PKMI-2-17-2
PKMI-2-17-3
100
100
) 80
(% 80
an 60
ti 60
a
m
e 40
K
40
en
r 20
20
s
e
P
0
0
0
50
50
100
100
150
150
200
200
250
250
) 80
%
( 80
ian
t 6060
a
m 40
e
K 40
en
r 20
20
s
e
P
0
0
0
50
50
100
100
150
150
200
200
250
250
berbeda untuk sel HeLa dan sel Raji walaupun dengan perlakuan fraksi protein
yang sama dimungkinkan karena tiap sel kanker memiliki reseptor yang berbedabeda. Dari analisis one way anova diperoleh hasil p < 0,05 yang berarti minimal
ada satu data yang berbeda bermakna atau berbeda secara signifikan terhadap data
yang lain. Selanjutnya, dengan analisis Tukey, diketahui bahwa semua perlakuan
untuk setiap fraksi protein berbeda bermakna dibandingkan kontrol.
Hasil penelitian ini jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya oleh
Febriani (2004) dan Ariyani (2004), dimana fraksi protein total daun mimba
menghasilkan harga LC50 sebesar 64,20 g/ml terhadap sel HeLa dan 303,7 g/ml
terhadap sel Raji. Hal ini dapat terjadi kemungkinan dikarenakan protein yang
beraktivitas antikanker tersebut tidak lagi berada didalam total proteinnya
sehingga dapat berefek lebih maksimal.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tampak bahwa protein yang memiliki aktivitas
antikanker lebih banyak terendapkan pada penambahan amonium sulfat 30%
jenuh. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa fraksi protein daun
mimba hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30% jenuh memiliki efek
sitotoksik yang terbesar terhadap sel HeLa dan sel Raji dengan harga LC50 sebesar
1,0 g/ml dan 15,3 g/ml. Fraksi protein daun mimba hasil pengendapan dengan
amonium sulfat 30% jenuh dapat dinyatakan sebagai senyawa yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani. (2004). Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A.
Juss) terhadap Kultur Sel Raji, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Febriani, A.C. (2004). Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta
indica A. Juss) terhadap Kultur Sel HeLa, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Freshney, R.I. (1986). Culture of Animal Cell a Manual of Basic Technique,
nd
second (2 ) Ed, Liss. Inc, New York.
Ganiswara, S. dan Nafrialdi. (1995). Antikanker dan Immunosupresan, dalam
Ganiswara, S., (Ed), Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
Kardinan, A dan Taryono. (2003). Tanaman Obat Penggempur Kanker, 22-29, PT
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Layne, E. (1957). Spectrophotometric and Turbidimetric Methods for Measuring
Proteins, Methods Enzymol, Colomick and Kaplan Academic Press, New
York, 3, 477.
Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E., Jacobsen, L.B., Nochols, D.E., Mc
Laughlin, J.L. (1982). Brine shrimp : a convinient general bioassay for
active plant convinient, vol 45, planta medica.
Sambrook, J., Fritsch, E.F., Maniatis, T. (1989). Molecular Cloning A Laboratory
nd
Manual, Jilid 1, 2, dan 3, 2 ed, Cold Spring Harbor laboratory Press.
Suffness, M., and J.M. Pezzuto. (1991). Assays Related to Cancer Drug
Discovery, Methods in plant Biochemistry: Assays for Bioactivity Vol. 6,
Academic Press, London.