Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara
dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan
hidup penduduknya. Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai
70 tahun pada tahun 2000. Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi
fisik dan/atau mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam
pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan
masyarakat (GBHN, 1993).
Penyakit Gastritis atau yang lebih dikenal dengan sebutan maag,
merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat
(Mustakim, 2009). Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapakondisi
yang mengacu pada peradangan lambung (Herlan, 2001).
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita
Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain
untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam
lambung sudah pernah diminum seperti antasida maupun yang lain, namun
keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang bekepanjangan dalam
menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan gangguan psikologi seseorang
yaitu berupa stress. Stress ini bukan tidak mungkin justru menambah berat
Gastritis penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia
dan bahkan di perkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang
berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar
dijumpai pada usia tua. Menurut Maulidiyah dan Unum (2006), angka kejadian
infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di Indonesia

menunjukan data yang cukup tinggi. di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 96,1 %.

Sedangkan menurut Herlan (2001), bahwa

adanya

penemuan infeksi Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya


kejadian Gastritis. Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%). Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran pada tahun 2009 sebanyak (40,9%), dan pada tahun 2010
sebanyak (32,7%). Hal ini menunjukan bahwa terjadi penurunan pada penderita
penyakit gastritis pada setiap tahunnya, meskipun terjadi penurunan tetapi masih
perlu adanya penanganan dan perhatian khusus dalam perawatan maupun
pencegahan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada penderita
gastritis.
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis
(90%) lebih banyak wanita dibandingkan pria dan gastritis dapat menyerang sejak
usia dewasa muda hingga lanjut usiadan tidak mengetahui mengenai dampak
buruk gastritis. Hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor diantaranya
psikologis. Hal yang sering dijumpai pada perubahan psikologis seseorang salah
satunya yaitu stress dan karena hampir sebagian besar wanita tidak bisa untuk
mencari jalan keluar untuk setiap masalahnya, oleh karena itu banyak para wanita
terdiagnosis penyakit ini (Riyanto, 2008).
Dampak dari gastritis bisa mengalami komplikasi seperti perdarahan
saluran cerna bagian atas, hematemesis dan melena (anemia), ulkus peptikum,
perforasi (Arief, 2000).
Berdasarkan masalah tersebut perawat melalui Upaya promotif yaitu
penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu
mengenal masalah gastritis dan dapat menanggulanginya. Upaya preventif yaitu
menyarankann agar tidak makan yang pedas dan asam. Upaya kuratif yaitu
memberitahukan pada pasien untuk mengkonsumsi obat-obat herbal,jika makin
parah maka berikan obat obatan yang digunakan dalam mengatasi gastritis.
Upaya rehabilatif yaitu upaya masa pemulihan perawat berperan penting untuk

menyarankann kepada keluarga atau masyarakat agar menjaga pola makan yang
lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat waktu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Konsep Dasar Gastritis
a.

Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem pencernaan?

b. Apa definisi dari Gastritis?


c. Bagaimana epidemiologi Gastritis?
d. Apa etiologi dari Gastritis?
e. Bagaimanakah patofisiologis pada Gastritis?
f. Apa saja manifestasi klinis dari Gastritis?
g. Apa saja klasifikasi dari Gastritis?
h. Bagaimana prognosis Gastritis?
i. Apa saja komplikasi dari Gastritis?
j. Bagaimanakah penatalaksanaan Gastritis?
k. Bagaimana cara pencegahan Gastritis?
2. Konsep Asuhan Keperawatan Secara Teoritis
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Rencana Asuhan Keperawatan
3. Bagaimana asuhan keperawatan berdasarkan scenario kasus Gastritis?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan bahan ajar ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan mahasiswa dalam
menerapkann asuhan keperawatan keluarga dengan masalah Gastritis.
2. Tujuan Khusus : Melalui pendekatan proses keperawatan keluarga
diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah Gastritis.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan masalah
Gastritis.

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah


Gastritis.
d. Melaksanakan rencana dalam asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah Gastritis.
e. Melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah Gastritis.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
D. Manfaat
Dari penyusunan makalah ini, diharapkan :

Dapat

memberikan

manfaat

bagi

mahasiswa

keperawatan

dalam

menganalisa kasus dan menyusun proses keperawatannya mulai dari

pengkajian hingga melakukan evaluasi dari kasus tersebut.


Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan kelompok, khususnya

dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gastritis.


Diharapkan dapat menambah wawasan bagi semua pembaca, tak terkecuali
masyarakat. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat menjadi panduan
bagi semua pihak dalam memahami cara pertolongan pertama pada kasus
Gastritis ini. Sehingga masyarakat mampu mengatasi, menangani, dan
melakukan tindakan sesuai paduan teoritis yang benar.

Anda mungkin juga menyukai