Anda di halaman 1dari 16

ANALISA RESIKO VETERINER

(VETERINARY RISK ANALYSIS)


Oleh :
Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH.

Disampaikan pada Kuliah Epidemiologi di Fakultas Kedokteran Hewan


Universitas Airlangga
Surabaya, 21 Desember 2006

PERSPEKTIF ANALISA RESIKO DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Beberapa alasan yang mendasari kepentingan penerapan analisa resiko :
1. Peningkatan kepentingan internasional dalam perdagangan bebas jelas
merupakan
suatu faktor pendorong diterapkannya analisa resiko.
2. Penolakan terhadap suatu keputusan impor yang didasarkan pada alasan alasan
teknis dengan analisa ilmiah semakin umum dilakukan.
3. Penetapan keputusan hanya berpegang pada dasar hukum atau peraturan
perundangan tidak lagi dapat diterima begitu saja.
4. Tuntutan yang semakin kuat untuk secara konsisten tidak menerapkan
perlakuan
yang sama terhadap setiap negara.
5. Perubahan yang cepat dari batas-batas internasional dan praktek - praktek
perdagangan di bidang pertanian menyebabkan konsep tradisional
mengenai
negara bebas (country free dari suatu penyakit dianggap tidak lagi
dapat
memberikan perlindungan terhadap sumber daya ternak.
6. Tuntutan terhadap fleksibilitas dalam menetapkan batas-batas negara,
wilayah
maupun areal tertentu memerlukan perbaikan dalam praktek-praktek
impor

Bagan 1. Empat Komponen Analisa Resiko

IDENTIFIKASI
BAHAYA

PENILAIAN
RESIKO

KOMUNIKASI RESIKO

MANAJEMEN
RESIKO

Gambar 2. Alur Keputusan Analisa Resiko

2. Penilaian
Resiko

1. Identifikasi
Bahaya
Endemik

Strain berbeda
dilaporkan
secara
international

Tidak

Apakah ada
tindakan
pengendalian
penyakit resmi

Tidak

Daerahdaerah
berprevalensi rendah

Tidak

Semua
Penyakit
Hewan

Tidak
diperlukan
usaha
perlindungan

Tidak diperlukan
usaha perlindungan

Ya
Penyakitpenyakit yang
dipertimbangkan
lebih lanjut

3.
Manajemen
Resiko

Penerapan persyaratan normal OIE


Apakah penularan
mungkin terjadi ?
- kesesuaian iklim
- kesesuaian vektor
- kerentanan populasi
hewan
- potensi reservoir
satwa liar

Ya

Penilaian
Resiko

Penerapan persyaratan normal OIE +


usaha perlindungan
tambahan yang
diperlukan
atau pelarangan
produk

Eksotik
Zoonosis ?
Akibat merugikan ?
- perdagangan
- produksi hewan/
kesejahteraan
- biaya pengendalian
pemberantasa
- satwa liar

Tidak

Tidak dperlukan
usaha perlindungan

Tabel 1 : Daftar bahaya yang dapat diidentifikasi

Agen
patogen

Kriteria
Dapat
Menimbulkan
dampak

identifikasi bahaya

Ada di negara
pengekspor

Kejadian
penyakit di
Indonesia

Bahaya
(hazard)
(Ya/tidak)

Agen 1

Ya

Ya

Tidak ada

Ya

Agen 2

Tidak

Ya

Tidak ada

Tidak

Agen 3

Ya

Tidak

Tidak ada

Tidak

Agen 4

Ya

Ya

Ada : Tidak
dikontrol

Tidak

Lengkapi

bahaya yang dapat diidentifikasi .

Bagan 3 : Tahapan Penilaian Resiko

Penilaian
Pelepasan

Penilaian
Pendedahan

Penilaian
Dampak

Prakiraan Resiko

Bagan 4. Hubungan Antara Proses Penilaian Resiko dan Manajemen Resiko


PENILAIAN
RESIKO

LAPORAN

Penilaian pelepasan
Penilaian pendedahan
(exposure)

MANAJEMEN
RESIKO

Penilaian dampak
(assesment)

Evaluasi resiko

Prakiraan resiko

Evaluasi pilihan
Pelaksanaan
Monitoring dan kajian

EVALUASI
Sistem kesehatan hewan
Zona dan regionalization
Surveilans and monitoring
Kesehatan hewan

Bagan 5. Diagram Ringkasan Proses Penilaian resiko

Elemen dari
Penilai Resiko

Nilai
resiko

Susun
pertanyaan
yang sesuai

Identifikasi
semua potensi
bahaya

Kerjasama
Tim

Rancangan
model
tapak alur

Kumpulkan
informasi yang
diperlukan

Bagan 6 : Sumber dan arus informasi untuk penilaian resiko kuantitatif importasi hewan dan produk hewan
OIE- keanggotaan
- publikasi
Disease Information
Buletin
World Animal Health
International Animal Health Code
Manual of Standards for Diagnostic Tests and
Vaccines

Daftar resiko
PENILAIAN RESIKO
KUANTITATIF

1.
2.
3.

Cabang skenario :

Fungsi distribusi
kumulatif

FAO/OIE/WHO Animal Health Yearbook


Publikasi CABI Animal Disease Occurrence
Profil keasadaran otomatis
yang berlaku
- database literatur ilmiah
- database agro-industri
- pelayanan berita kawat

100%
Daftar Bukti
Kewaspadaan dini terhadap
penyakit eksotik

Parameter f2
E1
E2
E3
E4

Prob.
0%
Frekuensi

Penelusuran literarut eletronik langsung


Kehalian - bukti, pengalaman dan informasi
Negara pengekspor
- laporan penyakit nasional
- jurnal veteriner
Penilaian sistem kesehatan hewan
Penilaian sistem monitoring dan surveilance
Penilaian zoning dan regionalisasi

Negara pengimpor
- penyakit yang harus dilaporkan (notifable) dan asli
(indigenous)
- peraturan dan kewajiban kesehatan hewan dan impor
- surveilance aktif dan pasif
- program monitoring kesehatan hewan
- sumberdaya pelayanan kesehatan hewan
- uji dan kemampuan diagnostik
- tindakan perbatasan, karantina dan kontrol penyakit
- distribusi vektor
- demografi manusia dan hewan
- adat dan budaya

Dalam Tabel 2 berikut ini memuat proses resiko, dimulai dengan K awal
yaitu kejadian ekspor daging dari India yang berasal dari sumber
kelompok ternak terinfeksi PMK. Jadi probabilitas ancaman yang
terjadi pada titik ini adalah 100 % (Pawal = 1). P1- P7 adalah
probabilitas setiap kejadian 1 - 7 (K1 - K7).

Probabilitas tersebut sebagai berikut :


P1 adalah probabilitas dimana sistem surveilans gagal mendeteksi
PMK pada sumber kelompok ternak terinfeksi
P2 adalah probabilitas dimana kontrol pada saat transit gagal
mendeteksi PMK pada kelompok ternak saat diangkut ke RPH
P3 adalah probabilitas dimana inspeksi ante-mortem gagal
mengungkapkan adanya gejala PMK pada kelompok ternak
pada saat tiba di RPH
P4 adalah probabilitas dimana inspeksi post-mortem gagal
mengamati lesi PMK pada satu atau lebih ternak dalam kelompok
P5 adalah probabilitas dimana proses pelayuan dan pelepasan
tulang gagal menghancurkan atau menghilangkan seluruh virus PMK
P6 adalah probabilitas dimana kegagalan menghancurkan seluruh
virus PMK selama pendinginan dan penyimpanan daging
P7 adalah probabilitas dimana daging yang tertular terdedah pada
hewan.

Pakhir = Pawal x P1 x P2 x P3 x P4 x P5 x P6 x P7
Tabel 2 : Skenario resiko probabilitas impor daging membawa virus PMK,
dengan asumsi bahwa kelompok ternak di negara asal sudah tertular.
Kejadian

Uraian Kejadian

Tidak ada resiko


dalam tapak
alur

Kawal

Ekspor daging dari sumber kelompok


ternak terinfeksi

K1

Sistem surveilans mendeteksi PMK


pada sumber kelompok ternak
terinfeksi

K2

resiko dalam
tapak alur

Probabilitas
(P)
(Pawal = 1)

Ya

Tidak

P1

Selama kontrol pengangkutan PMK


dideteksi pada kelompok ternak yang
dibawah ke RPH

Ya

Tidak

P2

K3

Pada inspeksi ante-mortem dideteksi


PMK pada kelompok ternak

Ya

Tidak

P3

K4

Pada inspeksi post-mortem diamati


adanya lesi PMK pada seekor atau
lebih dari kelompok ternak

Ya

Tidak

P4

K5

Virus PMK bertahan terhadap proses


maturing dan deboning

Tidak

Ya

P5

K6

Virus PMK bertahan pada pendinginan


dan penyimpanan daging

Tidak

Ya

P6

K7

Daging yang terkontaminasi virus PMK


terekspos pada hewan

Tidak

Ya

P7

Kakhir

Ekspor daging terkontaminasi dari


negara asal

Pakhir = Pawal x P1 x P2
x P3 x P4 x P5 x P6 x P7

Tidak ada resiko dalam tapak alur mengasumsikan bahwa tindakan telah diambil untuk
menghentikan seluruh pengapalan begitu PMK ditemukan meskipun hanya pada seekor ternak.

Bagan 7: Skenario analisa tapak alur resiko importasi daging dari India yang berasal
dari sumber kelompok ternak terinfeksi PMK.

Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya
Tdk
Ya

Sumber kelompok
ternak terinfeksi

(Bahaya Awal )

PMK terdeteksi pada


kelompok di daerah asli ?

(Kejadian 1)

PMK terdeteksi pada saat


pengakutan ke RPH ?

(Kejadian 2)

PMK terdeteksi pada


Inspeksi anti mortem ?

(Kejadian 3)

PMK terdeteksi pada


Inspeksi post mortem ?

(Kejadian 4)

Virus PMK bertahan pada


pelayuan & tanpa tulang ?

(Kejadian 5)

Virus PMK bertahan pada


pendinginan & penyimpanan ?

(Kejadian 6)

Daging yang terkontaminasi

(Kejadian 7)

Daging yang terkontaminasi


terdedah pada hewan

(Titik akhir)

Jawaban Ya dan Tdk diberikan untuk setiap kejadian dalam pathway


Jika arah panah menunjuk ke kiri, PMK dihilangkan dari skenario
Jika arah panah menunjuk ke bawah, PMK tetap ada dalam skenario.

Bagan 8 :

Kajian penilaian resiko importasi daging dari India.

Probabilitas PMK tidak terdeteksi


di daerah asal (P1)
Probabilitas PMK tidak terdeteksi pada saat
pengangkutan dari daaerah asal ke RPH (P2)

P1 = 0,20

P2 = 0,30

Probabilitas PMK tidak terdeteksi pada


saat inspeksi ante-mortem (P3)

P3 = 0,30

Probabilitas PMK tidak terdeteksi pada


saat inspeksi post-mortem (P4)

P4 = 0,10

Probabilitas virus PMK bertahan selama proses


pelayuan dan deboneddeglanded (P5)

P5 = 0,20

Probabilitas virus PMK bertahan selama


proses pembekuan (P6)

Probabilitas daging tertular virus


PMK terekspos pada hewan (P7)
Probabilitas ekspor daging dari India
menularkan PMK pada hewan (P)

P6 = 0,95

P7 = 0,05
P = P1 x P2 x P3 x P4
x P5 x P6 x P7
= 0,20 x 0,30 x 0,30 x 0,10
x 0,20 x 0,95 x 0,05
= 17 x 106 (17 dalam 1 juta)

DAFTAR ISTILAH
Agen penyakit : suatu organisme yang berkaitan dengan epidemiologi penyakit
yang tercantum dalam daftar A dan B Office International des Epizooties (OIE)
yang menyerang sapi, kuda, domba, kambkng, babi,unggas, kelinci dan lebah.
Komoditi : hewan atau produk hewan yang dapat diimpor
Satuan Ternak Impor : seekor hewan hidup atau sejumlah tertentu produk
hewan
Resiko : kemungkinan (probabilitas) masuknya suatu penyakit dan
dampaknya sebagai akibat importasi hewan atau produk hewan
Resiko yang masih dapat diterima : resiko yang ditetapkan oleh negara
pengimpor yang berdasarkan pada perlindungan hewan dan kesehatan
masyarakat dinegaranya
Bahaya : suatu unsur atau kejadian yang potensial menimbulkan bahaya
Identifikasi bahaya : suatu proses untuk mengidentifikasi agen bersifat
patogenik yang berpotensi untuk masuk melalui importansi suatu komoditi
Analisa Resiko : suatu proses yang mencakup penilaian resiko, manajemen
resiko dan komunikasi resiko
Penilaian Resiko : suatu proses untuk mengidentifikasi dan memperkirakan
kemungkinan masuknya penyakit dan mengevaluasi konsekuensi semua
resiko yang terjadi berkaitan dengan importasi hewan dan produk hewan
Manajemen Resiko : suatu proses untuk mengidentifikasi dan melaksanakan

Komunikasi Resiko : suatu proses dimana hasil penilaian resiko


dan
manajemen resiko dikomunikasikan dengan para pengambil
keputusan,
industri dan masyarakat.
Tindakan sanitasi : Tindakan-tindakan seperti yang tercantum
dalam
setiap bab dalam OIE Code yang digunakan untuk mengurangi
resiko dan sesuai untuk suatu penyakit tertentu.
Analisa sensitivitas : Proses penghitungan dampak variasi input
individu terhadap output dalam suatu model penilaian resiko
kuantitatif
Ketidak-tentuan : Kurangnya pengetahuan yang tepat mengenai
nilai
suatu input disebabkan oleh kesalahan ukuran atau kurangnya
pengetahuan tentang langkah-langkah yang diperlukan, dan tapak
alur
dari bahaya sampai resiko, pada saat membentuk suatu skenario
yang
akan dinilai
Variabilitas : Suatu hal kompleks dalam dunia nyata dimana nilai

Anda mungkin juga menyukai