DASAR TEORI
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
kandungan bahan organic butiran-butiran mineral dengan mudah dipertahankan dan
dipisah-pisakan satu sama lain dengan kocokan air. Tanah berasal dari pelapukan
batuan ,yang prosesnya dapat secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat fisik teknis tanah
kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang merupakan material induknya,juga
dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan
tersebut
Istilah istilah seperti kerikil,pasir, lanau serta lempung digunakan dalam
teknik sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah pada kondisi alam tanah dapat terdiri
dari dua atau lebih campuran. Jenis-jenis tanah dan kadang-kadang terdapat pula
kandungan bahan organic. Material campurannya kemudian dipakai sebagai nama
tambahan dibelakang material unsur-unsur utamanya, sebagai contoh, lempung
berlanau adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya
adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya adalah
lempung dan seterusnya
Tanah terdiri dari tiga komponen, yaitu : udara, air (water) dan komponen
padat (solid). Udara dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis sedangkan air sangat
mempengaruhi sifat- sifat teknis tanah. Ruang di antara butiran- butiran, sebagian
atau seluruhnya dapat terisi oleh air. Bila rongga tersebut seluruhnya terisi air, tanah
dikatakan dalam kondisi jenuh bila terisi rongga terisi oleh udara. Bila tanah pada
Civil Engineering of Sriwijaya University
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak
mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.
Jenis tanah berdasarkan ukuran butir dapat dibedakan bermacam-bermacam
sesuai dengan ketentuan ASTM (American Standard Testing Material), terdiri dari:
Sand (pasir)
Silt (lanau)
mempunyai gesekan
permeable
butirannya lepas
Lempung
o
-
Melekat
rapat air
kembang susut
o Lanau
-
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
-
gesekan kecil
Gs
s
w
Dimana :
s = berat volume butiran padat (s)
w = berat volume air
s WVss
Dimana :
Ws
Ww = berat air
Wa = berat udara, dianggap sama dengan nol
W
= berat seluruhnya
= Ws + Ww + Wa
= Ws + Ww
Dimana Wa = 0
Hubungan antara kadar air, berat jenis dan angka pori serta derajat kejenuhan
sebagai berikut :
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Gs
Sw
e
Dengan :
S = derajat kejenuhan
w = kadar air
e = angka pori
Gs
w
e
Gs
b (1 e )
w (1 w )
Gs
b
w (1 n )(1 w )
Dimana :
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
b = berat volume basah
Modifikasi rumus berat jenis tanha dan hubungannya dan komponen tanah.
Berat volume tanah secara umum :
w
V
w ws w w
s.e w.G s
V V s Vv
Maka:
Gs s.e
1 es
ws
V
k s 1 n
atau
k 1 w
Perhitungan berat jenis contoh dengan rumus di bawah ini :
Gs
W 2 W 1
(W 4 W 1) (W 3W 2 )
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Dimana :
W1 = berat piknometer (gram)
W2 = berat piknometer + berat kering (gram)
W3 = berat piknometer, bahan dan air (gram)
W4 = berat piknometer dan air (gram)
No. Piknometer
B1
B5
100.33
96.75
50.33
46.75
50
50
174.01
171.94
148.27
146.02
Temperatur ( C )
25.73
25.92
Berat Jenis
2.06101
2.07641
Rata-rata
2.06871
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Perhitungan Isi Contoh Tanah
1. B1, Isi contoh tanah = W3-W4 = 174.01-148.27 = 25.73
2. B5, Isi contoh tanah = W3-W4 = 171.94-146.02 = 25.92
W 2W 1
100.3350.33
=
( W 4W 1 ) (W 3W 2 ) (148.2750.33 ) (174.01100.33 )
= 2.06101
2. B5, Gs=
W 2W 1
96.7546.75
=
( W 4W 1 ) (W 3W 2 ) (146.0246.75 ) ( 171.9496.75 )
= 2.07641
Rata-Rata
Gs 1+Gs 2 2.06101+2.07641
=
=2.06871
2
2
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis butiran tanah.
Berat jenis butiran tanah adalah perbandingan berat butir tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
PERALATAN
1. Picnometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol dengan kapasitas
minimum 50 ml.
2. Desikator
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi suhu sampai
110, 50 C.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
5. Termometer ukuran 0 - 500 C dengan ketelitian pembacaan 10 C.
6. Saringan no 4, no 10 dan no 40 serta pan
7. Botol berisi air suling.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan. Timbang berat picnometer
dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
2. Masukkan benda uji ke dalam picnometer dan timbang besama tutupnya
dengan ketelitian 0,01 gram (W2).
3. Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi 2/3nya. Untuk bahan yang
mengandung lempung diamkan tanah uji terendam selama lebih kurang 24
jam.
4. Didihkan air picnometer dengan hati-hati selama 10 menit, dan miringkan
botol sesekali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang
tersekap.
5. Di dalam mempergunakan pompa vakum, tekanan udara di dalam picnometer
atau botol ukur tidak boleh di bawah 100 mmHg.
6. Isilah picnometer dengan air suling dan biarkan picnometer beserta isinya
untuk mencapai suhu ruang. Tambahkan air suling seperlunya sampai tanda
batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer, keringkan bagian luarnya dan
timbang dengan ketelitian 0,01 gram (W3).
7. Ukur suhu dai isi picnometer dengan ketelitian 10 C.
8. Bila isi picnometer belum diketahui, maka tentukanlah isinya dengan mengisi
piknometer dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu pada langkah
ke 3, dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang. Koreksi
berat terhadap suhu (W4), W4 =W25 x K. Nilai K dapat dilihat dari tabel 1.
9. Pemeriksaan dilakukan dua kali. Apabila Gs yag didapat dari kedua
pemeriksaan berbeda lebih dari 3%, maka pemeriksaan harus diulang.
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Penjepit
Air Suling
I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 7
Piknometer
Desikator
Tungku Listrik