Anda di halaman 1dari 56

Waktu : 6 x 45 Menit

(Keseluruhan KD)
Kompetensi Dasar :

Standar
Kompetens
i:
Menampilkan
sikap positif
ter-hadap
sistem hu-kum
dan pera-dilan
nasional

2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem


hukum dan peradilan nasional.
2.2. Menganalisis peranan lembagalembaga peradilan.
2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.

Waktu : 4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif
terhadap sistem hukum dan
peradilan nasional

Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan
pengertian sistem hukum
dan
peradilan nasional.

(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian sistem, hukum


dan sistem hukum.
Mendeskripsikan tujuan hukum dan
sumber hukum.
Menganalisis penggolongan hukum dan
sanksi hukum
Menganalisis sistem peradilan nasional.

Sistem
Hukum
Sistem Hukum

1.
2.
3.

Mr. E.M. Meyers


E. Utrecht, SH
S.M Amin, SH. dll

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Wujud
Ruang
Waktu
Pribadi
Isi
Tugas & Fungsi

1.
2.
3.
4.
5.

P. Umum
P. Agama
P. Militer
P. T. Ush Negara
M. Konstitusi

Tujuan Hukum
Sumber Hukum
SISTEM
HUKUM DAN
PERADILAN
NASIONAL

1.
2.
3.
4.
5.

Undang-undang
Kebiasaan
Yurisprudensi
Traktat
Doktrin

Penggolongan
Hukum
Peradilan Nasional

1. Sistem Hukum & Peradilan Internasional


a. Pengertian Sistem
Kata sistem dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang
masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi
berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan.

Unsur-unsur dalam sistem


mencakup :

Seperangkat komponen, elemen, bagian.


Saling berkaitan dan tergantung.
Kesatuan yang terintergrasi.
Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
Interaksi antar sistem membentuk sistem lain
yang lebih besar.

b.

Pengertian Hukum

1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan


yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam
masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa
negara dalam melaksanakan tugasnya.
2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku
anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan
oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari
kepentingan bersama & yang pelanggaran
terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama
terhadap pelakunya.
3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan
peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus
tata tertib suatu masyarakat dan karenya harus
ditaati oleh masyarakat itu.

Lanjutan .

Unsur-unsur Dalam Pengertian


Hukum :

Peraturan mengenai tingkah laku


manusia dalam pergaulan masyarakat ;
Peraturan itu diadakan oleh badanbadan resmi yang berwenang;
Peraturan itu bersifat memaksa;dan
Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.

Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah


dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum
adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara
tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

c. Tujuan Hukum
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa.
Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar
adalah sbb :
No

Tokoh/ Pakar

Pendapat Yang Dikemukakan

1.

Subekti, S.H.

Hukum itu mengabdi pada tujuan negara,


yang mendatangkan atau ingin mencapai
kemakmu-ran dan kebahagiaan pada
rakyatnya.

2.

Van
Apeeldoorn

Mengatur pergaulan oleh hukum dengan


melin-dungi
kepentingan-kepentingan
hukum manusia tertentu, (kehormatan,
kemerdekaan jiwa, harta benda) dari
pihak yang merugikan.

3.

Y. Van Kant

Tujuan hukum adalah untuk menjaga


agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak
diganggu.

4.

Geny

Hukum bertujuan semata-mata


mencapai
keadilan.
Sebagai

untuk
unsur

d. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan
aturan yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni
aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanki
yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan
antara sumber hukum material dan sumber hukum
formal .

Macam-macam Sumber
Hukum :
1. Undang-undang,
2. Traktat,
3. Kebiasaan (hk tidak
tertulis),
4. Doktrin, dan
5. Yurisprudensi,

Lanjutan .

Tata Urutan Peraturan Perundangundangan


(TAP
MPR No.
III/MPR/2000)
Tata Urutan
Peraturan
Perundang-Undangan,

merupakan pedoman pembuatan aturan hukum di


bawahnya. Tata urutan peraturan perundangundangan Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Dasar 1945 ;
2. Ketetapan MPR-RI ;
3. Undang-undang ;
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang (Perpu) ;
5. Peraturan Pemerintah ;
6. Keputusan Presiden ; dan
7. Peraturan Daerah.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem


Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab
pertanyaan sbb :
1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang
anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya !
No

Tokoh Hukum

Intisari Pendapat

2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu


perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !
Prof. Subekti, S.H.

Prov. Y. Van Kant

3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di


dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman
pada hukum/aturan ! ................................................................................

e. Penggolongan Hukum
Wuju
d
Ruan
g
Wakt
u
Hukum

Priba
di

Tertilis
Tidak
Tertulis

Lokal
Nasional

Ius
Contitutum
Ius
Contituendu
Hukum
m Antar
Waktu

Publik

Internasion
al

Hk. Tata
Negara
Hk. Adm.
Negara
Hk. Pidana
Hk. Acara

Isi
Privat/Per
data
Tugas
dan
Fungs
i

Material
Formal

Pidana
Formal
Perdata
Formal

Satu
Golongan
Semua
Golongan
Antar Gol.

Hk.
Perorangn
Hk.
Keluarga
Hk.
Kekayaan
Hk. Waris

f. Sanksi Hukum
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10
KUHP) :
1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :
a. Hukuman Mati
b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :
1) Hukuman seumur hidup
2) Hukuman sementara waktu (setinggitingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)
c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1
tahun dan sekurangkurangnya 1 hari).
2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :
a. Pencabutan hak-hak tertentu.
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
c. Pengumuman keputusan hakim.

g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata

BERDASARKAN
ISI

Hukum Pidana, pelanggar hukum pada


umumnya segera disikapi oleh pengadilan
setelah menerima berkas polisi yg
mengadakan penyelidikan dan
penyidikan. Tindakan Pidana (delik)
disengaja disebut delik doloes, & yg tidak
sengaja disebut delik coelpa.
coelpa

Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata


baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah
ada pengaduan dari pihak yang merasa
dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu
(penggugat) dan pihak yang diadukan
(tergugat).

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum,


Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata,
dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan
setelah menyimak wacana (hal 53 54) sebagai berikut :
1. Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan
judul Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem !
2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara
Indonesia menerapkan hukuman mati bagi mereka yang
bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso).
Berikan alasan !
3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh
Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !
4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya
dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah
diratifikasinya penghor-matan terhadap hak asasi
manusia terhadap kasus Tibo Cs. yang dihukum mati !.

h. Peradilan Nasional
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya
dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh
sebuah Mahkamah
Mahkamah Konstitusi.
Agung

Pengadilan
Tinggi
Umum/Sipil

Pengadilan
Tinggi

Pengadilan
Tinggi Militer

Pengadilan
Negeri
Umum/Sipil

Pengadilan
Negeri

Pengadilan
Militer

Pengadilan
Tinggi Tata
Usaha Negara

Pengadilan
Tata Usaha
Negara

Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap sistem
hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.2. Menganalisis peranan
lembaga-lembaga
Peradilan
2.3. Menunjukkan sikap yg
sesuai dengan ketentuan hukum yg berlaku

(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.


Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan
negeri, tinggi dan MA.
Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah
Konstitusi.
Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk
sikap terbuka, objektif atau rasional, dan
mengutamakan kepentingan umum

Fungsi

Pengadilan Negeri

Pengadilan Tinggi

Tugas
Wewenan
g

Fungsi
Tugas
Wewenan
g

Peranan
LembagaLembaga
Peradilan

Fungsi/Tugas

Mahkamah Agung
Wewenang

Mahkamah Konstitusi

Wewenan
g
Kewajiban

2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan


a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang
sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan
yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya
kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasanalasannya.
Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama.
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan,
yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika,
Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU
dan perkara yang terdakwanya berada di dalam
Rumah Tahanan Negara.

Lanjutan .

Tugas dan kewenangannya, mencakup :


Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang
yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
penuntutan.
Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang
hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila
diminta.
Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di
daerah hukumnya.
Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan
menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama
dan sewajarnya.
Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng
tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa &
memutus perkara.
Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah

b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)


Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi,
dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi
(Pengadilan Tingkat Banding).

Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.


Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan
Negeri di dalam daerah hukumnya.
Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan
di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya
peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan
sewajarnya.
Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim
pengadilan negeri di daerah hukumnya.
Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan
Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk
yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam
daerah hukumnya.

Lanjutan .

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :


Mengadili perkara yang diputus oleh
pengadilan negeri dalam daerah hukumnya
yang dimintakan banding.
Berwenang untuk memerintahkan
pengiriman berkas-berkas perkara dan
surat-surat untuk diteliti dan memberi
penilaian tentang kecakapan dan kerajinan
para hakim.

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)


Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban
utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakantindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan
menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.

Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :


Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan
peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan
kekuasaan kehakiman.
Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua
lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para
hakim di semua lingkungan peradilan.
Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung
memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang
perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat

Lanjutan .

Wewenang Mahkamah Agung :


Memeriksa dan memutus permohonan kasasi,
(terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau
Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),
Memeriksa dan memutus sengketa tentang
kewenangan mengadili,
Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan
kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap,
Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang,
Meminta keterangan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua
Lingkungan Peradilan,
Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang
perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan
Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutus perkara.

Lanjutan .

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang


MA,dikarenakan :
Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,
Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang
berlaku,
Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan yang mengancam
kelalaian itu dengan
Permohonan
kasasi,batalnya putusan yang
bersangkutan.
dapat

dilakukan dalam
Asas-asas penuntutan
bagi
perkara :
Perdata
Pidana

seseorang yang dianggap


bersalah,

Asas Opportunitas
Asas Legalitas

d. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003,
memiliki
wewenang dan kewajiban :
Wewenang, mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,
memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan Pemilihan Umum.
Kewajiban, yaitu memberi putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden

e. Sikap Sesuai Ketentuan Hukum

Sikap Terbuka
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan
berupaya selalu jujur dalam memahami
ketentuan hukum.

Sikap Obyektif/Rasional
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak
dalam ketentuan hukum dengan segala
konsekuensinya.

Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum


Contoh : Merelakan tanah atau bangunan
diambil pemerintah untuk kepentingan sarana
jalan atau jembatan.

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan


Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 4 orang.
2. Diberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan &
menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap
wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
5. Buatlah kesimpulan bersama.
6. Penutup.

Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap
sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta dalam
upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia

(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi


masyarakat tentang korupsi.
Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia.
Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia.

Pengertian Korupsi

Gambaran Umum Korupsi


Persepsi Masyarakat

Korupsi
DI
Indonesi
a

Fenomena Korupsi
Upaya Pencegahan
Upaya Penindakan

Peran Serta Upaya


Pemberantasan

Upaya Edukasi Masyarakat


Upaya Edukasi LSM

3. Upaya Pemberantasan Korupsi


a. Pengertian Korupsi
Kata korupsi mrp penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan
pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu
mengandung unsur penyelewengan atau ketidak
jujuran.
Kolusi, adalah
Nepotisme, adalah
permufakatan atau kerja
setiap perbuatan
sama secara melawan
penyelenggara negara
hukum antar
secara melawan hukum
penyelenggaraan negara
yang menguntungkan
atau antara
kepentingan keluarga
penyelenggara negara
dan atau kroninya di
dan lain yang merugikan
atas kepentingan
orang lain, masyarakat
masyarakat bangsa dan
dan atau negara.
negara.

Lanjutan .

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan


Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi


pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cumacuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik.
Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

b. Gambaran Umum Korupsi


Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi
hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam
TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Beberap
a contoh
kasus :

Beberapa perusahaan dan pejabat


Indonesia yang menerima suap dari
perusahaan Jepang sehingga mampu
memenangkan proyek milyaran yen
(Media Indonesia, 15/10/1999),
Berdasarkan audit Price Waterhouse
Cooper (PWC), terdapat in-efisiensi di
Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31
Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar

Lanjutan .

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004


Transparency International
Rank

Negara

IPK

Rank

Negara

IPK

Finlandia

9,7

47

Korea Selatan

4,5

New Zealand

9,6

50

Suriname

4,3

Denmark

9,5

66

Thailand

3,6

Islandia

9,5

70

Srilanka

3,5

Singapura

9,3

71

China

3,4

Swedia

9,2

72

Saudi Arabia

3,4

Swiss

9,1

92

India

2,8

Norwegia

8,9

103

Papua N. Guinea

2,6

Australia

8,8

104

Philipina

2,6

16

Hongkong

8,0

106

Vietnam

2,6

24

Jepang

6,9

132

Pakistan

2,1

30

Uni Emirat Arab

6,1

137

Indonesia

2,0

35

Taiwan

5,6

143

Myanmar

1,7

39

Malaysia

5,0

145

Bangladesh

1,5

Lanjutan .

Praktek-praktek Korupsi Dalam


Urusan Bisnis

Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin


ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat
barang, dll.).
Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak,
dispensasi pajak).
Pengadaan barang dan jasa pemerintah
(prosedur tender, penunjukan langsung,
mark up dll.).
Proses pengeluaran dan pemasukan barang
di pelabuhan (bea cukai).
Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi,
tenaga kerja.
Proses pembayaran termin proyek dari

Lanjutan .

AKTOR PELAKU KORUPSI

Korupsi pada Januari - Agustus


2004
Tidak kurang
dari 2,7 triliun
rupiah uang
negara yang
dikorupsi pada
tahun 2004
(Lap. Cawu II
ICW).

c. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi


1.Kelompok mahasiswa sering menanggapi
masalah korupsi dengan protes-protes
terbuka. Mereka sangat sensitif terhadap
perbuatan korup dan yang merugikan
negara dan masyarakat luas.
2.Pada umumnya, mereka masih memiliki
idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan.
3.Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya
karena faktor ketidak puasan dan
kegelisahan psikologis (psychological
insecurity). Tema-tema demonstrasi sering
mengangkat permasalahan penguasa
yang korup dan derita rakyat.

d. Fenomena Korupsi di Indonesia


Pada kehidupan masyarakat yang mengalami
proses perubahan, selalu muncul kelompok
kelompok sosial baru yang ingin
berpartisipasi dalam bidang politik, namun
sesungguhnya banyak diantara mereka yang
tidak mampu.
Di lembaga-lembaga politik,

mereka (politikus instan) sering


hanya ingin memuaskan ambisi
pribadinya dengan dalih
kepentingan rakyat. Tapi tidak
jarang diantara mereka sering
terjebak pada ambisi pribadi
dan kepentingan kelompok

Lanjutan .

Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :


Munculnya oknum pemimpin yang lebih mengedepankan
kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,
sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembagalembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum
pemimpinnya.
Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan
kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai obyek politik
dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi
kehampaan motivasi perjuangan.
Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena
lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan
kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang
korup.

Lanjutan .

Penyebab Utama Korupsi di Indonesia

Lemahnya komitmen dan


konsistensi penegakan
hukum;
Rendahnya integritas dan
profesio-nalisme ;
Adanya peluang di lingkungan
kerja, karena jabatan dan
lingkungan masyarakat;
Merasa selalu kurang dalam
memperoleh penghasilan (gaji
PNS);
Sikap yang tamak, lemah
iman, kejujuran dan rasa
malu.

Segitiga Korupsi
Dorongan

Kesempatan

Rasionalisasi

e. Upaya Pemberantasan Korupsi


1) Upaya Pencegahan, antara
lain :
Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk
memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola
hidup sederhana, dan memiliki rasa
tanggungjawab sosial yang tinggi.
Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit
nasional yang positif dengan mengutamakan
kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian
pada bangsa dan negara melalui sistem
pendidikan formal, non formal dan pendidikan
agama.
Melakukan sistem penerimaan pegawai
berdasarkan prinsip achievement atau
keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan
norma ascription yang dapat membuka peluang

Lanjutan .

Rencana Aksi Nasional (RAN)


Pemberantasan Korupsi

Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang


efektif, terpadu, dan menyeluruh (national integrity
system) dalam mencegah dan memberantas
korupsi dengan melibatkan seluruh komponen
bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif,
legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama)

RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara


Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam
negeri saat ini.

Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember


2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5
Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.

2) Upaya Penindakan, antara


lain :
UU No. 30/2002 merupakan amanat
dari UU No. 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
pasal 43 yang mengatakan perlu
dibentuk Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi melalui UndangUndang sehingga lahirlah .

Lanjutan .

Strategi Penindakan Kasus Ditangani


Sendiri Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan
a.

Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi


Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan
Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H.
(Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan
Sekditjen Hubla, masing-masing diputuskan 8 dan 7
tahun Penjara;

KPU (MWK)
Tahap Penyidikan
Kasus PLCC Pertamina
Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)
Penjualan aset negara (indosat)
Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan
Dihentikan Penyelidikannya
Pending
Tahap Penyelidikan Pengumpulan alat bukti

b.

c.
d.
e.
f.

Tahap Penuntutan

Lanjutan .

Beberapa contoh penanganan kasus &


penindakan
yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui
KPK :
Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis
MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).
Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan
SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004),
Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian
Keua-ngan Dirjen Perhubungan Laut dalam
pembelian tanah yang merugikan keuangan negara
Rp10 milyar lebih. (2004),
Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas
preshipment dan placement deposito dari BI kepada

Lanjutan .
Kasus Pembelian Helikopter
MI-2 merk PLC (Rusia) dgn
terdakwa A.P. (Gub. NAD).
Putusan
PN = divonis 10 tahun, denda
Rp 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 3,683 M
PT = divonis 10 tahun, denda
Rp 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 3,683M
MA = divonis 10 tahun, denda
Rp 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 6,4 M

Contoh
Kasus
Korupsi
Yang
telah
diputuska
n
Pengadila
n

3) Upaya Edukasi Masyarakat,


antara lain :
1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan

partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan


kepentingan-kepentingan publik,

2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena


hal ini justru akan merugikan masyarakat itu
sendiri,
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan,
terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan
desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat
pusat/nasional,
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman
tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara
dan aspek-aspek hukumnya,
5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek
pembangunan dan berperan aktif dalam setiap

4) Upaya Edukasi Masyarakat,


antara lain :

Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW


adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO)
yang mempunyai misi untuk mengawasi dan
melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi
yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen
untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha
pemberdayaan rakyat untuk
terlibat/berpartisipasi aktif melakukan
Transparency
International
(TI), adalah sebuah
perlawanan
terhadap
praktek korupsi.
organisasi internasional yang bertujuan memerangi
korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang
diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global.
Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar
dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan
Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah
negara paling bebas korupsi.

Lanjutan .

Dampak
Korupsi di
Indonesia

Makin meningkatnya
beban masyarakat akibat
badan usaha milik Negara
kurang efisien dalam
mengelola kebutuhan
publik seperti
telekomunikasi, bahan
bakar minyak, listrik dan
lain sebagainya.
Rendahnya kualitas
pelayanan publik;
Rendahnya kualitas sarana
dan prasarana yang
dibangun pemerintah,

SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di
tinjau dari Proses Hukumnya !
2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa
keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum
bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan
Jawaban Anda !
3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung
dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang
menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di
Mahkamah Agung !
4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang
menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam
suatu negara !
5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik
oleh pemerintah maupun masyarakat dalam

INQUIRI
Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing
kelompok
terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas
sebagai
berikut !
1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan)
dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang
sesuai dan yang bertentangan dengan ketentuan hukum !
2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan
obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar,
sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) !
3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatanperbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan
hukum !
4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan
berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal
berikut :
a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang
sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan

Anda mungkin juga menyukai