39 circular mil
40mm2 = 789410.0965560001 circular mil
Skin Effect (Efek Kulit) Pada Saluran Transmisi - Merupakan fenomena pada saluran transmisi
yang disebabkan karena tidak meratanya distribusi arus pada penampang konduktor disepanjang
saluran transmisi jarak jauh. Fenomena ini muncul sesuai dengan peningkatan panjang efektif
konduktor saluran trasnmisi sehingga skin effect pada saluran pendek jarang ditemui.
Pada saluran transmisi sistim tegangan arus searah (DC- Direct Current), distribusi arus pada
penampang disepanjang saluran penghantar cukup merata, sehingga hampir tidak pernah
ditemukan skin effect pada sisitim saluran transmisi Tegangan DC. Lain halnya dengan saluran
transmisi Tegangan AC, pada saluran transmisi ini terjadi effect di mana aliran arus cenderung
mengalir dengan kepadatan tinggi melalui permukaan konduktor ( yaitu kulit konduktor ) ,
meninggalkan inti konduktor, bahkan kandang kala muncul suatu kondisi ketika benar-benar tidak
ada arus mengalir melalui inti , dan berkonsentrasi seluruhnya pada daerah permukaan. Fenomena
ini
dapat
mengakibatkan
peningkatan
nilai
resistansi
efektif
konduktor.
Mengapa
efek
kulit
(Skin
Effect)
terjadi
pada
jalur
transmisi
Ketika dilihat dari arah penampangnya, sebuah kabel dengan ukuran tertentu terdiri dari kumpulan
beberapa buah kabel kecil yang kita sebut sebagai filamen dengan jumlah tertentu (n). Apabila kabel
tersebut dialiri arus (I), maka masing masing filamen tersebut dialiri arus sebesar i, sehingga total
arus yang melewati kabel adalah :
I=n.i
Selama aliran arus bolak-balik (AC) melintasi konduktor kabel , berarti semua filamen pada kabel
tersebut akan membawa arus sebesar I/n . Karena pda setiap konduktor yang dialiri arus akan
menimbulkan fluks, maka ketika sekian banyak filamen dialiri arus, maka akan timbul flux yang
saling terkait didalam kabel tersebut , baik filamen permukaan maupun yang di inti. Fluks yang
terbentuk oleh filamen bagian terluar tidak memiliki keterkaitan fluks yang cukup besar bila
dibandingkan dengan flux yang ditimbulkan oleh filamen disebelah dalam dan semakin kedalam
menuju inti kabel keterkaitan flux antara tiap-tiap filamen menjadi semakin kuat. Dengan
meningkatnya flux dibagian inti kabel maka secara proporsional juga meningkatkan nilai induktansi
kabel kearah inti. Hal ini menghasilkan reaktansi induktif lebih besar kearah inti kabel dibandingkan
dengan
bagian
luar
konduktor
. Tingginya nilai reaktansi dibagian sebelah dalam (inti kabel) memaksa sebagian besar arus
mengalir melalui permukaan luar atau kulit sehingga menimbulkan fenomena yang disebut efek
kulit (skin efferct) dalam jalur transmisi .
Faktor
yang
mempengaruhi
efek
kulit
(skin
effect)dalam
jalur
transmisi.
Efek kulit pada sistem ac tergantung pada sejumlah faktor seperti sebagai berikut :
1)
Bentuk
konduktor.
2)
Jenis
material.
3)
Diameter
konduktor.
4) Operasional frekuensi.
Konduktor berkas adalah konduktor yang terdiri dari
dua konduktor atau lebih yang dipakai sebagai konduktor
satu fasa. Konduktor berkas mulai efektif digunakan pada
tegangan diatas 400 kV. Penggunaan konduktor berkas
bertujuan untuk mengurangi risiko terjadi korona dan
meningkatkan kapasitar daya hantar saluran transmisi.
Keuntungan menggunakan konduktor berkas antara lain:
1. Mengurangi reaktansi induktif saluran sehingga jatuh
tegangan dapat diturunkan.
2. Mengurangi gradien tegangan permukaan konduktor
sehingga dapat meningkatkan tegangan kritis korona
dan mengurangi rugi-rugi daya korona, Audible Noise
(AN) dan Radio interferensi (RI).
Kerugian menggunakan konduktor berkas antara lain:
1. Meningkatkan berat total saluran sehingga
berpengaruh pada konstruksi menara.
2. Meningkatkan kapasitansi saluran.
3. Konstruksi isolator lebih rumit.
4. Meningkatkan investasi awal.
GMR (Geometric Mean Radius) merupakan jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga
tidak mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai induktansi yang sama dengan
konduktor berjari-jari r, sedangkan GMD (Geometric Mean Distance) merupakan suatu nilai
yang menggantikan konfigurasi asli konduktor-konduktor dengan sebuah jarak rata-rata hipotesis
(hypothetical mean distance) sehingga induktansi bersama dari konfigurasi tersebut tetap sama.
Besarnya GMD dan GMR adalah :
Induktansi konduktor y dapat dicari dengan cara yang sama. Geometric Mean Radius GMRy akan
berbeda nilai dengan GMRx. Akan tetapi, nilai GMD-nya akan tetap sama.
Pada saluran transmisi tiga fasa, untuk mendapatkan induktansi yang seimbang (sama pada tiap
phasa), saluran transmisi perlu ditransposisikan sebanyak tiga kali
En
Contoh soal
1.
Jika
saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing satu fasa terdiri dari empat kawat
dengan konfigurasi sebagai berikut:
r = 30 mm = 0.03 m
D = 500 mm = 0.5 m
Durat = 7000 mm = 7 m
Dengan nilai permeabilitas r = 1, maka:
Mencari GMD :
Asumsi :
500 mm < 7000mm, maka 500mm bisa diabaikan dengan dianggap kecil.
Dab = 7 m
Dbc = 7 m
Dac = 14 m
Dan menggunakan persamaan (15), induktansinya adalah:
1.
Mencari GMD
2.
Mencari L
2
3
Aluminium
Steel
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kabel atau saluran transmisi putus adalah :
Tersandar pohon, misalnya tempat saluran transmisinya di gunung
2.
Sambaran petir, jika beban puncak dan melebihi titik leleh konduktor
3.
Binatang, seperti ular dan tikus.
Isolator merupakan elemen yang berfungsi untuk memisahkan bagian konduktor bertegangan
terhadap ground dan berfungsi juga sebagai konstruksi. Isolator yang biasa digunakan biasanya
terbuat dari bahan polietelin, plastik, kertas dan bahkan udara pun dapat digunakan sebagai
isolator. Kawat konduktor pada saluran transmisi tegangan tinggi biasanya tidak menggunakan
pelindung atau isolator, namun menjadikan udara sebagai isolatornya. Namun, terdapat saluran
transmisi tegangan tinggi yang menggunakan kertas sebagai isolator, yaitu saluran transmisi
tegangan tinggi bawah laut.
Infrastruktur sistem transmisi listrik merupakan bentuk pemasangan saluran transmisi termasuk
tower listrik dan komponen lainnya. Tower listrik biasanya terbuat dari bahan baja dan disangga
dengan kokoh menggunakan pondasi beton. Infrastruktur sistem transmisi disesuaikan dengan
wilayah geografis dan standar dari masing-masing wilayah atau negara. Berikut jenis-jenis tower
listrik :
1. Dead end tower
2. Section tower
3. Suspension tower
4. Tension tower
5. Transposition tower (fasa ditukar)
6. Gantry tower (dalam 1 tower terdapat 5 saluran transmisi)
7. Combined tower
Itulah pengertian secara umum tentang tiga elemen utama saluran transmisi, yaitu konduktor,
isolator dan infrastruktur tiang penyangga, selanjutnya akan dijelaskan mengenai konduktor dan
hubungannya dengan GMD (Geometric Mean Distance), serta GMR (Geometric Mean Radius).
Konduktor yang sering digunakan adalah yang terbuat dari bahan jenis tembaga dan
aluminium. Dengan melihat karateristik pada tabel 1, karena berat tembaga sekitar tiga kali berat
aluminium dan jika aluminium digunakan dengan diameter yang sama dengan aluminium, maka
tempat sambungan kabelnya pada tiang penyangga harus besar dan juga tekukan kabel, tembaga
akan melengkung lebih jauh dibandingkan dengan aluminium. Hal ini dikarenakan terdapat
prosedur berapa panjang lengkungan kabel berdasarkan diameter. Berikut ilustrasinya :
1.
Pada dasarnya induktansi pada saluran transmisi dibagi menjadi dua, yaitu induktansi internal
dan induktansi eksternal. Induktansi internal dikarenakan adanya fluks magnetik di dalam
konduktor, sedangkan induktansi eksternal dikarenakan adanya fluks magnetik di luar konduktor.
Untuk menghitung induktansi internal dan eksternal saluran transmisi, maka fluks internal dan
fluks eksternal harus dihitung dan kemudian dibagi dengan arus yang mengalir.
Berikut perumusan untuk fluks internal dan induktansi internal :
, dengan r adalah permeabilitas relatif bahan, sedangkan untuk fluks ekternal dan juga
induktansi eksternal diantara dua titik D1 dan D2 dapat dirumuskan sebagai :
Dan dengan menganggap D1 sama dengan jari-jari konduktor r dan D2 sama dengan D, maka
persamaan (6) akan menjadi:
Dari persamaan (4) dan (7), maka induktansi konduktor karena fluks internal dan eksternal dapat
ditentukan sebagai berikut:
Jika persamaan (9) dan persamaan (7) saling dibandingkan, maka nilai r dapat dikatakan sebagai
jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga tidak mempunyai fluks internal. Namun,
tetap mempunyai induktansi yang sama dengan konduktor berjari-jari r.
Induktansi konduktor lain (Lb, Lc,.Ln) dapat didapat juga dengan menggunakan cara yang
sama, sedangkan induktansi rata-rata dari salah satu berkas pada kelompok konduktor x
dinyatakan sebagai:
Konduktor x terdiri dari n-berkas konduktor yang terhubung secara paralel. Meskipun induktansi
dari berkas yang berbeda bernilai tidak sama, induktansi rata-rata dari masing-masing berkas
tersebut bernilai sama dengan Lav,x. Dengan mengasumsikan bahwa induktansi rata-rata yang
diberikan di atas merupakan induktansi dari n-berkas yang diparalelkan, maka total induktansi
pada konduktor x adalah
GMR (Geometric Mean Radius) merupakan jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga
tidak mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai induktansi yang sama dengan
konduktor berjari-jari r, sedangkan GMD (Geometric Mean Distance) merupakan suatu nilai
yang menggantikan konfigurasi asli konduktor-konduktor dengan sebuah jarak rata-rata hipotesis
(hypothetical mean distance) sehingga induktansi bersama dari konfigurasi tersebut tetap sama.
Besarnya GMD dan GMR adalah :
Induktansi konduktor y dapat dicari dengan cara yang sama. Geometric Mean Radius
GMRy akan berbeda nilai dengan GMRx. Akan tetapi, nilai GMD-nya akan tetap sama.
Pada saluran transmisi tiga fasa, untuk mendapatkan induktansi yang seimbang (sama pada tiap
phasa), saluran transmisi perlu ditransposisikan sebanyak tiga kali
r = 30 mm = 0.03 m
D = 500 mm = 0.5 m
Durat = 7000 mm = 7 m
Dengan nilai permeabilitas r = 1, maka:
Mencari GMD :
Asumsi :
500 mm < 7000mm, maka 500mm bisa diabaikan dengan dianggap kecil.
Dab = 7 m
Dbc = 7 m
Dac = 14 m
Dan menggunakan persamaan (15), induktansinya adalah:
1.
Mencari GMD
2.
Mencari L
3.
KESIMPULAN :
Untuk mencari nilai induktansi suatu saluran transmisi, terlebih dahulu dicari besarnya nilai
GMR dan GMD dari saluran tersebut. Dengan kita mengetahui besarnya induktansi saluran,
maka besarnya reaktansi induktif saluran (XL). Dengan kata lain GMR dan GMD digunakan
untuk mengetahui besarnya reaktansi induktif. Selain itu, GMD dan GMR juga mampu
mengetahui berapa besarnya kapasitansi saluran dan impedansi saluran, sehingga besarnya susut
tegangan nanti dapat dikendalikan melalui parameter impedansi, kapasitif dan induktansi saluran
transmisi.