Intan Arvianty
Dani Dania Darmawan
Siti Fatimah
Perseptor
Dr Lelly Sp.KJ(K)
: Nn. U
Umur
: 18 th
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Siswi
Alamat
: Citeureup Cimahi
St. Marital
: Belum Kawin
Tgl. Pemeriksaan
: 29 januari 2015
Anamnesis
Keluhan Utama
Kontrol rutin
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan ibunya untuk kontrol rutin ke poli keswara.
Menurut ibunya, pasien menjadi susah untuk mengontrol emosi, dimana
pasien menjadi mudah marah dan kesal apabila keinginannya tidak
terpenuhi. Keluhan tersebut sudah terjadi sejak 4 tahun yang lalu.
Keluhan ini muncul berawal dari semakin jarangnya keinginan
pasien yang dipenuhi oleh kedua orang tuanya, karena menurut ibunya,
pasien menjadi semakin boros dalam berbelanja dan mudah mentraktir
teman-temannya, sehingga terkesan seperti pasien dimanfaatkan oleh
teman-temannya.
Selain keluhan tersebut, prestasi pasien di sekolah juga menjadi
menurun, dan ketika malam hari pasien menjadi tidak tidur tetapi malah
berjalan mondar-mandir di rumah sehingga mengganggu anggota
keluarga lainnya. Pasien juga sering membeli pakaian setiap berjalanjalan namun pada akhirnya tidak menggunakan pakaian tersebut karena
merasa tidak suka.
Jika keinginannya tidak terpenuhi maka pasien akan pergi dari
rumah dengan menggunakan motor dan pada akhirnya sering mengalami
kecelakaan dijalan, namun menurut ibu pasien, pasien tidak pernah
menyadari hal tersebut. Pasien juga menjadi mudah marah atau curiga
jika barang yang dimilikinya tidak berada pada tempatnya dan
menyalahkan ibu pasien, walaupun akhirnya benda tersebut kembali
ditemukan.
Pasien mengatakan selama keluhan tersebut muncul tidak disertai
dengan sakit kepala, diare, ataupun berkeringat dingin. Selain itu pasien
1
Status Psikiatrikus
Kesadaran
: Compos mentis
Roman muka
: Ceria
Kontak/rapport : (+) / Adekuat
Orientasi:
Time
: baik
Place
: baik
Person
: baik
4
Memori :
Perhatian
Immediate
Recent
Recent Past
Remote
: baik
: baik
: baik
: baik
: Baik
Persepsi
Pikiran:
Bentuk pikiran
Jalan pikiran
Isi pikiran
: realistik
: koheren, relevan
: waham (-)
Emosi
Mood
Afek
Wawasan penyakit
Tingkah laku
Bicara
Dekorum:
: Euthymic
: Luas, Appropriate
: Grade V / Baik
Menyadari penyakitnya dan faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya. Namun
tidak menerapkan dalam prilaku praktisnya.
: normoaktif
: baik
Kooperatif
: baik
Kebersihan
: baik
Diagnosis Multiaksial
Axis I
Axis II
Axis III
Axis IV
: masalah dengan primary support group, keluarga, masalah
berkaitan dengan lingkungan sosial
Axis V : GAF SCALE 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)
Rencana Terapi
Psikofarmaka:
Depacote 500 mg 2x1
Psikoterapi
Psikoterapi suportif : dorongan, semangat dan motivasi
Psikoterapi keluarga : keluarganya dapat membantu mempercepat
proses penyembuhan penderita dengan mengingatkan os untuk minum
obat secara teratur.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
GANGGUAN BIPOLAR
I. Definisi
Gangguan bipolar merupakan gangguan mood dengan kelainan berupa
perubahan suasana perasaan atau afek, dimana pada waktu didapat kumpulan gejala
yang terdiri dari depresi, dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya (penurunan
afek disertai pengurangan energi dan aktivitas) dan pada waktu lain mengalami elasi
(suasana perasaan yang meningkat disertai penambahan energi dan aktivitas).
Gangguan ini memiliki episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode), yang
6
khas adalah biasanya terdapat penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik
biasanya dimulai dengan tiba-tiba antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, sedangkan
episode depresi cenderung berlangsung lebih lama rata-rata sekitar 6 bulan, tetapi
jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua episode ini seringkali
terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain.
II. Epidemiologi
Prevalensi gangguan bipolar I sekitar 0,4-1,6% sedangkan prevalensi gangguan
bipolar II adalah 0,5%. Gangguan bipolar I angka kejadiannya sama antara pria dan
wanita, dimana episode manik lebih sering didapati pada pria sedangkan episode
depresi pada wanita. Onset gangguan bipolar I terjadi pada usia 5-50 tahun, rata-rata
pada usia 30 tahun. Gangguan bipolar I lebih sering terjadi pada orang yang bercerai
atau belum menikah.
III. Etiologi
1. Genetik
Terdapat bukti-bukti yang mendukung peranan faktor genetik sebagai
predisposisi gangguan bipolar. Di antaranya adalah :
1. Tingkat persesuaian gangguan bipolar pada kembar monozigot mencapai 80%.
2. Hasil analisis regresi menunjukkan pola transmisi autosomal dominan.
3. Beberapa letak gen pada kromosom keluarga yang mendapat gangguan bipolar
telah diduga berkaitan dengan pewarisan penyakit. Namun sampai kini, dugaan ini
belum terbukti satu pun.
2. Neurobiologis
Mekanisme patofisiologi yang mendasari perubahan mood yang berulang pada
gangguan bipolar masih belum dapat dijelaskan. Namun dari beberapa penelitian,
ada beberapa dugaan yang menarik banyak perhatian :
1. Terdapat perubahan enzim ATPase membran yang diaktifkan oleh Na+ dan K+.
2. Adanya gangguan mekanisme yang transduksi sinyal yang melibatkan sistem
phosphoinositol dan protein yang berikatan dengan GTP
3. Gangguan regulasi glutamat dan faktor transmisi neuroprotektif, yang dapat
menjelaskan efek terapeutik lithium.
7
terapi dengan lithium memberikan hasil lebih besar apabila diiringi dengan
penyesuaian irama sirkadian pasien dengan pengaturan siklus gelap dan terang.
Pencitraan
syaraf
(neuroimaging),
mengungkapkan
besarnya
tingkat
Note : pada anak dan remaja, dapat berupa mood yang mudah
tersinggung
(2) Kehilangan minat atau kesenangan pada semua atau hampir semua
kegiatan sepanjang hari, hampir setiap hari
(3) Kehilangan berat badan yang signifikan tanpa diet, atau penurunan atau
peningkatan selera makan hampir setiap hari
(4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
(5) Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari
(6) Lemah atau kehilangan energi hampir setiap hari
(7) Merasa tidak berharga atau merasa bersalah berlebihan (dapat menjadi
delusi), hampir setiap hari
(8) Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau tidak
mampu mengambil keputusan hampir setiap hari
(9) Sering berpikir tentang mati (buakan takut mati), sering memiliki ide
bunuh diri tanpa rencana yang spesifik, atau melakukan percobaan bunuh
diri atau memiliki rencana yang spesifik untuk bunuh diri
B. Tidak ditemukan gejala yang masuk dalam kriteria episode campur.
C. Gejala menunjukkan tekanan atau kegagalan dalam masyarakat, pekerjaan,
atau area fungsional lain yang penting.
D. Gejala bukan karena efek fisiologis dari obat
E. Gejala tidak lebih baik dari kehilangan, seperti kehilangan seseorang yang
dicintai, gejala menetap selama dua bulan, atau ditandai dengan kegagalan
fungsional, kegemaran abnormal yang tidak berguna, kehilangan harapan, ide
bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi psikomotor.
Kriteria diagnostik untuk episode manik berdasarkan DSM-IV-TR:
A. Adanya suatu periode yang jelas dimana terdapat peningkatan suasana
perasaan yang menetap dan abnormal, perasaan yang meluap-luap, atau
mudah tersinggung, sekurang-kurangnya satu minggu
B. Selama periode gangguan mood, terdapat tiga (atau lebih), gejala di bawah ini
(empat jika gangguan mood hanya mudah tersinggung) dan telah ada derajat
yang tampak :
(1) Peningkatan percaya diri
10
(5) Distraktibilitas
(6) Agitasi psikomotor
(7) Memiliki keinginan yang berlebihan dan kesenangan untuk melakukan
aktivitas yang dapat mencelakakan
C. Episode berhubungan dengan perubahan fungsional yang tegas yang tidak
tergambarkan pada orang tanpa gejala
D. Gangguan mood dan perubahan fungsional dapat diobservasi oleh orang lain
E. Episode tidak cukup berat untuk menimbulkan kegagalan dalam masyarakat
dan pekerjaan, atau tidak memerlukan perawatan di rumah sakit dan tidak ada
gambaran psikotik
F. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari obat atau penyakit umum
Note : Hypomanik like episode yang jelas disebabkan oleh pengobatan
somatik antidepresan (seperti obat-obatan, ECT, terapi cahaya) tidak
digolongkan pada gangguan bipolar II.
2. PPDGJ-III
PPDGJ-III membagi gangguan afektif bipolar menjadi :
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
Pedoman diagnostik :
(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresi, atau campuran) di masa lampau
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
Pedoman diagnostik :
(a)
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik
(b)
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
Pedoman diagnostik :
(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik
12
yang
tercampur
atau
bergantian
dengan
cepat
(gejala
derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau
pengaruh nyata atas kelancaran aktivitas dan sosial memang sesuai dengan
diagnoosis hipomania, akan tetapi bila kekacauan itu berat atau menyeluruh
maka diagnosis mania harus ditegakkan
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial
yang biasa dilakukan
perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi
14
1. Episode Depresi
Berdasarkan PPDGJ-III terdapat tiga variasi dari episode depresi yaitu depresi
ringan, sedang, dan berat.
Gejala utama dari depresi adalah:
Afek depresi
Tidur terganggu
15
Ansietas merupakan gejala umum dari depersi yang mengenai hampir 90%
pasien depresi. Selain itu didapatkan juga gejala vegetatif seperti mens yang
abnormal, masalah seksual dan masalah somatik, ketidakmampuan berkonsentrasi
dan kegagalan berpikir.
Fobia sekolah dan kelekatan yang berlebihan dengan orang tua merupakan
gejala depresi pada anak Kegagalan nilai akademis, penyalahgunaan zat psikoaktif,
perilaku antisosial, seksual promiskuitas, dan melarikan diri dari rumah merupakan
gejala depresi pada remaja. Pada orang dewasa, depresi sering berhubungan dengan
status socialekonomi, kehilangan pasangan hidup, penyakit ,dan isolasi sosial. Pada
orang dewasa, depresi sering muncul dalam keluhan somatis.
2. Episode Manik
Peningkatan perasaan seperti euforia, perasaan yang meluap-luap, atau mudah
tersinggung adalah tanda dari episode manik. Beberapa pasien manik dapat
membuka pakaiannya di tempat umum, mengenakan pakaian atau perhiasan yang
mencolok, pasien biasanya impulsive. Mereka mempunyai kecenderungan untuk
memperhatikan politik, agama, keuangan, dan seksual.
VI. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Berdasarkan PDSKJI
16
b. Psikoterapi
c. ECT
Indikasi ECT :
1. Pasien tidak responsif terhadap obat
2. Pasien tidak mau makan obat
3. Kondisi kliniknya sedemikian parah dimana perbaikan yang cepat hanya
dengan ECT
17