Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

Gangguan Cemas Menyeluruh


Trainer : dr. Orisa Sativa

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dewi Purnamasari
Erni Hastirini
Gharini Sumbaga N
Indah Ichtiani
Juhan Baidowi
Supartiningsih
Zulfa H P
Eko Setiono S
Yuli Kusuma W

H2A009013
H2A009018
H2A009020
H2A009025
H2A009026
H2A009044
H2A009050
H2A008016
H2A008048

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013
I. PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis dilakukan 11 April 2013 pukul 09.00 WIB
A. Identitas Pasien

Nama

: Ny. Tinah

Umur

: 35 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Pucang Gading

Pekerjaan

: Cleaning Service

Pendidikan tertinggi : tidak lulus SD


Status pernikahan

: Sudah Menikah

Alloanamnesis tidak dilakukan


B. Keluhan utama :
1. Autoanamnesis : Susah tidur
2. Alloanamnesis : T.d.l
C. Perjalanan penyakit sekarang
Kurang lebih 1 tahun lalu pasien mulai kesulitan tidur tanpa sebab. Pasien
juga terus-menerus merasakan perasaan takut tertabrak kendaraan saat
diperjalanan. Keluhan yang dirasakan ringan dan tidak sampai
mengganggu pekerjaan.
Kurang lebih 8 bulan yang lalu pasien periksa ke klinik 24 jam dengan
keluhan yang hampir sama yaitu sulit tidur yang dirasa terus menerus
ditambah rasa cemas, jantung sering berdebar-debar dan keringat dingin.
Oleh dokter dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
seperti EKG dan laboratorium didapatkan hasil normal. Sehingga dokter
memutuskan merujuk pasien ke spesialis kejiwaan. Tetapi pasien menolak,
karena merasa dirinya tidak gila. Keluhan tersebut juga mempengaruhi
kerja pasien sehingga kacau balau dan sering ditegur oleh atasannya yang
baru.
Kurang lebih 1 minggu ini pasien keluhan cemas, jantung berdebar-debar,
keringat dingin dan sakit perut yang dirasakan semakin berat dan

menetap. Seminggu yang lalu pasien ditegur lagi oleh atasannya dan
diancam akan dipecat. Semenjak hal tersebut pasien merasa sangat sedih,
sering menangis dan nafsu makan menurun. Pasien juga takut dan cemas
bila bertemu atasannya dan lebih memilih menghindar.
D. Riwayat penyakit dahulu
1. Riwayat psikiatri :
Pasien tidak pernah mengalami gangguan seperti ini atau gangguan jiwa
lainnya.
2. Riwayat penyakit medis :
Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat DM

: disangkal

Riwayat kejang

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat trauma kepala

: disangkal

3. Riwayat penggunaan obat-obatan dan NAPZA :


Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat terlarang.
E. Global Assessment of Function ( GAF )
1. 1 tahun sebelum datang GAF 80-71
Gejala

: sulit tidur, cemas, perasaan tidak enak dan takut celaka

Stressor

: tidak diketahui

Hendaya : fungsi peran

: (-)

fungsi sosial

: (-)

perawatan diri

: (-)

waktu luang

: (-)

2. 8 bulan sebelum datang GAF 70-61


Gejala

: sulit tidur, cemas, perasaan tidak enak, berdebar-debar, dan


berkeringat dingin

Stressor

: dimarahi atasan karena pekerjaan selalu tidak beres

Hendaya : fungsi peran

: (-)

fungsi sosial

: (-)

perawatan diri

: (-)

waktu luang

: (-)

3. 1 minggu sebelum datang GAF 60-51


Gejala

: sulit tidur, cemas, perasaan tidak enak, berdebar-debar,


sakit perut, berkeringat dingin, sedih, hilang nafsu makan
dan sering menangis

Stressor

: terancam dipecat dari pekerjaan

Hendaya : fungsi peran

: (+)

fungsi sosial

: (+)

perawatan diri

: (-)

waktu luang

: (+)

4. saat datang GAF 60-51


Gejala

: sulit tidur, cemas, perasaan tidak enak, berdebar-debar,


sakit perut, berkeringat dingin, sedih, hilang nafsu makan
dan sering menangis

Stressor

: terancam dipecat dari pekerjaan

Hendaya : fungsi peran

: (+)

fungsi sosial

: (+)

perawatan diri

: (-)

waktu luang

: (+)

6051
7061

Kurva GAF dan Perjalanan Penyakit

8071
9081
10091

1 th

1 minggu

F.

Riwayat pramorbid
1. Riwayat prenatal dan perinatal :
Pasien merupakan anak ke-4empat dari empat bersaudara. Persalinan
normal, saat kelahiran tidak ada trauma, tidak ada cacat bawaan,
lamgsung menangis.t Asi eksklusif (-), susu formula (+).
2. Riwayat masa anak awal ( 0-3 tahun ) :
Pada umur 2 bulan ibunya telah meninggal lalu diasuh oleh saudara
(bulek). Suka makan, asi eksklusif (-), Tidak begitu diperhatikan oleh
keluarga, hubungan dengan saudara kandung tidak baik. Toilet training
umur 3 tahun.
3. Riwayat masa anak pertengahan ( 3-11 tahun ) :
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya.

Ngompol

sampai usia 4 tahun. Sekolah sampai kelas 2 SD. Pasien merasa iri
dengan teman yang diantar oleh ibunya.
4. Riwayat masa anak akhir ( masa pubertas-remaja ) :
Pasien adalah pribadi yang tertutup, karena sering dikucilkan dan diejek
oleh saudara kandung dan temannya. Pasien jarang menceritakan
masalah pribadinya. Pasien mulai tertarik dengan lawan jenis saat umur
16 tahun.
G. Riwayat masa dewasa

1. Riwayat pekerjaan :
Pada usia 16 tahun, pasien mulai bekerja sebagai pembantu rumah
tangga selama 3 tahun, lalu berhenti dan pindah bekerja sebagai penjaga
toko kurang lebih selama 1 tahun. Lalu pada usia 20 tahun bekerja
sebagai cleaning service sampai sekarang (15 tahun). Akhir-akhir ini
mempunyai hubungan yang tidak baik dengan atasannya. Sering
dimarahin atasannya karena tidak konsentrasi dan melakukan kesalahan
dalam bekerja. 1 minggu yang lalu pasien ditegur dan peringatkan mau
dipecat.
2. Riwayat perkawinan dan persahabatan :
Menikah pada umur 25 tahun dengan suami pilihannya sendiri,
mempunyai seorang anak laki-laki umur 9 tahun. Hubungannya dengan
teman baik.
3. Riwayat militer :
Pasien

tidak

pernah

mengikuti

pendidikan

maupun

kegiatan

kemiliteran. Keluarga juga tidak menerapkan disiplin ketat pada pasien.


4. Riwayat pendidikan :
Pasien tidak tamat SD karena status ekonomi
5. Keagamaan :
Pasien beragama islam dan mengerjakan shalat 5 waktu dan
6. Aktivitas sosial :
Pasien mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dilingkungannya
seperti pengajian namun seminggu ini pasien lebih suka dirumah.
7. Situasi hidup sekarang :
Pasien hidup bersama suami dan anak laki-lakinya, suami bekerja
sebagai pengantar obat luar kota sehingga jarang pulang rumah.
8. Riwayat hukum :
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
H. Riwayat psikoseksual

Pasien tidak pernah melakukan atau mengalami kekerasan, pelecehan atau


penyimpangan seksual. Pasien menstruasi pada usia 11 tahun.
I. Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga sakit seperti ini atau mengalami gangguan kejiwaan

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan meninggal
: Perempuan
: Pasien
J. Mimpi, khayalan, nilai hidup
Pasien jika mendapat rezeki ingin membangun rumah. Pasien /ingin hidup
lebih tentram dan nyaman.
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 11 April 2013
A. Gambaran umum
1. Penampilan :
a. Kebersihan : cukup
b. Kerapian : cukup
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
a. Tingkah laku
: normoaktif
b. Sikap
: kooperatif
c. Sikap terhadap pemeriksa
: kooperatif
d. Kontak psikis
: ada, wajar, dapat dipertahankan
B. Mood dan afek
1. Mood: anxietas

2. Afek : appropiate
3. Ekspresi emosi yang lain :
a. Pengendalian
b. Stabilitas
c. Echt unecht
d. Dalam / dangkal
e. Arus emosi
f. Empati
g. Skala diferensiasi

: cukup
: stabil
: sungguh-sungguh
: dalam
: cukup
: dapat diraba rasakan
: cukup

C. Pembicaraan
1. Kualitas : cukup
2. Kuantitas : cukup
3. Bicara spontan : cukup
4. Sulit mulai bicara / sulit ditarik : (-)
5. Kecepatan bicara / lambat bicara : cukup
D. Gangguan persepsi :
1. Halusinasi
a. Visual
b. Audiotorik
c. Olfaktorik
d. Gustatorik
2. Ilusi
a. Visual
b. Audiotorik
c. Olfaktorik
d. Gustatorik
e. Taktil

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

e.
f.
g.
h.

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

E. Pikiran
1. Bentuk pikir
: realistis
2. Arus pikir
: Normal
a. Flight of idea
: (-)
b. Asosiasi longgar
: (-)
c. Inkoherensi
: (-)
d. Tangensial
: (-)
e. Sirkumstansial
: (-)
f. Neologisme
: (-)
g. Jawaban inrelevan
: (-)
3. Isi pikir
: Normal
a. Though of echo
: (-)
b. Though of insertion
: (-)
c. Though of withdrawal : (-)
d. Though of broadcasting : (-)
e. Though of control
: (-)

Taktil
Haptik
Kinestetik
Autoskopi

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

h. Retardasi
i. Asosiasi bunyi
j. Blocking
k. Perseverasi
l. Verbigerasi
m. Lancar
n. Giggling

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

f. Delution of influence : (-)


g. Delution of passivity : (-)
h. Delution of perfection : (-)
F. Sensorium dan kognitif
1. Kesiagaan dan tingkat kesadaran : jernih
2. Orientasi : tempat, waktu, personal, dan situasional dalam keadaan baik
3. Daya ingat :
a. Daya ingat segera
: baik
b. Daya ingat jangka pendek
: baik
c. Daya ingat jangka menengah : baik
d. Daya ingat jangka panjang
: baik
4. Konsentrasi
: menurun
5. Perhatian
: hipovigilitas
6. Kemampuan visuo spasial
: baik
7. Pikiran abstrak
: baik
8. Sumber informasi dan kecerdasan : kurang (pendidikan rendah)
G. Pengendalian impuls : cukup
H. Tilikan
: sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu
I.
J.
K.
L.

yang tidak diketahui pada diri pasien (derajat 4)


: baik
: kurang
: baik
: dapat dipercaya

Empati
Intelegensia
Pertimbangan
Realibilitas

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 11 April 2013 Pukul 09.00 WIB
1. Keadaan umum

: Baik,

2. Kesadaran

: compos mentis, GCS : 15

3. Vital sign
a. TD

: 120/90 mmHg

b. Nadi

: 110 x/menit (regular, isi dan tegangan cukup)

c. RR

: 20 x/menit (reguler)

d. Suhu

: 370C

4. Status Gizi
a. BB

: 55 kg

b. TB

: 150 cm

c. BMI

: 24,4 kg/m2 (kesan : overweight) WHO 2000

5. Status Internus
a. Kulit

: warna sawo matang, turgor kulit dapat kembali spontan,


ptekie (-)

b. Kepala

: kesan mesocephal, rambut hitam, mudah rontok (-)

c. Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor


3 mm

d. Hidung

: nafas cuping hidung (-), sekret (-)

e. Telinga

: serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan


mastoid (-/-)

f. Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-)

g. Leher

: pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)

h. Thorax :
Paru
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak
2. Palpasi
Stem/taktil fremitus
Nyerit ekan
Pelebaran ICS
3.

Perkusi

4.

Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan

Dextra

Sinistra

normal
Simetris

normal
Simetris

Dextra = sinistra
(-)
(-)

Dextra = sinistra
(-)
(-)

Sonor diseluruh lapang Sonor di seluruh lapang


paru
paru
Vesikuler
ronki (-), whezing (-)

Vesikuler
ronki (-), whezing (-)

Belakang
5. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak
6.

Palpasi
Stem fremitus
Nyeritekan
Pelebaran ICS

7.

Perkusi

8.

Auskultasi
Suaradasar
Suara tambahan

normal
Simetris

normal
Simetris

Dextra = sinistra
(-)
(-)

Dextra = sinistra
(-)
(-)

Sonor di seluruh lapang Sonor di seluruh lapang


paru
paru
Vesikuler,
ronki (-), whezing (-)

Tampak anterior paru

Vesikuler,
ronki (-), whezing (-)

Tampak posterior paru

SD : vesikuler
ST : ronki (-), wheezing (-)

SD : vesikuler
ST : ronki (-), wheezing (-)

Jantung
Inspeksi
Palpasi

: ictus cordis tidak tampak


: ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus
epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi

a. batas atas

: ICS II lin.parasternal sinistra

b. pinggang jantung

: ICS III parasternal sinsitra

c. batas kanan bawah

: ICS V lin.sternalis dextra

d. kiri bawah

: ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula

sinistra
konfigurasi jantung normal

Auskultasi : Suara jantung murni: SI, SII (normal) reguler.


Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-),
SIV (-)
Abdomen
Inspeksi

: Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar,


ikterik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Perkusi

: timpani seluruh regio abdomen


Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Palpasi

: nyeri tekan epigastrum (-),


Hepar, lien dan ginjal tidak teraba

B. Pemeriksaan Neurologis
1. Kepala

: bentuk mesocephal,
nyeri tekan (-),
rangsang meningal (-)

2. Mata

: gerakan mata bebas ke segala arah


pupil bulat, isokor, D 3mm/3mm
reflek cahaya direct indiret (+)/(+)
diplopia (-)/(-)
mata kabur (-)/(-)
strabismus (-)/(-)
nistagmus (-)/(-)

3. Leher

: simetris, pergerakan bebas, kaku kuduk (-)

4. Motorik

Superior

Inferior

a. Gerakan

+/+

+/+

b. Tonus

N/N

N/N

c. Klonus

-/-

d. Reflek fisiologis

+N/+N

e. Reflek patologis

-/-

f. Kekuatan

5/5/5

5. Fungsi saraf kranial


6. Fungsi vegetatif

-/+N/+N
-/5/5/5

: t.d.l
: miksi dan defekasi normal

C. Pemeriksaan Penunjang
7. Laboratorium darah
8. EKG
IV. FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang wanita usia 35 tahun, agama islam, suku bangsa Jawa, sudah
menikah, bekerja sebagai cleaning service, kebersihan dan kerapian cukup,
datang dengan keluhan sulit tidur, jantung berdebar-debar, dan berkeringat
dingin.
A.

Axis I
Dari hasil pemeriksaan pasien didapatkan gejala-gejala gangguan cemas
menyeluruh. Sesuai dengan pedoman gangguan cemas menyeluruh titik
hitam pertama, yaitu:
1. Anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari
untuk beberapa bulan.
Pasien juga memenuhi titik hitam kedua yaitu:
2. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, sulit konsentrasi, dsb).
3. otonomik (berkeringat, jantung berdebar-debar, keluhan lambung, dsb).

B. Axis II
Dari autoanamnesis, tidak didapatkan gangguan kepribadian pada riwayat
premorbid.

C. Axis III
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan gangguan fisik yang mendasar
sehingga pada axis ketiga tidak ada diagnosis.
D. Axis IV
Dari hasil autoanamnesis didapatkan bahwa terdapat masalah pekerjaan
yang menjadi stressor pada pasien.
E. Aksis V :
Dari autoanamnesis didapatkan GAF saat datang adalah 60-51.
V. DIAGNOSIS BANDING
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Gangguan campuran anxietas dan depresi
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis 1

: F. 41.1 gangguan cemas menyeluruh

Axis 2

: Z.03 .2 tidak ada gangguan diagnosis axis 2

Axis 3

: tidak ada diagnosis

Axis 4

: masalah pekerjaan

Axis 5

: GAF satu tahun terakhir 80-71


GAF 8 bulan terakhir 70-61
GAF saat datang 60-51

VII. TERAPI
A. Psikoterapi
1. Terapi kognitif
2. Terapi suportif
3. Terapi berorientasi tilikan
B. Farmakologi
Diazepam PO 5 mg x 2 tab sehari
VIII. PROGNOSIS
A. Genetik

: tidak

B. Onset

: lambat

C. Faktor pencetus

: ada

D. Kepribadian pramorbid

: baik

E. Status marital

: kawin

F. Status ekonomi

: tidak mampu

G. Kekambuhan

: tidak

H. Support lingkungan

: ada

I.

Gejala positif

: tidak

J. Gejala negatif

: tidak

K. Respon terapi

: baik

Dalam kasus ini prognosis pasien adalah dubia ad bonam ditinjau dari
tidak adanya faktor genetik, onset yang lambat, kepribadian premorbid
penderita yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik di
tempat kerja maupun interaksi sosialnya, pergaulannya, dan tidak
mempunyai sifat tergantung pada orang lain, status marital menikah, adanya
support lingkungan, dan respon terapi yang baik.
IX.

PEMBAHASAN GANGGUAN CEMAS (ANXIETAS)


A. DEFINISI
Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak
tidak menentu dan kaburtentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini
disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniahyang khas dan yang akan
datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong
diperut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau
rasa mau kencing atau buangair besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin
bergerak dan gelisah.

B. ETIOLOGI
1. Kurangnya pengetahuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap
pertumbuhan dan perkembangan lingkungan sosial

2. kurangnya dukungan dari orang tua, teman sebaya atau lingkungan


masyarakat sekitar
3. tidak mampu menyesuaikan diri dengan berbagai tekanan yang ada
C. FAKTOR RESIKO
1. usia
2. status kejiwaan dan fisik
3. nilai-nilai budaya dan spiritual
4. pendidikan
5. mekanisme defense
6. dukungan sosial
7. tahap pengembangan
8. pengalaman masa lalu
9. pengtahuan
D. GEJALA UMUM ANXIETAS
1. Gejala psikologik:
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut
gila, takut kehilangan kontroldan sebagainya.
2. Gejala fisik:
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing,
ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal,
gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan yang dikemukakanpasien
dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadangkadang merasa harusmenarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan
dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kakidan tangan merasa
kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak
terusmenerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan berat;
kadang- kadang ada gagap dan banyaklagi keluhan yang tidak spesifik
untuk penyakit tertentu.
E. BENTUK GANGGUAN CEMAS
1. Gangguan Fobik
2. Gangguan Panik
3. Gangguan Anxietas Menyeluruh
4. Gangguan Stres Akut

5. Gangguan Stres Pasca Trauma


6. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
7. Gangguan Obsesif-kompulsif
1. Gangguan Fobik
Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional dan menyebabkan penghindaran yang
disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.Fobia adalah ketakutan
yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa
tertentu. Agorafobia adalah ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat
publik dan berpergian sendiri dengan gejala ketegangan, pusing, kompulsi,
merenung, depresi, dan ketakutan. Fobia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fobia
sosial dan fobia khas
2. Gangguan panik
Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik spontan dan
tidakdiprediksikan. Serangan panik adalah suatu periode kecemasan atau
ketakutan yangkuat dan relative singkat (biasanya < satu tahun), yang
disertai oleh gejala somatikstertentu seperti takipneu dan palpitasi.
Ada dua kriteria gangguan panik,yaitu gangguan panik tanpa agorafobia dan
gangguan panik disertai agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada episode serangan
panik.
3. Gangguan cemas menyeluruh
Gangguan Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan

yang

berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari,
selama 6 bulan atau lebih. Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya
anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang
dominan sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan,
gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasaringan, palpitasi,
pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhan keluhan yang lazim
dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya
akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu
dekat, merupakan keluhan yangseringkali diungkapkan.
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti


diujung tanduk, sulitkonsentrasi, dsb.);
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
c. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,
dsb.).Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan
berlebihan untuk ditenangkan(reassurance)

serta

keluhan-keluhan

somatik berulang yang menonjol.


Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas
otonom, dankewaspadaan kognitif.
4. Gangguan stress pasca trauma
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik. PTSD bisanya
muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan
ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD
5. Reaksi Stress Akut
Suatu gangguan sementara yang cukup parah tanpa adanya
gangguan jiwa lain yang nyata sebagai respons terhadap stres
fisikmaupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam
beberapa jam atauhari. Stresornya dapat berupa pengalaman
traumatik yang luar biasa.

6. Obsesif-Kompulsif
Kompulsif adalah tingkahlaku yang berulang, tidak bisa dihilang
kan dan tidak dikehendaki
Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yan
g dilihat(7%)Kompulsi (2 macam). Konseling dan medikasi : mengenali,
menghadapi, menantang pikiran yang berulangdapat mengurangi gejala
obses,

yang

pada

akhirnya

mengurangi

perilaku

kompulsif.

Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien u


ntuk mengatasisituasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil
mengatasi situasi.

7. Gangguan campuran anxietas dan depresi


Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala
anxietas maupundepresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian
gejala yang cukup beratuntuk menegakkan diaognosis tersendiri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, Harold I., S. Benjamin J., G. Jack A. Synopsis of Psychiatry (ed. I
Made Wiguna S. Tanggerang: Binarupa Aksara. 2010. Hal:791-832
2. American Psychiatric Association, Diagnostic Criteria, DSM -IV - TR, 2005:
209-2232.
3. Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masya rakat
,
4. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas.3.Departemen
Kesehatan R.l.
Pedoman
Penggolongan dan
Diagnosis
GangguanJiwa di Indonesia III, Direktorat

Anda mungkin juga menyukai