MATERIAL
II.1. BETON
Beton, khususnya beton mutu tinggi adalah komponen utama dari semua
elemen beton prategang. Sehingga, kekuatan dan daya tahan beton adalah dua
kualitas utama yang paling penting di struktur beton prategang. Efek-efek dalam
jangka panjang dapat dengan cepat mengurangi gaya-gaya prategang dan
menyebabkan kegagalan yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
berbagai upaya untuk menjamin dan mengontrol kualitas pada berbagai tahap
produksi dan konstruksi serta perawatan. Gambar II.1 menunjukkan berbagai faktor
yang mempengaruhi kualitas beton.
adalah kuat tekan beton umur 28 hari yang diperoleh dari pengujian di laboratorium
dengan menggunakan alat uji silinder berdimensi 6x12. Gambar II.2 menunjukkan
grafik perilaku tegangan regangan akibat tekan uniaksial.
dimana :
P
As
Metode yang paling umum digunakan dalam pengujian kuat tarik adalah metode
splitting atau pembelahan silinder. Adapun ilustrasi pengujian tersebut seperti yang
terlihat pada Gambar II.3.
b. Distribusi tegangan
horisontal
dimana :
2P
l Ds
f c'
fc
beton. Umumnya yang diambil cukup mewakili nilai modulus elastisitas beton adalah
'
modulus secant untuk 0.45 f c .
0.45 fc
Strain,
dan untuk beton normal (wc 2400 kg/m3), nilai modulus elastisitas :
E c 4700
f c' MPa
Sedangkan nilai regangan pada saat tegangan maksimum (o) bervariasi antara
0.0015 0.0030. Untuk beton dengan berat normal, nilai o ~ 0.0020.
II.1.4. Hubungan Tegangan Regangan
Pengetahuan mengenai hubungan tegangan regangan beton merupakan hal
penting dalam mengembangkan analisis dan desain serta prosedur-prosedur dalam
struktur beton. Pada Gambar II.6. menunjukkan kurva tegangan regangan yang
diperoleh dari pengujian yang menggunakan benda uji beton silinder yang dibebani
tekan uniaksial.
2. Panjang bagian yang semula relatif linier akan bertambah untuk kuat tekan beton
yang semakin besar
3. Ada reduksi yang sangat nyata pada daktilitas untuk kekuatan yang meningkat
II.1.5. Susut
Susut adalah kontraksi akibat pengeringan dan perubahan kimiawi yang
tergantung pada waktu dan keadaan kelembaban tetapi tidak pada tegangan.
Gambar II.7 mengilustrasikan hubungan susut dengan waktu pada specimen yang
tidak dibebani.
Semakin besar volume elemen beton, semakin berkurang laju dan besar total
susut. Akan tetapi, durasi waktu susut akan lebih lama karena membutuhkan
waktu yang lebih banyak dalam pengeringan untuk mencapai daerah dalam.
d. Kondisi kelembaban sekitar
Semakin tinggi kelembaban, semakin kecil laju penyusutan.
e. Penulangan
Beton bertulangan mengalami penyusutan lebih sedikit dibandingkan dengan
beton polos (tidak bertulangan).
f.
Bahan tambahan
Efek ini bervariasi tergantung pada jenisnya, misal akselarator seperti
kalsium klorida yang digunakan untuk mempercepat proses pengerasan
beton, akan memperbesar susut.
g. Jenis semen
Semen yangcepat mengering akan susut lebih banyak dibandingkan dengan
jenis-jenis
lainnya,
sedangkan
semen
pengkompensasi
susut
akan
menerus
bekerja
disebit
regangan
rangkak.
Pada
Gambar
II.8
Lama pembebanan
g. Nilai tegangan
h. Nilai perbandingan luas permukaan dan volume komponen struktur
i.
Nilai slump
untuk
meningkatkan
kekuatan
lelehnya.
Sedangkan,
untuk
proses
pembuatan stress-relieved strand mengikuti standar ASTM A416. Strand terbuat dari
tujuh kawat dengan memuntir enam diantaranya pada pitch sebesar 12-16 kali
diameter di sekeliling kawat lurus yang sedikit lebih besar. Pelepasan tegangan
identik rangkak pada beton, dengan perbedaan bahwa rangkak adalah perubahan
regangan, sedangkan relaksasi baja adalah kehilangan tegangan pada baja.
II.3. TULANGAN BAJA
Secara umum, tipe tulangan baja untuk elemen non prategang adalah :
1. Batang ulir (hot rolled)
2. Jaring kawat las