ABSTRAK
Hendra Galih Prastyono, 2009. Earned Value Analysis terhadap Waktu pada
Proyek Pembangunan Gedung (Studi kasus Proyek Pembangunan Gedung C
Fakultas MIPA UNS). Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Seiring dengan perkembangan industri konstruksi di Indonesia yang sangat maju, pembangunan
sarana fisik perlu suatu pengelolaan yang serius, mengingat semakin besarnya ukuran proyek dan
semakin kompleksnya ketergantungan antara satu bagian pekerjaan dengan pekerjaan yang lain dalam
satu proyek untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek bisa mengalami keterlambatan, percepatan, ataupun tepat waktu
sesuai jadwal rencana proyek.Dalam Konsep Nilai Hasil (Earned Value Analysis) akan dikaji untuk
meramalkan apakah waktu penyelesaian proyek sesuai dengan rencana awal jadwal proyek
dalam setiap periode pelaporan.
Metode ini memberikan informasi Varian Jadwal (Schedule Varians) dan Indek Kinerja Jadwal
(Schedule Performance Index).Pada Proyek Pembangunan Gedung C Fakultas MIPA tahap I UNS,
selama pelaksanaan proyek dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-19 terjadi deviasi antara
rencana jadwal proyek dengan pelaksanaan proyek, dan pada minggu ke-20 proyeksi waktu
penyelesaian proyek sesuai dengan rencana awal proyek (time schedule) yaitu selama 150 hari.
Kata kunci : EVA, Pengendalian Waktu, Time Schedule, Schedule Performance
Index
Latar Belakang
Dewasa ini pembangunan sarana fisik di
Indonesia semakin pesat seiring dengan
digalakkannya modernisasi oleh
pemerintah dengan tujuan menyongsong
era globalisasi. Dalam manajemen
konstruksi, perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian dari
industri jasa konstruksi dapat diatur
sesuai dengan sumber daya yang ada.
Karena
dalam jasa konstruksi dituntut untuk
mampu bersaing dan melaksanakan
proyek
secara tepat waktu dan lancar sesuai
Pembuatan rencana kerja merupakan
salah satu dari langkah awal perencanaan.
Perencanaan dibuat untuk mencapai
efektifitas dan efisiensi yang tinggi dari
sumber daya yang akan digunakan
selama pelaksanaan proyek konstruksi.
Sumber
daya yang direncanakan adalah tenaga
kerja (man), peralatan (machine), metode
(method), bahan (material), dan uang
(money). Sumber daya ini harus
direncanakan seefisien dan seefektif
mungkin agar diperoleh biaya
mempengaruhi proses suatu proyek
konstruksi berbeda satu sama lain.
Kondisi alam seperti perbedan letak
geografis,
hujan, gempa dan keadaan tanah,
merupakan faktor yang turut
mempengaruhi
keunikan proyek konstruksi.
penyelesaian proyek dengan Konsep
Pelaksanaan
yang minimum. Dalam pelaksanaan kita
harus menyusun penggolongan pekerjaan
sesuai dengan kualifikasinya masingmasing. Penjadwalan yang tepat dengan
pengalokasian sumber daya yang tepat m
endukung keberhasilan suatu proyek.
Dalam pelaksanaan suatu proyek sangat
jarang ditemui suatu proyek yang
berjalan tepat sesuai dengan yang
direncanakan. Umumnya mengalami
keterlambatan yang direncanakan, baik
waktu maupun kemajuan pekerjaan,
tetapi
ada juga proyek yang mengalami
percepatan dari jadwal awal yang
direncanakan.
Untuk mengetahui pelaksanaan proyek
dalam suatu periode kita dapat
meramalkan (forecasting) terhadap waktu
spesifikasi pekerjaan yang terdapat dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
yang telah ditetapkan.
Proyek konstruksi memiliki karakteristik
unik atau tidak berulang. Proyek yang
terjadi pada suatu proyek tidak akan
berulang pada proyek lainnya. Hal ini
disebabkan oleh kondisi-kondisi yang
waktu, bukan biaya. Dasar yang sama
Earned Value Management (EVM) titik
data yang digunakan. Indikator mirip
dengan biaya, yang diturunkan dari
jadwal yang diperoleh ukuran. Indikator
ini
memberikan status dan prediksi
kemampuan untuk jadwal, analog dengan
biaya.
Varians Jadwal
Dari hasil perhitungan varians terpadu
didapat nilai varians jadwal selalu
bernilai
positive tiap minggunya dan indeks
produktivitasnya selalu bernilai lebih dari
1(satu) tiap minggunya.
yaitu selama 150 hari.
Akan tetapi, dari Gambar 4.2. terlihat
pada waktu awal-awal proyek, perkiraan
waktu penyelesaian proyek mengalami
percepatan. Percepatan ini terlihat mulai
dari minggu pertama pelaksanaan proyek
yang mengalami prestasi yang cukup
tinggi sehingga perkiraan penyelesaian
proyek menjadi sangat cepat (lihat
Lampiran A.1). Hal tersebut diakibatkan
adanya pekerjaan galian keprasan tanah
dan buangan serta pekerjaan timbunan
tanah setempat dan pemadatan yang
dalam
PV belum direncanakan tetapi sudah
Gambar 4.2. Histogram EAS tiap
dilaksanakan sehingga mempengaruhi
Minggu
Dari perhitungan dihasilkan nilai estimasi terhadap kecepatan proyek pada minggu
berikutnya.
waktu sisa akhir proyek yang harus
Sedangkan pada minggu ke-2 ada
tersedia pada minggu ke-20 adalah
beberapa pekerjaan tanah dalam PV
selama ETS 10 hari. Dari nilai estimasi
sudah
tersebut diketahui perkiraan total waktu
direncanakan untuk dikerjakan tetapi
penyelesaian proyek :
belum dilaksanakan di lapangan yang
EAS = waktu yang sudah terlaksana +
menyebabkan perkiraan waktu
ETS
penyelesaian proyek lebih lambat dari
= 140 + 10 = 150 hari.
perkiraan
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa
pada minggu pertama (lihat Lampiran
pada saat evaluasi dilakukan pada
A.2). Perkiraan pada minggu ke-10
minggu
terjadi
ke-20 proyek berjalan sesuai dengan
rencana awal waktu penyelesaian proyek percepatan nilai EAS dibandingkan