Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SKENARIO PANEL II

Disusun Oleh :
Debie Yolanda
M. Raedi Ardian
Rinda Destiana
Riskayanti Ramadhani
Rizki Puji Lestari
Yola Oktalita

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya sehingga tugas Biokimia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini bertujuan untuk
memaparkan hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran Biokimia dan diskusi para
penyusun.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penyusun
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs Kusumo Hariyadi Apt MS, selaku dosen yang telah membimbing dan telah memberi
masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dann saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi perbaikanperbaikan dimasa mendatang agar lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya.

Palembang, Maret 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul.............
Kata Pengantar......
Daftar Isi...
Skenario Masalah ....................................................
I.
II.
III.
IV.

Klasifikasi Istilah......
Identifikasi Masalah.........
Analisis Masalah.......
Hipotesis........................

Daftar Pustaka...

SKENARIO MASALAH

Miss Morerice 17 th 80 kg body weigh, 155 cm high sick on sinister chess. Since three moon
latter strich diet do it. Now 60 kg body weigh, but always commond cold, menstrual cycle
unstable, unwell, nearly shock. And than come to healt center
Laboratory data extracell fluids
LDL 5 mmol/L, HDL 1 mmol/L, glukosa 120 mg/dl, Protein 4 g/dl

I.

KLASIFIKASI ISTILAH

Obesitas : Berat badan yang melebihi batas kebutuhan rangka dan tubuh karena
penimbunan lemak berlebihan di dalam tubuh. (Dorland Saku: 790)
Sesak dada : suatu keadaan dimana dada terasa sesak
Diet ketat : Diet ekstrem yang diakukan demi mencapai berat badan ideal dalam waktu
singkat
Siklus menstruasi : siklus terlepasnya dinding rahim (endometrium) yang dibarengi dengan
pendarahan dimana proses ini terjadi satu kali tiap bulan kecuali jika si wanita sedang
hamil.
Influenza : Suatu infeksi virus pada saluran pernapasan atas dan hidung yang dapat
mengakibatkan seseorang mengalami bersin-bersin
Lemah : Keadaan tubuh tidak bertenaga
HDL : Kompleks lipid dan protein yang didominasi komponen protein (40%) dan berfungsi
mengikat kolesterol dan trigliserida dan membawa molekul tersebut kembali ke hati.
LDL : Golongan lipoprotein (lemak dan 25% protein) yang didominasi oleh kolesterol dan
berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan.
II.

IDENTIFIKASI MASALAH

Miss Morerice 17 tahun, berat badan 80 kg tinggi badab 155


Diet keras selama 3 bulan, Berat badan turun 20 kg
Mengeluh sakit pada dada kiri
Merasa terganggu, tidak sehat, lemas, dan pingsan

III.
ANALISIS MASALAH
1. Miss Morerice 17 tahun, berat badan 80 kg tinggi badab 155

a) Bagaimana indeks massa tubuh (IMT) sebelum dan sesudah diet?


Pengukuran obesitas dapat ditentukan dari penghitungan BMI (IMT). Body Mass Index
(BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran /
proporsi berat badan terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang
dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan), Ideal (normal), Overweight
(kelebihan berat badan) atau Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung BMI sangat
mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan
dalam meter (kg/m). Rumus BMI :

BMI =

m
TINGGI BADAN 2(2)
BERAT BADAN (kg)

Menurut Depkes RI, maka rentang BMI yang disepakati adalah :

Berat badan Miss Morerice sebelum diet adalah 80 kg, dan tinggi badannya adalah 155
cm. Maka dapat dihitung bahwa IMT (BMI) Miss A adalah 80/(1,55) = 80/2,4025= 33,298647
2

kg/m2. Bila dimasukkan ke dalam tabel menurut Depkes RI, maka Miss A termasuk golongan
obesitas (kelebihan berat badan) tingkat berat.
Setelah diet keras selama 3 bulan, Miss Morerice mengalami penurunan berat badan
sebesar 20 kg menjadi 60 kg. BMI Miss Morerice setelah diet adalah 60/(1,55) = 60/2,4025
2

=24,973985. Berdasarkan tabel dari Depkes RI , maka Miss Morerice termasuk ke dalam
golongan normal.

b) Mengapa kegemukan ?

Kegemukan merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara


tinggi dan berat badan akibat kelebihan jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Namun, pada dasarnya kegemukan
terjadi akibat energi yang masuk ke dalam tubuh selalu berlebih sehingga tertimbun dalam
bentuk lemak atau sel adipose di bagian bawah kulit. Peningkatan cadangan lemak dalam
tubuh dapat berupa penambahan jumlah sel-sel lemak penambahan ukuran sel lemak, atau
kombinasi dari keduanya. Kelebihan 1.000 kkal energi per hari akan menambah hampir 1
kg timbunan lemak per minggu. Dengan demikian, orang yang makan berlebihan secara
terus menerus akan mudah mengalami obesitas (kegemukan).

Faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor


lingkungan antara lain pengaruh psikologi, gaya hidup dan budaya. Faktor genetik
menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh hormon dan
neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta
distribusi regional lemak tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang orang
tuanya tidak mengalami obesitas memiliki peluang untuk mengalami obesitas sebesar 10 20 %; salah satu orang tuanya mengalami obesitas, resiko meningkat sampai 50%, dan
bila kedua orang tuanya mengalami obesitas, maka peluang orang tersebut untuk
mengalami obesitas meningkat sampai sekitar 70-80%.

Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut
pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper
body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity). Obesitas tubuh
bagian atas merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh di trunkal . Terdapat
beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang
merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal.
Obesitas 24 tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe
obesitas ini lebih dikenal sebagai android obesity.
Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit
kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah. Obesitas tubuh bagian bawah
merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral.
Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut gynoid
obesity. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita.

Mekanisme Pengaturan Makan

Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses


fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energy dan regulasi sekresi hormon yang terlibat dalam pengaturan penyimpanan energi,
melalui sinyalsinyal efferent yang berpusat di hipotalamus setelah mendapatkan sinyal
afferent dari perifer terutama dari jaringan adipose tetapi juga dari usus dan jaringan otot.
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan asupan makanan, menurunkan
pengeluaran energi) dan katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.
Sinyal pendek (situasional) yang mempengaruhi porsi makan dan waktu makan
serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yaitu
kolesistokinin (CCK) yang mempunyai peranan paling penting dalam menurunkan porsi
makan disbanding glukagon, bombesin dan somatostatin. Sinyal panjang yang diperankan
oleh fat-derived hormone leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan
keseimbangan energi. Didalam system ini leptin memegang peran utama sebagai
pengendali berat badan. Sumber utama leptin adalah jaringan adiposa, yang disekresi
langsung masuk ke peredaran darah dan kemudian menembus sawar darah otak menuju ke

hipotalamus. Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan maka massa jaringan
adiposa meningkat, disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin
kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi NPY,
sehingga terjadi penurunan nafsu makan dan asupan makanan.
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi,
maka massa jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di
hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan dan asupan makanan. Pada
sebagian besar orang obesitas, mekanisme ini tidak berjalan walaupun kadar leptin didalam
darah tinggi dan disebut sebagai resisten leptin.
Leptin dan insulin yang bekerja pada nukleus arcuatus (ARC), merangsang neuron
proopimelanocortin / cocain and amphetamine-regulated transcript (POMC/ CART) dan
menimbulkan efek katabolik (menghambat nafsu makan, meningkatkan pengeluaran
energi) dan pada saat yang sama menghambat neuron NPY/AGRP (agouti related peptide)
dan menimbulkan efek anabolik (merangsang nafsu makan, menurunkan pengeluaran
energi). Pelepasan neuropeptida-neuropeptida NPY/AGRP dan POMC/CART oleh neuronneuron tersebut kedalam nukleus PVN dan LHA, yang selanjutnya akan memediasi efek
insulin dan leptin dengan cara mengatur respon neuron-neuron dalam nukleus traktus
solitarius (NTS) di otak belakang terhadap sinyal rasa kenyang (oleh kolesistokinin dan
distensi lambung) yang timbul setelah makan.
Sinyal rasa kenyang ini menuju NTS terutama melalui nervus vagus. Jalur
descending anabolik dan katabolik diduga mempengaruhi respon neuron di NTS yang
mengatur penghentian makan. Jalur katabolik meningkatkan dan jalur anabolik
menurunkan efek sinyal kenyang jalur pendek, sehingga menyebabkan penyesuaian porsi
makan yang mempunyai efek jangka panjang pada perubahan asupan makan dan berat
badan.
2.

Diet keras selama 3 bulan, Berat badan turun 20 kg


Mengapa berat badan tidak boleh turun drastis?
Idealnya, penurunan berat badan itu 0,5 1 kg seminggu, tidak boleh lebih. Bila

dikonversikan dalam bentuk penghilangan lemak, maka seseorang hanya boleh mengurangi

asupan kalori atau menambah output energi dengan berolahraga sebesar 4500 9000 kalori
per minggu,atau sekitar 650 1200 kalori per hari.
Penurunan berat badan yang terlalu drastis dapat menimbulkan shock bagi tubuh. Shock
ini biasanya diakibatkan adanya pengurangan kadar lemak pada jaringan tubuh yang terjadi
secara drastis. Bantalan organ tubuh yang sebagaian besar tersusun atas lemak akan berkurang
drastis sehingga kerja organ dapat terganggu. Pengurangan kadar lemak secara drastis ini juga
dapat mengakibatkan gangguan kinerja hormon steroid. Pemecahan lemak tubuh (lipolisis)
akan menghasilkan badan keton seperti aseton, -Hidroksibutirat dan asetosaetat yang bersifat
asam dan akan membuat seseorang mengalami ketoasidosis. Ketoasidosis bila berlangsung
terus menerus dapat mengarah pada kematian.
Selain itu, penurunan berat badan secara drastis ini juga dapat mengakibatkan tubuh
mengalami kekurangan massa otot sebab diet yang dilakukan biasanya terlalu ketat sehingga
tubuh yang kekurangan protein terpaksa harus memecah protein otot untuk memenuhi
kebutuhan protein. Pengurangan asupan nutrisi secara drastis juga dapat menimbulkan
malnutrisi. Seseorang akan lemas dan mudah sakit bila menurunkan berat badan. Diet tepat

untuk menurunkan berat badan sebaiknya sekitar 0,5 1 kg /minggu. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya shock pada tubuh. Penurunan berat dapat dilakukan dengan
peningkatan aktivitas sehingga energy expenditure meningkat,misalnya dengan melakukan
olahraga aerobik selama 1 jam perhari di pagi hari. Penurunan berat juga dapat dilakukan
dengan mengurangi input energy dengan melakukan pengontrolan terhadap makanan yang
dimakan. Makanan yang dikonsumsi minimal harus mampu menutupi BMR/BEE atau
sekitar 1200 kalori.
Penurunan asupan kalori ini sebaiknya dilakukan secara bertahap agar tubuh dapat
beradaptasi dan maksimalnya 500 1000 kalori per hari. Penurunan asupan makanan tidak
boleh dengan menjauhi beberapa jenis makanan yang berlemak dan berprotein sebab lemak
dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh. Diet bebas lemak dan protein dapat
menimbulkan kelainan akibat malnutrisi. Kita harus tetap mengkonsumsi lemak dan protein
namun tidak boleh berlebih. Diet juga sebaiknya diikuti oleh pengkonsumsian buah dan

sayur yang kaya serat dan vitamin guna menjaga keseimbangan nutrisi tubuh dan
membantu menunda lapar.
Refeeding syndrome terjadi karena adanya gangguan keseimbangan elektrolit. Biasanya
terjadi pada pasien malnutrisi yang akut

Proses glikogenolisis atau pemecahan glikogen meningkat, tglukoneogenesis atau


pembentukan glukosa dari bahan selain KH juga meningkat, terjadinya peningkatan
katabolisme protein dan terjadi deplesi protein, lemak, mineral, elektrolit, dan vitamin
yang ada di dalam tubuh.
REFEEDING

Setelah pemberian makanan kembali atau disebut

akan merangsang sekresi insulin. Pengeluaran insulin ini akan

meningkatkan asupan glukosa, peningkatan asupan Kalium, Magnesium, dan Fosfat.


Semua itu resiko akan terjadinya hipokalemi, hipomagnesia, hipofosfatemia,
defisiensi thiamin, edema.
3.

Mengeluh sakit pada dada kiri


Mengapa dada kiri merasa sakit?
Hal ini disebabkan karena adanya sumbatan lemak atau plak disebagian pembuluh

darah jantung sehingga menggangu suplai oksigen ke otot jantung yang mengalami
hipoksia yang lama kelamaan menjadi iskemik atau matinya sebagian sel otot jantung.

Keadaan inilah yang menimbulkan rasa nyeri didada terutama disebelah kiri, karena arteri
koroner berfungsi untuk mensuplai darah kebagian-bagian tubuh sebelah kiri seperti dagu,
leher, bahu, lengan hingga jari-jari sehingga ketika suplai oksigen itu terganggu maka
secara otomtis organ-organ tadi akan mengalami nyeri. Nyeri yang timbul secara mendadak
dan biasanya dipicu oleh olahraga atau emosi.

4.

Merasa terganggu, tidak sehat, lemas, dan pingsan


a) Mengapa selalu menderita influenza?
Mudah lelah kemungkinan disebabkan ia mengalami dehidrasi, hiponatremia, dan
hipokalemia, serta sebagai akibat kurangnya asupan energy. Miss Morerice
mengurangi asupan protein. Padahal protein adalah bahan dasar pembentuk enzim dan
hormon. Dengan kata lain Imunoglobin yang berfungsi sebagai daya tahan tubuh juga
turun. Ini mengakibatkan ia gampang flu.
Mudah flu menandakan bahwa sistem imun Miss Morerice tidak bekerja dengan
baik sehingga ia mudah terinfeksi. Pada orang normal, sistem imun tubuh, yang
mayoritas tersusun atas protein, akan mampu melawan virus ini sehingga kita tidak
mudah sakit.
Tidak mengkonsumsi protein dan lemak akan membuat kita kehilangan input energi
yang penting. Sekitar 40 50 % kebutuhan energi kita disuplai oleh lemak dan
karbohidrat. Kurangnya asupan energi ini tidak mampu mengimbangi pemakaian energi
Miss Moreric. Hal inilah yang membuat ia mudah lelah. Diet bebas protein yang
dilakukan Miss Morerice inilah yang kemungkinan menyebabkan lemahya sistem imun
Miss Morerice. Kita tahu bahwa sistem imun, misalnya immunoglobulin, tersusun atas
protein. Karena kurang asupan protein, pembentukan sistem imun terganggu sehingga
fungsi sistem imun tidak maksimal. Hal ini membuat tubuh rentan terhadap serangan
patogen sehingga kita mudah sakit.

b) Mengapa siklus mensturasi terganggu?

Menstruasi terlambat biasanya menandakan adanya gangguan pada hormon reproduksi


seseorang (khususnya esterogen). Akibat dari tidak mengkonsumsi lemakkolestrol
rendah-> proses pembentukan hormon menjadi terganggu ->hormon menstruasi menurun
-> siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan
kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi.
Mengkonsumsi buahan sangat baik bagi tubuh kita, selain mengandung air dan

vitamin. Buah juga sebagai antioksidan. Mengkonsumsi sayuran membawa dampak


yang baik bagi tubuh, dengan mengkonsumsi sayuran dapat meningkatkan kemampuan
intestinum untuk melakukan penyerapan. Mengkonsumsi nasi memberikan manfaat
yang penting bagi tubuh karena nasi adalah sumber karbohidrat yang efisien bagi
tubuh karena lebih cepat dikonversikan menjadi energi ketimbang lemak. Jika tidak
diimbangi dengan asupan lemak dan protein. Maka akan meningkatkan risiko masalahmasalah baru. Misalnya, jika kurang asupan lemak maka fungsi hormon pun terganggu
apalagi jika hal ini terjadi pada wanita. Hormon gonadtropin wanita seperti estrogen
itu bahan bakunya adalah steroid yang merupakan derivat dari lemak. Fungsi dari
estrogen itu sendiri juga untuk proses menstruasi. Jika kadar estrogen dalam tubuh
wanita itu berkurang dari keadaan fisiologis tubuh wanita tersebut maka akan
meningkatkan risiko siklus menstruasinya yang tidak lancar. Sedangkan, akibat dari
pengurangan asupan protein juga akan meningkatkan risiko berbagai masalah.
Defisiensi protein dapat menggangu fisiologis tubuh. Misalnya, sebagaimana kita
ketahui bahwa bahan baku dari enzim dan hormon adalah protein. Jika terjadi
penurunan kadar protein dalam tubuh maka akan meningkatkan risiko gangguan
hormonal maupun enzimatis.
Pola diet bebas lemak membuat tubuh kekurangan kolestrol. Sterol adalah prekursor
untuk hormon steroid, yaitu hormon esterogen pada perempuan. Kurangnya asupan
kolesterol inilah yang membuat terjadi gangguan pada proses pembentukan atau
defisiensi hormon esterogen dimana defisiensi hormon ini dapat mengakibatkan
gangguan proses ovulasi sehingga mengalami gangguan siklus menstruasi.
c) Mengapa badan selalu tidak enak dan hampir pingsan?

Tubuh sangat memerlukan karbohidrat karena karbohidrat merupakan sumber


energi. Kekurangan karbohidrat ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan
hypoglikemia. Ketidak seimbangan elektrolit dalam tubuh juga dapat membuat
seseorang merasa pusing. Ini karena perubahan cairan tubuh dan juga secara langsung
mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh dan ini menyebabkan pingsan.
d) Berapa normalitas hasil lab?
Laboratory data extracell fluids
LDL 5 mmol/L, HDL 1 mmol/L, glukosa 120 mg/dl, Protein 4 g/dl
Untuk menginterpretasikan data di atas, kita harus tahu dulu bagaimana nilai
normalnya. Kadar normal indikator pemeriksaan diatas adalah sebagai berikut :

1. Kadar gula darah puasa :


o

Normal

= kadar gula < 100 mg/dl

Pre Diabetes

Diabetes

= kadar gula 100-125 mg/dl

= kadar gula > 125 mg/dl

2. Kadar gula darah sesaat :


o

Normal

= kadar gula < 140 mg/dl

Pre Diabetes

Diabetes

= kadar gula 140-200 mg/dl

= kadar gula > 200 mg/dl

Setelah data dibandingkan dengan nilai normal, kita dapat melihat bahwa HbA1c lumayan
tinggi, dan Miss Morerice termasuk pre-diabet. HbA1c ini biasanya menggambarkan
keadaan gula darah 3 bulan sebelum pemeriksaan. Jadi, sebelum mulai diet, Miss Morerice
kadar gula darahnya tinggi mendekati/hampir mengalami diabetes. Kadar LDL sangat
tinggi, sedangkan kadar HDL terlalu rendah. Kurangnya HDL tubuh meningkatkan resiko
seseorang mengalami atherosklerosis dan stroke. Dan kadar protein Miss Morerice normal
yaitu 4 g/dl dengan kadar normalnya 3,8-5,1 g/dl.
IV.

HIPOTESIS

DAFTAR PUSTAKA
Arisman.2010. Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC
Boyle, MA and SL Roth.2010. Personal Nutrition. Wadsworth, Cengage Learning
Guyton, Arthur C dan John E Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Mansjoer, Arif, dkk.1999.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga.Jakarta:Media Aesculapius
Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep klinis proses proses penyakit. Jakarta : EGC.
Roizen, MF, and Mehmet. 2006. You on A Diet. Harper Collins Publisher.

Sadikin Muhamad, 2002, Biokimia Darah, widia medika, jakarta


Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta
Winarno,F. G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai