Anda di halaman 1dari 7

Bahasa Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masyarakat desa di Indonesia umumnya berprofesi sebagai petani. Namun jumlah


petani di Indonesia belakangan ini semakin menurun. Hal ini dapat diketahuni dari hasil
sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013. Dari hasil sensus terebut diketahui
bahwa jumlah petani tahun 2013 lebih rendah dibandingkan dengan jumlah petani pada tahun
2003. Penurunan jumlah petani ini salah satunya disebabkan karena masyarakat desa beralih
profesi dengan melakukan perpindahan dari desa ke kota atau yang lebih dikenal dengan
urbanisasi. Urbanisasi ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat kehidupan masyarakat
desa menjadi lebih baik.
Tingginya urbanisasi menimbulkan berbagai dampak posisitif dan negatif yang
berkaitan

erat

dengan

perekonomian

terutama

pengangguran.

Hal

itulah

yang

melatarbelakangi kami dalam menulis bagaimana hubungan antara urbanisasi dan


perekonomian baik di pedesaan maupun di perkotaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi ?
2. Apa saja dampak urbanisasi ?
3. Bagaimana upaya yang dapat digunakan unutk mengatasi urbanisasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa saja faktor yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi.
2. Mengetahui apa saja dampak urbanisasi.
3. Mengetahui bagaimana strategi yang dapat digunakan unutk mengatasi urbanisasi.

Bahasa Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota
besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk
dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor
penarik dari kota. Kota-kota di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi,
yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat
menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota dan
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus
berlangsung hingga saat ini.

B. Faktor Penyebab Urbanisasi

Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi


karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari
perdesaan. Faktor Pendorong dari Desa:

Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.

Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.

Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.

Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.

Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.

Upah kerja di desa rendah.

Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah
penyakit.

Faktor Penarik dari Kota

Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.

Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.

Upah kerja tinggi.


2

Bahasa Indonesia

Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan,


transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.

Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.


Urbanisasi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS) dapat diperkirakan peningkatan presentase jumlah penduduk daerah perkotaaan


menurut provinsi dari tahun 2010 sampai tahun 2035, dapat terlihat pada tabel berikut ini.
Persentase Penduduk Daerah Perkotaan menurut Provinsi, 20102035
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara

Tahun
2010
2015
2020
2025
2030
2035
28,1
30,5
33,2
36,2
39,5
43,2
49,2
52,6
56,3
60,1
64,1
68,1

Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka

38,7
39,2
30,7
35,8
31,0
25,7
49,2

44,2
39,6
32,0
36,5
31,7
28,3
52,5

49,6
40,1
33,3
37,3
32,6
31,3
56,0

54,6
40,7
34,8
38,2
33,5
34,6
59,7

59,4
41,2
36,5
39,1
34,5
38,3
63,5

63,8
41,8
38,2
40,1
35,6
42,4
67,4

Belitung
Kepulauan Riau

82,8

83,0

83,3

83,8

84,5

85,3

100,0
65,7
45,7
66,4
47,6
67,0

100,0
72,9
48,4
70,5
51,1
67,7

100,0
78,7
51,3
74,6
54,7
69,9

100,0
83,1
54,3
78,0
58,6
73,7

100,0
86,6
57,5
81,3
62,6
78,8

100,0
89,3
60,8
84,1
66,7
84,9

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

60,2
41,7
19,3

65,5
45,4
21,6

70,2
49,4
24,3

74,3
53,6
27,3

77,8
58,1
30,7

81,2
62,7
34,6

Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan

30,2
33,5
42,1
63,2

33,1
36,6
45,1
66,0

36,2
40,2
48,4
68,9

39,8
44,1
52,0
71,8

43,7
48,3
55,8
74,8

47,9
52,9
59,8
77,7

45,2
24,3

49,8
27,2

54,7
30,5

59,2
34,2

63,9
38,4

68,7
43,1

DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten

Barat
Tengah
Selatan
Timur

Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah

Bahasa Indonesia

Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat

36,7
27,4
34,0
22,9

40,6
31,2
39,0
22,9

45,0
35,0
44,0
23,0

49,8
39,4
48,9
23,0

54,9
43,6
53,5
23,1

59,6
48,3
58,4
23,1

Maluku
Maluku Utara

37,1
27,1

38,0
27,8

38,9
28,5

39,9
29,2

41,0
29,9

42,1
30,6

Papua Barat
Papua

29,9
26,0

32,3
28,4

34,9
31,2

37,8
34,2

40,9
37,7

44,4
41,5

INDONESIA

49,8

53,3

56,7

60,0

63,4

66,6

C. Dampak Urbanisasi

Tingginya urbanisasi menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Dampak


positif positif bagi desa yaitu meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang
dan hasil pekerjaan di kota. Hal ini secara tidak langsung menggerakan perekonomian desa
yang umumnya bergantung pada hasil pertanian yang sifatnya musiman dan tidak menentu.
Selain itu, Para pekerja di kota juga akan membawa budaya kerja di kota ke desa sehingga
diharapkan terjadinya alih pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang dapat mendukung
kemajuan desa.
Disamping menimbulkan dampak positif urbanisasi juga menimbulkan berbagai
dampak

negatif

yang

berkaitan

dengan

perekonomian.

Urbanisasi

menyebabkan

meningkatnya jumlah tenaga kerja di kota yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan
yang tersedia. Hal ini akan mengakibatkan jumlah pengangguran semakin meningkat.
Pertambahan jumlah penduduk di kota yang disebabkan karena urbanisasi juga dapat
menimbulkan bertambahnya pemukiman kumuh di pinggiran kota yang berpengaruh pada
ketertiban dan keindahan kota.
Para pekerja usia produktif di pedesaan yang umumnya bekerja di sektor pertanian
berpindah ke perkotaan dimana sebagian besar dari mereka bekerja di sektor industri. Badan
Pusat Statistik mencatat dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi penurun jumlah tenaga kerja di
sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan dari 42.825.807 di tahun
2010 menjadi 39.959.073 di tahun 2013. Sebaliknya, jumlah tenaga kerja di sektor industri
cenderung meningkat dari 13.052.521 orang di tahun 2010 menjadi 14.784.843 orang di
tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
4

Bahasa Indonesia

D. Strategi Untuk Mengurangi Arus Urbanisasi


1. Penciptaan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa kota.

Keseimbangan kesempatan ekonomi yang lebih layak antara desa dan kota
merupakan suatu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam strategi
untuk menanggulangi masalah pengangguran di desa-desa maupun di
perkotaan, jadi dalam hal ini perlu ada titik berat pembangunan ke sektor
perdesaan.
2. Perluasan industri padat karya di desa.
Industri padat karya merupakan industri yang menyerap banyak tenaga kerja.
Dengan adanya industri padat karya di desa, maka akan mengurangi
keninginan warga desa untuk beralih profesi ke kota sehingga urbanisasi dapat
dikurangi.
3. Pengurangan laju pertumbuhan penduduk melalui upaya pengentasan
kemiskinan dan perbaikan distribusi pendapatan yang disertai dengan
penggalakan program keluarga berencana dan penyediaan pelayanan
kesehatan di daerah perdesaan.

Bahasa Indonesia

4. Menciptakan lapangan kerja yang lebih terencana dan permanen di desa,

terutama desa tertinggal.


5. Perlu adanya peran intensif dari pemuda untuk menggiatkan pembangunan
desa.
Pemuda dapat berperan aktif menggiatkan pembangunan desa dengan
membangun home industry yang membuat masyarakat desa mempunyai
pekerjaan sehingga mengurangi niat masyarakat desa untuk merantau ke kota.
6. Menghindari profokasi yang berlebihan terhadap enaknya hidup di kota.
7. Perlu adanya transmigrasi apabila terjadi urbanisasi yang sangat meluap.
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah yang padat
penduduknya ke daerah yan gjaran penduduknya. Dengan adanya transmigrasi
pemerataan penduduk kota akan dapat ditangani.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa urbanisasi memiliki dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif tersebut antara lain adanya transfer uang, transfer teknologi,
transfer keterampilan dan budaya kerja dari kota ke desa. Sedangkan dampak negatif yang
timbul antara lain merusak keindahan kota, penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja di
sektor pertanian.
B. SARAN

Masalah yang ditimbulkan akibat urabnisasi dapat ditangani dengan pemerataan


jumlah penduduk serta pembangunan lapangan pekerjaan yang memadai di setiap daerah.

Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-penyebab-dampak-urbanisasi.html
https://www.academia.edu/4824230/PENGARUH_URBANISASI_TERHADAP_PEREKON
OMIAN_PEDESAAN_Oleh_Dian_Pustakawan
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=14

Anda mungkin juga menyukai