Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA
C.

Patofisiologi

Defek pada dinding otot mungkin kongenintal karena kelemahan jaringan atau ruang
luas pada ligament inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra abdominal paling
umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat juga
menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cedera traumatikkarena tekanan
tumpul. Bila dua dari factor ini ada bersama dengan kelemahan otot , individu tersebut akan
mengalami hernia. Bila isi hernia dapat di pindah kedalam rongga abdomen dengan manipulasi ,
hernia disebut redusibel. Hernia iredusibel dan inkarserata adalah istilah yang menunjukkan
hernia yang tidak dapat di pindahkan atau dikurangi manipulasi. Bila tekanan dari cincin hernia
(cincin dari jaringan otot yang di lalui oleh protusi usus). Memotong suplai darah ke segmen
hernia dari usus, usus usus menjadi terstranggulasi, situasi ini adalah kedaruratan bedah karena
kecuali usus terlepas dan usus ini cepat menjadi gangrene karena kekurangan suplai darah
(Ester, monica, 2004).
D.

Manifestasi klinis

Subjektif
Biasanya pasien mengatakan teasa ada yang turun atau kelingsir atau mengatakan adanya
benjolan di selangkangan atau kemaluan.
Objektif
Terdapat benjolan di selangkangan atau kemaluan dan benjolan tersebut bisa mengecil atau
menghilang pada waktu tidur. Bila menangis, mengejan, mengangkat benda berat atau bila
pasien berdiri dapat timbul kembali, bila telah terjadi komplikasi dapat di temukan nyeri.
Keadaan umum pasien biasanya baik
Bila benjolan sudah tampak, di periksa apakah benjolan tersebut dapat dimasukkan kembali.
Pasien diminta berbaring, bernafas dengan mulut untuk mengurangi intra aabdominal. Kemudian
skrotum diangkat berlahan lahan. Diagnosis pasti hernia pada umumnya sudah dapat di tegakkan
dengan pemeriksaan klinis yang teliti.
E.

Pemeriksaan Penunjang

1.
Foto Abdomen
Dapat menyatakan adanya kengerasan material pada apendiks (fekalit), ileus
terlokalisis.
2.
Urinalisis
Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.
3.
Elektrolit
Ketidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya penurunan kalium
akan mempengaruhi kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan

curah jantung.
4.
AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
5.
ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian pada anastesi
(Doengoes, 2000 : 902).
F.

Penatalaksanaan

Pada hernia dilakukan tindakan bedah efektif karena di takutkan tejadi komplikasi. Pada
yang ireponibillis maka di usahakan isi hernia dapat di masukkan kembali. Pasien istirahat baring
dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjoan
misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi
pembengkakan. Dan pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat
tindakan bedah pada hernia ini disebut herniatomi(memotong hernia daan herniorafi memotong
kantong hernia).
Terapi yang dilakukan pada penderita hernia femoralis adalah operasi. Pada
umumnya hernia femoralis cenderung untuk menjadi inkarserasi dan strangulasi.
Operasi terdiri atas herniotomi dan disusul oleh hernioplasti. Hernia femoralis
didekati melalui krural, inguinal dan kombinasi. Pendekatan krural sering dilakukan
pada wanita tanpa membuka kanalis inguinalis. Teknik pendekatan secara inguinali
adalah dengan cara membuka kanalis inguinalis. Padahernia femoralis dengan
inkaserasi atau residif sering digunakan teknik pendekatan kombinasi. Teknik operasi
ini sering dikenal dengan the low operation(Lockwood), the high operation(Mc
Evedy) dan Lotheissen operation.()

Anda mungkin juga menyukai