BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
erat
dengan
perekonomian
terutama
pengangguran.
Hal
itulah
yang
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi ?
2. Apa saja dampak urbanisasi ?
3. Bagaimana upaya yang dapat digunakan unutk mengatasi urbanisasi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa saja faktor yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi.
2. Mengetahui apa saja dampak urbanisasi.
3. Mengetahui bagaimana strategi yang dapat digunakan unutk mengatasi urbanisasi.
Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota
besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk
dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor
penarik dari kota. Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi,
yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat
menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus
berlangsung hingga saat ini.
Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah
penyakit.
Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
Bahasa Indonesia
Tahun
2010
2015
2020
2025
2030
2035
28,1
30,5
33,2
36,2
39,5
43,2
49,2
52,6
56,3
60,1
64,1
68,1
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka
38,7
39,2
30,7
35,8
31,0
25,7
49,2
44,2
39,6
32,0
36,5
31,7
28,3
52,5
49,6
40,1
33,3
37,3
32,6
31,3
56,0
54,6
40,7
34,8
38,2
33,5
34,6
59,7
59,4
41,2
36,5
39,1
34,5
38,3
63,5
63,8
41,8
38,2
40,1
35,6
42,4
67,4
Belitung
Kepulauan Riau
82,8
83,0
83,3
83,8
84,5
85,3
100,0
65,7
45,7
66,4
47,6
67,0
100,0
72,9
48,4
70,5
51,1
67,7
100,0
78,7
51,3
74,6
54,7
69,9
100,0
83,1
54,3
78,0
58,6
73,7
100,0
86,6
57,5
81,3
62,6
78,8
100,0
89,3
60,8
84,1
66,7
84,9
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
60,2
41,7
19,3
65,5
45,4
21,6
70,2
49,4
24,3
74,3
53,6
27,3
77,8
58,1
30,7
81,2
62,7
34,6
Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan
30,2
33,5
42,1
63,2
33,1
36,6
45,1
66,0
36,2
40,2
48,4
68,9
39,8
44,1
52,0
71,8
43,7
48,3
55,8
74,8
47,9
52,9
59,8
77,7
45,2
24,3
49,8
27,2
54,7
30,5
59,2
34,2
63,9
38,4
68,7
43,1
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Barat
Tengah
Selatan
Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Bahasa Indonesia
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
36,7
27,4
34,0
22,9
40,6
31,2
39,0
22,9
45,0
35,0
44,0
23,0
49,8
39,4
48,9
23,0
54,9
43,6
53,5
23,1
59,6
48,3
58,4
23,1
Maluku
Maluku Utara
37,1
27,1
38,0
27,8
38,9
28,5
39,9
29,2
41,0
29,9
42,1
30,6
Papua Barat
Papua
29,9
26,0
32,3
28,4
34,9
31,2
37,8
34,2
40,9
37,7
44,4
41,5
INDONESIA
49,8
53,3
56,7
60,0
63,4
66,6
C. Dampak Urbanisasi
negatif
yang
berkaitan
dengan
perekonomian.
Urbanisasi
menyebabkan
meningkatnya jumlah tenaga kerja di kota yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan
yang tersedia. Hal ini akan mengakibatkan jumlah pengangguran semakin meningkat.
Pertambahan jumlah penduduk di kota yang disebabkan karena urbanisasi juga dapat
menimbulkan bertambahnya pemukiman kumuh di pinggiran kota yang berpengaruh pada
ketertiban dan keindahan kota.
Para pekerja usia produktif di pedesaan yang umumnya bekerja di sektor pertanian
berpindah ke perkotaan dimana sebagian besar dari mereka bekerja di sektor industri. Badan
Pusat Statistik mencatat dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi penurun jumlah tenaga kerja di
sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan dari 42.825.807 di tahun
2010 menjadi 39.959.073 di tahun 2013. Sebaliknya, jumlah tenaga kerja di sektor industri
cenderung meningkat dari 13.052.521 orang di tahun 2010 menjadi 14.784.843 orang di
tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
4
Bahasa Indonesia
Keseimbangan kesempatan ekonomi yang lebih layak antara desa dan kota
merupakan suatu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam strategi
untuk menanggulangi masalah pengangguran di desa-desa maupun di
perkotaan, jadi dalam hal ini perlu ada titik berat pembangunan ke sektor
perdesaan.
2. Perluasan industri padat karya di desa.
Industri padat karya merupakan industri yang menyerap banyak tenaga kerja.
Dengan adanya industri padat karya di desa, maka akan mengurangi
keninginan warga desa untuk beralih profesi ke kota sehingga urbanisasi dapat
dikurangi.
3. Pengurangan laju pertumbuhan penduduk melalui upaya pengentasan
kemiskinan dan perbaikan distribusi pendapatan yang disertai dengan
penggalakan program keluarga berencana dan penyediaan pelayanan
kesehatan di daerah perdesaan.
Bahasa Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa urbanisasi memiliki dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif tersebut antara lain adanya transfer uang, transfer teknologi,
transfer keterampilan dan budaya kerja dari kota ke desa. Sedangkan dampak negatif yang
timbul antara lain merusak keindahan kota, penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja di
sektor pertanian.
B. SARAN
Bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyebab-dampak-urbanisasi.html
https://www.academia.edu/4824230/PENGARUH_URBANISASI_TERHADAP_PEREKON
OMIAN_PEDESAAN_Oleh_Dian_Pustakawan
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=14