
o

matahari langsung, kelembaban dan panas,jangan dibekukan.


D.

Pengobatan

Pengobatan dapat dilakukan dengan :

Memeriksakan diri ke dokter

Pemberian obat secara rutin

Pemberian vaksin

Menjalankan pola hidup sehat

Hindari aktifitas berat

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman%20Hepatitis%20OK.pdf

Anda mungkin juga menyukai