Anda di halaman 1dari 4

PERTARUNGAN MEREBUT IMPERIUM

Pertarungan merebut sumber daya minyak di dunia internasional berhubungan erat dengan
kaitannya pembangunan sebuah imprelium. Ironi yang terjadi di negeri ini adalah di saat negeranegara maju memberikan dukungan penuh terhadap perusahaan minyak negeranya. Justru
pemerintah kita malah mengkerdilkan perusahaan nasional yang dimilikinya
Mengapa minyak sangat menentukan dominasi dari suatu negera? Pertama adalah
kekuatan politik suatu negera sangat ditentukan oleh penguasaannya atas minyak. Negara yang
menguasai minyak bisa di pastikan akan menguasai dunia. seperti kata David Harvey dalam
bukunya Imperialisme Baru, yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Resist Book.
Siapa yang mengontrol minyak Timur Tengah, maka dia telah mengontrol keran minyak dunia.
Dan siapapun yang sudah mengontrol keran minyak dunia, maka dia sudah mengontrol ekonomi
global,. Kedua, besaran konsumsi minyak berhubungan signifikan dengan besaran ekonomi
suatu negera. Semakin besar ekonomi suatu Negara maka konsumsi minyak akan semakin besar.
Untuk itulah negera-negara maju berupaya memiliki control penuh atas sumber daya minyak
dunia. Ketiga naik-turunnya harga minyak dunia ikut mempengaruhi panas dinginnya situasi
politik internasional.
Pada abad ini yang menguasai imperium adalah Amerika Serikat. Landasan Imprelium
Amerika Serikat adalah minyak. Hampir seluruhnya transaksi minyak menggunakan mata uang
dolar Amerika Serikat. Dengan demikian pasar keuangan Amerika Serikat akan sangat
menentukan harga minyak. Amerika Serikat telah mendominasi produksi minyak sejak paruh
abad ke duapuluh. Pada tahun 1925 Amerika Serikat menyumbang 70% produksi minyak dunia,
sekitar 63% pada tahun 1941 dan lebih dari 50 % pada tahun 1950. Lima dari tujuh perusahaan
minyak besar (dikenal dengan Seven Sister) yang mendominasi industri minyak internasional
dari tahun1920 sampai tahun 1970 adalah perusahaan Amerika Serikat. [1]
Selain penyumbang produksi minyak terbanyak di dunia, Amerika Serikat juga
mengkonsumsi energi minyak yang sangat banyak seperti kata Steven Chu, U.S. Secretary of
Energi sebanyak 57 persen dari semua minyak yang di konsumsi Amrika Serikat di impor, 70
persen dari minyak yang di konsumsi Amerika Serikat digunakan untuk transportasi. Setiap
harinya Amerika Serikat mengkonsumsi 20 juta barel. sebanyak 14 juta barel per hari dikonsumsi
untuk bahan bakar transportasi dan 9 juta barel bahan bakar transportasi adalah bensin[2].
Amerika Serikat harus dapat memastikan kontrol atas minyak dunia dikarenakan
konsumsi minyak dalam negeri yang sangat banyak. Akibatnya keberadaan akan minyak sangat
mempengaruhi ekonomi dan politik nasional Amerika Serikat. Oleh karena itu Amerika Serikat
mengerahkan investasi luar negeri perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk memburu
minyak dan memasokkannya ke dalam Amerika Serikat. Jadi tidak mengherankan bila
penguasaan minyak di negeri-negeri berkembang banyak dikuasai oleh negeri Kapitalis tersebut.

Cadangan minyak di timur tengah merupakan cadangan yang terbesar pada saat ini. Iran
menyatakan cadangan minyak terbukti pada posisi 150,31 Milliar barel. Irak menaikkan
perkiraan cadangan minyak terbukti mencapai 143,1 milliar barel. Perkiraan ini membuat
Baghdad pemegang cadangan minyak terbesar ketiga setelah iran dan arab Saudi di timur
tengah[3]. Jadi tidak menghenrankan jika negeri para nabi tersebut selalu menjadi ajang konflik
dari para Negara-negara maju untuk merebut cadangan minyak di sana. Amerika Serikat, inggris,
prancis bertarung melawan cina dan rusia untuk memperole kontrak atas ladang-ladang minyak
di timur tengah.
Karena Daerah timur tengah merupakan daerah yang kaya akan minyak, wajar saja jika
daerah tersebut rawan akan konflik dan perang. Konflik dan perang ini akan mengakibatkan
harga minyak tak terkendali dan mendorong kenaikan spekulatif harga minyak. Itulah mengapa
setiap konflik di timur tengah memicu kenaikan harga minyak dunia. Yang diuntungkan dengan
kenaikan harga minyak dunia adalah negara penghasil minyak yang akan memperoleh
pendapatan besar dari penjualan minyak mentah, perusahaan-perusahaan multinasional yang
beroperasi di seluruh dunia dan secara bebas menjual hasil produksi mereka. Naiknya harga
minyak juga pasti akan mendorong harga saham perusahaan minyak di bursa.
Dominasi perusahaan minyak Amerika Serikat sedang terancam. Imperium
Amerika Serikat diambang kehancuran.
Dapat kita lihat pada tahun 2008 lalu Amerika Serikat mengalami sebuah krisis, telah
banyak menyebabkan perusahaan keuangan yang menopang perekonomian AS mengalami
kebangkrutan. Anggaran belanja AS tersedot cukup banyak untuk menalangi perusahaanperusahaan yang bangkrut. Kondisi ini mengakibatkan pemerintah AS menganggung utang baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Utang AS telah malampaui produk domestic bruto (PDB)
yang terpaksa membuat AS mengemis kepada negara lain. Sebagian besar surat utang AS dibeli
oleh Cina, Inggris, dan Jepang. [4]
Akibat krisis tersebut, ekonomi Amerika Serikat hanya dapat bersandar atas penguasaan
minyak dunia. Perusahaan minyak mampu bertahaan dari terpaan krisis, bahkan perusahaan
minyaklah yang banyak memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan terhadap perekonomian
Negara kapitalis tersebut. Keadaan inilah yang membuat Amerika Serikat terus berburu hasil
minyak ke seluruh dunia terutama ke daerah timur tengah yang kaya akan minyak.
Namun, penguasaan minyak dunia oleh Amerika Serikat kini sedang terancam dengan
semakin menguatnya perusahaan cina dalam menguasai minyak dunia. agresifnya perusahaan
nasional cina dalam menguasai sumber-sember minyak di timur tengah, rusia dan asia tenggara
telah meningkatkan dominasi cina dalam produks minyak. Bahkan kini Petro Cina perusahaan

asal Cina telah mengalahkan Exon mobil perusahaan asal Amerika Serikat dalam hal jumlah
produksi minyak. BBC New (29 Maret 2012) memberitakan bawa produksi minyak oleh
perusahaan cina mencapai 886.100.000 barel pada tahun lalu-setara dengan 2.430.000 barel per
hari. Sedangkan Exxon pada bulan januari 2012 memproduksi 2,3 juta barel per hari[5].
Petrocina juga telah membeli dan memperoleh cadangan baru di irak, Australia, Qatar
dan kanada. Bahkan perusahaan cina telah membangun kesepakatan perjanjian dengan berbagai
Negara di dunia. Yang menyebabkan akuisisi perusahaan telah mencapai U$$ 7 milliar, sekitar
dua kali lebih banyak dibandingkan dengan Exxon, menurut penyedia data dialogic. [6] . Jumlah
akuisisi total oleh perusahaan-perusahaan energy cina melonjak dari U$$ 2 miliyar antara tahun
2002 dan 2003 menjadi hamper U$$ 48 milliar pada tahun 2009 dan 2010 menurut badan energy
internasional. Bahkan perusahaan milik cina berani membayar di atas rata-rata industry untuk
mendapatkan transaksi tersebut.
Di saat amerika serikat dan eropa mengali krisis. Ekonomi cina tumbuh dengan
pesatnya. Pada tahun 2010, GDP China meningkat 10,456%, sebesar U$$ 5,745.13 milliar,
meningkat 11,79 persen pada 2011 menjadi U$$ 6,422.28 Milliar. Perkiaraan untuk tahun 2015
memperediksi GDP China mencapai U$$ 9,982.08 milliar, tumbu 10-12 persen pertahun antara
2010 dan 2015 [7]
Melihat kondsi tersebut Cina dapat menjadi sebuah imperium baru, dan
imperium baru tersebut pondasinya adalah penguasaan energy khususnya minyak.
Disaat pemerintah Negara-negara maju memberikan dukungan penuh atas perusahaanperusahaan minyak negara untuk berburu sumber minyak diseluruh dunia, pemerintah kita malah
mengkedirkan perusahaan minyak nasional yang dimilikinya. Hal ini terbukti penguasaan
minyak di negeri ini lebih banyak di kuasai asing dari pada perusahaan nasional. Seperti konflik
blok minyak di semai V dan cepu yang pada akhirnya jatuh ke tangan asing dan bukan kepada
perusahaan minyak nasional. Seharusnya pemerintah dan komponen bangsa ini membangun
kebijakan energy dalam rangka membentuk kedaulatan energy demi tercipta kesejahteraan
rakyat.
Masalah minyak dan energy adalah sesuatu yang berkaitan dengan kedaulatan
bangsa ini. Kontol penuh terhadap kekayaan minyak nasional akan menentukan
kebesaran dan masa depan bangsa ini
1. http://www.americaforeignrelation.com/O-W/Oil-Oil-and-word-power.html
2. Steven Chu, Nobel Physicist, U.S.Secretary, www.americaforeignrelation.com
3. http://www.ibtimes.com/articles/71909/20101014/iran-iraq-reserve-raise-output-opecquota-oil-gas-petroleum-natural-gas.html
4. anomaly kebijakan minyak nasional, Free Trade Watch, edisi 1 maret 2012, hal 17

5. http://www.bbc.uk/news/business-17556938
6. anomaly kebijakan minyak nasional, Free Trade Watch, edisi 1 maret 2012, hal 23
7. http://www.economywatch.com/word_economy/china/?page=full

Anda mungkin juga menyukai