Bab 2 Konstelasi Perekonomian Globaldan Domestik
Bab 2 Konstelasi Perekonomian Globaldan Domestik
5
4
3,4%
3
2
Pertumbuhan ekonomi
Rata-rata (2004 -2008)
Rata-rata (1999 -2003)
1
0
1980 1983 1986 1989
Sumber: WEO, Oktober 2008
1992
1995
1998
2001
2004
2007
13
2005
2006
20
2007
2008
15
10
5
0
China
India
Japan
Brazil
United
Kingdom
Sumber: CEIC
14
12
10
8
6
4
2
0
Permintaan Domestik
Ekspor riil
Indeks Produksi
14
1500
1000
500
0
-500
-1000
-1500
-2000
-2500
-3000
2007:Q2
2007:Q3
2007:Q4
2008:Q1
2008:Q2
2008:Q3
Ribu orang
12000
8,00
Jumlah Pengangguran (aksis kanan)
Tingkat Pengangguran (aksis kiri)
7,00
250%
Indonesia
Hongkong
Malaysia
Thailand
Singapura
Philipina
10000
200%
6,00
8000
5,00
150%
6000
4,00
100%
3,00
4000
50%
2,00
2000
1,00
0%
0
0,00
1990 1992
1994
2002
2004 2006
2008
Sumber: CEIC
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
15
2004
2005
2006
2007
2008
Sumber: Bloomberg
-4
1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
Sumber: WEO, IMF.
16
5,7
100
100
80
5
77
3,1
77
4,1
78
80
82
84
85
66
86
86
56
60
85
72
51
41
40
30
26
26
31
1,9
20
1,3
1,5
1,0
1,4
1
0,2
0,2
2008
2009
0
2000 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Indeks
200
160
Harga Non-migas
Harga Bahan Baku Industri
Harga Pangan
150
Harga Logam
180
140
120
100
80
60
40
1980
1983
1986
1989
1992
1995
1998
2001
2004
2007
17
18
%
14
Dunia
Negara Maju
Negara Berkembang
12
10
8
6
4
2
0
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Developing economies
Emerging economies
2000an
Advanced economies
1990an
0
100
200
300
400
Milyar US$
85
2000
1800
1600
1400
Dunia
Negara Berkembang
Negara Maju
65
2005-2006
2007-2008
45
1200
25
1000
800
600
400
-15
200
-35
0
1980 1982 1984 198619881990 19921994 199619982000 20022004 20062008*)
Sumber: UNCTAD, database FDI.
Asia Selatan,
Timur, dan
Tenggara
Eropa
Amerika Latin
dan Karibia
Asia Barat
AS
pembiayaan investasi.6
Faktor lainnya yang turut memicu
berkurangnya aktivitas investasi adalah
menurunnya minat investor untuk berinvestasi
(propensity to invest) terutama di negara maju
seiring dengan semakin memburuknya prospek
perekonomian global. Kondisi ini mulai terlihat
sejak paruh kedua 2008 dan semakin kuat setelah
perusahaan keuangan terbesar di AS mengalami
kebangkrutan seperti Lehman Brothers yang
kemudian diikuti oleh institusi keuangan di
kawasan Eropa, seperti Fortis, Dexia, Northern
Rock, Royal Bank Scotland dan sejumlah
perusahaan di Islandia yang menunjukkan tandatanda insolvensi. Dampak dari kedua faktor
tersebut yang berpadu dengan persepsi akan risiko
ketidakpastian yang masih membayangi
perusahaan hingga saat ini semakin membuat
perusahaan TNC lebih berhati-hati dan mengurangi
pengeluaran investasi agar perusahaan dapat
bertahan dari kondisi ke depan yang lebih buruk
dan dipenuhi dengan ketidakpastian.
Berdasarkan jenis arus dananya, pola aliran
19
Inggris
Australia
China
Kawasan Jepang
Euro
Sumber: Bloomberg
20
Rekapitalisasi/Bantuan Modal
Jaminan simpanan
Amerika Serikat
Desember 2009
Australia
mortgage
miliar dolar
Inggris
Bantuan Likuiditas
miliar
modal.
Jerman
Penjaminan simpanan
likuiditas
2010
Belanda
lembaga keuangan
Polandia
Korea Selatan
Meningkatkan jaminan
diperlukan
zloty
operasi repo
miliar. Pemerintah
21
Negara
China
Paket stimulus ekonomi senilai USD 586 miliar, termasuk pengeluaran di berbagai bidang seperti
jalan, bandara dan infrastruktur lainnya, kesehatan dan pendidikan, perlindungan lingkungan,
teknologi tinggi, dan perumahan. Paket ini juga mencakup pengurangan pajak bagi eksportir.
Indonesia
Paket stimulus ekonomi senilai Rp73,3 triliun terdiri dari Rp56,3 triliun berupa penurunan tarif PPh
orang pribadi, peningkatan batas atas pendapatan tidak kena pajak, PPN dan bea masuk ditanggung
oleh pemerintah (DTP) dan Rp17 triliun untuk belanja infrastruktur.
India
Paket stimulus ekonomi, termasuk pengeluaran pemerintah tambahan senilai 200 miliar rupee (USD
4 miliar), pemotongan PPN, dukungan kredit untuk tekstil, kulit, tenun tangan dan sektor laborintensive lainnya, dan pembiayaan infrastruktur.
Malaysia
Paket stimulus ekonomi senilai 7 miliar ringgit (USD 2 miliar) untuk proyek-proyek konstruksi
"dampak tinggi" termasuk jalan, sekolah, rumah sakit, dan perumahan murah.
Korea
Paket stimulus ekonomi senilai 14 triliun won (USD11 miliar), yang meliputi pengeluaran pada
infrastruktur regional dan penyediaan santunan pajak, terutama pada investasi di pabrik-pabrik.
Taiwan
Paket stimulus ekonomi senilai NT$500 miliar (USD 15 miliar), untuk program voucher belanja,
peluncuran proyek konstruksi, rencana pembaharuan kota, dan insentif untuk mendorong investasi
swasta dan peningkatan industri.
22
7,0%
5,1%
5
0
-5
-10
Pertumbuhan ekonomi
Rata-rata
1,0
-15
19721974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 20002002 2004 2006 2008
0,9
0,8
Sumber: BPS
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
69
Konsumsi Swasta/PDB
Rata-rata
5 per. Mov. Avg. (Konsumsi Swasta/PDB)
67
65
0,1
0,0
1995
64,1%
2000
63
2003
2005
61
58,2%
59
57
55
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
Sumber: BPS
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
1990
1995
1998
Sumber: Tabel Input Output, diolah
2000
2003
2005
23
70
60
Konsumsi Swasta/PDB (aksis kiri)
Pangsa Pendapatan Pekerja (aksis kanan)
68
66
50
64
%
40
62
54
60
53
30
58
52
20
56
51
54
50
10
52
49
50
48
1984
47
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
46
45
44
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber: BPS
Grafik 2.20. Porsi Konsumsi Pangan dan NonPangan terhadap Total Konsumsi Rumah Tangga
1,2
Konsumsi non pangan
Konsumsi pangan
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
Korea
Hongkong
UK
Euro
Singapura
Indonesia
Sumber: CEIC
24
% PDB
0,90
0,80
0,70
0,60
15
15
10
10
-5
-5
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
Indonesia
Filipina
Singapura
Taiwan
Malaysia
Thailand
Korea
Upah dan Gaji
Jepang
AS
China
Surplus Usaha
10,6%
8,8%
10
0
-10
-20
-30
Ekspor
Rata-rata
-40
1972 1975 1978 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008
Sumber: BPS
25
Jepang
8,1%
USA
7,4%
4,5%
China
4,0%
8,6%
10,9%
10,9%
2,5%
2,2%
2,2%
23,4%
Singapura
Korea
India
Malaysia
Australia
Asia lainnya
Belanda
26
Jasa
Keuangan
Pengangkutan
Perdagangan
Bangunan
Listrik
Industri
Pertambangan
2001-2008
1987-1997
Pertanian
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
%
25
20
15
10
5
0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
27
Jasa
Pengangkutan
Bangunan
Keuangan
Industri
Pertanian
Perdagangan
Listrik
Pertambangan
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0,0
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007*
Sumber: Hasil olahan BI
10
11
28
10
20
30
40
50
60
70
%
85
35
80
30
75
25
70
65
20
60
15
55
10
50
45
40
0
1984
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
%
70
50
45
40
68
66
64
62
35
60
30
58
25
56
20
54
15
52
10
50
1984
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
14
29
%
100
90
(% PDB)
80
Rata-rata
70
1984-1986 1988-1996
2000-2007
60
50
Rata2 1999-2007=37,99%
40
Rata2 1988-1996=31,37%
30
20
4,54
2,55
11,88
-0,29
8,65
4,08
15,11
20,29
4,70
9,11
3,44
11,51
10
0
1990
1992
1994
1996
Investasi non-Finansial
1998
2000
2002
2004
2006
Investasi Finansial
% PDB
55
Uang & Simpanan dalam Rupiah
Rupa-rupa
Modal Saham dan
Penyertaan
Kredit (Jumlah)
45
35
25
15
5
-5
-15
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Sumber: BPS, diolah
Rata2 1988-1996=28,8%
20
Rata2 2000-2007=19,7%
0
-20
15
16
30
-40
-60
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
Sumber: BI
% PDB
15,0
10,0
15,0
Sektor Non-keuangan
Sektor Luar Negeri
Sektor Keuangan
Sektor Pemerintah
10,0
5,0
5,0
0,0
0,0
-5,0
-5,0
-10,0
-10,0
-15,0
-15,0
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Keterangan:
Sektor Non-keuangan terdiri dari rumah tangga, bisnis, dan perusahaan pemerintah
Sektor Keuangan terdiri dari bank sentral, bank. dan lembaga keuangan non-bank
Sumber: Neraca Arus Dana, BPS, diolah
10
8
6
% PDB
% PDB
6,0
6,0
4,0
4,0
2,0
2,0
0,0
0,0
-2,0
-2,0
-4,0
-4,0
-6,0
-8,0
-10,0
-12,0
-6,0
-8,0
Rumah Tangga
Bisnis
Perusahaan Pemerintah
Pemerintah
-10,0
-12,0
-14,0
2
0
-2
Kredit (Jumlah)
Tabungan Bruto
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Sumber: Neraca Arus Dana, BPS, diolah
-14,0
% PDB
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Sumber: Neraca Arus Dana, BPS, diolah
Rupa-rupa
-4
7,50
2,50
-2,50
17
-7,50
-12,50
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Sumber: Neraca Arus Dana, BPS, diolah
31
Non-financial firms
Household
Period
Fixed
Investment
Savings
Savings
Fixed
Investment
Brazil
Chile
China
China, Taiwan Province of
Colombia
Cote dIvoire
Egypt
Iran (Islamic Republic of)
Mexico
Niger
Rep, of Korea
Tunisia
1995-2003
1996-2003
1995-2003
1995-2003
1995-2002
1995-2000
1996-2003
1996-2003
1995-2002
1995-2003
1995-2003
1995-2002
7,0
8,4
17,3
12,4
5,5
2,8
10,8
18,4
7,5
8,9
..
7,8
5,5
6,0
4,8
1,0
3,0
1,6
4,7
10,3
4,8
3,1
..
6,5
12,3
9,8
12,8
10,6
8,1
4,1
8,1
6,6
10,2
1,8
11,0
8,8
11,4
14,9
25,5
14,8
9,6
7,4
6,8
11,7
13,0
5,3
20,1
12,4
Memo items:
China, Taiwan Province of
Japan
Republic of Korea
1983-1990
1960-1970
1980-1984
17,0
13,3
10,3
4,3
8,0
5,3
9,6
15,0
8,3
12,4
22,7
20,0
32
% PDB
18
16
14
RUMAHTANGGA
PEMERINTAH
BISNIS
12
10
8
6
4
2
0
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Sumber: Neraca Arus Dana, BPS, diolah
Investasi Nonfinansial
20
15
10
5
0
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
Sumber: Neraca Arus Dana, BPS, diolah
20,0
15,0
9,3%
8%
10,0
5,0
20
21
0,0
1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
Sumber: BPS
33
FDI
Portfolio
Others
China
Indonesia
India
Korea
Sumber: CEIC
100
90
80
70
60
50
China
Malaysia
Indonesia
Philippines
India
Singapore
Korea
Thailand
40
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt
2000
2001 2002
2003
2004 2005 2006
2007
2008
*) Indeks yang lebih besar menunjukkan country risk yang lebih rendah
Sumber: International Country Risk Guide
34
Overall
China
Indonesia
India
Korea
Malaysia
Philippines
Singapore
Thailand
2007-2008
Basic
Efficiency Innovation
Requirements Enhancers Factors
30
55
50
13
21
71
5
34
42
76
80
16
25
85
3
43
40
49
33
15
24
68
2
36
Overall
32
45
27
10
23
67
11
46
Basic
Efficiency Innovation
Requirements Enhancers Factors
34
54
48
11
21
71
7
28
44
82
74
14
21
93
3
40
45
37
31
12
24
60
6
29
50
34
26
7
19
65
13
39
Indeks Harapan
Indeks
Hidup
Pendidikan
HDI
0,922
0,811
0,781
0,777
0,771
0,733
0,728
0,619
0,601
0,598
0,583
0,907
0,811
0,743
0,792
0,767
0,812
0,745
0,645
0,637
0,550
0,596
Indeks PDB
Indeks
Kemiskinan
0,950
0,783
0,745
0,703
0,657
0,572
0,609
0,591
0,503
0,552
0,389
5,2
8,3
10
11,7
15,3
15,2
18,2
31,3
34,5
38,6
21,5
0,908
0,839
0,855
0,837
0,888
0,815
0,830
0,620
0,663
0,691
0,764
Peringkat
25
63
78
81
90
105
107
128
130
131
132
US$ million
40.000
20.000
0
-20.000
-40.000
-60.000
-80.000
2004
2005
2006
2007
2008
-100.000
China
Indonesia
India
Korea
35
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
-0,5
-1,0
-1,5
China
Indonesia
India
Korea
36
2006
2007
2008
Sumber: BI
37
Kebijakan
3
4
5
Tanggal Efektif
Berlaku
Tujuan
Untuk menambah ketersediaan likuiditas
valuta US$ bagi bank.
13 Oktober 2008
13 Oktober 2008
15 Oktober 2008
15 Oktober 2008
13 November 2008
5 Desember 2008
Sumber: BI
38
985,7
18,5
848,6
15,5
984,8
18,5
847,6
15,4
1. Penerimaan Perpajakan
725,8
13,6
661,8
12,1
258,9
4,8
185,9
3,4
0,9
0,0
0,9
0,0
1.037,1
19,5
988,1
18,0
716,4
13,4
685,0
12,5
320,7
6,0
303,1
5,5
C. Keseimbangan Primer
50,3
0,9
28,9
0,5
D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B)
-51,3
-1,0
139,5
2,5
E. Pembiayaan (I + II)
51,3
1,0
139,5
2,5
60,8
1,1
109,5
2,0
-9,4
-0,2
-14,5
-0,3
44,5
0,8
II. Hibah
B. Belanja Negara
Uraian
A. Penerimaan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Dalam Negeri
1.Penerimaan Perpajakan
2.Penerimaan Negara Bukan Pajak
II. Hibah
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat
- Belanja K/L
- Pembayaran Bunga Utang
- Subsidi
II. Transfer ke Daerah
C. Surplus/Defisit Anggaran (A-B)
Persentase Defisit Terhadap PDB
D. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri
II. Pembiayaan Luar Negeri
Kelebihan/ (Kekurangan Pembiayaan)
2008
APBN-P Realisasi % thd APBN-P
895,0
892,0
609,2
282,8
2,9
989,5
697,1
290,0
94,8
234,4
292,4
(94,5)
(2,1)
94,5
97,6
(13,1)
0,0
981,0
978,7
658,7
320,1
2,3
985,3
692,6
265,3
88,6
275,3
292,6
(4,2)
(0,1)
55,5
74,6
(19,1)
51,3
109,6
109,7
108,1
113,2
78,3
99,6
99,4
91,5
93,5
117,4
100,1
4,5
58,7
69,3
145,7
39
Langkah
Menjaga kesinambungan neraca pembayaran/devisa dengan jalan mewajibkan seluruh BUMN menempatkan seluruh
hasil valuta asingnya di bank dalam negeri dalam satu clearing house
Mempercepat pembangunan infrastruktur yaitu dengan mempercepat pelaksanaan proyek-proyek yang sudah
mendapat komitmen pembiayaan baik bilateral dan multilateral
Menjaga stabilitas likuiditas dan mencegah terjadinya perang suku bunga yaitu dengan mengintsruksikan BUMN untuk
tidak memindahkan dana dari bank ke bank
Menjaga kepercayaan pasar terhadap SUN. Pemerintah bersama BI akan melakuan pembelian di pasar sekunder. Bank
BUMN juga diintruksikan untuk membeli kembali (buy back) SUN secara bertahap dan terukur
Dalam rangka menjaga kesinambungan neraca pembayaran bila diperlukan akan dimanfaatkan bilateral swap
arrangement dari Bank of Japan, Bank of Korea dan Bank of China
Menjaga keberlangsungan ekspor dengan memberikan garansi terhadap risiko pembayaran melalui fasilitas rediskonto
wesel ekspor with recourse
Menjaga sektor riil dengan melakukan penghapusan pajak ekspor (PE) dari 2,5% menjadi 0%
Menjaga keseimbangan fiskal 2009
Mencegah importasi ilegal dengan menerbitkan ketentuan pembatasan impor komoditi garmen, elektronika,
makanan-minuman, mainan anak-anak, dan sepatu. Komoditas tersebut hanya dapat diimpor oleh importir terdaftar
dengan kewajiban verifikasi di pelabuhan muat yang telah ditetapkan yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan
Tanjung Emas, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Makassar, Bandara Soekarno-Hatta, dan Bandara Juanda
Membentuk gugus tugas terpadu antarinstansi terkait guna meningkatkan pengawasan terhadap barang-barang yang
beredar lewat peraturan menteri perdagangan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
% Total
Triliun Rupiah
110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
300
250
200
150
100
50
0
Feb AprJun AgsOktDesFeb AprJun AgsOktDesFeb AprJun AgsOktDesFeb AprJun AgsOktDes
2005
2006
2007
2008
Kumulatif Belanja Pemda (RHS)
40