Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya maka tugas referat yang berjudul Asma Eksaserbasi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang
penulis laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Ilmu Penyakit Paru di
RSUD 45 Kuningan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.H. Uun Unaedi
Sp.P selaku dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas referat ini, terima kasih
atas bimbingan, saran dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga tugas referat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta penulis pada khususnya.
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................

A. Latar Belakang................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Definisi............................................................................................
Etiologi............................................................................................
Tanda Eksaserbasi...........................................................................
Eksaserbasi Akut.............................................................................
Klasifikasi.......................................................................................
Penatalaksanaan..............................................................................
Komplikasi......................................................................................

5
5
5
6
6
8
10

BAB III KESIMPULAN...........................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
Halaman

1. Tabel 1. Tingkat berat eksaserbasi asma.................................................... 7


2. Tabel 2. Tatalaksana asma eksaserbasi Berat Emergensi............................. 9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma eksaserbasi merupakan satu alasan paling sering dari pasien untuk
mencari pertolongan emergensi ke dokter umum atau instalasi gawat darurat.
Evaluasi data dari instalasi gawat darurat menyatakan pasien asma yang
datang ke IGD sebagian besar termasuk asma berat hanya sebagian kecil
dengan asma ringan dan sedang1.
Eksaserbasi asma bisa ringan, berat sampai mengancam nyawa. Perburukan
biasanya terjadi dalam hitungan jam atau hari kadang bisa terjadi dalam
beberapa menit. Eksaserbasi biasanya menujukkan ada kontak dengan trigger.
Yang paling sering adalah infeksi virus atau allergen tetapi eksaserbasi yang
berjalan gradual bisa terjadi karena kegagalan penatalaksanaan jangka
panjang4.
Mortaliti dan morbiditi sering dikaitkan dengan kegagalan dalam mengenal
berat eksaserbasi, upaya yang tidak adekuat pada saat onset dan
undertreatment eksaserbasi. Terapi eksaserbasi tergantung dari kondisi pasien,
pengalaman terapi tenaga kesehatan, terapi yang paling efektif untuk pasien
tertentu, obat obat yang tersedia dan fasilitas gawar darurat5.

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Definisi
Asma eksaserbasi ( asma akut atau asthma attach ) adalah kejadian
peningkatan progresif keluhan sesak nafas, batuk, mengi atau chest tightness
atau beberapa kombinasinya2,11.
B. Etiologi3
Asma eksaserbasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, kadang-kadang
ada yang disebut sebagai "pemicu" antara lain : alergen, infeksi virus, polusi
dan obat12.
Penyebab ekaserbasi :
1. Infeksi virusp respirasi ( paling sering )
2. Micoplasma pneumonia
3. Chlamydia pneumonia
4. Alergen
5. Iritan ( SO2 , particulate pollutans )
6. Obat ( aspirin )
7. Krisis emosi
8. Tidak patuh pada pengobatan
C. Tanda Eksaserbasi
Eksaserbasi ditandai dengan penurunan aliran udara ekspirasi yang dapat
diukur dengan pengukuran fungsi paru-paru13.

D. Eksaserbasi Akut
Eksaserbasi asma merupakan episodik perburukan yang ditandai dengan
gejala sesak napas, batuk, mengi, rasa berat di dada, atau kombinasi gejala
tersebut dan terdapat penurunan arus ekspirasi melalui pemeriksaan faal paru.
Frekuensi eksaserbasi menjadi indikator penanganan asma yang belum
adekuat. Derajat serangan asma bervariasi dari yang ringan sampai berat yang
dapat mengancam jiwa. Serangan bisa mendadak atau juga bisa perlahanlahan. Serangan asma akut menunjukan rencana pengobatan jangka panjang
yang telah gagal atau pasien sedang terpajan faktor pencetus7,8
E. Klasifikasi6

Klasifikasi eksaserbasi asma menurut tingkat berat

Ancaman
Henti Nafas
- Akut Berat

Parameter

serangan
ringan

Serangan
Sedang

Serangan
Berat

Sesak Nafas

Berjalan
sudah sesak,
masih dapat
berbaring

Istirahat sudah
sesak harus
duduk
membungkuk

Berbicara

Dalam
kalimat

Kesadaran

Mungkin
agitasi

Berbicara
sudah sesak,
lebih enak
duduk
Berbicara
dalam suku
kata
Biasanya
agitasi

Meningkat

Meningkat

Biasanya
tidak ada

Biasanya
ada

Biasanya ada

Gerakan
torakoabdominal
paradoksikal

Keras

Biasanya
keras

Tak ada
bising ( silent
chest )

100 120

> 120

Bradikardia

Tidak ada, <


10 mmgh

Biasanya
ada 10 25
mmHg

Sering ada >


25 mmHg

Jika tak ada


di curigai
kelelahan
otot napas

> 80%

60 80 %

< 60 %

Normal

> 60 mmHg

< 45 mmHg

< 45 mmHg

> 60 mmHg,
mungkin
sianosis
> 45 mmHg,
mungkin gagal
nafas

> 95 %

91 95 %

< 90 %

Frequensi
pernapasan
Retraksi otototot tambahan
dan
suprasternal
Mengi
Nadi/Menit
Pulsus
paradoksus
APE pasca
bronkodilator,
% dari nilai
terbaik
PaO2 ( di
udara )

Dan/ PaCO2
SaO2 ( di
udara )

Sedang
sering hanya
akhir
ekspirasi
< 100 tidak
ada

Berbicara kata
demi kata
Biasanya
agitasi
Sering >
30x/menit

Mengantuk
atau bingung

Tabel 1. Tingkat berat eksaserbasi Asma

F. Penatalaksanaan
Terapi utama untuk eksaserbasi adalah pemberian inhalasi 2 agonist
berulang, glukokortikoid lebih awal dan oksigen2. Sebelum memberi
pengobatan diperlukan evaluasi awal ( assessment ). Evaluasi keparahan
penyakit diselesaikan dengan menilai kemampuan pasien mengucapkan
kalimat, tanda tanda vital, PEFR dan pulse oxymetri 1. Tujuan terapi adalah
menghilangkan obstruksi saluran nafas dan hipoksemi secepat mungkin dan
mencegah kekambuhan5.
Tujuan terapi adalah menghilangkan obstruksi saluran nafas dan hipoksemi
secepat mungkin dan kekambuhan. Yang paling penting dalam menentukan
keberhasilan terapi adalah monitoring kondisi pasien dan respons terapi
dengan mengukur faal paru9.
Pasien yang beresiko tinggi kematian asma memerlukan perhatian lebih
dan harus mencari perawatan secepatnya di awal perjalanan eksaserbasi
mereka. Antara lain :
Dengan riwayat asma yang fatal yang membutuhkan intubasi dan

ventilasi mekanik14
Yang memiliki rawat inap atau kunjungan perawatan darurat untuk

asma dalam satu tahun terakhir8


Yang sedang menggunakan atau baru saja berhenti menggunakan

glukokortikosteroid oral8
Yang saat ini tidak menggunakan glukokortikosteroid inhalasi8
Yang tergantungan lebih pada obat kerja cepat inhalasi B2 - agonist,

mereka yang menggunakan lebih dari satu salbutamol15


Dengan riwayat penyakit jiwa atau masalah psikososial, termasuk

penggunaan obat penenang8


Dengan riwayat ketidak patuhan dengan obat asma dan / atau rencana

Penilaian awal
Tabel
tindakan
asma3 tertulis8
Anamnesa, pemeriksaan fisik ( auskultasi, pemakaian otot
PEFR < 30% prediksi
tambahan, nadi, frekuensi, respirasi, VPE1 atau APE, saturasi
PaCO2 > gas
45 mmHg,
PaO2 < 60indikasi
mmHg )
oksigen, analisa
darah dengan
-

Penanganan awal
Terapi oksigen untuk mencapai saturasi O2 90 %
Inhalasi 2 agonist kerja cepat dengan nebulisasi secara kontinu
selama 1 jam
Kortikosteroid sistemik bila tidak segera berespon dengan terapi
diatas, atau bila penderita sudah mendapat terapi kortikosteroid
8

Ulangi penilaian setelah


1 jam

Serangan asma
sedang
- APE 60-80% dari
nilai prediksi
- Pemeriksaan
fisik : asma
sedang
Terapi
- Oksigen
Nebulisasi 2
agonist dan
antikolinergik setiap
60
- Kortikosteroid

Serangan Asma Berat


- Riwayat : adanya
faktor resiko asma
berat
- APE < 60% nilai
prediksi
- Pemeriksaan fisik :
asma berat
- Tidak ada perbaikan
setelah terapi awal
Terapi
- Oksigen
- Nebulisasi 2 agonist
dan antikolinergik
- Kortikosteroid

Ulangi penilaian setelah


1 jam

Ulangi penilaian setelah


1 jam
Respon
tidak baik
Respon baik dalam
1-2 jam
- Respon menetap
selama 60
- Sudah terapi
terakhir
- Pemeriksaan fisik
normal, APE >

dalam 1-2 jam


Faktor resiko
untuk asma
hamper fatal

R. Perawatan
Asma Akut
- Inhalasi 2 agonist
+/- Inhalasi
antikolinergik
- Kortikosteroid

Respon buruk
Dalam 1-2 jam
Faktor resiko utk
asma hampir
fatal
Pem fisik : asma
9
berat,
mengantuk
APE < 30%
pCO2 > 45

Dipulangkan dgn
kriteria
- APE > 60% nilai
prediksi
- Dapat diatasi dgn
terapi oral/inhalasi
Terapi dirumah
- Lanjutkan 2
agonist inhalasi
- Pertimbangkan
kortikosteroid oral
- Pertimbangkan
inhaler kombinasi
- Pendidikan
pasien :
- Minum obat
secara benar
- Tinjau ulang
rencana terapi

R. Perawatan ICU
- Terapi oksigen
- Inhalasi 2 agonist
+ antikolinergik
- Kortikosteroid IV
- Teofilin IV
- Intubasi dan
ventilasi mekanik
Evaluasi Lanjut
bila perlu
Respon buruk/respon tidak
baik dalam 6-12 jam,
masuk ICU
Perbaikan

Tabel 2. Tatalaksana Asma Eksaserbasi Berat Emergensi

Monitoring respon terhadp terapi6 :


Evaluasi tanda tanda dan APE, saturasi O 2 atau analisa gas darah pada
pasien dengan kelelahan, distress berat, atau APE 30-50% dari prediksi.

10

Sesudah eksaserbasi diatasi, harus diindentifikasi faktor pencetus serangan


untuk rencana menghindarinya dan revisi terapi pasien.
G. Komplikasi6
Emfisema, pneumotorak, gagal nafas, pneumonia

BAB III
KESIMPULAN
Eksaserbasi asma memerlukan suatu penanganan yang bersifat segera dan
pengawasan

secara ketat untuk mengurangi timbulnya perburukan. Penderita

dengan faktor resiko fatal, perlu pengawasan lebih ketat. Penanganan eksaserbasi
asma dimulai dengan penentuan derajat beratnya serangan10.
Terapi utama pada eksaserbasi asma meliputi pemberian oksigen, inhalasi 2
agonist kerja singkat, kortikosteroid, dan oksigenasi. Pemberian steroid sistemik
setelah eksaserbasi merupakan hal penting selain edukasi10.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Cairns CS. 2006. Acute asthma exacerbation : Phenotypes and management.
Clin in Chest Med.27 : 99-108
2. Global Initiative for Asthma. 2009. Global strategy for asthma management
and prevention. www.ginasthma.org
3. Boushey HA et all. 2005. Asthma. In : Textbook of respiratory disease. Eds:
Murray JF and Nadel JA.Philadelphia, WB Saunders Comp.4rd :1247-1289
4. Global Initiative for Asthma. 2002. Global strategy for asthma management
and prevention. www.ginasthma.org.
5. Wibisono M. Jusuf dkk. 2010. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT PARU 2010.
Surabaya. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair.
6. Dahlan Zulkarnain, dkk. 2012. Kompendium TATALAKSANA PENYAKIT
RESPIRASI & KRITIS PARU. Jakarta : Perhimpunan Respirologi Indonesia
7. Sundaru Heru, Sukamto. Asma Bronkial. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. 2009.
8. GINA
2012 Report, Global Strategy for Asthma Management and
Prevention. (cited 17 September 2013). Available from: www.ginaasthma.org
9. Global Initiative for Asthma. 2002. Global strategy for asthma management
and prevention. www.ginasthma.org.
10. Penatalaksanaan-eksaserbasi-asma. April 2012. http://www.slideshare.net
11. Ramnath VR, Clark S, Camargo CA Jr. Multicenter study of clinical feature of
sudden onset versus slower-onset asthma exacerbations requiring
hospitalization. Respir Care. 2007 Aug; 52 (8) : 1013-20

12

12. Busse WW, Lemanske RF Jr, Gem JE. Role of viral respiratory infections in
asthma and asthma exacerbations. Lancet. 2010 Sep 4; 376 (9743) : 826-34
13. FitzGerald JM, Grunfeld A. Status asthmaticus. In : Lichtenstein LM, Fauci
AS, eds. Current therapy in allergy, immunology and rheumatology. 5 th
edition. St. Louis, MO : Mosby; 1996;p 63-7
14. Turner MO, Noertjojo K, Vedal S, Bai T, Crump S, FitzGerald JM. Risk
factors for near fatal asthma. A case control study in hospitalized patients
with asthma in relation to inhaled corticosteroid use. JAMA 1992;268 (24):
3462-4
15. Suissa S, Blais L, Ernst P. Patterns of increasing beta-agonist use and the risk
of fatal or near fatal asthma. Eur Respir J 1994;7 (9) : 1602-9

13

REFRAT
ASMA EKSASERBASI

Oleh :
ILHAM KAUTSAR
08310153

Pembimbing :
dr. H. Uun Unaedi Sp.P

14

COASISTEN ILMU PENYAKIT PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN MALAHAYATI
RSUD 45 KUNINGAN
TAHUN 2014

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Teknik Sampling
    Teknik Sampling
    Dokumen10 halaman
    Teknik Sampling
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Cover
    Vertigo Cover
    Dokumen1 halaman
    Vertigo Cover
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen7 halaman
    Vertigo
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Bss
    Jadwal Bss
    Dokumen5 halaman
    Jadwal Bss
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Morbili Cover
    Morbili Cover
    Dokumen1 halaman
    Morbili Cover
    munzir
    Belum ada peringkat
  • Dosis Obat Anak
    Dosis Obat Anak
    Dokumen6 halaman
    Dosis Obat Anak
    Arga Aditya
    100% (1)
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen4 halaman
    TB Paru
    normanahmad92
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Humerus Cover
    Fraktur Humerus Cover
    Dokumen1 halaman
    Fraktur Humerus Cover
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Humerus
    Fraktur Humerus
    Dokumen3 halaman
    Fraktur Humerus
    munzir
    Belum ada peringkat
  • Mor Bili
    Mor Bili
    Dokumen3 halaman
    Mor Bili
    munzir
    Belum ada peringkat
  • PJR1
    PJR1
    Dokumen19 halaman
    PJR1
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Bss
    Jadwal Bss
    Dokumen5 halaman
    Jadwal Bss
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Limfoma
    Limfoma
    Dokumen21 halaman
    Limfoma
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Limfoma
    Limfoma
    Dokumen21 halaman
    Limfoma
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Cholelitiasis
    Cholelitiasis
    Dokumen3 halaman
    Cholelitiasis
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Limfoma
    Limfoma
    Dokumen21 halaman
    Limfoma
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Refrat Morbili
    Refrat Morbili
    Dokumen12 halaman
    Refrat Morbili
    David KLanis
    Belum ada peringkat
  • Insomnia
    Insomnia
    Dokumen8 halaman
    Insomnia
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Refrat Morbili
    Refrat Morbili
    Dokumen12 halaman
    Refrat Morbili
    David KLanis
    Belum ada peringkat
  • Demensia (Psikiatri)
    Demensia (Psikiatri)
    Dokumen13 halaman
    Demensia (Psikiatri)
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Poliuria
    Poliuria
    Dokumen8 halaman
    Poliuria
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Demensia
    Demensia
    Dokumen9 halaman
    Demensia
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Skor Daldiyono
    Skor Daldiyono
    Dokumen1 halaman
    Skor Daldiyono
    Norman Ahmad Riyandi
    100% (3)
  • Referat CHF
    Referat CHF
    Dokumen20 halaman
    Referat CHF
    Ganesha Ledchumanan
    86% (7)
  • Poliuria
    Poliuria
    Dokumen8 halaman
    Poliuria
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Buerger Disease
    Buerger Disease
    Dokumen11 halaman
    Buerger Disease
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • 4 Respon Imun Nonspesifik
    4 Respon Imun Nonspesifik
    Dokumen19 halaman
    4 Respon Imun Nonspesifik
    Lince Maryanti
    Belum ada peringkat
  • Skor Daldiyono Dehidrasi
    Skor Daldiyono Dehidrasi
    Dokumen1 halaman
    Skor Daldiyono Dehidrasi
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Adb Koass
    Daftar Pustaka Adb Koass
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Adb Koass
    Norman Ahmad Riyandi
    Belum ada peringkat