Anda di halaman 1dari 12

1

PENGARUH PERSEPSI NILAI DAN RISIKO TERHADAP MINAT PEMBELIAN


DENGAN KEPERCAYAAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Aji Azhar Muslim dan Budi Astuti
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
twotiebudi@yahoo.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi nilai ramah lingkungan terhadap
persepsi kepercayaan pada produk ramah lingkungan, mengetahui pengaruh persepsi nilai ramah
lingkungan terhadap niat beli pada produk ramah lingkungan, mengetahui pengaruh persepsi risiko
ramah lingkungan terhadap persepsi kepercayaan pada produk ramah lingkungan, dan mengetahui
pengaruh persepsi risiko ramah lingkungan terhadap niat beli pada produk ramah lingkungan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen CV. Cavindo Jaya Perkasa
yang menjadi mitra industri yang berjumlah 418 mitra. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 180
responden yang dianggap telah cukup mewakili populasi yang diteliti. Teknik penarikan sampel
menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan kriteria
tertentu seperti konsumen yang bermitra dengan CV. Cavindo Jaya Perkasa. Model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dan analisis structural equation model
dengan program LISREL 8.8. Hasil penelitian menemukan bahwa (1) persepsi nilai tentang produk
ramah lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kepercayaan, (2) persepsi
nilai tentang produk ramah lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli
konsumen, (3) persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap persepsi kepercayaan
pada produk ramah lingkungan, (4) persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat
pembelian pada produk ramah lingkungan, dan (5) persepsi kepercayaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat beli pada produk ramah lingkungan berupa mesin daur ulang plastik CV.
Cavindo Jaya Perkasa.
Kata kunci : persepsi nilai, risiko, kepercayaan, minat beli
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of green perceived value, perceived risk, and
green trust toward green purchase intentions on environmentally friendly products. The population

used in this study are all consumers CV. Cavindo Jaya Perkasa is a partner who totaled 418
industry partners. While the study sample was 180 respondents were considered to have been
adequately represent the population studied. Sampling technique using purposive sampling method,
the method of sampling to certain criteria such as consumers who partnered with CV. Cavindo Jaya
Perkasa. The analysis model used in this study is a descriptive analysis, and analysis of structural
equation models with LISREL 8.8 program. The result showed that the perception of the value of
eco-friendly products will be a positive influence on the perception of trust and on consumer purchase
intention, while green perceived risk would negatively affect the trust and the green purchase intentions.
and trust would positively affect the purchase intention on environmentally friendly products such as
plastic recycling machine CV. Cavindo Jaya Perkasa
Keywords: perception of value, risk, trust, purchase intentions

2
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis secara global saat ini telah menimbulkan kekawatiran bagi semua pihak
karena berkaitan sampah seperti sampah produk buangan dari pabrik, sampah dari kemasan produk
konsumen, produk-produk yang sulit didaur ulang bahkan prihatin dengan penggunaan yang
berlebihan pada energi dan sumber daya alam. Fenomena ini memunculkan ide tentang cara
pandang pemasaran yang peduli lingkungan yaitu pemasaran hijau atau yang biasa disebut green
marketing adalah suatu cara pemasaran periklanan yang didalamnya mempromosikan kepekaan
lingkungan kepada calon pembeli.
Namun, tidak semua perusahaan memiliki cukup kemampuan untuk melakukan strategi
pemasaran hijau. Jika perusahaan ingin mengadopsi green marketing yang berhasil, mereka harus
mengintegrasikan konsep pemasaran hijau ke semua aspek kegiatan pemasaran rutin. Perusahaan
harus menerapkan strategi pemasaran hijau untuk meningkatkan nilai yang dirasakan dari produk
mereka dan mengurangi risiko yang dirasakan pada produk mereka sehubungan dengan lingkungan
pertimbangan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Kegiatan green marketing melibatkan
pengembangan, inovasi produk, harga, dan mempromosikan produk dan layanan yang memenuhi
kebutuhan lingkungan pelanggan tanpa merugikan lingkungan. Jika perusahaan ingin meluncurkan
produk hijau, green marketing memainkan peran penting dalam menentukan jumlah penjualan yang
dilakukan. Green marketing tidak hanya dapat memberikan strategi diferensiasi dengan
menciptakan kebutuhan lingkungan, tetapi juga membentuk kembali aturan pemasaran di pasar.
Masyarakat akan lebih bersedia untuk membeli produk yang ramah lingkungan dengan informasi
yang dapat dipercaya yang memadai, oleh karenanya perusahaan harus menyediakan informasi
yang dapat dipercaya bagi konsumen, dalam rangka untuk mengurangi risiko dirasakan pelanggan.
Berdasarkan fenomena tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
persepsi nilai ramah lingkungan terhadap persepsi kepercayaan dan niat beli pada produk ramah
lingkungan, serta mengetahui pengaruh persepsi risiko ramah lingkungan terhadap persepsi
kepercayaan dan niat beli pada produk ramah lingkungan.

3
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini mengacu pada penelitian Chen dan Chang (2012) yang melakukan penelitian
dengan judul Enhance Green Purchase Intentions The Roles of Green Perceived Value, Green
Perceived Risk, And Green Trust Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel 258 konsumen yang
melakukan produk elektronik ramah lingkungan di Taiwan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh green value yang dirasakan, persepsi risiko terhadap niat pembelian produk green dan
untuk membahas peran mediasi kepercayaan. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai yang
dirasakan hijau berpengaruh positif terhadap kepercayaan hijau dan niat pembelian hijau, sementara
persepsi risiko hijau berpengaruh negatif terhadap keduanya. Selain itu, studi ini menunjukkan
bahwa hubungan antara niat pembelian hijau dan dua penelitian sebelumnya bahwa persepsi nilai
yang dirasakan dan risiko yang dirasakan yang sebagian dimediasi oleh kepercayaan hijau. Oleh
karena itu, investasi sumber daya untuk meningkatkan nilai yang dirasakan dan untuk mengurangi
risiko dianggap sangat membantu untuk meningkatkan kepercayaan hijau dan niat pembelian hijau
Faktor-Faktor yang Mempengaruh Minat Beli Konsumen Pada Produk Ramah Lingkungan
Persepsi Nilai pada Produk Ramah Lingkungan
Nilai yang dirasakan didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan konsumen dari keuntungan
bersih dari produk atau jasa berdasarkan penilaian seorang konsumen (Bolton dan Drew, 1991;
Patterson dan Spreng, 1997). Produk yang ramah lingkungan dikatakan memiliki nilai jika produk
tersebut mampu memberikan nilai untuk fungsi lingkungan, kinerjanya memenuhi harapan
konsumen, produk yang lebih peduli pada lingkungan dibandingkan produk pesaing, produk yang
ramah dari pencemaran lingkungan dan memberikan manfaat secara luas terhadap lingkungan.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa ada hubungan positif antara persepsi nilai yang
dirasakan tentang green dan kepercayaan pelanggan, karena tingkat tinggi nilai yang dirasakan
dapat meningkatkan kepercayaan paska-pembelian produk (Sirdeshmukh et al., 2002). Oleh karena
itu hipotesis penelitian ini adalah :
H1. Persepsi nilai yang dirasakan berhubungan positif dengan kepercayaan pada produk ramah
lingkungan.

4
Dalam melakukan keputusan pembelian, pertimbangan konsumen sering didasarkan pada
informasi yang tidak lengkap, nilai produk yang dirasakan bertindak sebagai sinyal bagi konsumen
yang akan berpengaruh positif pada niat pembelian. Nilai yang dirasakan adalah seperangkat atribut
yang berkaitan dengan persepsi nilai suatu produk, sehingga dapat membangun positif efek dari
mulut ke mulut dan meningkatkan niat pembelian. Oleh karena itu, nilai yang dirasakan tentang
green product saat ini memainkan peran yang lebih penting dalam era lingkungan. Nilai yang
dirasakan adalah salah satu faktoryang paling penting mempengaruhi niat pembelian (Zeithaml,
1988).
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa nilai yang dirasakan secara positif
berhubungan dengan niat pembelian konsumen. Nilai yang dirasakan buruk dapat mengakibatkan
hilangnya niat pembelian konsumen. Jika konsumen merasa bahwa nilai suatu produk lebih tinggi,
mereka lebih cenderung untuk membeli produk (Chang dan Chen, 2008). Dengan demikian,
hipotesis kedua penelitian berikut:
H2. Nilai yang dirasakan hijau berhubungan positif dengan minat pembelian produk ramah
lingkungan.
Persepsi Risiko pada Produk Ramah Lingkungan
Risiko yang dirasakan adalah evaluasi subyektif oleh konsumen terkait dengan kemungkinan
konsekuensi dari keputusan yang salah. Risiko yang dirasakan adalah kombinasi konsekuensi
negatif dan ketidakpastian, penilaian risiko dirasakan akan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Risiko yang dirasakan akan berdampak pada keputusan dan perilaku pembelian
konsumen. Teori risiko berpendapat bahwa konsumen tertarik untuk meminimalkan risiko yang
dirasakan bukan untuk memaksimalkan utilitas yang diperoleh.
Risiko yang dirasakan konsumen ketika membeli sebuah produk yang ramah lingkungan
meliputi kemungkinan bahwa produknya tidak ramah lingkungan, produknya tidak bekerja dengan
baik, merugikan konsumen, kemungkinan produknya akan berdampak negatif pada lingkungan dan
merusak reputasi pada green product. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harridge-March
(2006), Chang dan Chen, (2008) menyatakan bahwa risiko dianggap mempengaruhi negatif
kepercayaan dirasakan. Risiko terkait dengan emosi seperti kecemasan atau khawatir akan

5
berdampak negatif kepercayaan (Chang dan Chen, 2008). Berdasarkan fenomena tersebut maka
hipotesis ketiga penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3. Persepsi Risiko berpengaruh negatif dengan kepercayaan pada produk ramah lingkungan.
Risiko dianggap memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian dari pelanggan
(Harridge-Maret 2006). Selain itu, persepsi risiko adalah subjektif tentang kerugian atas harapan
mereka, sehingga secara signifikan akan mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam teori risiko
bahwa pembeli cenderung untuk meminimalkan risiko yang mereka dirasakan daripada untuk
memaksimalkan niat pembelian green. Pengurangan risiko dianggap menyebabkan peningkatan
probabilitas untuk membeli dan memunculkan niat pembelian konsumen, sehingga risiko
berhubungan negatif dengan niat pembelian.
Informasi asimetri membuatnya cukup sulit untuk konsumen menilai nilai produk yang
sebenarnya sebelum membeli. Situasi ini memungkinkan penjual bertindak oportunis. Akhirnya,
pelanggan enggan untuk membeli produk karena asimetri informasi melekat dalam transaksi. Jika
konsumen merasa berisiko tinggi terhadap suatu produk, mereka akan mustahil untuk membeli
produk. Dengan demikian, literatur sebelumnya menunjukkan bahwa pengurangan risiko dianggap
dapat meningkatkan niat pembelian pelanggan. Dengan kata lain, risiko berpengaruh negatif
terhadap niat pembelian konsumen (Chen, 2008). Dengan demikian, hipotesis keempat penelitian
adalah:
H4. Risiko berhubungan negatif dengan minat pembelian produk ramah lingkungan.
Persepsi Kepercayaan pada Produk Ramah Lingkungan
Kepercayaan adalah sejauh mana keyakinan bahwa pihak lain akan berperilaku seperti yang
diharapkan. Kepercayaan pelanggan merupakan penentu dasar perilaku konsumen jangka panjang.
Menurut Harris dan Goode, (2010) niat pembelian konsumen dipengaruhi oleh kepercayaan
konsumen. Kepercayaan pelanggan adalah penentu niat pembelian konsumen. Jika pembeli
memiliki kepercayaan dengan penjual, mereka akan memiliki niat pembelian yang lebih tinggi.
Dengan demikian, kepercayaan konsumen merupakan anteseden niat pembelian konsumen.
Chen (2010) berpendapat bahwa kepercayaan hijau akan mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen dalam era lingkungan. Kemungkinan bahwa konsumen akan membeli produk tertentu

6
yang dihasilkan karena kebutuhan lingkungan. Kepercayaan pada produk ramah lingkungan dalam
penelitian ini meliputi kepercayaan terhadap reputasi produknya ramah lingkungan, kepercayaan
pada kinerja produk, kepercayaan terhadap klaim bahwa produknya dapat dipercaya, kepercayaan
bahwa produknya akan memenuhi harapan konsumen dan kepercayaan pada komitmen produk
terhadap perlindungan lingkungan. Dalam konteks pengelolaan lingkungan, hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut berikut:
H5. kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk ramah lingkungan.

Kerangka Penelitian
Persepsi Nilai pada
Produk ramah
lingkungan

H2
Kepercayaan pada
Produk ramah
lingkungan

H1

Persepsi Risiko pada


Produk ramah
lingkungan

H5

Niat
Pembelian

H3
H4

Gambar 1: Kerangka Pemikiran


Sumber : Chen dan Chang (2012)
METODE PENELITIAN
Populasi adalah jumlah kesluruhan dai unit atau satuan satuan yang hendak diduga . Dalam
hal ini populasinya mencakup seluruh konsumen CV. Cavindo Jaya Perkasa di Imogiri yaitu
sebanyak . Sedangkan sampel adalah sebagian konsumen CV. Cavindo Jaya Perkasa yang menjadi
mitra industri yang berjumlah 180 mitra.
Variabel penelitian ini dibagi menjadi variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen yaitu persepsi nilai pada produk ramah lingkungan, persepsi risiko pada produk ramah

7
lingkungan, dan kepercayaan pada produk ramah lingkungan diukur masing-masing dengan 5 item
pertanyaan. Sedangkan variabel dependen adalah niat pembelian pada produk ramah lingkungan
yang diukur dengan 3 item pertanyaan.
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil
uji validitas menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan dapat dinyatakan valid, dan hasil
reliabilitas menemukan seluruh variabel dapat dinyatakan reliabel. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Model dengan program LISREL 8.8.

Hasil Analisis
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas menemukan bahwa seluruh indikator pada
variabel persepsi nilai, persepsi risiko, kepercayaan, dan niat pembelian pada produk ramah
lingkungan dinyatakan valid, karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari nilai kritis (t>2,0). Hasil
uji Composite Reliability pada masing-masing variabel nilainya lebih besar dari 0,7 Dengan
demikian semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian adalah handal.
Uji kebaikan model ini menggunakan software LISREL versi 8.8. Berikut ini goodness of fit
index yang dihasilkan setelah pengujian :
Tabel 1: Goodness of Fit Index
Goodness of Fit Index
Hasil
Likelihood Chi Square
224,72
Probability
0,000
GFI
0,93
AGFI
0,91
RMSEA
0,069
ECVI Model
1,81
AIC
324,72
NFI
0,92
CFI
0,96
NNFI
0,95
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

Cut Off Value


Diharapkan kecil
0,05
0,9
0,9
0,08
1,91
342,00
0,9
0,9
0,9

Kriteria
Kurang Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Dari hasil pengukuran Goodness of Fit Index di atas, dapat disimpulkan sebagian besar
parameter telah memenuhi persyaratan yang diharapkan, dan hanya satu pengukuran ditinjau dari

8
Chi Square saja yang dinyatakan modelnya kurang fit, sehingga secara keseluruhan model peneitian
telah telah memenuhi persyarakat goodness of fit.
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Hasil

pengujian

terhadap

model

penelitian

dapat

digambarkan

sebagai

berikut:

Gambar 2. Hasil Model Penelitian

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan program LISREL versi 8.8, diperoleh
hasil uji hipotesis yang merupakan uji hubungan kausalitas dari masing-masing variabel penelitian
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2: Hasil Estimasi Dengan Model LISREL 8.8
Pengaruh

Koef.
T hitung
Jalur
Nilai Kepercayaan
0,36
4,24
Risiko Kepercayaan
-0,25
-3,09
Nilai Niat
0,24
2,59
Risiko Niat
-0,16
-1,97
Kepercayaan Niat
0,55
4,86
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

T tabel

Keterangan

1,96
1,96
1,96
1,96
1,96

Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Berdasarkan Tabel 2 dapat ditulis persamaan model sebagai berikut:


KEPERC = 0.36*NILAI - 0.25*RISIKO, Errorvar.= 0.76 , R = 0.24
(0.085) (0.081)
(0.16)
4.24
-3.09
4.75
NIAT = 0.55*KEPERC + 0.24*NILAI - 0.16*RISIKO, Errorvar.= 0.42 , R = 0.58
(0.11)
(0.093) (0.086)
(0.14)
4.86
2.59
-1.97
3.09

9
PEMBAHASAN
Hasil pengujian dengan analisis LISREL pada persamaan 1 dapat diketahui

pengaruh

persepsi nilai terhadap kepercayaan pada produk ramah lingkungan memiliki koefisien jalur sebesar
0,36 standar error sebesar 0,086 dan t hitung sebesar 4,24>1,96. Hal ini berarti persepsi nilai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan pada produk ramah lingkungan. Setiap
peningkatan persepsi nilai sebesar 1 unit akan meningkatkan kepercayaan konsumen sebesar 0,36.
Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Chen dan Chang (2012) yang menemukan bahwa persepi nilai berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepercayaan green.
Hasil pengujian berikutnya, dapat diketahui pengaruh nilai yang dirasakan terhadap niat
pembelian seperti pada persamaan 2, diperoleh koefisien sebesar 0,24; standar error sebesar 0,096
dan t statistik sebesar 2,59>1,96. Hal ini berarti nilai yang dirasakan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat pembelian pada produk ramah lingkungan dari CV. Cavindo Jaya Perkasa.
Dengan demikian hipotesis kedua H2 dalam penelitian ini didukung. Jika dilihat dari nilai bobot
koefisien yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai yang dirasakan semakin
besar niat pembelian pada produk ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Chen dan Chang (2012) yang menemukan bahwa nilai green berpengaruh positif
terhadap kepercayaan green. Nilai produk yang dirasakan yang bertindak sebagai sinyal untuk
konsumen akan mempengaruhi positif niat pembelian mereka. Nilai yang dirasakan adalah
seperangkat atribut yang berkaitan dengan persepsi nilai suatu produk, sehingga dapat membangun
positif efek dari mulut ke mulut dan meningkatkan niat pembelian (Ashton et al, 2010).
Berdasar hasil pengujian dapat diketahui pengaruh risiko terhadap kepercayaan seperti pada
persamaan 1, diperoleh koefisien sebesar -0,25; standar error sebesar 0,081 dan t statistik sebesar 3,09>1,96 (tanda negatif hanya menunjukkan arah). Hal ini berarti risiko berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap niat pembelian pada produk ramah lingkungan dari CV. Cavindo Jaya Perkasa.
Dengan demikian hipotesis ketiga H3 dalam penelitian ini terbukti. Jika dilihat dari nilai bobot
koefisien yang bernilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi risiko semakin rendah
kepercayaan konsumen untuk menggunakan produk ramah lingkungan dari CV. Cavindo Jaya

10
Perkasa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Chen dan Chang (2012) yang
menemukan adanya hubungan negatif dan signifikan antara risiko green dan kepercayaan green.
Sebagaimana tampak pada persamaan 2, dapat diketahui pengaruh persepsi risiko terhadap
niat pembelian dengan koefisien sebesar 0,16, standar error sebesar 0,086 dan t statistik sebesar 1,97>1,96 (tanda negatif hanya menunjukkan arah hubungan). Hal ini berarti persepsi risiko
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat pembelian pada produk ramah lingkungan. Dengan
demikian hipotesis keempat dalam penelitian ini didukung. Jika dilihat dari nilai bobot koefisien
yang bernilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi risiko semakin rendah niat
pembelian pada produk ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chen dan
Chang (2012) yang menemukan adanya hubungan negatif antara risiko green dengan niat
pembelian green. Risiko yang dirasakan konsumen ketika membeli sebuah produk yang ramah
lingkungan meliputi kemungkinan bahwa produknya tidak ramah lingkungan, produknya tidak
bekerja dengan baik, merugikan konsumen, kemungkinan produknya akan berdampak negatif pada
lingkungan dan merusak reputasi pada green product.
Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh kepercayaan terhadap niat pembelian seperti
pada persamaan 2, diperoleh koefisien sebesar 0,55 dan standar error sebesar 0,11 serta t statistik
sebesar 4,86>1,96. Hal ini berarti kepercayaan konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap niat pembelian pada produk ramah lingkungan mesin daur ulang plastik dari CV. Cavindo
Jaya Perkasa. Dengan demikian hipotesis kelima H5 dalam penelitian ini didukung. Jika dilihat dari
nilai bobot koefisien yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan
konsumen semakin besar niat pembelian pada produk ramah lingkungan.

Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Chen dan Chang (2012) yang menemukan bahwa kepercayaan green
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian green. Hasil penelitian juga mendukung
teori yang dikemukakan oleh Harris dan Goode, (2010) yang menyatakan bahwa niat pembelian
konsumen dipengaruhi oleh kepercayaan konsumen. Jika pembeli memiliki kepercayaan dengan
penjual, mereka akan memiliki niat pembelian yang lebih tinggi. Dengan demikian, kepercayaan
konsumen merupakan anteseden niat pembelian konsumen.

11
PENUTUP
Hasil penelitian menemukan persepsi nilai tentang produk ramah lingkungan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap persepsi kepercayaan dan niat beli konsumen pada mesin daur ulang
plastik CV. Cavindo Jaya Perkasa. Hasil juga menemukan bahwa persepsi risiko berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap persepsi kepercayaan dan niat beli konsumen pada produk ramah
lingkungan berupa mesin daur ulang plastik CV. Cavindo Jaya Perkasa. Sedangkan persepsi
kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli pada produk ramah lingkungan
berupa mesin daur ulang plastik CV. Cavindo Jaya Perkasa.
Implikasi bagi pengelola CV. Cavindo Jaya Perkasa adalah meningkatkan nilai produk,
dengan cara meminimalkan residu pengolahan melalui peningkatan teknologi yang digunakan.
Selama ini masih terdapat beberapa limbah kertas semen yang belum seluruhnya dapat dipisahkan
antara unsur plastik dengan kertas, misalnya pada bahan baku kertas semen yang sudah rusak,
mesin tidak sempurna melakukan pemisahan antara plastik dengan kertas. Dengan teknologi baru
diharapkan kinerja mesin ini semakin sempurna. Selain itu manajemen perusahaan hendaknya dapat
meminimalkan risiko produk, misalnya dengan penambahan materi pelatihan, tidak hanya berisi
materi dalam pengoperasian mesin, tetapi juga tentang perawatan dan pemeliharaan mesin secara
mandiri, sehingga kendala-kendala tentang kinerja mesin dapat diatasi secara mandiri. Dengan
risiko yang rendah diharapkan konsumen akan semakin percaya terhadap produk ramah lingkungan
ini sehingga akan berdampak pada pembelian produk yang semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bolton, R.N. and Drew, J.H. (1991), A Multistage Model of Consumers Assessment of Service
Quality and Value, Journal of Consumer Research, Vol. 17 No. 4, pp. 375-84.
Chang, H.H. and Chen, S.W. (2008), The Impact of Online Store Environment Cues on Purchase
Intention: Trust and Perceived Risk As A Mediator, Online Information Review, Vol. 32
No. 6,pp. 818-41.
Chen, Y.-S. (2010), The Drivers of Green Brand Equity: Green Brand Image, Green Satisfaction,
and Green Trust, Journal of Business Ethics, Vol. 93 No. 2, pp. 307-19
Chen Yu-Shan, (2012), Chang Ching-Hsun, Enhance Green Purchase Intentions The Roles of
Green Perceived Value, Green Perceived Risk, and Green Trust, Management Decision,
Vol. 50 No. 3, 2012 pp. 502-520

12

Harridge-March,Sally. (2006). Electronic Marketing,The New Kid On The Block.(on-line)


Http:www.emeraldinsight.cpm/-263-4503.htm , 20 november 2010
Harris, L.C. and Goode, M.M.H. (2010), Online Servicescapes, Trust, and Purchase Intentions,
Journal of Services Marketing, Vol. 24 No. 3, pp. 230-43
Patterson, P. G., Johnson, L. W. and Spreng, R. A.(1997),Modeling The Determinants of
Customer Satisfaction for B2B Professional Services, Journal of the Academy of
Marketing Science,Vol.25/No.1.
Sirdeshmukh, D., Singh, J., Sabol, B. (2002), "Consumer Trust, Value, and Loyaltyin Relational
Exchanges", Journal of Marketing, Vol. 66 No.1, pp.15-37
Zeithaml, V.A. (1988), Consumer Perceptions of Price, Quality, and Value: a Means-End Model
and Synthesis of Evidence, Journal of Marketing, Vol. 52 No. 3, pp. 2-22.

Anda mungkin juga menyukai