Anda di halaman 1dari 5

Diskusi

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri pada suatu
tempat? Jelaskan!
2. Apakah kegunaan biakan murni bakteri?
Jawaban:
1. A. Faktor intrinsik, yaitu factor yang berasal dari dalam bakteri itu sendiri, antara
lain:
a. pH, bakteri tumbuh baik pada rentang pH 4-8, namun bila pH di atas
maupun di bawah pH tersbut, maka bakteri sulit untuk hidup, kecuali untuk
jenis bakteri tertentu yang memang dapat hidup di daerah ekstrim. pH yang
berbeda dapat terjadi karena proses metabolisme yang terjadi dalam sel.
b. potensial oksidasi-reduksi, hal ini berkaitan medium kultur yang merupakan
faktor kritis dalam penentu pertumbuhan suatu inokulum yang ada pada saat
dipindahkan ke media yang baru.
c. kondisi osmotic, konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel
bakteri, umumnya lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel.
d. kandungan nutrisi, zat-zat yang terkandung antara lain air, sumber energy,
sumber nitrogen, mineral, vitamin dan factor pertumbuhan lain.
e. kandungan antimikroba, makanan yang tahan terhadap pertumbuhan
mikroba berarti di dalamnya mengandung senyawa bersifat antimikroba,
yang menghambat pertumbuhan bakteri.
f. struktur biologi, pada bahan alami seperti biji-bijian, memiliki struktur yang
dapat mencegah masuknya mikroba ke dalam makanan.
B. Factor ekstrinsik, yaitu factor yang bersal dari luar bakteri tersebut
(lingkungan), antaralain:
a. temperature, kematian bakteri disebabkan karena temperature mengikuti orde
pertama, bahwa pemberian temperatur lethal, kecepatan kematian tergantung
pada jumlah sel hidup yang ada.
b. karbondioksida, terdapat bakteri aerob dan an-aerob. Bila bakteri aerob
semakin banyak CO2 maka, ia akan sulit untuk hidup, begitu sebaliknya.
c. cahaya, kondisi gelap lebih disukai bakteri dari pada kondisi terang.
d. kelembaban relative lingkungan, semakin lembab lingkungan, maka bakteri
yang terkandung semakin banyak.

2. Biakan murni bakteri berguna untuk isolasi koloni bakteri yang nantinya dapat
dilakukan pengamatan berdasarkan karakter biokimia bakteri yang akan
mempengaruhi sifat pertumbuhan bakteri pada suatu medium spesifik.

Diskusi
1. Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara bakteri gram positif
dan gram negative? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam proses pewarnaan
gram!
Jawaban: Karena teori Salton menjelaskan bahwa ada konsentrasi lipid yang tinggi
pada dinding sel bakteri Gram negatif. Sehingga jika lipid dilarutkan dalam
pemberian alcohol, maka poripori akan membesar dan tidak mengikat pewarna. Hal
ini menyebabkan bakteri menjadi tidak berwarna. Sedangkan bakteri Gram positif
akan mengalami denaturasi selama pemberian alcohol. Hal ini akan mengecilkan
poripori sehingga menghasilkan kompleks kristal iodium. Bakteri Gram positif
memiliki dinding sel yang kuat dan lapisan peptidoglikan sebanyak 30 lapisan

sehingga permeabilitas dinding selnya menjadi berkurang. Sedangkan bakteri Gram


negatif hanya memiliki 12 lapisan peptidoglikan sehingga memiliki permeabilitas
dinding sel yang lebih besar.
Pada zat warna yang bersifat basa, warna terdapat pada ion positif (zat
pewarna+ Cl-) dan pada pewarna asam, warna akan terdapat pada ion negatif (zat
pewarna- Na+). Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol
disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam
protoplasma sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat
bakteri akan bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa, Kristal violet, safranin dan
metilin blue adalah beberapa zat pewarna basa yang biasa digunakan. Sebaliknya zat
pewarna asam ditolak oleh muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai
bakteri dengan zat pewarna asam akan menghasilkan hanya pewarnaan pada daerah
latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakang yang
berwarna. Terdapat dua ketegori bakteri secara gram menurut keadaan pH, yaitu:
1. Bakteri tahan asam Bakteri tahan asam baru akan terkarakterisasi setelah
pewarnaan setelah pemberian asam alkohol. Hasilnya berwarna merah.
2. Bakteri tidak tahan asam Hasilnya adalah berwarna biru karena dekolorisasi pada
pewarnaan pertama oleh asamalkohol, jadi perlu diberi pewarnaan kedua berupa
counter stain. Sifat tahan asam pada bakteri tahan asam disebabkan karena dinding
selnya terdiri atas peptidoglikan, arabinogalaktan, dan lipid (50%nya tersusun atas
asam mikolat).
Prosedur pertama dari pewarnaan gram ini adalah memberi pewarna kristal
violet, setelah 1 menit dibilas dan kemudian akan diberikan pewarna yodium, setelah
dua menit dibilas dan kemudian akan diberi laputan alkohol 95% selama satu menit,
kemudian dibilas dan diberi pewarna safranin atau bismarck (untuk buta warna
merah) selama 30 detik. Zat pewarna kristal violet dan yodium akan membentuk
senyawa yang kompleks. Setelah di tambahkan safranin, bakteri Gram positif akan
berwarna ungu. Sedangkan bakteri Gram negatif akan terdekolorisasi oleh alcohol
dan pemberian safranin akan memberikan warna merah pada bakteri Gram negatif.
Dalam pewarnaan gram terdapat empat reagen utama. Reagen pertama (kristal
violet) disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai
dengan jelas. Reagen kedua (kristal iodium) disebut bahan penguat warna (mordant).

Reagen ketiga disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya
warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat
mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding
sel tidak kuat mengikat warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir
adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna pembanding akan
terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar.

Sumber: Untung, 2012

Diskusi
1. Tulislah hasil perhitungan peneraan harga skala micrometer okuler pada
pembesaran 400x dan 1000x. Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua
macam pembesaran tersebut?
2. Tulislah hasil pengukuran sel bakteri yang diamati dalam 3 ulangan, lalu hitunglah
nilai reratanya. Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang
dan diameter selnya, sedang bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter
selnya saja?
Jawaban:
1. Hasil peneraan micrometer okuler perbesaran:
a. 400x
Skala okuler ke-56 = skala objektif ke-55, maka:
56 skala m. okuler = 55 skala m. objektif
=
= 0,55

1 skala m. okuler =
b. 1000x
Pada perbesaran tersebut tidak dapat dilakukan peneraan karena keadaan lensa
objektif yang telah sangat kotor, dan fokusnya tidak dapat terlihat dengan jelas meski
telah dicari. Akbiatnya pada perbesaran tersebut tidak dapat dapat dilakukan
pengamatan sel bakteri.
Perlu dilakukan peneraan pada kedua macam perbesaran tersebut, karena
bakteri dapat diamati dengan jelas menggunakan mikroskop cahaya apabila diamati
dengan perbesaran minimal 400x dan maksimal 1000x, sedangkan untuk perbesaran
40x maupun 100x, bakteri akan sulit untuk terlihat. Hal ini berkenaan dengan
perbedaan indeks bias. Perbesaran kecil seperti 40x dan 100x memiliki indeks bias
yang tinggi sehingga membuat ketelitian dalam penereaan semakin rendah. Maka
semakin kecil indeks bias, akan memperbesar ketelitian dalam peneraan tersebut.
2. a. bakteri koloni 1:
panjang:

=2
=1

lebar:

b.bakteri koloni 2:
panjang:

=8

Bakteri berukuran basil memiliki panjang tubuh yang tidak sama dengan
diameternya. Hal ini karena pada bakteri basil terdapat bagian tertentu yang lebih
panjang (menonjol) dari pada bagian lain, seperti kapsul. Hal ini membuat
pengukuran sel bakteri basil diukur dengan mmepertimbangkan panjang sel dan
diameter sel. Berbeda dengan bakteri bail, pada bakteri kokus karena bentuknya yang
bulat, maka ia memiliki diameter yang sama tiap sisinya, sehingga hanya perlu
dilakukan perngukuran sel dari diameternya saja.

Anda mungkin juga menyukai