Abstrak
Metode perawatan luka berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini ditandai dengan munculnya bahan-bahan perawatan luka modern yang telah dirancang sesuai dengan
karakteristik luka, sehingga proses penyembuhan luka maksimal. Di Indonesia, penerapan metode
perawatan luka modern masih minim. Pelayanan kesehatan cenderung menggunakan metode perawatan
luka konvensional. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan bahan pada
perawatan luka di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 30 orang perawat yang dipilih melalui metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Pengambilan data dilakukan pada Februari hingga Maret 2012. Hasil penelitian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
bahan perawatan luka di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar seluruhnya (100.00%) tidak sesuai
dengan karakteristik luka. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan agar perawat menggunakan bahan
perawatan luka yang sesuai dengan karakteristik luka pasien.
10.00
60.00
30.00
0.00
100.00
0.00
6.60
66.70
26.70
0
30
100.00
0.00
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 30 orang perawat, ditemukan
bahwa seluruh perawat (100.00%) di RSUD
Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tidak
menggunakan bahan perawatan luka yang
sesuai dengan karakteristik luka pasien.
Walaupun penggunaan bahan perawatan
luka mayoritas tidak sesuai dengan
karakteristik luka, masih ada penggunaan
bahan yang tepat yaitu pemakaian salin
normal sebagai larutan pembersih luka. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh
perawat (30 orang) menggunakan salin
normal sebagai cairan pembersih pada
perawatan luka akut seperti luka operasi,
luka superfisial, dan luka kronik, termasuk
luka kronik yang menghasilkan jaringan
nekrotik. Menurut pedoman AHCPR 1994
menyatakan bahwa cairan pembersih yang
dianjurkan adalah salin normal (sodium
klorida 0.9%) (Morrison, 2004). Sodium
klorida atau natrium klorida tersusun atas Na
dan Cl yang memiliki komposisi sama
seperti plasma darah, dengan demikian aman
bagi tubuh (Morrison, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian ini
ditemukan
bahwa
seluruh
perawat
(100.00%) menggunakan povidone iodine
sebagai larutan antiseptik pada luka bedah
(akut)
dan
23
perawat
(76.60%)
menggunakan povidone iodine sebagai
larutan antiseptik pada luka kronik, termasuk
DAFTAR PUSTAKA