Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Definisi............................................................................................
Etiologi............................................................................................
Tanda Eksaserbasi...........................................................................
Eksaserbasi Akut.............................................................................
Klasifikasi.......................................................................................
Penatalaksanaan..............................................................................
Komplikasi......................................................................................
5
5
5
6
6
8
10
12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma eksaserbasi merupakan satu alasan paling sering dari pasien untuk
mencari pertolongan emergensi ke dokter umum atau instalasi gawat darurat.
Evaluasi data dari instalasi gawat darurat menyatakan pasien asma yang
datang ke IGD sebagian besar termasuk asma berat hanya sebagian kecil
dengan asma ringan dan sedang1.
Eksaserbasi asma bisa ringan, berat sampai mengancam nyawa. Perburukan
biasanya terjadi dalam hitungan jam atau hari kadang bisa terjadi dalam
beberapa menit. Eksaserbasi biasanya menujukkan ada kontak dengan trigger.
Yang paling sering adalah infeksi virus atau allergen tetapi eksaserbasi yang
berjalan gradual bisa terjadi karena kegagalan penatalaksanaan jangka
panjang4.
Mortaliti dan morbiditi sering dikaitkan dengan kegagalan dalam mengenal
berat eksaserbasi, upaya yang tidak adekuat pada saat onset dan
undertreatment eksaserbasi. Terapi eksaserbasi tergantung dari kondisi pasien,
pengalaman terapi tenaga kesehatan, terapi yang paling efektif untuk pasien
tertentu, obat obat yang tersedia dan fasilitas gawar darurat5.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi
Asma eksaserbasi ( asma akut atau asthma attach ) adalah kejadian
peningkatan progresif keluhan sesak nafas, batuk, mengi atau chest tightness
atau beberapa kombinasinya2,11.
B. Etiologi3
Asma eksaserbasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, kadang-kadang
ada yang disebut sebagai "pemicu" antara lain : alergen, infeksi virus, polusi
dan obat12.
Penyebab ekaserbasi :
1. Infeksi virusp respirasi ( paling sering )
2. Micoplasma pneumonia
3. Chlamydia pneumonia
4. Alergen
5. Iritan ( SO2 , particulate pollutans )
6. Obat ( aspirin )
7. Krisis emosi
8. Tidak patuh pada pengobatan
C. Tanda Eksaserbasi
Eksaserbasi ditandai dengan penurunan aliran udara ekspirasi yang dapat
diukur dengan pengukuran fungsi paru-paru13.
D. Eksaserbasi Akut
Eksaserbasi asma merupakan episodik perburukan yang ditandai dengan
gejala sesak napas, batuk, mengi, rasa berat di dada, atau kombinasi gejala
tersebut dan terdapat penurunan arus ekspirasi melalui pemeriksaan faal paru.
Frekuensi eksaserbasi menjadi indikator penanganan asma yang belum
adekuat. Derajat serangan asma bervariasi dari yang ringan sampai berat yang
dapat mengancam jiwa. Serangan bisa mendadak atau juga bisa perlahanlahan. Serangan asma akut menunjukan rencana pengobatan jangka panjang
yang telah gagal atau pasien sedang terpajan faktor pencetus7,8
E. Klasifikasi6
Ancaman
Henti Nafas
- Akut Berat
Parameter
serangan
ringan
Serangan
Sedang
Serangan
Berat
Sesak Nafas
Berjalan
sudah sesak,
masih dapat
berbaring
Istirahat sudah
sesak harus
duduk
membungkuk
Berbicara
Dalam
kalimat
Kesadaran
Mungkin
agitasi
Berbicara
sudah sesak,
lebih enak
duduk
Berbicara
dalam suku
kata
Biasanya
agitasi
Meningkat
Meningkat
Biasanya
tidak ada
Biasanya
ada
Biasanya ada
Gerakan
torakoabdominal
paradoksikal
Keras
Biasanya
keras
Tak ada
bising ( silent
chest )
100 120
> 120
Bradikardia
Biasanya
ada 10 25
mmHg
> 80%
60 80 %
< 60 %
Normal
> 60 mmHg
< 45 mmHg
< 45 mmHg
> 60 mmHg,
mungkin
sianosis
> 45 mmHg,
mungkin gagal
nafas
> 95 %
91 95 %
< 90 %
Frequensi
pernapasan
Retraksi otototot tambahan
dan
suprasternal
Mengi
Nadi/Menit
Pulsus
paradoksus
APE pasca
bronkodilator,
% dari nilai
terbaik
PaO2 ( di
udara )
Dan/ PaCO2
SaO2 ( di
udara )
Sedang
sering hanya
akhir
ekspirasi
< 100 tidak
ada
Berbicara kata
demi kata
Biasanya
agitasi
Sering >
30x/menit
Mengantuk
atau bingung
F. Penatalaksanaan
Terapi utama untuk eksaserbasi adalah pemberian inhalasi 2 agonist
berulang, glukokortikoid lebih awal dan oksigen2. Sebelum memberi
pengobatan diperlukan evaluasi awal ( assessment ). Evaluasi keparahan
penyakit diselesaikan dengan menilai kemampuan pasien mengucapkan
kalimat, tanda tanda vital, PEFR dan pulse oxymetri 1. Tujuan terapi adalah
menghilangkan obstruksi saluran nafas dan hipoksemi secepat mungkin dan
mencegah kekambuhan5.
Tujuan terapi adalah menghilangkan obstruksi saluran nafas dan hipoksemi
secepat mungkin dan kekambuhan. Yang paling penting dalam menentukan
keberhasilan terapi adalah monitoring kondisi pasien dan respons terapi
dengan mengukur faal paru9.
Pasien yang beresiko tinggi kematian asma memerlukan perhatian lebih
dan harus mencari perawatan secepatnya di awal perjalanan eksaserbasi
mereka. Antara lain :
Dengan riwayat asma yang fatal yang membutuhkan intubasi dan
ventilasi mekanik14
Yang memiliki rawat inap atau kunjungan perawatan darurat untuk
glukokortikosteroid oral8
Yang saat ini tidak menggunakan glukokortikosteroid inhalasi8
Yang tergantungan lebih pada obat kerja cepat inhalasi B2 - agonist,
Penilaian awal
Tabel
tindakan
asma3 tertulis8
Anamnesa, pemeriksaan fisik ( auskultasi, pemakaian otot
PEFR < 30% prediksi
tambahan, nadi, frekuensi, respirasi, VPE1 atau APE, saturasi
PaCO2 > gas
45 mmHg,
PaO2 < 60indikasi
mmHg )
oksigen, analisa
darah dengan
-
Penanganan awal
Terapi oksigen untuk mencapai saturasi O2 90 %
Inhalasi 2 agonist kerja cepat dengan nebulisasi secara kontinu
selama 1 jam
Kortikosteroid sistemik bila tidak segera berespon dengan terapi
diatas, atau bila penderita sudah mendapat terapi kortikosteroid
8
Serangan asma
sedang
- APE 60-80% dari
nilai prediksi
- Pemeriksaan
fisik : asma
sedang
Terapi
- Oksigen
Nebulisasi 2
agonist dan
antikolinergik setiap
60
- Kortikosteroid
R. Perawatan
Asma Akut
- Inhalasi 2 agonist
+/- Inhalasi
antikolinergik
- Kortikosteroid
Respon buruk
Dalam 1-2 jam
Faktor resiko utk
asma hampir
fatal
Pem fisik : asma
9
berat,
mengantuk
APE < 30%
pCO2 > 45
Dipulangkan dgn
kriteria
- APE > 60% nilai
prediksi
- Dapat diatasi dgn
terapi oral/inhalasi
Terapi dirumah
- Lanjutkan 2
agonist inhalasi
- Pertimbangkan
kortikosteroid oral
- Pertimbangkan
inhaler kombinasi
- Pendidikan
pasien :
- Minum obat
secara benar
- Tinjau ulang
rencana terapi
R. Perawatan ICU
- Terapi oksigen
- Inhalasi 2 agonist
+ antikolinergik
- Kortikosteroid IV
- Teofilin IV
- Intubasi dan
ventilasi mekanik
Evaluasi Lanjut
bila perlu
Respon buruk/respon tidak
baik dalam 6-12 jam,
masuk ICU
Perbaikan
10
BAB III
KESIMPULAN
Eksaserbasi asma memerlukan suatu penanganan yang bersifat segera dan
pengawasan
dengan faktor resiko fatal, perlu pengawasan lebih ketat. Penanganan eksaserbasi
asma dimulai dengan penentuan derajat beratnya serangan10.
Terapi utama pada eksaserbasi asma meliputi pemberian oksigen, inhalasi 2
agonist kerja singkat, kortikosteroid, dan oksigenasi. Pemberian steroid sistemik
setelah eksaserbasi merupakan hal penting selain edukasi10.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Cairns CS. 2006. Acute asthma exacerbation : Phenotypes and management.
Clin in Chest Med.27 : 99-108
2. Global Initiative for Asthma. 2009. Global strategy for asthma management
and prevention. www.ginasthma.org
3. Boushey HA et all. 2005. Asthma. In : Textbook of respiratory disease. Eds:
Murray JF and Nadel JA.Philadelphia, WB Saunders Comp.4rd :1247-1289
4. Global Initiative for Asthma. 2002. Global strategy for asthma management
and prevention. www.ginasthma.org.
5. Wibisono M. Jusuf dkk. 2010. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT PARU 2010.
Surabaya. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair.
6. Dahlan Zulkarnain, dkk. 2012. Kompendium TATALAKSANA PENYAKIT
RESPIRASI & KRITIS PARU. Jakarta : Perhimpunan Respirologi Indonesia
7. Sundaru Heru, Sukamto. Asma Bronkial. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. 2009.
8. GINA
2012 Report, Global Strategy for Asthma Management and
Prevention. (cited 17 September 2013). Available from: www.ginaasthma.org
9. Global Initiative for Asthma. 2002. Global strategy for asthma management
and prevention. www.ginasthma.org.
10. Penatalaksanaan-eksaserbasi-asma. April 2012. http://www.slideshare.net
11. Ramnath VR, Clark S, Camargo CA Jr. Multicenter study of clinical feature of
sudden onset versus slower-onset asthma exacerbations requiring
hospitalization. Respir Care. 2007 Aug; 52 (8) : 1013-20
12
12. Busse WW, Lemanske RF Jr, Gem JE. Role of viral respiratory infections in
asthma and asthma exacerbations. Lancet. 2010 Sep 4; 376 (9743) : 826-34
13. FitzGerald JM, Grunfeld A. Status asthmaticus. In : Lichtenstein LM, Fauci
AS, eds. Current therapy in allergy, immunology and rheumatology. 5 th
edition. St. Louis, MO : Mosby; 1996;p 63-7
14. Turner MO, Noertjojo K, Vedal S, Bai T, Crump S, FitzGerald JM. Risk
factors for near fatal asthma. A case control study in hospitalized patients
with asthma in relation to inhaled corticosteroid use. JAMA 1992;268 (24):
3462-4
15. Suissa S, Blais L, Ernst P. Patterns of increasing beta-agonist use and the risk
of fatal or near fatal asthma. Eur Respir J 1994;7 (9) : 1602-9
13
REFRAT
ASMA EKSASERBASI
Oleh :
ILHAM KAUTSAR
08310153
Pembimbing :
dr. H. Uun Unaedi Sp.P
14
15