Pada dasarnya Biologi merupakan bidang keilmuan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, namun cukup sulit untuk dipahami. Hal ini dikarenakan kurang menariknya pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sehingga siswa menjadi cepat bosan. Maka dari itu dibutuhkan strategi dengan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa ketika belajar di dalam kelas sehingga siswa lebih mudah untuk memahami setiap konsep yang diajarkan oleh guru. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran yaitu strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill (Riyanto, 2012: 267). Pada umumnya, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok, dimana siswa akan mendiskusikan suatu masalah tertentu dengan anggota kelompoknya. Pada dasarnya terdapat berbagai macam cara untuk menyampaikan materi pelajaran, salah satunya dengan menggunakan model-model pembelajaran. Menurut Trianto (2010: 51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Keberhasilan proses pembelajaran tidak lepas dari kemampuan guru dalam menerapkan model-model pembelajaran. Model pembelajaran tipe Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kelompok dengan ciri utama adanya kelompok ahli dan kelompok asal. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran Jigsaw ini adalah menggunakan strategi kemampuan tutor sebaya, dimana siswa dibagi ke dalam kelompok ahli dan kelompok asal. Pada kelompok ahli, siswa diberikan materi yang sama, sedangkan di dalam kelompok asal, siswa akan membahas materi yang
berbeda-beda.
Pada
akhir
pembelajaran,
kelompok
ahli
akan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Model pembelajaran Jigsaw ini
juga mampu merangsang komunikasi siswa dalam pembelajaran di dalam kelas. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan proses sains yang mengutamakan kemampuan siswa untuk berbicara, baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial (Rustaman, 2005: 78). Pada mata pelajaran Biologi, kemampuan berkomunikasi penting untuk dipelajari karena dapat merangsang kemampuan siswa dalam berbicara baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara berkomunikasi dalam pembelajaran Biologi adalah melalui presentasi dalam diskusi dan mengerjakan soal-soal kemampuan berkomunikasi. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh penulis pada saat PPLK, siswa/i di SMP Negeri 17 Kota Serang ini cenderung pasif. Hal ini dilihat dari kurang aktifnya siswa dalam bertanya dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru. Artinya, kemampuan siswa dalam berkomunikasi di dalam kelas sangatlah kurang. Komunikasi sangatlah penting dalam pembelajaran karena akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pentingnya komunikasi baik secara lisan maupun tulisan akan berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam mengajukan dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang dapat merangsang
siswa
dalam
berkomunikasi.
Salah
satunya
adalah
model
pembelajaran Jigsaw. Pada sintak model pembelajaran Jigsaw terdapat
komunikasi antar siswa, baik di dalam satu kelompoknya (kelompok asal) maupun di kelompok lainnya (kelompok ahli). Penelitian yang dilakukan oleh Sugandi & Sumarmo (2010) menyatakan bahwa, pembelajaran berbasis masalah dalam setting kooperatif Jigsaw memberikan pengaruh terbesar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional terhadap pencapaian kemampuan komunikasi pada mata pelajaran matematika. Selain itu, penelitian
yang
dilakukan
oleh
Juwitasari
(2009)
menyatakan
bahwa
pembelajaran bilingual preview review dengan setting Jigsaw berpengaruh
terhadap kecakapan komunikasi siswa, baik komunikasi lisan maupun komunikasi
tulisan. Peneliti menyarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
aspek-aspek lain dalam pembelajaran dan dapat menerapkannya pada pokok bahasan yang berbeda dengan pertemuan yang lebih banyak. Oleh karena itu, penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw pada pokok bahasan lain penting dilakukan untuk melengkapi informasi yang telah ada. Salah satu konsep pembelajaran Biologi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan siswa dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw adalah subkonsep pencernaan makanan manusia. Subkonsep ini merupakan bagian dari konsep sistem pencernaan makanan. Penyampaian materi mengenai subkonsep tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan gambar, grafik maupun tabel. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan materi tersebut diharapkan dapat memunculkan kemampuan berkomunikasi siswa yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Maka, penting untuk dilakukan penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap kemampuan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencernaan makanan di SMPN 17 kota serang. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap kemampuan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencernaan makanan di SMPN 17 Kota Serang? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran tipe Jigsaw terhadap kemampuan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencernaan makanan di SMPN 17 Kota Serang.
1.4 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain: 1.4.1 Proses pembelajaran ini dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan suasana baru dalam pembelajaran di dalam kelas. 1.4.2 Memberikan masukan kepada guru, khususnya guru biologi bahwa model pembelajaran tipe Jigsaw dapat dijadikan alternatif pengajaran agar pembelajaran lebih menarik dan kreatif. 1.4.3 Memberikan pengalaman menulis karya ilmiah bagi peneliti.