Anda di halaman 1dari 11

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


KELOMPOK 7

PEMERIKSAAN BERAT JENIS


BUTIRAN TANAH

DASAR TEORI
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
kandungan bahan organic butiran-butiran mineral dengan mudah dipertahankan dan
dipisah-pisakan satu sama lain dengan kocokan air. Tanah berasal dari pelapukan
batuan ,yang prosesnya dapat secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat fisik teknis tanah
kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang merupakan material induknya,juga
dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan
tersebut
Istilah istilah seperti kerikil,pasir, lanau serta lempung digunakan dalam
teknik sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah pada kondisi alam tanah dapat terdiri
dari dua atau lebih campuran. Jenis-jenis tanah dan kadang-kadang terdapat pula
kandungan bahan organic. Material campurannya kemudian dipakai sebagai nama
tambahan dibelakang material unsur-unsur utamanya, sebagai contoh, lempung
berlanau adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya
adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya adalah
lempung dan seterusnya
Tanah terdiri dari tiga komponen, yaitu : udara, air (water) dan komponen
padat (solid). Udara dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis sedangkan air sangat
mempengaruhi sifat- sifat teknis tanah. Ruang di antara butiran- butiran, sebagian
atau seluruhnya dapat terisi oleh air. Bila rongga tersebut seluruhnya terisi air, tanah
dikatakan dalam kondisi jenuh bila terisi rongga terisi oleh udara. Bila tanah pada
Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak
mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.
Jenis tanah berdasarkan ukuran butir dapat dibedakan bermacam-bermacam
sesuai dengan ketentuan ASTM (American Standard Testing Material), terdiri dari:

Gravel (kerikil) ukuran butir > 2mm

Sand (pasir)

Silt (lanau)

Clay (lempung) ukuran butir < 0,005

2 > ukuran butir > 0,05


0,05 > ukuran butir > 0,005

Dalam kondisi sebenarnya tanah yang dijumpai umumnya merupakan


campuran fraksi-fraksi sehingga nama tanah ditentukan oleh fraksi-fraksi yang
pengaruh sifatnya dominan (bukan jumlahnya).
Sifat-sifat tanah :
o Pasir
-

mempunyai gesekan

permeable

butirannya lepas
Lempung

o
-

Melekat

rapat air

kembang susut

o Lanau
-

butirannya halus dan lepas

daya lekat kecil

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
-

gesekan kecil

Berat jenis butiran tanah (specific grafity / Gs)

Gs

s
w

Dimana :
s = berat volume butiran padat (s)
w = berat volume air

s WVss
Dimana :
Ws

= berat butiran padat

Ww = berat air
Wa = berat udara, dianggap sama dengan nol
W

= berat seluruhnya

= Ws + Ww + Wa
= Ws + Ww

Dimana Wa = 0
Hubungan antara kadar air, berat jenis dan angka pori serta derajat kejenuhan
sebagai berikut :

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7

Gs

Sw
e

Dengan :
S = derajat kejenuhan
w = kadar air
e = angka pori

Bila tanah dalam keadaan jenuh air (S=1), berlaku :

Gs

w
e

Dari persamaan- persamaan di atas dapat dibentuk hubungan sebagai berikut :

Gs

b (1 e )
w (1 w )

Hubungan antara Gs, n, b dan w

Gs

b
w (1 n )(1 w )

Dimana :

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
b = berat volume basah

Modifikasi rumus berat jenis tanha dan hubungannya dan komponen tanah.
Berat volume tanah secara umum :

w
V

w ws w w

s.e w.G s

V V s Vv

Maka:

Gs s.e
1 es

Berat volume tanah kering:

ws
V

k s 1 n

atau

Hubungan volume tanah kering dan volum tanah :

k 1 w
Perhitungan berat jenis contoh dengan rumus di bawah ini :

Gs

W 2 W 1
(W 4 W 1) (W 3W 2 )

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Dimana :
W1 = berat piknometer (gram)
W2 = berat piknometer + berat kering (gram)
W3 = berat piknometer, bahan dan air (gram)
W4 = berat piknometer dan air (gram)
No. Piknometer

B1

B5

Berat tanah + Piknometer(gr)(W2)

100.33

96.75

Berat Piknometer (gr) (W1)

50.33

46.75

Berat Tanah (gr)

50

50

Berat Piknometer +air +contoh (W3)

174.01

171.94

Berat Piknometer +air

148.27

146.02

Temperatur ( C )

Isi Contoh Tanah

25.73

25.92

Berat Jenis

2.06101

2.07641

Rata-rata

2.06871

Berat Piknometer = 49.63 + (7/10) = 50.33


Berat Piknometer = 46.05 + (7/10) = 46.75
Perhitungan Berat Tanah
1. B1, Berat Tanah= W2-W1 = 100.33 -50.33 = 50gr
2. B5, Berat Tanah= W2-W1 = 96.75-46.75 =50 gr

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Perhitungan Isi Contoh Tanah
1. B1, Isi contoh tanah = W3-W4 = 174.01-148.27 = 25.73
2. B5, Isi contoh tanah = W3-W4 = 171.94-146.02 = 25.92

Perhitungan Berat Jenis (Gs)


1. B1, Gs=

W 2W 1
100.3350.33
=
( W 4W 1 ) (W 3W 2 ) (148.2750.33 ) (174.01100.33 )

= 2.06101
2. B5, Gs=

W 2W 1
96.7546.75
=
( W 4W 1 ) (W 3W 2 ) (146.0246.75 ) ( 171.9496.75 )
= 2.07641

Rata-Rata
Gs 1+Gs 2 2.06101+2.07641
=
=2.06871
2
2

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7

TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis butiran tanah.
Berat jenis butiran tanah adalah perbandingan berat butir tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
PERALATAN
1. Picnometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol dengan kapasitas
minimum 50 ml.
2. Desikator
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi suhu sampai
110, 50 C.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
5. Termometer ukuran 0 - 500 C dengan ketelitian pembacaan 10 C.
6. Saringan no 4, no 10 dan no 40 serta pan
7. Botol berisi air suling.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan. Timbang berat picnometer
dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
2. Masukkan benda uji ke dalam picnometer dan timbang besama tutupnya
dengan ketelitian 0,01 gram (W2).
3. Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi 2/3nya. Untuk bahan yang
mengandung lempung diamkan tanah uji terendam selama lebih kurang 24
jam.
4. Didihkan air picnometer dengan hati-hati selama 10 menit, dan miringkan
botol sesekali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang
tersekap.
5. Di dalam mempergunakan pompa vakum, tekanan udara di dalam picnometer
atau botol ukur tidak boleh di bawah 100 mmHg.
6. Isilah picnometer dengan air suling dan biarkan picnometer beserta isinya
untuk mencapai suhu ruang. Tambahkan air suling seperlunya sampai tanda
batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer, keringkan bagian luarnya dan
timbang dengan ketelitian 0,01 gram (W3).
7. Ukur suhu dai isi picnometer dengan ketelitian 10 C.
8. Bila isi picnometer belum diketahui, maka tentukanlah isinya dengan mengisi
piknometer dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu pada langkah
ke 3, dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang. Koreksi
berat terhadap suhu (W4), W4 =W25 x K. Nilai K dapat dilihat dari tabel 1.
9. Pemeriksaan dilakukan dua kali. Apabila Gs yag didapat dari kedua
pemeriksaan berbeda lebih dari 3%, maka pemeriksaan harus diulang.

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7

Penjepit

Civil Engineering of Sriwijaya University

Air Suling

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7

Piknometer

Desikator

Tungku Listrik

Civil Engineering of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai