KAJIAN KERENTANAN INFRASTRUKTUR KOTA TERHADAP DAMPAK
PERUBAHAN IKLIM (STUDI KASUS BANGUNAN SEKOLAH
SMPN/SMAN/SMKN KOTA PALEMBANG)
Perubahan iklim merupakan proses dengan tingkat kompleksitas yang tinggi
sehingga sangat sulit untuk diprediksi dan kota yang sangat rentan terhadap perubahan iklim adalah Palembang. Dampak perubahan iklim di pesisir sungai dapat menyebabkan badai tropsi, banjir dan meningkatnya muka air laut. Bahaya perubahan iklim adalah perubahan yang dapat menyebabkan kerugian bagi manusia seperti luka fisik atau kehilangan nyawa dan kerusakan lingkungan sekitar. Bahaya perubahan iklim ini dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu, yang pertama bahaya yang pasti berulang seperti badai, hujan deras. Kedua adalah bahaya yang terus menerus dan yang ketiga adalah bahaya yang tidak pasti. Kerentanan didefinisikan sebagai ukuran dimana ketidakmampuan sistem untuk mengatasi pengaruh perubahan iklim. Kerenantan ini dikelompokkan menjadi tiga skala yaitu makro, meso dan mikro. Tujuan penting dari kerentanan adalah indeks kerentanan yang dapat diciptakan dengan langkah-langkah seperti menentukan indikator kerentanan yang umumnya digunakan dalam kajian kerentanan, menentukan proxie dari setiap indikator tadi, menganalisa komponen utama kerentanan dan yang terakhir adalah menganalisa hasil komponen utama yang akan menghasilkan indeks kerentanan. Resiko adalah dampak buruk dari suatu kejadian yang menimbulkan kerugian dalam jangka waktu tertentu dapat berupa luka fisik, kematian, kerusakan lingkungan, sakit, jiwa terancam. Resiko utama terhadap infrastruktur terhadap perubahan iklim ekstrim secara umum berhubungan dengan perubahan ekstrim seperti intensitas curah hujan yang tinggi yang berkemungkinan menyebabkan meningkatnya kerusakan pada gedung dan fasilitasnya dikarenakan lokasi gedung yang dekat dengan pantai/sungai. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data. Data primer didapat dari survey lapangan bangunan sekolah. Data sekunder yaitu data perubahan iklim dan peta pendukung seperti peta topografi Palembang. Kajian bahaya dilakukan berdasarkan kedalaman banjir, durasi dan kenaikan muka air. Kajian kerentanan infrastruktur yang didapat dari kondisi lokasi bangunan, luas bangunan dan banyak pengguna. Kajian resiko yang didapat dari tingkat kerentanan dan tingkat bahaya pada analisa spasial. Indikator yang digunakan untuk mendapatkan indeks kerentanan adalah jumlah pengguna sekolah, kondisi lokasi sekolah, jarak sekolah dari sungai dan historis banjir. Pada parameter historis banjir dan lokasi berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yaitu sekolah pernah atau tidak mengalami banjir dan lokasi berada di dekat rawa atau tidak. Indeks kerentanan ini di klasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah yang didapat dari indeks kerentanan infrastruktur. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa tingkat kerentanan didapat bahwa sekolah di kota Palembang berada di rentang kerentanan rendah dan sedang. Dengan hasil 39 sekolah dengan kerentanan rendah dan 43 sekolah dengan kerentanan sedang. Penelitian diakhiri dengan menarik kesimpulan bahwa tingkat kerentanan infrastruktur dipengaruhi oleh indeks kerentanan infrastruktur.